Anda di halaman 1dari 26

PEMASANGAN EKG

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Pemasangan EKG adalah suatu tindakan yang


dilakukan yang bertujuan untuk merekam jantung.

TUJUAN Sebagai acuan dalam pemasangan EKG

URAIAN UMUM Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari


perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltase
yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam
perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan
dengan waktu.
Kegunaan pemasangan EKG :
 Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama
jantung/disritmia
 Memperkirakan adanya pembesaran jantung/
hipertropy atrium dan ventrikel
 Menilai fungsi pacu jantung

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Alat monitor EKG lengkap siap pakai dan dalam


keadaan baik
2. Kapas alkohol
3. Jelly khusus EKG
4. Kapas atau Kassa lembab

PROSEDUR 1. Cek alat EKG dan kelengkapannya


2. Cuci tangan
3. Mengucapkan salam
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Menyalakan Mesin EKG
PEMASANGAN EKG

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 2 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

8. Baringkan pasien dengan tenang di bed


9. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas
pasien serta melepas jam, tangan, gelang dan logam
lain.
10. Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan
kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan
tangan dan ke dua tungkai di lokasi pemasangan
manset electrode.
11. Mengoleskan Jelly EKG pada permukaan electrode.
Bila tidak ada jelly gunakan kapas basah.
12. Menyambungkan kabel EKG pada ke dua
pergelangan tangan dan ke dua tungkai pasien
untuk merekam ekstermitas lead (lead I , II , III, aVr,
aVF, AVL ) dengan cara sbb:
a. Warna merah pada tangan kanan
b. Warna hijau pada kaki kiri
c. Warna hitam pada kaki kanan
d. Warna kuning pada tangan kiri.
13. Memasang Elektrode dada untuk rekaman Precordial
Lead sbb:
V1 : Spatium interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan
sternum
V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
V3 : di tengah di antara V2 dan V4
V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiri
V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri
V6 : Sejajar V5 garis mid aksilaris
14. Membuat rekaman EKG secara berurutan sesuai
dengan pilihan Lead yang terdapat pada mesin EKG
15. Lepas electrode
16. Bersihkan tubuh pasien
17. Beritahu pasien perekaman sudah selesai
18. Matikan mesin EKG
19. Catat nama pasien , umur , jam dan tanggal
perekaman
20. Bereskan alat.

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


THERAPY NEBULIZHER

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Terapy Nebulizher adalah tindakan pembebasan jalan


nafas dengan nebulizher

TUJUAN Sebagai acuan dalam penggunaan nebulizher

URAIAN UMUM Manfaat therapy nebulizher :


 Melonggarkan jalan nafas
 Mengencarkan sekresi yang kental
 Mengurangi inflamasi

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Tabung O2 ( bila perlu )


2. Obat untuk bronchodilator antara lain ventolin,
farbivent
3. Masker oksigen
4. Nebulizher

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Jaga privacy klien
3. Mengatur posisi klien dalam posisi duduk
4. Dekatkan troly obat dan peralatan
5. Pastikan alat dalam kondisi baik
6. Bersihkan masker nebulizher dengan kapas
alkohol
7. Masukkan obat sesuai dosis yang telah
ditentukan dokter
8. Hubungkan nebulizher dengan kontak listrik
9. Hidupkan nebulizher dengan menekan tombol on
10. Pastikan uap keluar dri nebulizher
11. Pasangkan masker pada klien, jika klien berumur
< 1 tahun minta bantuan pada orang tua untuk
mempertahankan posisi masker.
THERAPY NEBULIZHER

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 2 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Sebaliknya pada anak-anak ajarkan dan motivasi


untuk memegang sendiri masker dan bernafas
melalui mulut dengan cara ambil nafas lambat
dan dalam kemudian menahan nafas selama
beberapa detik pada akhir mengambil nafas.
12. Observasi pasien ( sesuai kebutuhan )
13. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
14. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan
15. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada


pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah
dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set
(Potter, 2005)

TUJUAN Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau


pengobatan melalui infus

URAIAN UMUM Ukuran IV Chateter ( abbocath )


 Ukuran 16
Guna:
1) Dewasa
2) Bedah Mayor, Trauma
3) Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
 Ukuran 18
Guna:
1) Anak dan dewasa
2) Untuk darah, komponen darah, dan infus kental
lainnya
 Ukuran 20
Guna:
1) Anak dan dewasa
2) Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah,
komponen darah, dan infus kental lainnya
 Ukuran 22
Guna:
1) Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut)
2) Cocok untuk sebagian besar cairan infus
 Ukuran 24, 26
Guna:
1) Neonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia
lanjut)
2) Sesuai untuk sebagian besar cairan infus,
tetapi kecepatan tetesan lebih lambat
PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 2 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Infus set


2. IV Chateter (Abocath) sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Kapas alkohol
5. Standar infus
6. Plester
7. Cairan antiseptik (Bethadine)
8. Kasa steril
9. Sarung tangan steril.
10. Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan
10%, Ringer Lactat, dll. )

PROSEDUR 1. Petugas menyapa klien dengan ramah


2. Menjelaskan kepada klien tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas meminta tanda tangan formulir
persetujuan/penolakan tindakan medis kepada klien
atau keluarga
4. Cuci tangan
5. Gantung cairan infus pada standar infus
6. Desinfeksi tutup botol cairan dengan kapas alkohol,
lalu tusukkan slang infus
7. Buka tutup jarum lalu alirkan cairan sampai tidak
ada lagi udara di dalam slang infuse. Klem slang
dan tutup jarum kembali
8. Tentukan area penginfusan
9. Letakkan perlak dan alasnya di bawah area
penginfusan
10. Pasang sarung tangan
11. Bendung ekstremitas di atas area penginfusan
dengan karet pembendung (torniket)
12. Desinfeksi area penusukan, lalu tusukkan jarum
infuse ke dalam vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas
13. Bila berhasil, darah akan keluar (dapat dilihat pada
kanula). Lepaskan jarum dan sambungkan selang
infuse dengan kanula.
14. Segera lepaskan karet pembendung dan
longgarkan klem slang infuse untuk melihat
kelancaran tetesan cairan
15. Bila tetesan lancar fiksasikan kanula ke kulit
dengan plester
PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 3 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

16. Atur tetesan sesuai dengan instruksi


17. Tutupi area pemasangan infuse dengan kasa steril
dan plester
18. Atur letak ekstremitas yang terpasang infuse agar
tidak mudah bergerak sehingga kanula tidak
gampang bergeser, bila perlu pasang spalk
19. Bereskan alat-alat yang digunakan
20. Atur pasien senyaman mungkin
21. Cuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


PEMASANGAN NGT

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Pemasangan NGT adalah suatu tindakan memasukkan


selang melalui hidung sampai ke lambung yang berguna
untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi
makanan, cairan dan obat-obatan secara oral serta
untuk mengeluarkan isi lambung.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan Pemasangan


Nasogastrik Tube (NGT)

URAIAN UMUM NGT adalah singkatan dari nasogastric tube atau


sering juga disebut nasogastrik, merupakan istilah yang
merujuk pada pemasangan suatu selang yang
dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung.
Manfaat Tindakan NGT :
 Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa
yang ada dalam lambung(cairan, udara,darah,racun)
 Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan
cairan atau nutrisi)
 Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik
melalui analisa subtansi isi lambung
 Persiapan sebelum operasi dengan general
anaesthesia
 Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang
sedang melaksanakan operasi pneumonectomy
untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi
isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari
general anaesthesia)
Pemasangan NGT dilakukan pada :
 Pasien yg tidak sadar (koma)
 Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas :
stenosis esofagus, tumor mulud atau faring atau
esofagus, dll
 Pasien yang tidak mampu menelan
 Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau
esophagus
 Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
PEMASANGAN NGT

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 2 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

KEBIJAKAN

PERALATAN  Selang NGT


 Klem
 Spuit 10 cc atau sesuai kebutuhan
 Stetoskop
 gelas berisi air
 Plester
 Gunting
 Kain kassa
 Pelumas/jelly
 Perlak/pengalas
 Bengkok
 Sarung tangan
 Kapas alkohol
 Pinset anatomis
 Tissue
 Spatel lidah
 Senter
 Handuk
 Air dalam kom kecil
 Makanan dalam bentuk cair dan obat

PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan program terapi


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien
4. Menjaga privacy
5. Mengatur posisi pasien dalam posisi yang paling
nyaman (semi fowler)
6. Memakai sarung tangan
7. Membersihkan lubang hidung pasien
8. Memasang pengalas di atas dada
9. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari
prosesus xipoideus ke hidung belok ke daun telinga)
10. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran
panjang NGT yang akan dipasang
11. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila
pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan
ludah berulang-ulang)
12. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan
cara menginspirasi NGT dengan spuit atau
memasukkan udara 10cc sambil diauskultasi di
region lambung atau memasukkan ke dalam gelas
berisi air.
PEMASANGAN NGT

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 3 dari 3
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

13. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem disesuaikan


dengan tujuan pemasangan
14. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


1 dari 6
Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk


mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien

TUJUAN Sebagai acuan untuk :


 Mencegah berhentinya sirkulasi darah atau
berhentinya pernapasan
 Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi (melalui kompresi dada) dan ventilasi
(melalui bantuan napas penolong) dari pasien
yang mengalami henti jantung atau henti napas
melalui rangkaian kegiatan Resusitasi Jantung
Paru (RJP).

URAIAN UMUM Basic life support atau bantuan hidup dasar (BHD)/RJP
sudah sering diperkenalkan dalam situasi
kegawatdaruratan. Dalam perkembangannya, metode
BHD selalu mengalami penyempurnaan. BHD
sangat bermanfaat bagi penyelamatan kehidupan
mengingat dengan pemberian sirkulasi dan napas
buatan secara sederhana, BHD memberikan asupan
oksigen dan sirkulasi darah ke sistem tubuh terutama
organ yang sangat vital dan sensitif terhadap
kekurangan oksigen seperti otak dan jantung.
Berhentinya sirkulasi beberapa detik sampai beberapa
menit, asupan oksigen ke dalam otak terhenti, terjadi
hipoksia otak yang yang mengakibatkan kemampuan
koordinasi otak untuk menggerakkan organ otonom
menjadi terganggu, seperti gerakan denyut jantung dan
pernapasan.
Penyelamatan ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan
sesegera mungkin dan sebaik mungkin. Lebih baik
ditolong, walupun tidak sempurna daripada dibiarkan
tanpa pertolongan. Pada saat henti napas, kandungan
oksigen dalam darah masih tersedia sedikit, jantung
masih mampu mensirkulasikannya ke dalam organ
penting, terutama otak, jika pada situasi diberi bantuan
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 2 dari 6
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untuk


metabolisme tersedia dan henti jantung dapat dicegah.
Jika karena suatu kondisi napas buatan tidak dapat
diberikan, tetap lakukan kompresi karena di dalam tubuh
masih ada oksigen dan Cek ulang sirkulasi. Re-check
dihentikan bila napas normal telah kembali, jangan
menghentikan resusitasi
Multi penolong
1. Yakinkan ambulans (emergency team) telah
dipanggil
2. Pastikan seseorang telah mengambil alat yang perlu
digunakan
3. Lakukan pergantian setiap 2 menit untuk
menghindari kelelahan
4. Hidari gap waktu dalam pergantian personel secara
berlebihan
Kapan RJP dihentikan ?
1. Area menjadi tidak aman
2. Staf yang lebih ahli telah datang
3. Tanda-tanda kehidupan muncul
4. Tanda-tanda kematian: rigor mortis, dilatasi pupil
5. Kelelahan fisik penolong atau sudah 30 menit tidak
ada respon

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Resusitasi Bag.


2. Tong spatel.
3. Orofaring Tube.
4. Sarung tangan.

PROSEDUR 1. Pastikan situasi dan keadaan pasien dengan


memanggil nama/sebutan yang umum dengan keras
disertai menyentuh atau menggoyangkan bahu
dengan mantap. Prosedur ini disebut sebagai teknik
“touch and talk”. Hal ini cukup untuk membangunkan
orang tidur atau merangsang seseorang untuk
bereaksi. Jika tidak ada respon, kemungkinan pasien
tidak sadar.
2. Jika pasien berespon ; Tempatkan pada posisi yang
aman dan nyaman serta hindari kemungkinan resiko
cedera lain yang bisa terjadi. Analisa kebutuhan
tindakan gawat darurat.
3. Jika pasien tidak berespon
- Minta bantuan pada petugas lain
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 3 dari 6
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

- Atur posisi pasien. Sebaiknya pasien


terlentang pada permukaan keras dan rata. Jika
ditemukan tidak dalam posisi terlentang,
terlentangkan pasien dengan teknik „log roll’,
secara bersamaan kepala, leher dan punggung
digulingkan.
- Atur posisi penolong. Berlutut sejajar dengan
bahu untuk menilai henti jantung karena penolong
sering mengalami kesulitan mendeteksi nadi. Jika
dalam lebih dari 10 detik nadi karotis sulit
dideteksi, kompresi dada harus dimulai.
- Bila ada denyut nadi, beri 1 napas tiap 5-6 detik
dan Cek ulang tiap 2 menit
- Anggap cardiac arrest jika pasien tiba-tiba
tidak sadar, tidak bernapas atau bernapas tapi
tidak normal (hanya gasping)
4. Lakukan Kompresi dengan cepat dan dalam jika
tidak teraba denyut nadi dengan siklus 30 kompresi
dan 2 ventilasi :
- Lutut berada di sisi bahu korban
- Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu
pada kedua tangan
- Letakkan salah satu tumit telapak tangan pada ½
sternum, diantara 2 puting susu dan telapak
tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari
saling bertaut atau dua jari pada bayi ditengah
dada
- Tekan dada lurus ke bawah dengan kecepatan
setidaknya 100x/menit (hampir 2 x/detik)
5. Pastikan jalan napas terbuka dan bersih yang
memungkinkan pasien dapat bernapas
6. Bersihkan jalan napas
- Amati suara napas dan pergerakan dinding dada
- Cek dan bersihkan dengan menyisir rongga
mulut dengan jari, bisa dilapisi dengan kasa untuk
menyerap cairan.
- Dilakukan dengan cara jari silang (cross finger)
untuk membuka mulut.
7. Membuka jalan napas secara perlahan angkat dahi
dan dagu pasien (Head tilt & Chin lift) untuk buka
jalan napas
Head Tilt & Chin Lift
- Membaringkan korban terlentang pada
permukaan yang datar dan keras
- Meletakkan telapak tangan pada dahi pasien
- Menekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan
telapak tangan
- Meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah dari
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 4 dari 6
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

tangan lainnya di bawah bagian ujung tulang


rahang pasien
- Menengadahkan kepala dan menahan/ menekan
dahi pasien secara bersamaan sampai kepala
pasien pada posisi ekstensi
Jaw Trust
- Membaringkan korban terlentang pada
permukaan yang datar dan keras
- Mendorong ramus vertikal mandibula kiri dan
kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah
berada di depan barisan gigi atas, atau,
- Menggunakan ibu jari masuk ke dalam mulut
korban dan bersama dengan jari-jari yang lain
menarik dagu korban ke depan, sehingga otot-
otot penahan lidah teregang dan terangkat
- Mempertahankan posisi mulut pasien tetap
terbuka
- Ambil benda apa saja yang telihat
- Pada bayi, posisi kepala harus normal
- Cek tanda kehidupan: respon dan suara napas
- Jangan mendongakkan dahi secara
berlebihan, secukupnya untuk membuka jalan
napas, karena bisa berakibat cedera leher.
8. Bila Jalan Napas Tersumbat
- Miringkan pasien ke salah satu sisi
- Keluarkan apa saja objek yang terlihat dalam
mulut
- Ambil gigi/palsu yang lepas
- Tinggalkan gigi palsu yang utuh pada tempatnya
9. Bila Jalan Napas Bersih
- Pertahanakan jalan napas terbuka dan cek
adanya pernapasan normal
- Jika dalam beberapa menit terdengar suara
seperti gurgling, atau batuk dengan pergerakan
dada dan abdomen, perlakukan tetap seperti
tidak bernapas, karena pernapasan ini tidak
efektif.
10. Melakukan Pemasangan Oro-pharingeal Airway
(OPA) dengan cara pemasangan :
- Menentukan ukuran OPA yang tepat bagi pasien
dengan meletakkan OPA disamping pipi pasien
dan memilih OPA yang panjangnya sesuai dari
sudut mulut hingga ke sudut rahang bawah
(angulus mandibulae)
- Memasang alat, terdapat 2 cara :
Cara pertama
 Membuka mulut dan memasukkan OPA
terbalik
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 5 dari 6
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

 Memutar/merotasi OPA jika telah mencapai


palatum molle
Cara kedua
 Membuka mulut dengan spatel
 Dengan hati-hati memasukkan OPA
hingga ke belakang.
 Pada anak-anak, sebaiknya memakai cara
ini, karena rotasi dapat menyebabkan
patahnya gigi dan kerusakan faring
- Mengecek ketepatan pemasangan OPA
dengan memberikan ventilasi pada pasien. Jika
pemasangan tepat akan tampak pengembangan
dada dan suara napas terdengar
melalui auskultasi paru dengan stetoskop selama
ventilasi
11. Memberikan bantuan pernafasan
- Jika pasien bernapas gulingkan ke arah recovery
position dan Observasi secara regular
- Jika pasien tidak bernapas berikan 2 x napas
buatan melalui mulut ke mulut/hidung
 Tutup hidung pasien
 Tiup ke dalam mulut pasien sekitar 1 detik
 Lihat adanya pengembangan dada pada tiap
tiupan
 Beri tiupan yang kedua
 Bila melalui hidung, mulut pasien harus
ditutup
- Jika tersedia dua penolong nafas buatan dapat
diberikan melaui Bag Valve Mask (Ambubag) :
 Memilih ukuran mask yang sesuai dengan
pasien dan memasangnya pada wajah
pasien
 Menghubungkan bag dengan mask, jika
belum tersambung
 Meletakkan bagian yang menyempit (apeks)
dari masker di atas batang hidung pasien
dan bagian yang melebar (basis) diantara
bibir bawah dan dagu
 Menstabilkan masker pada tempatnya
dengan ibu jari dan jari teluntuk membentuk
huruf “C”. Menggunakan jari yang lainnya
pada tangan yang sama untuk
mempertahankan ketepatan posisi kepala
dengan mengangkat dagu sepanjang
mandibula dengan jari membentuk huruf “E”
 Memberikan ventilasi dengan
mengempiskan bag dengan menggunakan
tangan lainnya
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 6 dari 6
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

 Mengobservasi pengembangan dada


pasien selama melakukan ventilasi
12. Kembali tangan dan jari secapatnya ke tengah
dada dan beri kompresi dan ventilasi berikutnya
13. Lanjutkan 30 kompresi dan 2 siklus napas
14. Sesudah 5 siklus kompresi dan ventilasi kemudian
pasien dievaluasi kembali.
- Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali
kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30 : 2.
- Jika ada nafas dan denyut nadi teraba
letakkan pasien pada posisi mantap (recovery
position)
- Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan
bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan
monitor nadi setiap 2 menit.
- Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan
adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas
tetap terbuka
- Jika mengalami kesulitan untuk memberikan
nafas buatan yang efektif, periksa apakah masih
ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki
posisi tengadah kepala dan angkat dagu yang
belum adekuat
- Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal
tetapi tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke
recovery position, bila pasien muntah tidak terjadi
aspirasi .
- Waspada terhadap kemungkinan pasien
mengalami henti nafas kembali, jika terjadi segera
terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan
kembali
15. Bila tersedia, gunakan Automated External
Defibrillator (AED)

UNIT TERKAIT 1. Semua Unit Terkait


MENYIAPKAN INJEKSI DARI VIAL (FLAKON) DAN
AMPUL

Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri No Dokumen No Revisi Halaman


JL. Karaeng bura’ne No. 24 1 dari 2
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Cara menghisap obat injeksi dari vial/flakon dan ampul

TUJUAN Sebagai langkah – langkah penyiapan obat injeksi yang


akan disuntikkan ke pasien

URAIAN UMUM Vial/flakon terbuat dari tabung kaca yang tertutup karet
kemudian ditutup lagi dengan metal yang dapat berisi
obat cair atau obat kering (serbuk/powder). Cairan yang
sering dipakai untuk melarut obat kering/serbuk adalah
NaCl 0,9 % dan Aquadest steril.
Ampul terbuat dari kaca bening atau warna gelap yang
dibatasi lekukan pada bagian leher yang harus
dipatahkan untuk pengambilan obat. Ampul tersedia
dalam berbagai ukuran berisi mulai dari 1 cc – 10 cc
atau lebih.
.

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Spoit
2. Kapas alkohol 70 %
3. Obat dalam flakon dan ampul

PROSEDUR Untuk VIAL/FLAKON


1. Buka tutup flakon dan desinfeksi dengan kapas
alkohol 70 %
2. Hisap udara dalam spoit sejumlah larutan yang akan
diambil
3. Suntikkan udara tersebut ke dalam flakon ( untuk
menambah tekanan dalam flakon sehingga udara
mudah disedot )
4. Balikkan flakon , tusukkan jarum pada tutup karet
5. Setelah obat terhisap ke dalam spoit , cabut spoit
dan tutup kembali
MENYIAPKAN INJEKSI DARI VIAL (FLAKON) DAN
AMPUL

Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri No Dokumen No Revisi Halaman


JL. Karaeng bura’ne No. 24 1 dari 2
Telp 0421-21240

Untuk AMPUL
1. Ketok perlahan - lahan dengan ujung jari pada
ujung ampul
2. Letakkan kapas alkohol disekitar leher ampul
3. Patahkan leher ampul, kalau perlu pakai gergaji
ampul
4. Hisap obat dari ampul dan keluarkan udara dari
spoit lalu tutup jarum spoit

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSCULER

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Suatu cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot

TUJUAN Sebagai acuan dalam pemberian injeksi IM

URAIAN UMUM Ketentuan yang harus diperhatikan dalam memilih


tempat injeksi IM :
1. Tempat tersebut bebas dari infeksi dan necrose
2. Tempat tersebut tidak ada memar dan lecet
3. Tempat tersebut tidak di atas tulang, bebas dari
saraf dan pembuluh darah besar
4. Volume obat yang harus diberikan

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Spoit steril dan jarum steril


2. Kapas alkohol 70 %
3. Obat injeksi yang telah ditentukan
4. Piala ginjal
5. Baki injeksi

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Menyiapkan dosis dengan tepat
3. Menentukan lokasi yang disuntik :
 Area dorso gluteal ( pinggul bagian belakang)
 Area ventro-gluteal ( pinggul bagian tengah)
 Otot vastus lateralis ( otot paha )
 Deltoid
4. Desinfeksi lokasi tusukan dengan kapas alkohol
70% dengan gerakan melingkar dari pusat luar
5. Menusuk jarum injeksi dengan sudut 90 derajat
( kulit diregangkan)
6. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa jarum
suntik tidak masuk pembuluh darah .
MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSCULER

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

7. Masukkan obat secara perlahan – lahan dan tarik


jarum suntik segera
8. Melakukan pengurutan pada bekas tusukan
dengan kapas alkohol
9. Membereskan alat – alat dan mengembalikan
pada tempatnya
10. Perawat mencuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


MELAKUKAN INJEKSI INTRACUTAN
UNTUK SKINT TEST

Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri No Dokumen No Revisi Halaman


JL. Karaeng bura’ne No. 24 1 dari 2
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Injeksi yang dimasukkan pada lapisan dermis atau


dibawah permukaan kulit ( epidermis )

TUJUAN Sebagai acuan untuk mengetahui reaksi alergi terhadap


obat tertentu

URAIAN UMUM  Lokasi 1/3 dari lipat siku dan 2/3 dari pergelangan
tangan lengan bawah bagian dalam. Dapat
dilakukan pada tempat lain bila lokasi tersebut di
atas tidak memungkinkan, pada prinsipnya lokasi
tersebut sensitif dan terang mudah dibaca
 Pada saat menyuntik tidak boleh dilakukan
aspirasi dan setelah menyuntik tidak boleh
menekan atau melakukan massage pada lokasi
injeksi

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Spoit steril dan jarumnya ( khusus skin test)


2. Kapas alkohol 70 %
3. Obat injeksi yang telah ditentukan dengan pelarutnya
4. Piala ginjal
5. Baki injeksi
6. Alat tulis

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Menyiapkan dosis obat , dengan cara :
 Larutkan obat sesuai dengan instruksi pelarutnya
 Isap obat 0,1 cc, lalu tambahkan cairan pelarut
0,9 cc ( menjadi 1 cc)
3. Identifikasi pasien yang akan disuntik
4. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan
MELAKUKAN INJEKSI INTRACUTAN
UNTUK SKINT TEST

Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri No Dokumen No Revisi Halaman


JL. Karaeng bura’ne No. 24 1 dari 2
Telp 0421-21240

5. Tentukan lokasi injeksi


6. Desinfeksi lokasi injeksi dengan kapas alkohol 70%
dari dalam ke luar
7. Lakukan injeksi dengan posisi jarum 5 – 15 0 , bevel
arum menghadap ke atas
8. Rapatkan spuit pada permukaan tubuh
9. Memasukkan obat secara perlahan-lahan 2 – 3 strip
10. Cabut jarum dan jangan lakukan
masage/pengurutan
11. Lingkari batas pinggir gelembung dengan pena
12. Baca hasil setelah 10 – 15 menit ( Hasil positif /
alergi ) bila ditemukan :
 Kemerahan / pembengkakan melewati batas
indurasi
 Ada keluhan rasa gatal pada lokasi injeksi
 Ada keluhan rasa panas pada lokasi injeksi
( Hasil dinyatakan negatif/cocok/tidak alergi) bila :
 Tidak ditemukan adanya reaksi
 Ada kemerahan tetapi tidak melewati batas
indurasi
13. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya
14. Perawat mencuci tangan
15. Dokumentasikan hasil skint test

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


MELAKUKAN INJEKSI SUBCUTAN

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Memasukkan obat ke dalam sekat jaringan conectif di


bawah kulit

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan injeksi subcutan

URAIAN UMUM  Jaringan subcutan berisi reseptor nyeri, maka


waktu dilakukan injeksi pasien merasa tidak
nyaman/nyeri
 Lokasi injeksi meliputi :
- Lengan atas bagian luar
- Bagian abdomen mulai dari bawah garis costa
sampai crista illiaca
- Bagian anterior paha
- Punggung sebelah atas
 Massage dilakukan disesuaikan dengan jenis obat

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Spoit 1 cc atau spoit 3 cc


2. Kapas alkohol 70 %
3. Obat injeksi sesuai instruksi dokter
4. Piala ginjal
5. Baki injeksi
6. Alat tulis

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Identifikasi pasien yang akan disuntik
3. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan
4. Memberikan posisi nyaman bagi pasien / posisi
rileks sesuai lokasi injeksi
5. Tentukan lokasi injeksi
6. Desinfeksi lokasi injeksi dengan kapas alkohol 70 %
MELAKUKAN INJEKSI SUBCUTAN

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri
1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

7. Lakukan injeksi dengan posisi jarum 45 – 90 0


8. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
masuk pembuluh darah
9. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
10. Tekan tempat injeksi dengan kapas alkohol
kemudian tarik jarum dengan cepat
11. Kalau perlu lakukan masage ( sesuaikan dengan
jenis obat )
12. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya
13. Perawat mencuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait


MELAKUKAN INJEKSI INTRAVENA

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri 1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Karumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mario Budi P. Tambunan, Sp.PD


Mayor Ckm NRP 1103000715377

PENGERTIAN Memasukkan obat

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan injeksi intravena

URAIAN UMUM Pemberian injeksi intravena ada 3 cara :


1. Sebagai campuran cairan intravena dalam jumlah
besar
2. Dengan menyuntikkan suatu bolus atau volume
kecil obat melalui infus atau heparin lock
3. Dengan piggy back, infus dari larutan uang berisi
obat yang diperlukan dengan jumlah kecil yang
diberikan diantara atau bersamaan dengan cairan
intravena infus

KEBIJAKAN

PERALATAN 1. Spoit dan jarum steril


2. Kapas alkohol 70 %
3. Obat injeksi sesuai instruksi dokter
4. Piala ginjal
5. Baki injeksi
6. Alat tulis

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Menyiapkan dosis obat
3. Identifikasi pasien yang akan disuntik
4. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan
5. Menentukan lokasi injeksi
6. Desinfeksi lokasi injeksi dengan kapas alkohol 70 %
7. Lakukan injeksi dengan posisi jarum 15- 30 0
8. Melakukan aspirasi
9. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
MELAKUKAN INJEKSI INTRAVENA

No Dokumen No Revisi Halaman


Rumkit Tk. IV 07.07.03 Dr. Sumantri
1 dari 2
JL. Karaeng bura’ne No. 24
Telp 0421-21240

10. Mencabut jarum


11. Menekan bekas tusukan jarum dengan kapas
alkohol
12. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya
13. Perawat mencuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan

UNIT TERKAIT 1. Semua unit terkait

Anda mungkin juga menyukai