Anda di halaman 1dari 7

Diagnosa Keperawatan: Definisi Nanda International :

Kerusakan Integritas Kerusakan pada membrane mukosa, kornea, sistem integument, muscular fascia, otot, tendon, tulang,
Jaringan (Domain 11. kartilago, joint capsule dan atau ligament.
Keamanan, Kelas 2.
Cedera fisik)
Komponen Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Integritas jaringan: Kulit dan Membran Perawatan Luka:
Batasan Karakteristik : Mukosa: 1. Angkat balutan dan plester perekat.
 Cedera pada 1. suhu kulit 2. Cukur rambut di sekitar daerah yang terkena,
jaringan 2. sensasi sesuai kebutuhan
 Kerusakan jaringan 3. elastisitas 3. Monitor karakteristik luka, termasuk drainase,
4. hidrasi warna, ukuran, dan bau.
Related Factors 5. keringat 4. ukur luas luka, yang sesuai.
 Perubahan 6. tekstur 5. singkirkan benda-benda yang tertanam [pada luka]
metabolism 7. ketebalan (misalnya, serpihan, kutu, kaca, kerikil, logam).
 Perubahan sensasi 8. perfusi jaringan 6. Bersihkan dengan normal saline atau pembersih
 Agen injuri kima 9. pertumbuhan rambut pada kulit yang tidak beracun, dengan tepat.
(seperti burn, 10. integritas kulit 7. Berikan rawatan insisi pada luka, yang diperlukan.
capsaicin, methylene 11. pigmentasi upnormal 8. Berikan perawatan ulkus pada kulit, yang
chloride, mustard 12. lesi pada kulit diperlukan.
agent) 13. lesi mukosa membran 9. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi.
 Kelebiihan volume 14. jaringan parut 10. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka.
cairan 15. eritema 11. Perkuat balutan [luka], sesuai kebutuhan.
 Penuaan 16. nekrosis 12. Pertahankkann teknik balutan steril ketika
17. pengelupasan kulit melakukan perawatan luka, dengan tepat.
 Temperatut
13. Ganti balutan sesuai denganjumlah eksudat dan
lingkungan yang
Respon alergi: Lokal drainase.
ekstrim
1. Nyeri sinus 14. Periksa luka setiap kali perubahan balutan.
 High voltage power
2. Nyeri kepala 15. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka.
supply
3. Konjungtivitis 16. Posisikan untuk menghindari menempatkan
 Kelembapan 4. Lakrimasi (pengeluaran air mata ketegangan pada luka, dengan tepat.
 Ketidakseimbangan berlebihan) 17. Reposisi pasien setidaknya setiap 2 jam, dengan
status nutrisi (seperti 5. Rhinitis tepat.
malnutrisi) 6. Bersin 18. Dorong cairan, yang sesuai.
 Sirkulasi terganggu 7. Sekresi mukosa 19. Rujuk pada praktisi ostomy, dengan tepat.
 Kerusakan mobilitas 8. Edema sirkumoral 20. Rujuk pada ahli diet, dengan tepat.
 Volume cairan tidak 9. Edema periorbital 21. Beri unit TENS (stimulasi saraf transkutan listrik)
cukup 10. Rasa gatal setempat (lokal) untuk meningkatkan peyembuhan luka, dengan
 Kurang pengetahuan 11. Ruang kulit setempat (lokal) tepat.
tentang menjaga 12. Eritema setempat (lokal) 22. Tempatkan alat-alat untuk mengurangi tekanan
integritas jaringan 13. Peningkatan suhu kulit setempat (yaitu, tempat tidur isi udara, busa, atau kasur gel;
 Kurang pengetahuan 14. Nyeri setempat bantalan tumit atau siku; bantal kursi), dengan tepat.
tentang melindungi 15. Granuloma setempat 23. Bantu pasien dan keluarga mengenai cara
integritas jaringan penyimpanan dan pembuangan balutan dan
 Faktor mekanis Penyembuhan Luka: Primer pasokan/suplai.
 Peripheral 1. Memperkirakan kondisi kulit 24. Anjurkan pasien atau anggota keluarga pada
neuropathy 2. Memperkirakan kondisi tepi luka prosedur perawatan luka.
 Radiasi 3. Pembentukan bekas luka 25. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal
 Agen farmaseutikal 4. Drainase purulent tanda dan gejala infeksi.
 Prosedur 5. Drainase serosa 26. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan
pembedahan 6. Drainase sanguinis tampilan.
7. Drainase serosanguinis
8. Drainase sanguinis dari drain Perawatan Luka Tekan
9. Drainase sero sanguinis dari drain 1. Catat karakteristik luka tekan setiap hari, meliputi
10. Eritema kulit di sekitarnya ukuran (panjang x lebar x dalam), tingkatkan luka (I –
11. Lebab di kulit di sekitarnya IV), lokasi, eksudat, granulasi, atau jaringan nekrotik,
12. Periwound edema dan epitelisasi.
13. Peningkatan suhu kulit 2. Monitor warna, suhu, udem, kelembaman, dan
14. Bau luka busuk kondisi area sekitar luka.
3. Jaga agar luka tetap lembab untuk membantu
Penyembuhan Luka: Sekunder proses penyembuhan.
1. Graulasi 4. Berikan pelembab yang hangat disekitar area luka
2. Pembentukan bekas luka untuk meningkatkan perfusi darah dan suplai
3. Ukuran luka berkurang oksigen.
4. Drainase purulent 5. Bersihkan kulit sekitar luka dengan sabun yang
5. Drainase serosa lembut dan air.
6. Drainase sanguinis 6. Lakukan debridement jika diperlukan.
7. Drainase serosanguinis 7. bersihkan luka dengan cairan yang tidak
8. Eritema di kulit sekitarnya berbahaya, lakukan pembersihan dengan gerakan
9. Periwound edema sirkuler dari dalam keluar.
10. Peradangan luka 8. Gunakan jarum suntik ukuran 19 dan suntikkan 35
11. Kulit melepuh cc untuk membersihkan luka dalam.
12. Kulit maserasi 9. Catat karakteristik cairan luka.
13. Nekrosis 10. Pasang balutan adesif yang elastik pada luka,
14. Pelepasan sel (sloughing) jika memungkinkan.
15. Lubang pada luka 11. Berikan saline untuk menggosok jika diperlukan.
16. Kantung luka 12. Berikan salep jika dibutuhkan.
17. Pembentukan saluran sinus 13. Lakukan pembalutan dengan tepat.
18. Bau busuk luka 14. Berikan obat-obatan oral.
15. Monitor tanda dan gejala infeksi di area luka.
Perawatan ostomi sendiri 16. Ubah posisi setiap 1-2 jam sekali untuk
1. Menjelaskan fungsi ostomy mencegah penekanan.
2. Menjelaskan tujuan ostomy 17. Gunakan tempat tidur khusus anti decubitus.
3. Terlihat nyaman dengan adanya stoma 18. Gunakan alat-alat pada tempat tidur untuk
4. Mengukur stoma untuk alat yang tepat melindungi pasien.
5. Menjaga perawatan kulit disekitar ostomy 19. Yakinkan asupan nutrisi yang adekuat.
6. Menggunakan teknik irigasi yang benar 20. Monitor status nutrisi.
7. Mengosongkan kantung ostomy 21. Pastikan bahwa pasien mendapat diit tinggi kalori
8. Monitor komplikasi yang berhubungan tinggi protein.
dengan stoma 22. Ajarkan pasien dan keluarga akan adanya tanda
9. Memonitor jumlah dan konsistensi feses kulit pecah-pecah.
10. Mengikuti jadwal untuk mengganti kantung 23. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
ostomy perawatan luka.
11. Mendapatkan pasokan ostomy 24. Fasilitasi pasien agar dapat berkonsultasi dengan
12. Menghindari makanan dan cairan yang bisa perawat ahli luka, jika dibutuhkan.
menyebabkan flatus
13. Menjaga asupan cairan yang adekuat Pengecekan Kulit
14. Mengikuti diet yang dianjurkan 1. Periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan
15. Menghindari makanan yang bisa adanya kemerahan, kehangatan ekstrim, edema,
menimbulkan bau atau drainase.
16. Mamodfikasi kegiatan sehari-hari untuk 2. Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi,
mengoptimalkan perawatan diri tekstur, edema, dan ulserasi pada ekstremitas.
17. Memperoleh bantuan dari professional 3. Periksa kondisi luka operasi, dengan tepat.
kesehatan 4. Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi
18. Mengungkapkan penerimaan terhadap pasien yang berisiko mengalami kerusakan kulit
ostomy (misalnya, skala braden)
5. Monitor warna dan suhu kulit.
Keparahan Infeksi 6. Monitor kulit dan selaput lendir terhadap area
1. Kemerahan perubahan warna, memar, dan pecah.
2. Vesikel yang tidak mengeras permukaannya 7. Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet.
3. Cairan luka yang berbau busuk 8. Monitor kulit untuk adanya kekeringan yang
4. Sputum purulen berlebihan dan kelembaban.
5. Piuria/nanah dalam urin 9. Monitor sumber tekanan dan gesekan.
6. Demam 10. Monitor infeksi, terutama di daerah edema.
7. Hipotermia 11. Periksa pakaian yang terlalu ketat.
8. Ketidakstabilan suhu 12. Dokumentasikan perubahan membrane mukosa.
9. Nyeri 13. Lakukan langkah-langkah untuk mencegah
10. Jaringan lunak kerusakan lebih lanjut (misalnya, melapisi kasur,
11. Gejala-gejala gastrointestinal menjadwalkan reposisi)
12. Limfadenopati 14. Ajarkan anggota keluarga/pemberi asuhan
13. Malaise mengenai tanda-tanda kerusakan kulit, dengan tepat.
14. Menggigigl
15. Gangguan koknesi yang tidak bisa Perawatan Tirah Baring
dijelaskan 1. Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring
16. Lethargy 2. Tempatkan matras atau kasur terapeutik dengan
17. Hilang nafsu makan cara yang tepat.
18. Kolonisasi kultur darah 3. posisikan sesuai body alignment yang tepat.
19. Kolonisasi pada alat bantu akses vascular 4. Hindari menggunakan kain linen kasur yang
20. Kolonisasi lultur sputum teksturnya kasar.
21. Kolonisasi kultur area luka 5. Jaga kain linen kasur tetap bersih, kering dan
22. Kolonisasi kultur urin bebas kerutan.
23. Kolonisasi kultur feses 6. Aplikasikan papan untuk kaki di tempat tidur
24. Peningkatan jumlah sel darah putih pasien.
25. Depresi jumlah sel darah putih 7. Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi
pasien.
Pengetahuan: Manajemen infeksi 8. Aplikasikan alat untuk mencegah terjadinya
1. Cara penularan footdrop.
2. Faktor yang berkontribusi pada penularan 9. Tinggikan teralis tempat tidur, dengan cara yang
infeksi tepat.
3. Praktik yang mengurangi transmisi 10. Letakkan alat untuk memposisikan tempat tidur
4. Tanda dan gejala infeksi dalam jangkauan yang mudah.
5. Prosedur pemantauan untuk infeksi 11. Letakkan lampu panggilan berada dalam
6. Pentingnya sanitasi tangan jangkauan pasien.
7. Tindakan untuk meningkatkan daya tahan 12. Letakkan meja di samping tempat tidur berada
terhadap infeksi dalam jangkauan pasien.
8. Pengobatan untuk infeksi yang terdiagnosis 13. Tempelkan trapeze [segi tiga] di tempat tidur,
9. Tindak lanjut untuk infeksi yang terdiagnosis dengan cara yang tepat.
10. Pentingnya mematuhi pengobatan 14. Balikkan pasien, sesuai kondisi kulit.
11. Strategi mengelola stress 15. Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi
12. Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan paling tidak setiap 2 jam, sesuai dengan jadwal yang
dari seorang professional kesehatan spesifik.
16. Monitor kondisi kulit pasien.
17. Ajarkan latihan di tempat tidur, dengan cara yang
tepat.
18. Fasilitasi penggiliran kecil dari berat badan.
19. Bantu menjaga kebersihan (misalnya, dengan
menggunakan deodorant atau parfum)
20. Aplikasikan aktifitas sehari-hari.
21. Berikan stoking antiembolo.
22. Monitor komplikasi dari tirah baring (misalnya,
kehilangan tonus otot, nyeri punggung, konstipasi,
peningkatan stress, depresi, kebingungan,
perubahan siklus tidur, infeksi saluran kemih,
kesulitan dalam berkemih, pneumonia).

Perlindungan infeksi
1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistematik
dan lokal.
2. Monitor kerentanan terhadap energi.
3. Tinjau riwayat dilakukannya perjalanan
internasional dan global.
4. Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan hasil-
hasil diferensial.
5. Ikuti tindakan pencegahan neutropenia, yang
sesuai.
6. Batasi jumlah pengunjung, yang sesuai.
7. Hindari kontak dekat dengan hewan peliharaan
dan penjamu dengan imunitas yang membahayakan
(immune-compromised).
8. Skrining semua pengunjung terkait penyakit
menular.
9. Pertahankan asepsis untuk pasien berisiko.
10. Pertahankan teknik-teknik isolasi, yang sesuai.
11. Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area
yang mengalami edema.
12. Periksa kulit dan selaput lendir untuk adanya
kemerahan, kehangatan ekstrim, atau drainase.
13. Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau luka.
14. Dapatkan kultur yang diperlukan.
15. tingkatkan asupan nutrisi yang cukup.
16. Anjurkan asupan cairan, dengan tepat.
17. Anjurkan istrahat.
18. Pantau adanya perubahan tingkat energi atau
malaise.
19. Anjurkan peningkatan mobilitas dan latihan,
dengan tepat.
20. Anjurkan pernapasan dalam dan batuk, dengan
tepat.
21. Berikan agen imusisasi, dengan tepat.
22. Instruksikan pasien untuk minum antibiotic untuk
infeksi-infeksi virus.
23. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada pemberi layanan kesehatan.
24. Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana
cara menghindari infeksi.
25. Kurangi buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan
merica dalam diet pasien dengan neutropenia.
26. Singkirkan bunga-bunga segar dan tanaman-
tanaman di area pasien, dengan tepat.
27. Berikan ruang pribadi, yang diperlukan.
28. Pastikan keamanan air dengan mengajukan
hiperklorinasi dan pemanasan lebih, dengan tepat.
29. Lapor dugaan ineksi pada personil pengendali
infeksi.
30. Lapor kultur positif pada personil pengendali
infeksi.

Pengurangan Perdarahan: Luka


1. Gunakan tekanan manual pada area perdarahan
atau area yang berpotensi perdarahan.
2. Gunakan kantong es pada area yang sakit.
3. Gunakan balutan tekan pada bagian yang
berdarah.
4. Gunakan alat mekanik (misalnya, klem tipe C)
untuk menberikan tekanan dengan jangka waktu
yang lebih lama, jika diperlukan.
5. Ganti atau tambahkan balutan tekan, jika
diperlukan.
6. Monitor tanda-tanda vital, jika diperlukan.
7. Monitor intake dan output secara akurat.
8. Tempatkan area yang mengalami perdarahan
pada posisi yang lebih tinggi.
9. Lakukan irigasi kandung kemih berkala jika
diperlukan.
10. Monitor ukuran dan karakter dari bekuan darah,
jika ada.
11. Monitor nadi di bagian distal lokasi perdarahan.
12. Instruksikan pasien untuk memberikan tekanan
pada area yang sakit keika bersin, batuk, dan
lainnya.
13. Instruksikan pasien untuk membatasi aktifitas,
jika diperlukan.
14. instruksikan pasien dan atau keluarga mengenai
tanda-tanda perdarahan dan hal yang harus
dilakukan (misalnya, memberitahu perawat) jika
perdarahan berlanjut.

Perawatan Luka: Tidak Sembuh


1. Berikan control nyeri yang memadai (misalnya,
relaksasi, distraksi, terapi analgesik harus diberikan
sebelum dan sesudah membalut luka)
2. setuju untuk mengambil waktu istirahat saat
melakukan prosedur pada ulkus.
3. Rendam bantalan balutan dalam larutan saline
sebelum mengangkat balutan, pada saat yang tepat.
4. Gambarkan karakteristik ulkus, catar ukuran,
lokasi, cairan yang keluar, warna, perdarahan, nyeri,
bau, dan edema.
5. Catat perubahan evolusi ulkus yang diamati.
6. Catat tanda dan gejala infeksi luka.
7. Catat tanda-tanda dermatitis pada kulit pada
tepian ulkus, gunakan krim pembatas, dengan tepat.
8. Irigasi ulkus dengan air atau larutan saline, hindari
tekanan yang berlebihan.
9. Hindari menyeka ketika membersihkan.
10. Hindari penggunaan antiseptik.
11. Bersihkan ulkus, dimulai dengan area terbersih
bergerak menuju area yang kotor.
12. Tepuk lembut kulit pada pada tepian ulkus yang
kering.
13. Hindari pengangkatan jaringan secara mekanik
atau dengan bahan kimia.
14. Oleskan obat tipikal (sitoskastik, antibiotic,
analgesik) seperti yang diminta.
15. Gunakan balutan karbon aktif, jika sesuai.
16. Gunakan balutan berdaya serap tinggi pada
kasus-dengan cairan [luka] yang sangat banyak.
17. Tempatkan perangkat drainase, jika diperlukan.
18. Lakukan tekanan manual pada tempat
perdarahan atau area yang potensial untuk terjadinya
perdarahan.
19. Diskusikan dengan pasien aspek yang paling
mengkhawatirkan dari ulkus.
20. Pastikan dampak ulkus pada kualitas hidup
pasien (misalnya, tidur, nafsu makan, aktivitas,
humor, hubungan).
21. Demonstrasikan kepada pasien atau anggota
keluarga mengenai prosedur untuk merawat ulkus,
yang sesuai.
22. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai
tanda-tanda infeksi.
23. Bantu pasien dan keluarga untuk mendapatkan
bahan balutan yang diperlukan.
24. Demonstrasikan kepada pasien dan keluarga
bagaimana membuang balutan bekas.
25. Demonstrasikan metode untuk melindungi luka
dari pukulan, tekanan, dan gesekan (misalnya,
penggunaan bantal, alas duduk, bantalan).
26. Dorong pasien untuk terlibat dalam kegiatan
sosial, olahraga, dan relaksasi, yang sesuai.
27. Dorong pasien untuk melihat bagian tubuh yang
telah mengalami perubahan.
28. Memberikan pasien dan keluarga pengasuh
dengan dukungan emosional.
29. Identifikasi metode untuk mengurangi dampak
yang disebabkan oleh cacat apapun melalui
penggunaan pakaian, jika sesuai.
30. Bantu pasien untuk mengambil tanggung jawab
yang lebih besat terhadap perawatan diri, sejauh
mungkin.
31. Dorong pasien dan keluarga untuk berperan aktif
dalam perawatan dan rehabilitasi, yang sesuai.

Perawatan Ostomi
1. Anjurkan pasien/orang terdekat lainnya terkait
dengan penggunaan alat perawatan ostomi.
2. Suruh pasien/orang terdekat untuk menunjukkan
bagaimana penggunaan alat ostomy.
3. Bantu pasien untuk memeroleh peralatan yang
dibutuhkan.
4. Letakkan perangkat ostomi dengan tepat
sebagaimana mestinya.
5. Monitor luka sayatan/penyembuhan stoma.
6. Monitor komplikasi paska operasi dengan tepat
seperti obstruksi usus, ileus paralitik, kebocoran
anastomosis, atau pemisahan mukokutaenus.
7. Monitor stoma/penyembuhan jaringan sekitarnya
serta adaptasi terhadap alat ostomy dengan tepat.
8. Bantu pasien dalam perawatan diri.
9. Dorong pasien/orang terdekat lainnya untuk
mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran
mengenai citra tubuh.
10. eksplorasi perawatan ostomy pasien.
11. Jelaskan kepada pasien arti perawatan ostomy
dalam rutinitasnya sehari-hari.
12. Bantu pasien untuk merencanakan waktu untuk
rutinitas perawatannya.
13. Anjurkan pasien bagaimana memonitor
komplikasi (misalnya, kerusakan mekanis, kerusakan
kimia, ruam, kebocoran, dehidrasi, infeksi).
14. Anjurkan pasien terkait bagaimana mekanisme
untuk mengurangi aroma/bau.
15. Monitor pola eliminasi.
16. Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan pola eliminasi.
17. Instruksikan pasien/orang terdekat lainnya
mengenai diet yang tepat dan diharapkan dalam
fungsi eliminasi.
18. Berikan dukungan dan bantuan saat pasien
mengembangkan ketetampilan dalam merawat
stoma/jaringan sekitarnya.
19. Ajarkan pasien untuk mengunyah secara
menyeluruh, hindari makanan yang menyebabkan
gangguan pencernaan di masa lalu, menambah
makanan baru satu per satu, dan minum banyak
cairan.
20. Instruksikan latihan kegel jika pasien memiliki
kantung ileoanal.
21. Anjurkan pasien untuk melakukan intubasi dan
menguras kantong Indiana setiap kali terasa penuh (
setiap 4 sampai 6 jam)
22. Diskusikan dengan tepat mengenai kekhawatiran
terkait dengan fungsi seksual.
23. Dorong kunjungan oranf-orang dari kelompok
pendukung yang memiliki konndisi yang sama.
24. Ungkapkan keyakinan bahwa pasien dapat
melanjutkan kehidupan normal dengan ostomi.
25. Dorong partisipasi dalam kelompok dukungan
ostomy setelah pulang.

Anda mungkin juga menyukai