Anda di halaman 1dari 11

Laporan Reading Journal

“Latihan Gerak Pasif pada Pasien Stroke”

Oleh:
Rizka Damayanti
R014172019

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(……………………….) (……………………….)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Latar Belakang:
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak yang terjadi secara mendadak (Mansjoer , 2010). Sedangkan menurut Khalid
(2012) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang sangat cepat akibat dari
gangguan fungsi otak fokal dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Kasus stroke meninngkat di negara maju seperti Amerika Serikat. Berdasarkan
American Heart Association (AHA) dan Amerikan Stroke association (ASA) menyatakan
bahwa setiap tahunnya sekitar 795.000 orang mengalami stroke baru atau berulang. Sekitar
610.000 di antaranya adalah serangan pertama, dan 185.000 adalah serangan berulang. Pada
tahun 2015, kematian akibat stroke mencapai 11,8% dari total kematian di seluruh dunia
sehingga stroke menjadi penyebab global yang terkemuka kedua kematian di balik penyakit
jantung. Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika
yang terkena serangan stroke. Dan pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan
meninggal karena stroke.
Berdasarkan data Riskesdas (2018) prevalensi kejadian stroke di Indonesia prevalensi
stroke meningkat dari 7% menjadi 10,9%. Hal ini didukung oleh meningkatnya prevalensi
hipertensi dari 25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini
berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol,
aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
Stroke pada kelompok lansia terjadi terutama karena faktor degeneratif yaitu penebalan
dinding pembuluh darah, sehingga mengeras dan menyempit (arterioklerosis) yang dapat
menyebabkan sumbatan (emboli). Hal ini juga memungkinkan terjadi pecahnya pembuluh
darah karena penyampitan pembuluh darah menyebabkan jantung memompa darah lebih
cepat. Secara umum kurangnya aliran darah dan oksigen menyebabkan serangkaian reaksi
biokima, yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf di otak (Nurarif, 2015).
Masa tua merupakan masa di mana seseorang akan mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap. gerak motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
sistem syaraf, kekuatan otot, dan kelentukan atau luas gerak sendi. Sendi kehilangan
fleksibilitasnya sehingga terjadi penurunan luas gerak sendi. kemunduran kartilago sendi,
sebagian besar terjadi pada sendi- sendi yang menahan berat yakni pada sendi ekstremitas
bagian bawah, seperti sendi pinggul dan sendi lutut.
Adapun terapi yang dapat kita lakukan yaitu Terapi komplementer dikenal dengan
terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Menurut Andrews
et.al.(1999)Komplementer adalah terapi yang dilakukakan dengan cara tradisional yang
digabung dengan terapi modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau
aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi
komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistic (Widyatuti, 2008).
Menurut Stuart G.W, Keliat B.A, & Pasaribu J, (2016) Terapi komplementerdan alternative
atau Complementary and alternative medicine (CAM) merupakan salah satu terapi yang saat
menjadi isu di banyak negara dan banyak diminati oleh masyarakat. Terapi komplementer dan
alternative (CAM) menurut The National Center for Complementary and alternative
Medicine (NCCAM) USA adalah suatu pengobatan secara integrative sebagai upaya
menggabungkan terapi medis utama dan terapi komplementer serta alternative lainnya.
Terdapat berbagai macam terapi komplementer/ modalitas yang dapat dilakukan pada
lansia yang menderita stroke , yaitu latihan kontraksi otot isometrik dan isotonik, latihan
kekuatan, latihan aerobik, latihan rentang gerak (Range of Motion). Menurut Potter & Perry
(2006) latihan ROM merupakan salah satu altenatif latihan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kemampuan menggerakkan sendi secara normal, dan secara aktif
sehingga dapat memaksimalkan luas gerak sendi.

B. Studi Pustaka
1. Penelitian Sebelumnya
Latihan ROM adalah suatu jenis gerakan atau kegiatan latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki mobilitas sendi. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan fleksibilitas sendi, fungsi aktivitas, persepsi nyeri, dan gejala depresi pada
penderita stroke jangka panjang. Penelitian ini menggunakan metode uji coba terkontrol
secara acak dengan kelompok perawatan biasa dan dua kelompok intervensi. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke sebanyak 219 orang. Ada 83 orang
yang memenuhi kriteria inklusi tetapi hanya 65 orang yang memberikan persetujuan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Teknik sampel yang digunakan adalah acak. Ada 17
orang dikelompok perawatan biasa, 21 orang di intervensi kelompok I dan 21 orang di
intervensi kelompok II. Instrument Penelitian ini menggunakan skala Likert 4-point. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sebuah program latihan rentang gerak sederhana
dapat menghasilkan efek positif dalam meningkatkan fungsi fisik dan psikologis lansia
yang terbaring di tempat tidur dengan stroke.
Penelian yang sama juga dilakukan oleh Kim, Lee, & Sohng (2014) dimana
penelitian ini bertujuan Untuk mengevaluasi efek dari latihan gerak pasif awal pada fungsi
ekstremitas dan aktivitas sehari-hari. Populasi pada penelitian ini adalah pada pasien
dengan stroke akut sebanyak 37 pasien di unit perawatan intensif, ditugaskan untuk
kelompok eksperimen (n = 19) dan kelompok kontrol (n = 18). Kelompok eksperimental
dilakukan latihan gerak sebanyak gerak dua kali sehari, selama 4minggu, setelah pretest
pasien dalam kelompok kontrol dilakukan berbagai latihan gerak dengan cara yang sama
selama 2 minggu dimulai 2 minggu setelah pretest. Fungsi ekstremitas atas (edema,
rentang gerak), fungsi manual, dan aktivitas sehari-hari dari kedua kelompok diukur
sebelum dan empat minggu setelah intervensi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa berbagai pasif latihan gerak pada tahap awal dapat meningkatkan fungsi ekstremitas
dan aktivitas sehari-hari pada pasien dengan stroke. Dimana Kelompok eksperimental
menunjukkan penurunan yang signifikan dalam edema ekstremitas atas dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hal ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
rentang gerak, fungsi ekstremitas atas, dan aktivitas sehari-hari dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
C. Alasan menjadi tinjauan
Alasan yang mendasari penelitian tersebut menjadi tinjauan karena sesuai dengan kasus
subjek tidak dapat beraktivitas sehari-hari karena gerakan terbatas dan terjadinya kelumpuhan
tubuh bagian kanan dikarenakan riwayat stroke. Tujuan penelitian tersebut sejalan dengan
tujuan intervensi yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi ROM pasif
pada Stroke hemiplegia. Terapi ROM pasif ini bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan fleksibilitas sendi, fungsi aktivitas, persepsi nyeri, dan gejala depresi.
D. Metode
Metode dalam penelitian studi eksperimental menggunakan berbagai desain eksperimental
randomized controlled studie. Dalam pelaksanaan pemberian intervensi ke pasien terlebih
dahulu meminta persetujuan pasien kemudian menjelaskan mengenai maksud dan tujuan
intervensi yang akan diberikan kepada pasien. Setelah mendapat persetujuan pasien diminta
untuk berbaring dengan posisi sesuai yang dianjurkan dan pasien diminta untuk mengikuti
instruksi yang diberikan.

E. Lampiran
1. Definisi
Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap
2. Tujuan
a. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan
secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
b. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
3. Indikasi
Dilakukan pada pasien bedrest lama, pasien yang berisiko kontraktur dan pada pasien
dengan hemiparese/post stroke serta pasien dengan Activity Daily Living dibantu total.
4. Prosedur Kerja
a. Latihan pasif anggota gerak atas
(Latihan ini di bantu oleh perawat,terapis atau penolong).
1) Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu.

2) Gerakan menekuk dan meluruskan siku.


3) Gerakan memutar pergelangan tangan

4) Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan.

5) Gerakan memutar ibu jari.

6) Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.


b. Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah.
1) Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha.

2) Gerakan menekuk dan meluruskan lutut.

3) Gerakan untuk pangkal paha.

4) Gerakan memutar pergelangan kaki


c. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas dan Bawah, meliputi :

1) Latihan I

2) Latihan II

3) Latihan III
4) Latihan IV

5) Latihan V

6) Latihan VI
7) Latihan VII

8) Latihan VIII

9) Latihan IX
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s handbook
of alternative and complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse

Association, A. H. (2018). Heart Diesease and Stroke.

Brenner, I. (2018). Effects of Passive Exercise Training in Hemiplegic Stroke Patients: A Mini-
Review. Sports Medicine and Rehabilitation Journal.

Brunner, & Suddarth. (2006). Keparawatan Medikal Bedah, Edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC .

Choi, Y., Lee, K., Shin, J., Kwon, J., & Park , E. (2016). Effects of a change in social activity on
quality of life among middle-aged and elderly Koreans: Analysis of the Korean
longitudinal study of aging. Geriatr Gerontol Int .

Huda, N. A., & Hardhi, K. (2015). Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1. Yogyakarta:
MediAction.

Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS.

Khalid, M. (2012). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kim, H. J., Lee, Y., & Sohng, K.-Y. (2014). Effects of Bilateral Passive Range of Motion
Exercise on the Function of Upper Extremities and Activities of Daily Living in Patients
with Acute Stroke. The Society of Physical Therapy Science, 49–156.

Mansjoer , A. (2010). Kapita Selekta kedokteran (4 ed.). Jakarta: Media Aesculapius.

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Rilantono, L. I. (2016). Penyakit kardiovaskuler. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Stuart G.W, Keliat B.A, & Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart. Singapore: Elsevier Pte Ltd.

Tseng, C.-N., Chen, C. C.-H., Wu, S.-C., & Lin, L.-C. (2006). Effects of a range-of-motion
exercise programme. JAN Original Research.

Widyatuti. (2008). Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia,


12 , 53-57.

Anda mungkin juga menyukai