OLEH
Kelompok J
1. Yelvi Nadia Wati
2. Sutri Nahadda
3. Virginia Ananda Firsty
4. Intan Rafika Sari
Mini CX
Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode
evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik
mahasiswa (Norcini et al, 2017). Evaluasi hasil belajar pada performa klinik atau
lapangan perlu disusun dengan baik, berkelanjutan, dan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk menampilkan kemampuan professional yang optimal,
sehingga kompetensi yang harus dicapai setiap tahap atau tingkat dapat
terpenuhi (Nursalam, 2018).Desain sistem evaluasi hasil belajar mahasiswa
harus konkruen dengan tujuan pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum
yang dipergunakan.Evaluasi dikatakan baik bila menggunakan alat ukur atau
metode pengukuran yang tepat (Nursalam, 2011).Salah satu alat atau metode
pengukuran yang tepat adalah dengan menggunakan mini-CEX.Metode mini-
CEX memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan
berbagai macam pasien atau kasus yang diobservasi langsung oleh penguji
(Kogan, J.R et al, 2003).Hal ini dapat meningkatkan pembelajaran mahasiswa
serta mengembangkan profesionalitas mahasiswa dalam melayani pasien.
Menurut WHO (2019), Mini-CEX adalah salah satu format penilaian pada
professional kesehatan yang digunakan untuk menentukan kompetensi
mahasiswa. Mini-CEX pertama kali dikembangkan oleh American Board of
Internal Medicine (ABIM) pada tahun 1972.
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular sebagai penyebab tingginya angka mortalitas
manusia di dunia adalah penyakit kardiovaskuler.Wolrd Health Organization
(WHO) mendefinisikan penyakit kardiovaskular sebagai penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah serta, sekitar 50% penduduk di
dunia mengalami kematian setiap tahunnya. Laporan World Health Statistic
2015, terdapat 17,5 juta atau 46,2% dari semua kematian seluruh dunia
disebabkan karena penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan angka tersebut
akan mengalami peningkatan hingga 2030 menjadi 23,4 juta kematian (WHO,
2015). Oleh karena itu penyakit kardiovaskuler menjadi perhatian utama dunia
saat ini.
ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satuspektrum
sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat (Kumar dan Canon,2009). Pada
pasien STEMI, terjadi penurunan aliran darah koroner secaramendadak akibat
oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah adasebelumnya.Trombus
arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injurivaskuler. Injuri vaskuler
dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok,hipertensi, dan akumulasi lipid.
Karakteristik gejala iskemia miokard yang berhubungan dengan elevasi
gelombang ST persisten yang dilihat berdasarkan EKG dapat menentukan
terjadinya STEMI (Alwi, 2014). Saatini, kejadian STEMI sekitar 25-40% dari
infark miokard, yang dirawat dirumah sakit sekitar 5-6% dan mortalitas 1
tahunnya sekitar 7-18% (O’Gara etal., 2013).
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep keperawatan
diterapkan dalam praktik Keperawatan. Pengkajian merupakan pemikiran dasar
dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan, menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012). tujuan dalam
penelitian ini adalah mengetahui pentingnya melakukan pengkajian keperawatan
pada saat membuat asuhan keperawatan. Dalam melakukan pengkajian dengan
baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan ketrampilan mengenal tanda dan
gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini dilaksanakan melalui interaksi
perawatan dari klien.
Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh, timbul
ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeriPengkajian nyeri adalah suatu proses “dialog” antara
pasien dan tenaga kesehatan tentang deskripsi nyeri dan intensitasnya, respons
pasien terhadap nyeri, serta dampak nyeri terhadap kehidupan pasien.
Dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengelola asuhan keperawatan
dengan pengkajian nyeri pada pasien Stemi.RSUP Dr. M. Djamil Padang
merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pusat jantung regional.Dimana
jantung merupakan bagian unggulan rumah sakit tersebut RSUP Dr. M. Djamil
dilengkapi dengan fasilitas ruangan intensif Cardiovasculer Care Unit (CVCU)
dimana pasien dengan penyakit jantung dirawat dengan khusus oleh perawat-
perawat yang yang mendapatkan pelatihan khusus jantung.Salah satu fasilitas
unggulan rumah sakit adalah adanya tindakan PCI pada pasien dengan sumbatan
pembuluh darah jantung koroner.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di ruangan CVCU RSUP
Dr. Mdjamil Padang pada tanggal 5 Juli 2023 didapatkan bahwa dari 8 orang
pasien, didapatkan 4 orang menderita penyakit STEMI.
B. Rumusan Masalah
Dapat melakukan pengkajian nyeri dan bagaimana gambaran nyeri pada
pasien STEMI
C. Tujuan
Tujuan Umum
Mampu melakukan pengkajian nyeri pada pasien dengan STEMI
Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian nyeri pada pasien STEMI
b. Mampu menganalisis hasil pengkajian nyeri pada pasien STEMI
c. Mampu merumuskan masalah pada pasien STEMI
d. Mampu membuat rencana tindak lanjut pada pasien STEMI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada
plakaterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner
terjadisecara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan
olehfaktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid
(Sudoyo,2010).
Infark miokard dengan elevasi segmen ST akut (stemi) merupakanindikator
kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner. Keadaan inimemerlukan
tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah danreperfusi
miokard secepatnya; secara medikamentosa menggunakan agenfibrinolitik atau
secara mekanis, intevensi koroner perkutan primer (PERKI, 2014;dalam Ongko
& Indrianti, 2014).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stemi merupakan infark pada jantungyang
diakibatkan tersumbatnya arteri coronaria yang memperdarahi jantungkarena
ateresklerosis. Infark ini ditandai dengan perubahan segmen ST pada EKG,yaitu
elevasi.
B. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ terpenting dalam tubuh manusia dan mempunyai
ukuran sebesar kapalan tangan.Jantung berfungsi memompa dan menyebarkan
darah dengan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.Penyakit jantung
menggambarkan serangkaian kondisi yang memengaruhi jantung.Beberapa
kondisi yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan jantung adalah penyakit
pembuluh darah, seperti penyakit arteri koroner, gangguan detak (irama)
jantung, dan juga cacat jantung bawaan.Istilah penyakit jantung juga kerap
dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.Penyakit ini umumnya mengacu pada
kondisi yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang
dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Berikut adalah gambar jantung manusia beserta keterangan bagian-
bagiannya:
Struktur Jantung
Jantung terletak di tengah mediastinum (rongga di antara paru-paru
kanan dan kiri) dibelakang tulang dada. Karena letak jantung berada diantara
paru-paru, paru-paru kiri menjadi lebih kecil daripada paru-paru kanan karena
memiliki tekukan kardiak untuk mengakomodasi jantung.
Bentuk jantung seperti kerucut, dengan bagian dasar berada di atas dan
meruncing di bagian bawah. Stetoskop dapat ditempatkan di atas bagian yang
meruncing tersebut sehingga detak jantung dapat dihitung. Jantung orang
dewasa memiliki berat 250 sampai 350 gram. Umumnya jantung berukuran
panjang 12 cm, lebar 8 cm, dan ketebalan 6 cm. Atlet terlatih bisa memiliki
ukuran jantung yang lebih besar sebagai akibat dari latihannya yang memicu
otot jantung berkembang mirip seperti perkembangan otot rangka.
Katup Jantung
Jantung memiliki empat katup yang memisahkan masing-masing ruang.
Katup menjaga agar darah mengalir ke arah yang benar dan mencegah arus
balik. Antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat katup trikuspid yang terdiri
dari tiga katup yang tersusun atas endokardium dengan tambahan jaringan ikat.
Katup-katup tersebut dihubungkan dengan otot papiler yang berfungsi untuk
mencegah darah kembali ke serambi. Otot tersebut pada trikuspid masing-
masing disebut otot anterior, posterior, dan septal.
Antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat katup mitral yang juga disebut
katup bikuspid karena memiliki dua katup (anterior dan posterior). Katup
tersebut juga terhubung dengan dua otot papiler.
Katup trikuspid dan mitral termasuk katup atrioventrikuler. Selama fase
relaksasi dalam siklus jantung, otot papiler juga berelaksasi dan ketegangan
jantung berkurang. Ketika bilik berkontraksi, otot papiler juga berkontraksi. Ini
membantu katup antrioventrikuler mencegah darah kembali ke serambi.
Katup pulmonari berlokasi di dasar arteri pulmonari. Katup ini memiliki
tiga katup yang tidak terhubung dengan otot papiler. Ketika bilik berelaksasi
otot mengalir kembali ke bilik dari arteri. Katup aorta bertempat di aorta dan
juga tidak menempel dengan otot papiler. Katup ini juga memiliki tiga katup.
Jantung Kanan
Vena cava superior, vena cava inferior, dan vena lainnya membentuk
sinus koroner yang membawa darah ke serambi kanan. Vena cava superior
membawa darah dari tubuh bagian atas diafragma ke bagian belakang serambi
kanan. Vena cava inferior membawa darah dari tubuh bagian bawah diafragma
ke bagian belakang serambi kanan dibawah vena cava superior.
Pada dinding kanan serambi terdapat penurunan berbentuk oval yang
disebut fossa ovalis, yang merupakan bekas bukaan jantung janin yang disebut
foramen ovale. Foramen ovale membuat darah pada jantung janin mengalir tepat
dari serambi kanan ke bilik kanan. Setelah kelahiran, jaringan yang disebut
septum primim menutup foramen ovale. Kebanyakan permukaan dalam serambi
kanan bersifat lembut.
Serambi membawa darah vena hampir secara berkelanujutan untuk
mencegah aliran darah vena terhenti ketika bilik berkontraksi. Bilik terisi darah
ketika serambi berelaksasi.
Ketika miokardium bilik berkontraksi, tekanan pada ruang bilik meningkat.
Darah dan cairan lainnya, mengalir dari area bertekanan tinggi ke area
bertekanan rendah. Untuk mencegah darah kembali ke serambi saat kontraksi
bilik, otot papiler juga berkontraksi.
Jantung Kiri
Setelah proses pernapasan di kapileri paru-paru, darah kaya oksigen
kembali ke serambi kiri melalui salah satu dari empat vena pulmonari. Darah
mengalir hampir berkelanjutan dari vena pulmonari ke serambi yang bertindak
sebagai ruang penerima. Setelah itu serambi berkontraksi memompa darah ke
bilik kiri. Serambi kiri terhubung dengan bilik kiri oleh katup mitral.
Meskipun kedua sisi jantung memompa darah dengan volume yang sama,
lapisan otot bilik kiri lebih tebal dibandingkan bilik kanan mengingat energi
yang dibutuhkan di bilik kiri. Bilik kiri memompa darah ke seluruh tubuh
melalui aorta.
Sirkulasi Koroner
Kardiomiosit, seperti halnya sel lain, memerlukan oksigen, nutrien, dan
pembuangan sisa metabolisme. Segala kebutuhan kardiomiosit dipasok melalui
sirkulasi koroner. Siklus sirkulasi koroner berhubungan dengan proses relaksasi
dan kontraksi otot jantung.
Arteri koroner memasok darah kaya oksigen ke jantung dan vena
koroner membuang darah terdeoksigenasi. Terdapat arteri koroner kanan dan
kiri yang memasok jantung kanan dan kiri. Vena kardiak menerima darah kotor
dari sirkulasi jantung dan membawanya ke sinus koroneri.
Ukuran Jantung
Ukuran jantung bergantung pada usia, ukuran badan, dan kondisi jantung
masing-masing individu. Normalnya, jantung sehat orang dewasa rata-rata
berukuran kepalan tangan orang dewasa. Ada beberapa penyakit yang dapat
mengakibatkan ukuran jantung membesar. Bagian terbesar dari jantung biasanya
sedikit ke sisi kiri dada (meskipun terkadang sedikit ke kanan). Bagian kiri
terbesar karena jantung kiri lebih kuat mengingat fungsinya yang memompa
darah ke seluruh tubuh.
A. Jenis tindakan
Pemeriksaan nyeri pada pasien STEMI
B. Identitas pasien yang menjadi target pemeriksaan
Nama : Tn. R
Umur : 57 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnose medis : STEMI
1. Apa saja hal-hal yang memunculkan nyeri ?
Pasien mengatakan ketika pasien batuk maka nyeri dada akan muncul
Nama :
Umur :
Alamat :
Kelompok :
Instansi :
Judul laporan :
Saya akan bersedia untuk dilakukan pengkajian demi kepentingan proposal laporan ini.
Dengan ketentuan hasil pengkajian akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk
Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan dengan
sebagaimana mestinya
( )
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh, timbul
ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeriPengkajian nyeri adalah suatu proses “dialog” antara
pasien dan tenaga kesehatan tentang deskripsi nyeri dan intensitasnya, respons
pasien terhadap nyeri, serta dampak nyeri terhadap kehidupan pasien.
B. Saran
Agar pengkajian dapat dilakukan dengan baik, maka diperlukan pemahaman,
latihan dan ketrampilan serta mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh
pasien. Proses ini dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien.
STIKesMERCUBAKTIJAYAPADANG
PROGRAMSTUDIPROFESINERS
Alamat : Jalan jamal jamil Pondok Kopi Siteba-Padang
25146Telp.(0751)4423295 E-mail:stikesmercubaktijaya@yahoo.co.id
Hari : Jum’at
Jam : 13.00-14.00
2. Sutri Nahadda
Berman, A., Snyder, S. J., Kozier, B., & Glenora, E. (2019).Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis.Jakarta: EGC.
Gray, H.H., et al. (2016). Lecture notes on cardiology. Diterjemahkan oleh Prof. Dr. H.
Anwar Agoes, DAFK, Sp. FK dan dr. Asri Dwi Rachmawati. Erlangga: Jakarta
Hudak, C., & Gallo, B. (2017). Keperawatan Krirtis, Pendekatan Holistik. Jakarta:
EGC.
Potter, P.A., Perry, A.G. (2019). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. (Ed 4). (Vol. 1). Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C., Bare, Brenda G. (2010). Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth. (Ed 8). (Vol. 2). Jakarta: EGC