N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI) DI
RUANGAN ICVCU RSUD ANUTAPURA PALU
DI SUSUN OLEH :
NILAWATI
WN10323031
CI LAHAN CI INSITUSI
5. STEMI umumnya
terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara
6. mendadak setelah
oklusi trombus pada
plak aterosklerosis
yang ada
7. sebelumnya Stenosis
arteri koroner berat yang
berkembang secara
lambat
8. biasanya tidak memicu
STEMI karena
berkembangnya
pembuluh darah
9. kolateral sepanjang
waktu. STEMI terjadi
jika trombus arteri
koroner
10. terjadi secara cepat
pada lokasi injuri
vascular dimana injuri ini
dicetuskan
11. oleh faktor-faktor
seperti merokok,
hipertensi dan akumulasi
lipid Pada
12. sebagian besar kasus,
infark terjadi jika plak
aterosklerosis mengalami
13. fisur, ruptur atau
ulserasi dan jika kondisi
lokal atau sistemik
memicu
14. trombogenesis dan
akumulasi lipid.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan Enzim jantung:
- CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal
dalam 36-48 jam (3-5 hari).
- CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan
kembali normal pada 48-72 jam.
- LDH (laktat dehidrogenase), LDH1, dan LDH2: Meningkat dalam 24 jam
dan memakan waktu lama untuk kembali normal.
b. Pemeriksaan EKG digunakan untuk mencatat aktivitas elektrik jantung.
Melalui aktivitas elektrik jantung dapat diketahui irama jantung, besarnya
jantung, dan kondisi otot jantung, kondisi otot jantung inilah yang memiliki
kaitanya dengan PJK.
c. Exercise testing merupakan salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk
mendiagnosis apakah seseorang terkena menderita penyakit jantung dan juga
untuk menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung. Selain itu tes
treadmill juga dapat dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan
irama, dan lain-lain.
d. Ekokardiografi adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara ultra
untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, juga dapat menilai
fungsi jantung.
e. Merupakan cara dengan menggunakan sinar X dan kontras yang disuntikan
kedalam arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya penyempitan
diarteri koroner.
f. CT menghasilkan tampilan secara tomografi (irisan) digital dari sinar X yang
menembus organ. Sinar X yang menembus diterima oleh detektor yang
mengubahnya menjadi data elektrik dan diteruskan ke sistem komputer untuk
diolah menjadi tampilan irisan organ-organ tubuh.
g. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (Cardiac MRI) merupakan salah satu
teknik pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, yang menggunakan
interaksi proton-proton tubuh dengan gelombang radio-frekuensi dalam
medan magnet (sekitar 0,64-3 Tesla) untuk menghasilkan tampilan
penampang (irisan) tubuh.
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis yang dilakukan adalah memperkecil
kerusakan jantuang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera mengembalikan keseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan, pemberian O2,
tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan jantung.
Obat-obatan dan O2 digunakan untuk meningkatkan suplay O2, sementara tirah
baring digunakan untuk mengurangi kebutuhan O2. Hilangnya nyeri merupakan
indicator utama bahwa kebutuhan dan suplai O2 telah mencapai keseimbangan.
Dan dengan penghentian aktifitas fisik untuk mengurangi beben kerja jantung
membatasi luas kerusakan.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yaitu penyebab klien masuk rumah sakit yang
dirasakan saat dilakukan pengkajian yang ditulis dengan singkat dan
jelas. Keluhan klien pada gagal jantung bisa terjadi sesak nafas, sesak
nafas saat beraktivitas, badan terasa lemas, batuk tidak kunjung sembuh
berdahak sampai berdarah, nyeri pada dada, nafsu makan menurun,
bengkak pada kaki.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan alasan dari awal klien merasakan keluhan sampai
akhirnya dibawa ke rumah sakit dan pengembangan dari keluhan
utama dengan menggunakan PQRST.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan mengenai masalah-masalah seperti adanya riwayat
penyakit jantung, hipertensi, perokok hebat, riwayat gagal jantung,
pernah dirawat dengan penyakit jantung, kerusakan katub jantung
bawaan, diabetes militus dan infark miokard kronis.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Hal yang perlu dikaji dalam keluarga klien, adakah yang
menderita penyakit sama dengan klien, penyakit jantung, gagal
jantung, hipertensi.
d. Aktivitas dan istirahat
1) Terdapat kelelahan, insomnia, kurang istirahat, nyeri dada, latergi,
sesak napas saat aktvitas atau sedang tidak beraktivitas.
2) Sirkulasi
Apakah ada riwayat hipertensi, anemia, syok septik, sianosis,
peningkatan vena jugularis, fibrilasi atrial, disaritmia, kontraksi
ventrikel prematur.
3) Respirasi
Sesak napas saat beraktivitas, takipnea, ada riwayat paru dan
jantung.
4) Pola makan dan cairan
Penurunan nafsu makan, mual dan muntah.
5) Eliminasi
Penurunan volume urine, nokturia, diare, konstipasi.
6) Neurologis
Penurunan kesadaran, disorientasi, pusing.
7) Interaksi sosial
Berkurangnya aktivitas sosial.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis terkait respons
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik masalah yang berlangsung aktual maupun potensial (PPNI, 2017).
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Penurunan curah Curah Jantung Perawatan Jantung
jantung b.d (L.02008) I. 02075
Perubahan Setelah dilakukan Observasi
afterload tindakan 1. Identifikasi
keperawatan 3x24 tanda/gejala
jam diharapkan curah primer penurunan
jantung membaik curah jantung.
dengan kriteria 2. Monitor tekanan
hasil : darah.
1. Dispnea menurun 3. Monitor saturasi
2. Tekanan darah oksigen.
cukup membaik Terapeutik
1. Posisikan pasien
semi fowler atau
fowler dengan
kaki kebawah atau
posisi nyaman.
2. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%.
3. Berikan terapi
relaksasi.
Edukasi
1. Anjurkan
beraktivitas fisik
secara toleransi.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu.
4. Implementasi
Implementasi/pelaksanaan keperawatan adalah realisasi tindakan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Dian
Hadinata, 2022).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan
dan perbaikan. Dalam evaluasi, perawat menilai reaksi klien terhadap
intervensi yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran
dari rencana keperawatan dapat diterima. Perawat menetapkan kembali
informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus
diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan. Evaluasi juga
membantu perawat dalam menentukan target dari suatu hasil yang ingin
dicapai berdasarkan keputusan bersama antara perawat dan klien. Evaluasi
berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri.
Kemampuan dalam pengetahuan standar asuhan keperawatan, respon klien
yang normal terhadap tindakan keperawatan (Dian Hadinata, 2022).
DAFTAR PUSTAKA