OLEH:
MOHAMAD KURNIAWAN ALINTI
18D10140
FAKULTAS KESEHATAN
D-IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI GAWAT DARURAT DAN KRITIS
PASIEN By. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
DI RUANG ICU RSU KABUPATEN BANGLI
TANGGAL 10 FEBRUARI 2022
Mengetahui,
CI Klinik CI Akademik
2. Anatomi fisiologi
a. Perikardium
Jantung berada dalam rongga berisi cairan dengan sebutan rongga perikardial.
Dinding dan lapisan rongga perikardial ini memiliki sebutan perikardium. Pada
gambar anatomi jantung, tampak perikardium berada pada bagian tengah.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk
melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara
jantung dan organ sekitarnya. Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan
menahan jantung untuk tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari
tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan
endokardium (lapisan dalam).
b. Serambi (atrium)
Bagian serambi atau atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari
serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari
tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah. Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk
menerima darah bersih dari paru-paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan
tidak berotot, karena tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah. Pada gambar
anatomi jantung, tampak serambi berada pada sisi kanan dan kiri jantung bagian atas.
c. Bilik (ventrikel)
Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru.
Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke
seluruh tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot ketimbang serambi karena
bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru, maupun
ke seluruh tubuh. Pada gambar anatomi jantung, tampak ventrikel berada pada sisi
kanan dan kiri jantung bagian bawah.
d. Katup
Ada empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu:
1) Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
2) Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis
yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
3) Kemudian, katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru
mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
4) Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen dari bilik kiri
ke aorta (arteri terbesar pada tubuh).
e. Otot jantung
Otot jantung merupakan gabungan dari otot lurik dan otot polos yang berbentuk
silindris dan memiliki garis terang serta gelap. Pengamatan secara saksama
menggunakan mikroskop, maka akan tampak otot ini memiliki banyak inti sel yang
berada pada bagian tengahnya. Otot dalam jantung bertugas untuk memompa darah
ke seluruh tubuh. Otot jantung merupakan otot terkuat karena mampu bekerja terus
menerus sepanjang waktu tanpa istirahat untuk memompa darah. Jika otot ini
berhenti bekerja, maka sistem peredaran darah akan terhenti, sehingga terjadilah
kematian.
f. Pembuluh darah
1) Arteri
Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah ke sisi
kiri otot jantung (ventrikel dan atrium kiri). Arteri memiliki dinding yang
cukup elastis sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten.
2) Vena
Pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari
seluruh tubuh untuk kembali ke jantung, ketimbang arteri yaitu vena memiliki
dinding pembuluh yang lebih tipis.
3) Kapiler
Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan
vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh
darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon
dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi (dr. Tania savitri, 2021).
b. Proses terjadi
Penyakit jantung bawaan terjadi karena adanya gangguan pada proses
pembentukan dan perkembangan jantung sejak bayi di dalam kandungan. Jantung
manusia terbagi menjadi 4 ruang, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik), masing-
masing di sisi kanan dan kiri (dr. Merry Dame Cristy Pane, 2020).
c. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditemukan pada pasien anak dengan penyakit jantung
bawaan asianotik di RSUP Sanglah yaitu sesak, sulit minum, batuk, kebiruan,
berkeringat, dan lain-lain (Karmelia Kumala, 2018).
d. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat penyakit jantung bawaan, antara
lain:
1) Aritmia atau detak jantung tidak teratur
2) Gagal jantung
3) Infeksi pada jantung (endokarditis)
4) Hipertensi pulmonal
5) Infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia
6) Penggumpalan darah dan stroke
7) Mengalami gangguan belajar
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
Prinsip penatalaksanaan penyakit jantung bawaan adalah tata laksana korektif.
Koreksi dapat dilakukan dengan pembedahan. Namun, sebagian kasus minor dapat
mengalami koreksi sendiri seiring pertambahan usia. Tata laksana medikamentosa
bertujuan untuk mengurangi beban jantung dan menurunkan resistensi paru
1) Oksigen
Oksigen (O2) diberikan sesuai keperluan untuk mempertahankan saturasi.
Biasanya oksigen diberikan bila terjadi komplikasi seperti hipoksemia atau
syok kardiogenik.
2) Prostaglandin E1
Prostaglandin E1 diberikan untuk mempertahankan duktus arteriosus tetap
terbuka. Obat ini diberikan dengan dosis 0,1 mcg/kg/menit, kemudian bila
sudah terjadi perbaikan dapat diturunkan menjadi 0,05 mcg/kg/menit. Obat
ini bekerja dalam 10–30 menit setelah pemberian dan perbaikan klinis akan
ditandai dengan kenaikan PaO2 15–20 mmHg dan perbaikan pH.
3) Diuretik
Diuretik digunakan untuk menurunkan kongesti pada keadaan seperti gagal
jantung. Obat ini dapat diberikan dengan dosis 1-2 mg/kg/hari dalam 2–3
dosis peroral maupun intravena.
4) Digoksin
Digoksin diberikan bila terdapat tanda gagal jantung dengan dosis 30
mcg/kg. Dosis pertama diberikan setengah dari dosis digitalisasi, kemudian
dosis kedua diberikan 8 jam setelahnya sebanyak seperempat dari dosis
digitalisasi. Dosis ketiga diberikan 8 jam setelah itu sebanyak seperempat
dosis digitalisasi.
5) Isoproterenol
Obat inotropik isoproterenol dapat diberikan bila terjadi bradikardi pada
komplikasi gagal jantung dengan dosis 0,05–1 mcg/kg/menit. Apabila
terdapat takikardi, dapat diberikan dobutamin dengan dosis 5–10
mcg/kg/menit atau dopamin dengan dosis 2–5 mcg/kg/menit.
6) Vasodilator
Vasodilator yang biasa digunakan adalah captopril untuk menurunkan
resistensi vaskular sistemik dan pulmonal. Dosis captopril yang digunakan
pada penyakit jantung bawaan adalah 0,1–0,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2–
3 dosis peroral.
b. Dll (penatalaksanakan cairan)
1) Pemberian cairan dimulai 5-10 ml/kg secara bolus dengam memastikan
status cairan pasien
2) Jika pasien dalam keadaan dehidrasi berat yang meyebabkan terjadinya
thrombus dapat diberikan 10-20 ml/kg scara bolus (I. B. Suparyatha, 2015).
2. Masalah Kesehatan
RK Disfungsi Termoregulasi
3. Perencanaan
Masalah Implementasi
anestesi
RK Disfungsi 1. Mengobbservasi TTV pasien secara rutin
Termoregulasi 2. Menutupi seluas mungkin permukaan tubuh
pasien dengan selimut
3. Memberikan minyak gosok/minyak angin
agar tubuh pasien hangat
4. Mengatur suhu pada tempat tidur bayi agar
suhu bayi tetap hangat
5. Evaluasi
Masalah Evaluasi
anestesi
RK Disfungsi S: -
Termoregulasi
O:
- Tampak pasien tidak bersin
- Tampak pasien lebih tenang
- Tampak pasien tidak rewel
- TTTV:
TD: 88/50 mmHg
N: 120x/menit
RR: 35x/menit
Suhu: 36.5oC
SpO2: 95%
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
Daftar Pustaka
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : By. R
Umur : 4 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Bali/Indonesia
Status perkawinan` :-
Golongan darah :-
Alamat : Desa daup Kintamani
No. CM : 31xxxx
Diagnosa medis : Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Tanggal MRS : 4 Februari
Tanggal pengkajian : 10 Februari Jam Pengkajian:
09.20
Jaminan : BPJS
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengalami keluhan nafas cepat dan sianosis
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua pasien mengatakan anaknya sering mengalami nafas cepat serta kulit,
bibir, dan kuku jari berwarna kebiruan sejak beberapa minggu yang lalu, dan
baru dibawa ke RS karena gejala tidak kunjung reda
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pernah menderita (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler, perdarahan
tidak normal, asma, anemia, pingsan, mengorok) pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit terdahulu
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler,
perdarahan tidak normal, asma) pasien tidak mempunyai Riwayat penyakit
keluarga
5) Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? ya/tidak
Jika ya, menderita penyakit apa?
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? ya/tidak
jika ya, jumlah : , Reaksi alergi: ya/tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? ya/tidak
Jika ya, sebutkan……
- Khusus pasien perempuan :
Jumlah kehamilan:
jumlah anak :
mensturasi terakhir :
menyususi : ya/tidak
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
a) Obat yang pernah dikonsumsi: -
b) Obat yang sedang dikonsumsi: -
7) Riwayat Alergi : ya/tidak, jika ya, sebutkan :
8) Kebiasaan :
a) Merokok : ya/tidak , jika ya,jumlah :
b) Alkohol : ya/tidak , jika ya,jumlah :
c) Kopi/teh/soda : ya/tidak , jika ya,jumlah :
2) Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3-5 kali sehari
- Jenis : ASI/air putih
- Cara : peroral
- Minum Terakhir :-
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat Ini
- Frekuensi : kurang
- Jenis : ASI/air putih
- Cara : peroral
- Minum Terakhir :-
- Keluhan : kadan dimuntahkan
- Lainnya :-
3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 2-3 kali sehari
- Jenis : bubur sun
- Porsi : 1 porsi bayi
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :-
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir :-
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Jenis :-
- Porsi :-
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :-
- Napsu makan :-
- Puasa terakhir :-
- Keluhan :-
- Lainnya :-
4) Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi : 1-2 kali sehari
- Konsistensi : encer
- Warna : kuning
- Bau : khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Konsistensi : encer
- Warna : kuning kecoklatan
- Bau : khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 4-6 kali sehari
- Konsistensi : tanpa endapan
- Warna : kuning
- Bau : amoniak
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 3-5 kali sehari
- Konsistensi : tanpa endapan
- Warna : kuning pekat
- Bau : amoniak
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya :-
6) Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman.
7) Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : baik
- Rasa Nyaman : baik
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : baik
2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis / apatis / delirium/ somnolen / sopor/ koma
GCS : Verbal: 5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan/sedang/berat
Tanda-tanda Vital : Nadi = 110 x/menit, Suhu = 36,5 0 C, TD = 90/60 mmHg,
RR = 35 x/menit, Skala Nyeri: -
BB: 7,7 Kg, TB: 62 Cm, BMI: …………
Lainnya:………………
2) Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala (dolicephalus/ lonjong, brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan (+ /
-), hidrochepalus ( - ), Luka ( - ), darah ( - ), trepanasi ( - ).
Lainnya:…………
Palpasi :
Nyeri tekan ( - ), fontanella / pada bayi (cekung / tidak)
Lainnya:…………
3) Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi :
Ekspresi wajah (tegang/meringis / rileks), dagu kecil (-), Edema (-),
kelumpuhan otot-otot fasialis (-), sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (+)
Lainnya:…………
4) Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
- Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
- Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ),
benjolan ( - )
- Bulu mata (rontok atau tidak rontok)
- Konjunctiva dan sclera : perubahan warna: -
- Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis / midriasis) isokor ( - )
- Kornea : warna putih
- Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
- Ketajaman Penglihatan ( Baik / Kurang )
- Penggunaan kontak lensa: tidak
- Penggunaan kaca mata: tidak
- Lainnya:………………
Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata : -
Lainnya:………………
5) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
- Amati bagian telinga luar : bentuk simetris
Lesi ( - ), nyeri tekan ( - ),peradangan ( - ), penumpukan serumen (-).
- perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
- Tes kepekaan telinga : -
- Lainnya:………………
6) Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (adakah pembengkakan
atau tidak ) tidak ada
- Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran/polip ( - )
- pernafasan cuping hidung ( - ).
- Lainnya:………………
8) Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan amati dan rasakan :
- Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( - ), jaringan parut (-),
perubahan warna ( - ), massa ( - )
- Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
- Vena jugularis : pembesaran ( - )
- Pembesaran kelenjar limfe ( - ), posisi trakea (simetris/tidak simetris)
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( - ), ekstensi : ( - ), fleksi :
( - ), menggunakan collar : ( - )
- Leher pendek: ya/tidak
- Lainnya:………………
Palpasi
- Kelenjar tiroid: ukuran: normal, intensitas tidak terlihat
- Vena jugularis : tekanan : -
- Jarak thyro mentalis , 6 cm : ( - )
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( - ), ekstensi : ( - ), fleksi :
( - ), menggunakan collar : ( - )
- Lainnya:………………
Palpasi
- Nyri tekan ( - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa (-),
mobile (-)
- Lainnya:………………
b) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Ictus cordis ( - ), pelebaran ........cm
Lainnya:………………
Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Lainnya:………………
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ………………….. ( N = ICS II )
Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)
Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Lainnya:………………
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ /-)
Lainnya:………………
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), cairan ...............................
Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia ( - ), Spermatochele ( - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ),
Tumor testiscular ( - ), Lainnnya........................
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( - ), femoral hernia ( - ), pembengkakan ( - )
Lainnya…………………….
Palpasi
Perfusi:…….
CRT:…..
Edema : ( 1 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 5 )
Lainnya:………………
b) Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (-)
Fraktur (-), lokasi fraktur ………………….., jenis fraktur
…………………… kebersihan luka…………………….., terpasang gips (-),
Traksi ( - ), atropi otot ( -)
IV line: terpasang di...................., ukuran abocatch............., tetesan:..................
ROM: ………………..
Lainnya:………………
Palpasi
Perfusi:…….
CRT:……
Edema : (1 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 5 )
Lainnya:………………
- Edema :
- uji kekuatan otot :
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( -), nyeri kepala ( -), kaku kuduk ( -), mual –muntah ( -)
riwayat kejang ( -), penurunan tingkat kesadaran ( + ), riwayat pingsan ( -), tanda-
tanda TIK lainnya:………………
2. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) ………..
Nervus II, Opticus ( penglihatan )...............
Nervus III, Ocumulatorius .....................
Nervus IV, Throclearis ………………
Nervus V, Thrigeminus :
- Cabang optalmicus : ...................
- Cabang maxilaris : .............................
- Cabang Mandibularis : ..........................
Nervus VI, Abdusen …………………..
Nervus VII, Facialis .............................
Nervus VIII, Auditorius ..........................
Nervus IX, Glosopharingeal .................................
Nervus X, Vagus …………………..
Nervus XI, Accessorius .................................
Nervus XII, Hypoglosal ..................................
3. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ( + ), benda tajam ( + ), Menguji sensasi panas
/ dingin ( + ), kapas halus ( + ).
4. Memeriksa reflek kedalaman tendon
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( + )
b. Reflek chaddok ( + )
c. Reflek schaeffer ( + )
d. Reflek oppenheim ( + )
e. Reflek gordon ( + )
3. Data Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
WBC 10.7 5-35
LYM 5.5 1-24.5
LYM% 51.2 20-70
MID 0.9 0.2-5
MID% 8.6 4-14
GRA 4.3 0.6-12.2
GRA% 40.2 13-35
RBC 4.84 3.1-5.9
HGB 12.3 10-20
MCV 73.6 74-115
DO :
- Tampak pasien rewel
- TTV pasien:
TD: 85/53 mmHg
N: 110x/menit
RR: 35x/menit
S: 36oC
SpO2: 90%
A: Masalah teratasi