A. Mengkaji Luka
1. Kondisi luka
a. Warna dasar luka
Slough (yellow)
Necrotic tissue (black)
Infected tissue (green)
Granulating tissue (red)
Epithelialising (pink)
b. Lokasi ukuran dan kedalaman luka (panjang x lebar x
dalam)
Eksudat dan bau
Tanda-tanda infeksi
Keadaan kulit sekitar luka : warna dan
kelembaban
Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
c. Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
d. Status vascular : Hb, TcO2
e. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan
vaskularisasi lainnya
B. Mencuci Luka
Persiapan
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley
Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup:
Pinset anatomis (2 buah)
Pinset chirurgis (2 buah)
Handscoon steril
Kom steril (2 buah)
Kassa dan kapas steril secukupnya
Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan)
Alat Lain:
Gunting Verband/plester
Plester
Nierbekken (Bengkok)
Lidi kapas
Was bensin
Alas / Perlak
Selimut Mandi
Kapas Alkohol dalam tempatnya
Betadine dalam tempatnya
Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%)
Lembar catatan klien
3. Setelah lengkap bawa peralatan ke dekat klien.
Melakukan perawatan luka
1. Mencuci tangan
2. Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan
peralatan steril.
3. Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur
kenyamanan klien
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh
lidi kapas.
Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1
1
Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis
2 lapis)
Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal
Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan
Dokumentasi
penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D Winter pada tahun 1962
adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini
antara lain:
1. Mempercepat fibrinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis
yang lembab.
6. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Pada keadaan
a. Film Dressing
1. Semi-permeable primary atau secondary dressings
2. Clear polyurethane yang disertai perekat adhesive
3. Conformable, anti robek atau tergores
4. Tidak menyerap eksudat
5. Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi
6. Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak Contoh:
atau slough
3. Occlusive > hypoxic environment untuk mensupport
angiogenesis
4. Waterproof
5. Indikasi : luka dengan epitelisasi, eksudat minimal
6. Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV
c. Alginate
1. Terbuat dari rumput laut
2. Membentuk gel diatas permukaan luka
3. Mudah diangkat dan dibersihkan
4. Bisa menyebabkan nyeri
5. Membantu untuk mengangkat jaringan mati
6. Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita
7. Indikasi : luka dengan eksudat sedang s.d berat
8. Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering.
Allevyn, Versiva
e. Terapi alternative
1. Zinc Oxide (ZnO cream)
2. Madu (Honey)
3. Sugar paste (gula)
4. Larvae therapy/Maggot Therapy
5. Vacuum Assisted Closure
6. Hyperbaric Oxygen
Implementasi
(slough tissue)
b. Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat
c. Untuk merangsang granulasi
d. Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
e. Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids,
nekrotik (eschar)
b. Berikan lingkungan yg kondusif u/autolysis
c. Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
d. Hydrogels, hydrocolloid dressing
3. Luka terinfeksi
a. H Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan
untuk re-surfacing
b. Transparent films, hydrocolloids
c. Balutan tidak terlalu sering diganti
6. Balutan kombinasi
a. Untuk hidrasi luka : hydrogel + film atau hanya hydrocolloid
b. Untuk debridement (deslough) : hydrogel + film/foam atau
+ film/foam
c. Untuk memanage eksudat sedang s.d berat : extra