PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
31% dari seluruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7
(Posumah, 2019).
7
pasca onset dan laju mortalitas awal 30 hari setelah serangan adalah
Tanah Air mencapai 7,6 juta orang per tahun. Sebanyak 325 ribu
8
Berdasarkan latar belakang dan pengalaman praktik yang
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
Sudirohusodo Makassar.
9
4. Mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung dalam
D. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
10
2. Bagi Rumah Sakit
Miokard Infark).
4. Bagi Penulis
pendidikan.
E. Sistematika Penulisan
a. Tempat
Sulawesi Selatan.
11
2. Tehnik pengumpulan data
pemeriksaan laboratorium.
12
BAB II
A. Tinjauan Teori
(Sudoyo, 2010).
di V1-V4/V5
di V1-V3
14
3. Anterolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q
dan aVL).
tegak di V1-V2
Infraction V4R).
inferior.
15
jam pertama infark.
a. Anatomi Jantung
16
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian
a) Ruang Jantung
2001).
17
b) Atrium Dextra
18
yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra
kemudian ke paru-paru.
c) Atrium Sinistra
19
Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal
d) Ventrikel Dextra
20
lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra,
aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
21
superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau
dengan kematian.
e) Ventrikel Sinistra
22
mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan
23
Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui
f) Katup Jantung
katup semilunar.
a. Katup Atrioventrikuler
24
Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-
b. Katup Semilunar
g) Lapisan Jantung
25
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot
berbeda, yaitu:
a. Perikardium (Epikardium)
sternoperikardial.
26
sebagai pelumas untuk mempermudah
pergerakan jantung.
b. Miokardium
c. Endokardium
h) Persarafan Jantung
27
jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA
Lauralee, 2001).
(1) Arteri
(Setiadi, 2007).
28
Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria
(Aurum, 2007).
(2) Vena
29
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel
b. Fisiologi jantung
30
1) Pengaruh ion kalium : Kelebihan ion kalium pada
frekuensi lambat.
dalam.
31
4) Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi
koronari.
e) Curah Jantung
32
jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang
1) Beban awal
2) Kontraktilitas
3) Beban akhir
4) Frekuensi jantung
1) Periode systole
2) Periode diastole
3) Periode istirahat
f) Bunyi Jantung
individu muda
c. Etiologi
33
2) Penyempitan aterosklerotik
3) Trombus
4) Plak aterosklerotik
plak
d. Patofisiologi
34
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner
35
Gambar 2.5 Coronary thrombosis
dilatasi.
36
Gambar 2.6 Fase Miokard Infark
37
2) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-
utama.
f. Klasifikasi
cukup berbeda.
1) Infark Transmural
38
Infark yang mengenai seluruh tebal dinding ventrikel.
yang superimposed.
2) Infark Subendokardial
3) NSTEMI
4) STEMI
39
3. Jika kondisi local atau sistemik akan memicu
koroner.
g. Komplikasi
1. Disfungsi ventrikular
3. Syok kardiogenik
6. Ekstrasistol ventrikel
8. Takikardia ventrikel
9. Fibrilasi ventrikel
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi
40
menyebabkan inervasi saat aliran listrik
normal.
41
V6, I, aVL.
V2.
2. Enzim-enzim jantung
3. Vektokardiografi
42
4. Ters diagnostik invasif dengan memasukan katerterisasi
i. Penatalaksanaan Medis
1. Syok kardiogenetik
ug/kgBB/menit.
ug/kgBB/menit.
tindakan invasif
43
e) Terapi trimbolitik yang diberikan pada pasien STEMI
mmHg (13,6cmH20).
dengan atropin.
44
f) Kurangi afterload ventrikel kanan sesuai dengan
i) Penghambat ACE
j) Reporfusi
k) Obat trombolitik
sebelumnya.
45
shock synchoronized energi awal 100 J. Energi dapat
(anestasi sebelumnya).
46
b) Fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel pulseless
a. Airways
b. Breathing
dangkal
c) Ronchi, krekles
c. Circulation
b) Takikardi
c) TD meningkat / menurun
d) Edema
e) Gelisah
47
f) Akral dingin
a. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas
aktifitas
2) Sirkulasi
Tanda :
atau berdiri
48
d) Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau
g) Edema
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
49
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati
atau terbakar
6) Hygiene
perawatan
7) Neurosensori
Gejala :
dialami.
50
e) Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien
9) Pernafasan
Tanda :
c) Pucat, sianosis
Gejala :
b) Dispnea nocturnal
dan kimiawi
kerusakan struktural
51
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung,
atau emboli
suplai O2
52
53
2.3 Intervensi
Tabel 1.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Setelah dilakukan
1. Observasi reaksi
asuhan
nonverbal dari
keperawatan
ketidaknyamanan.
selama ........ jam,
2. Monitor
diharapkan tingkat
penerimaan klien
nyeri berkurang
tentang
dengan kriteria hasil
manajemen nyeri.
:
3. Gunakan teknik
ada mengetahui
54
normal durasi, frekuensi,
asuhan kebisingan.
55
penyebab
menggunakan pemberian
pengurangan berhasil.
analgesik pengurang
1. Cek program
pemberian
analogetik; jenis,
dosis, dan
frekuensi.
3. Monitor TTV
sebelum dan
sesudah pemberian
analgetik.
4. Tentukan analgetik
56
pilihan, rute
pemberian dan
dosis optimal.
5. Berikan analgetik
tepat waktu
muncul.
6. Evaluasi efektifitas
gejala efek
samping.
curah jantung
1. Keefektifan 1. Catat adanya
57
dengan kriteria gagal jantung
sebagai indicator
penurunan perfusi
a. Tanda Vital
6. Monitor balance
dalam rentang
cairan
normal (Tekanan
7. Monitor adanya
darah, Nadi,
perubahan
respirasi)
tekanan darah
b. Dapat
8. Monitor respon
mentoleransi
pasien terhadap
aktivitas, tidak
efek pengobatan
ada kelelahan
antiaritmia
c. Tidak ada edema
9. Monitor toleransi
paru, perifer, dan
aktivitas pasien
tidak ada asites
10. Monitor adanya
d. Tidak ada
dyspneu, fatigue,
penurunan
tekipneu dan
kesadaran
ortopneu
e. Tidak ada mual,
11. Anjurkan untuk
angina, pucat
menurunkan
dan sianosis
stress
f. Tidak ada suara
12. Atur periode
jantung abnormal
latihan dan
58
2. Status Sirkulasi istirahat untuk
asuhan kelelahan
terjadi durasi)
kriteria hasil:
1. Catat adanya
59
gangguan pasien berbaring,
selama, dan
setelah aktivitas
7. Monitor kualitas
dari nadi
8. Monitor adanya
pulsus paradoksus
dan pulsus
alterans
9. Monitor jumlah
jantung
dan irama
pernapasan
paru, pola
pernapasan
abnormal
60
warna, dan
kelembaban kulit
perifer
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
jaringan tidak
1. Perfusi Jaringan Manajemen sensasi
efektif
Perifer perifer
Setelah dilakukan
1. Monitor adanya
asuhan
daerah tertentu
keperawatan
yang hanya peka
selama ........ jam,
terhadap
diharapkan
panas/dingin/tajam/t
kecukupan aliran
umpul
darah melalui
2. Monitor adanya
pembuluh darah
paretese
kecil untuk
3. Gunakan sarun
61
mempertahankan tangan untuk
rasa 8. Diskusikan
asuhan 9. Kolaborasi
diharapkan tidak
terjadi
penyumbatan aliran
darah dengan
62
kriteria hasil:
a. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal (Tekanan
darah, Nadi,
Respirasi, Suhu)
b. Saturasi oksigen
dalam batas
normal
nafas tambahan
perifer
e. Tidak ada
gangguan
kognisi
f. Tidak terjadi
pitting edema
tidak efektif
1. Status Pernafasan 1. Observasi adanya
63
keperawatan tanda tanda
64
irama nafas, bronkodilator
suara nafas
a. Menunjukkan untuk
65
paten (irama nafas
nafas, frekuensi
pernafasan
dalam rentang
suara nafas
abnormal)
b. Tidak ada
penggunaan otot
bantu nafas
c. Tidak ada
restraksi dinding
dada
d. Tidak ada
sianosis
e. Tidak ada
pernafasan
cuping hidung
f. Tidak terjadi
gangguan
ekspirasi
1. Kontrol Penurunan
66
Kecemasam Diri Kecemasan
asuhan kecemasan
keperawatan 2. Gunakan
hasil: pasien
67
untuk kecemasan
kecemasan untuk
2. Tingkat mengungkapkan
Kecemasan perasaan,
distress menggunakan
d. Tanda Vital
dalam rentang
normal (Tekanan
darah, Nadi,
68
respirasi)
e. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
g. Tidak terjadi
serangan panik
aktivitas
1. Toleransi 1. Observasi adanya
asuhan aktivitas
69
hasil: yang adekuat
respirasi) berlebihan
2. Keefektifan (takikardi,
keperawatan hemodinamik)
aktivitas yang
a. Tanda Vital
mampu dilakukan
dalam rentang
8. Bantu untuk
70
normal (Tekanan memilih aktivitas
bantuan aktivitas
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
membuat jadwal
latihan diwaktu
71
luang
13. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
untuk
mengembangkan
penguatan
dan spiritual
16. Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.
72
pengetahuan 1. Pengtahuan : 1. Identifikasi
hasil: 3. Sediakan
informasi pada
a. Pasien dan
pasien tentang
keluarga mampu
kondisi, dengan
mengetahui
cara yang tepat
faktor-faktor
4. Hindari harapan
penyebab
yang kosong
penyakit
5. Sediakan bagi
b. Mampu
keluarga informasi
mengenali tanda
tentang kemajuan
dan gejala
pasien dengan
penyakit dan
cara yang tepat
komplikasi
6. Diskusikan
penyakit
perubahan gaya
73
2. Pengetahuan : hidup yang
Perilaku mungkin
asuhan komplikasi di
atau mendapatkan
a. Pasien dan
second opinion
keluarga
dengan cara yang
menyatakan
tepat atau
pemahaman
diindikasikan
tentang penyakit,
8. Eksplorasi
kondisi,
kemungkinan
prognosis dan
sumber atau
program
dukungan, dengan
pengobatan
cara yang tepat
b. Pasien dan
9. Jelaskan
74
keluarga mampu patofisiologi dari
menjelaskan tepat.
11. Gambarkan
proses penyakit,
tepat
12. Instruksikan
pasien mengenai
untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan,
75
dengan cara yang
tepat
terapi atau
penanganan
di komunitas lokal,
tepat
masalah berat.
76
menentukan tindakan-tindakan perawatan selanjutnya antara
lain :
belum
dipecahkan
B. Tinjauan Kasus
1) Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
Nama/inisial : Tn.A
Pendidikan/pekerjaan : SMA/Wiraswasta
Agama : Islam
2. Riwayat kesehatan
77
a. Keluhan utama : Nyeri dada
b. Alasan masuk
yang lalu.
Suhu : 36,8ºC
Saturasi O2 : 99 %
Bebas Tersumba
25 -35 3
Trachea di tengah : Ya
> 35 2
Tidak
78
a. Resusitasi : Tidak < 10 1
dilakukan resusitasi 0 0
2. Assement: -
Dangkal 0
3. Masalah keperawatan : Tidak
C. Tekanan darah
ada
> 89mmHg 4
4. Intervensi/ Implementasi : -
70 -89 3
5. Evaluasi: -
50 -69 2
1- 49 1
0 0
B. Breathing
1. Fungsi pernapasan :
D. Pengisian kapiler
a. Dada simetris : Ya
< 2 dtk 2
Tidak
> 2 dtk 1
b. Sesak napas Ya Tidak
0 0
c. Respirasi : 24 x/menit,
E. Glasgow Coma Score (GCS)
cepat
14 -15 5
d. Krepitasi : Ya Tidak
11- 13 4
e. Suara napas : Vesikuler
8 – 10 3
f. Saturasi 02 : 99 %
5- 7 2
g. Assesment :-
3- 4 1
h. Resusitasi :-
Total trauma score : 12
i. Re evaluasi :-
79
2. Masalah keperawatan : Tidak REAKSI PUPIL
ada
Kanan Ukuran (mm)
3. Intervensi/ Implementasi : -
Cepat
4. Evaluasi :-
C. Circulation Konstriks
- Keadaan sirkulasi :
Lambat
Tanda –tanda vital
Dilatasi
Tensi : 160/110 mmHg,
Kuat , Regular,
Kiri Ukuran (m m)
Suhu axila : 36,8ºC
d. Assesment : -
Tak bereaksi
e. Resusitasi : -
f. Re evaluasi : -
- Masalah keperawatan :
D. Disability
Alert : Kesadaran
80
composmentis dengan GCS
15 (E4V5M6)
Verbal response : Ya
Pain response : Ya
Unresponsive : -
ada
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
E. Exposure
1. Penilaian
Hipotermia/hipertermia
: 36,8ºC
ada
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
PENILAIAN NYERI :
81
nampak meringis.
P : Infark
Q : Seperti tertekan
S : skala 4 (NRS)
1. Riwayat kesehatan
b. A : Allergies (alergi)
1. Aspilet 80 mg/oral
82
2. Clopidogrel 75 mg/oral
3. Nitrogliserin 10 mg/menit/syringpump
4. Furosemide 40 mg/intravena
6. Atorfastatin 40 mg/oral
sebelum sakit)
injuri/sakit)
OPQRST)
P : Provokatif (penyebab)
- Saat bergerak/beraktivitas
Q : Quality (Kualitas)
- Rasa tertusuk-tusuk
R : Radiation (paparan)
83
- Dada tembus ke belakang
- Skala 4 (Sedang)
T : Timing (waktu)
1) Kepala
a. Kulit kepala :
tekan
2) Mata
84
a. Inspeksi : Tidak ada perdarahan subkujungtiva, konjungtiva
3) Telinga
serumen.
tekan
4) Hidung
6) Wajah
7) Leher
8) Dada/thoraks
a. Paru-paru ;
85
b) Palpasi : Ada nyeri tekan
intercostals 6 kiri
9) Abdomen
11) Ekstremitas
12) Neurologis
86
b. Motorik : Pasien dapat mengangkat kedua kakinya dan
5 5
5 5
dan getaran
kebutuhan ADL
3. Pemeriksaan Penunjang
87
HEMATOLOGI
Hematologi rutin
HCT 43 37,0-48,0 %
MCV 87 80,0-97,0 fL
MCH 31 26,5-33,5 pg
RDW-SD 37,0-54,0 %
P-LCR 13,0-43,0 %
88
LYMPH 8,2 2,00-40,0 10ˆ3/UL
KIMIA DARAH
Glukosa
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
IMUNOSEROLOGI
Imunoserologi Lain
b. Pemeriksaan EKG
89
Interpretasi EKG :
- Irama : Reguler
- Gel.P : Normal
c. Pemeriksaan Radiologi
- Dilatatio aortae
4. Terapi medikasi
intensitas serangan
terutama pada
penderita penyakit
jantung koroner
90
Furosemide Diuretik 20 mg/12 jam/intravena Mengendalikan
cairan)
2) Analisa Data
Keperawatan
a. Pasien mengatakan
Metabolisme
nyeri pada dadanya
anaerob
b. Pasien mengatakan
tampak meringis
dan persepsi
Q : tertekan
R : dada
Nyeri
S : skala 4 (sedang)
NRS
timbul
4. Hasil TTV :
TD : 160/110 mmHg
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,8ºC
2. Pasien mengatakan
hipertensi sekuncup
92
Data Obyektif :
Penurunan cardiac
1. Hs Troponin : > 40000
output
ng/l
2. Peningkatan tekanan
Penurunan darah
darah
sistemik
3. Hasil TTV :
- TD : 160/110 mmHg
Penurunan curah
- Nadi : 116 x/mnt
jantung
- Pernafasan : 24
x/mnt
- Suhu : 36,8ºC
4. Hasil EKG :
- Irama : Reguler
- HR : 107 bpm
- Gel. P : Normal
/detik
III avf
5. Foto Thoraks
Uraian Kesan
Pemeriksaan :
- Cardiomegaly
disertai tanda-tanda
93
bendungan paru
- Dilatatio aortae
kanan belakang
3) Diagnosa Keperawatan
cedera biologis
Domain 12 : kenyamana
Kode : 00132
frekuensi/irama jantung
Domain 4 : Aktivitas/Latihan
/pulmonal
Kode : 00240
4) Intervensi Keperawatan
94
Tabel 1.9 Intervensi Keperawatan
Keperawatan
R : dada menunjukkan
S : skala 4 menggunakan
95
hilang timbul nyeri tanpa
96
tekanan darah sianosis
c. Hasil TTV :
- TD : 160/110
mmHg
- Nadi : 116
x/mnt
- Pernafasan :
24 x/mnt
- Suhu : 36,8ºC
d. Hasil EKG :
- Irama : Reguler
- HR : 107 bpm
- Gel. P : Normal
- Interval P-R :
0,20 /detik
- ST Elevasi
Lead II, III avf
e. Foto Thoraks
Uraian Kesan
Pemeriksaan :
- Cardiomegaly
disertai tanda-
tanda
bendungan
paru
- Dilatatio aortae
- Old fraktur
costa VII kanan
belakang
97
Tabel 1.10 Implementas Dan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
dari
S : Pasien
ketidaknyamanan
mengatakan
Hasil : wajah
nyeri berkurang
pasien tampak
O : - Pasien tampak
meringis
releks
2. Mengkaji nyeri
komprehensif (sedang)
12:55
(lokasi, NRS
karakteristk,durasi A : - Mampu
mengatakan nyeri
- Mampu
dada tembus
mengenali nyeri
belakang,
- Mengatakan
dirasakan seperti
rasa nyaman
tertekan, hilang-
P : Lanjutkan
timbul 1-2 menit
Intervensi
98
hilang timbul 1. Observasi
NRS ketidaknyaman
3. Mengajarkan an
4. Melakukan karakteristk,dur
nyeri frekuensi)
NRS analgesik
5. Melakukan 5. Lakukan
Nitrogliserin 10
mg/syringe pump
Hasil : pasien
99
mengatakan nyeri
berkurang
13:20
100
Hasil : warna kulit lembab
tidak pucat,
13:30 - Tekanan darah
temperatur kulit
162/115 mmHg
hangat dan
A : - Tanda-tanda
lembab
vital dalam batas
normal
8. Memonitor tanda-
- Dapat
tanda vital
mentoleransi
Hasil :
aktivitas
- TD : 162/115
- Tidak terjadi
mmHg
pucat dan
- Nadi : 111
sianosis
x/mnt
P : Lanjutkan
- Pernafasan : 22
13:35 Intervensi
x/mnt
aktivitas pasien
yang tidak
membahayakan
curah jantung
2. Monitor warna
dan kelembaban
kulit
3. Monitor tanda-
101
tanda vital
102
BAB III
dan langsung berorientasi langsung dengan pasien. Pada bab ini penulis
Secara garis besar ada beberapa persamaan antara tinjauan teori dengan
yang muncul. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan respon dari
masing-masing individu.
103
Berikut ini akan diuraikan pembahasan yang meliputi kesenjangan
A. Pengkajian
1. Airway
atau krekles.
atau krekles.
kasus. Karena tanda dan gejala yang muncul pada teori tidak
104
secret pada jalan napas atau terjadi pergeseran posisi lidah jatuh
2. Breathing
napas vesikuler, ekspansi dada penuh, dan dada simetris kiri dan
kanan.
antara teori dan kasus. Karena tanda dan gejala yang muncul pada
105
pengkajian pada Tn.A tidak terjadi sesak napas, respirasi 24
3. Circulation
antara teori dan kasus. Karena ada beberapa gejala yang muncul
pada teori tetapi tidak ditemukan pada kasus Tn.A. Dimana saat
dan sianosis atau pucat, nadi kuat, dan irama jantung teratur.
B. Diagnosa
106
Sedangkan menurut teori, diagnosa yang bisa muncul pada
kimiawi
emboli
suplai O2
jantung
gaya hidup
107
Didapatkan kesenjangan antara kasus dan teori dimana di
Jam.
108
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot
S : 36,5oC.
ventrikel kiri dan yang tersaring. Otot yang mengalami infark akan
109
lepaskan dari sel-sel ini. Menjelang hari ke dua/ke tiga mulai
2012).
C. Perencanaan
dapat diukur, dan realitas. Setelah itu mendapat kriteria hasil yang
110
Perencanaan yang dibuat sesuai dengan NANDA (2015)
melihat respon pasien baik dari data subyektif maupun data objektif.
dihentikan.
objektif, warna kulit tidak pucat, temperatur kulit hangat dan lembab,
111
komprensif, mengajarkan tehnik relaksasi, melakukan pemberian
112
BAB IV
PENUTUP
saran-saran.
A. Kesimpulan
113
2. Setelah didapatkan data melalui pengkajian keperawatan maka di
curah jantung
frekuensi/irama jantung
dengan baik dimana hal ini didukung oleh kondisi pasien, peran
keperawatan.
114
7. Kesenjangan yang terjadi pada teori dan kasus pada Tn.A yaitu
kasus. Karena tanda dan gejala yang muncul pada teori tidak
terhalang oleh lidah terlalu lama, aliran udara dari hidung dan
gejala yang muncul pada teori tidak ditemukan pada kasus Tn.A.
napas vesikuler, ekspansi dada penuh, dan dada simetris kiri dan
115
teori dan kasus. Karena ada beberapa gejala yang muncul pada
teori tetapi tidak ditemukan pada kasus Tn.A. Dimana jika dikaji
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan
116
2. Bagi Rumah Sakit
kultural-spiritual.
4. Bagi Penulis
117