DISUSUN OLEH:
IKA YUNI PRIHANTARI
(1904061)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
individu “Asuhan Keperawatan Pada Tn.P Dengan STEMI Anterior Di Ruang
ICCU Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta”. Asuhan Keperawatan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Stase Keperawatan Gawat Darurat
Semester 1.
Penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak
dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, maka dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta yang sudah berkenan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa Program Studi Ners untuk
melakukan Asuhan Keperawatan.
2. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., NS., MAN selaku Ketua STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta
3. Bapak Dwi Nugroho Heri Saputro, S.Kep., Ns., M.Kep.MB., Ph.D selaku
Preceptor Akademik yang memberi masukan untuk laporan Asuhan
Keperawatan ini.
4. Ibu Andar Setyawati, S.Kep., Ns selaku Preceptor Klinik yang sudah
membimbing.
5. Seluruh staf dan karyawan di RS Bethesda Yogyakarta. yang telah banyak
membantu dan memberi informasi untuk terselesaikannya laporan ini.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan ini masih
terdapat banyak kekurangan, penulis mengharapkan masukan yang bersifat
positif dan membangun dari semua pihak.
1. KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
- Infark Miokard Akut (IMA) adalah keadaan dimana suplai darah suatu bagian
jantung terhenti sehingga sel otot jantung mengalami kematian. (Medula Unila,
2013)
- Infark Miokard Akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab paling sering adalah sumbatan koroner sehingga terjadi
gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard. (Kasion, 2016)
B. ANATOMI FISIOLOGI
Jantung adalah organ dengan empat berangka dan berotot yang terletak pada
rongga dada, dibawah perlindungan tulang rusuk, dan sedikit ke kiri sternum.
Jantung berada didalam kantung yang berisi cairan yang longgar, yang disebut
dengan perikardium. Keempat ruangan jantung yaitu atrium kiri dan kanan,
ventrikel kiri dan kanan. Atria duduk berdampingan diatas ventrikel. Atrium dan
ventrikel dipisahkan satu sama lain dengan 6 katup satu arah. Sisi kanan dan kiri
jantung dipisahkan oleh dinding jaringan yang disebut dengan septum (Lazenby et
al, 2011). Jantung relatif kecil, kira-kira berukuran sama seperti kepalan tangan
yang tertutup. Sekitar 12 cm (5 inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk
lebarnya dan 6 cm (2,5 inci) untuk tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada
perempuan dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Hati bertumpu pada diagfragma,
berada didekat garis garis tengah rongga toraks. Jantung terletak pada
mediastinum, sebuah wilayah yang anatomis dan memanjang dari sternum ke
kolom vertebra, dari yang pertama tulang rusuk ke diagfragma, dan diantara paru-
paru. Sekitar dua pertiga massa jantung terletak pada sebelah kiri garis tengah
tubuh. Ujung apeks terbentuk oleh ujung ventrikel kiri (ruang bawah jantung) dan
terletak diatas digfragma yang mengarah kearah anterior, inferior, dan ke kiri.
Dasar jantung berlawanan dengan apeks dan posteriornya aspek yang terbentuk
oleh atria (bilik atas) jantung, kabanyakan atrium kiri (Tortora, 2014).
Posisi jantung terletak diantara kedua paru-paru dan berada di tengah-tengah dada,
bertumpu pada diagfragma thoracis. Selaput yang membungkus jantung disebut
dengan perikardium yang terdiri dari lapisan fibrosa dan serosa. Epikardium
adalah lapisan lapisan terluar dari jantung. Sedangkan, lapisan berikutnya adalah
lapisan mioardium, lapisan yang paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot
jantung yang berperan sangat penting dalam memompa darah melalui pembuluh
arteri. Sementara itu, lapisan paling akhir jantung adalah endokardium
Dnding jantung terdiri dari tiga lapisan mulai dari luar ke dalam yaitu :
Epikardium
Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang
korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa
yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender
yang digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak
mengganggu jantung (Syaifuddin, 2009).
Miokardium
Miokardium tersusun atas miosit-miosit jantung (sel otot) yang memperlihatkan
struktur subseluler lurik. Sel miosit berukuran relatif kecil (100 x 20 𝜇m ) dan
bercabang, dengan nukleus tunggal, sel miosit kaya akan mitokondria (Aaronson
& Jeremy, 2010).
Endokardium Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula
dan bagian depan sinus vena kava (Syaifuddin, 2009).
Ruang-ruang Jantung Jantung mempunyai empat rongga, yang terdiri dari dua
atrium dan dua ventrikel. Dimana kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum
interventriculare (Wibowo,2015).
Atrium cordis dextrum Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava
inferior dari tubuh bagian inferior dan dari v.cava superior dari tubuh bagian
superior (Wibowo,2015).
Ventriculus cordis dexter Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan
yang terdiri dari : 1. Valvula trikuspidal 2. Valvula pulmonalis (Syaifuddin, 2009)
Atrium Cordis sinistrum Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium
cordis sinistrum melalui vv. Pulmonalis (Wibowo, 2015).
Ventrikulus cordis sinister Dari atrium cordis sinistrum, darah akan mengalir
melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan kemudian mengisi ventrikuls cordis
sinistrer (Wibowo, 2015)
C. ETIOLOGI
Intinya AMI atau MCI terjadi akibat suplai O2 yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel
jantung tersebut.
Penyebab utamanya adalah :
a) Tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner
b) Gangguan suplai O2 ke miokard
c) Peradangan
d) Iskemia miokard
Faktor predisposisi :
a) Sembelit
b) Emosional
c) Makanan
d) Lelah bekerja
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi :
a) Herediter
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Ras
e) DM tipe I
Faktor yang dapat dimodifikasi :
Lingkungan, perokok, hipertensi, peningkatan serum, kolesterol, DM tipe 2
( Kasron,2016)
D. KLASIFIKASI
Ada 3 jenis IMA, yaitu :
1. IMA Subendokardial
Terjadi akibat aliran darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu
lama sebagai akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau
dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan, dan hipoksia.
2. IMA Transmural
Berkaitan dengan trombosis koroner. Trombosis sering terjadi didaerah yang
mengalami penyempitan arterisklerosis. Penyebab lain lebih jarang ditemukan.
Termasuk disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan
hematom intramural, spasme yang umumnya terjadi ditempat aterosklerotik
dan emboli koroner.
3. IMA Anterior
Disebabkan oleh obstruksi arteri koroner kiri.
(NANDA,2012)
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala IMA adalah :
1. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, terjadi secara mendadak dan
terus menerus, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas
ini merupakan gejala utama
2. Nyeri terasa sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus
ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri)
3. Nyeri mulai spontan (tidak terjadi setelah kegiatan/gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat / nitrogliserin (NTG)
4. Nyeri disertai dengan sesak nafas, berdebar-debar, pucat, keringat dingin,
diaforesis berat, sinkope, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah
5. Pasien dengan DM tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat menganggu neuroseptor (menumpulkan
pengalaman nyeri)
(Smeltzer,2011)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) EKG
Adanya perubahan EKG :
- Gelombang Q (significant infark) atau Q patologis
- Segmen ST (elevasi)
- Gelombang T (meninggi atau menurun)
b) Laboratorium darah
Test darah rutin meliputi peningkatan jumlah sel darah putih setelah 48 jam,
khasnya 10-15.00 terutama sel-sel polimorfik, dan peningkatan LED serta
protein reaktif-c (CRP) yang memuncak dalam 4 hari dengan puncak kedua
sebagai gambaran sindrom dressler.
c) Troponin
Merupakan protein vegulator yang terletak dalam aparatus kontaktil miosit.
Keduanya merupakan cedera sel miocard pertanda spesifik dan dapat diukur
dengan alat tes disisi tempat tidur (bedside)
d) Radiologi
Ditemukan adanya bendungan paru (gagal jantung), kadang-kadang terlihat
kardiomegali
(Smeltzer, 2011)
G. KOMPLIKASI
a) Aritmia : aritmia perlu diobati bila menyebabkan gangguan hemodinamik,
meningkatkan kebutuhan 02 miokard dengan akibat mudahnya perluasan
infark. Presdisposisi untuk terjadinya aritmia (takikardia ventrikel, fibrilasi
ventrikel atau asistol).
b) Bradikardia sinus : umumnya disebabkan oleh vagotonia dan sering menyertai
IMA posterior atau inferior
c) Irama Nodal : timbul karena protective escape mechanisme dan tak perlu
diobati
d) Asistolik : dilakukan resusitas kardiopulmonal serebral dan dipasang pacu
jantung transtorakal
e) Takikardia Sinus : ditemukan pada sepertiga kasus IMA dan umumnya
sekunder akibat peningkatan tonus saraf simpati, gagal jantung, nyeri dada,
pericarditis, dll.
f) Ruptur miocardial : otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi
lemah, sehingga kadang mengalami robekan karena tekanan dari aksi pompa
jantung
g) Kematian
( Kasron, 2016)
H. PATOFLOWDIAGRAM
I. PENATALAKSANAAN
a) Diagnosa
Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan/tanda-tanda, EKG awal tidak
menentukan, hanya 24-60 % dari AMI ditemukan dengan EKG awal yang
menunjukkan luka akut (acute injury).
b) Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
c) Nyeri harus dikendalikan terlebih dahulu
d) Terapi 02
- Hipoksia : menurunkan efektifitas obat-obatan dan terapi elektrik (DC
shock)
- Pemberian 02 menurunkan perluasan daerah iskemik
e) Akses intravena
- Larutan fisiologis/ RL dengan jarum infus besar atau bisa juga dengan
pasang infus dekstrosa 5 % untuk persiapan pemberian obat intravena
f) Pemberian obat (farmakoterapi)
- Morfin 5 mg/ petidin 25-50 mg dan inhalasi nitrogenoksida 20-50 %
- Pemberian nitrat, kalsium antagonis atau obat penghambat adrenoseptor-ß
- Obat sedatif : Diazepam2-5 mg/oral 3 x per hari
- Flurazepam 15-30 mg dan Bisakodil 1-2 tab
- Obat penyekat beta IV/oral ( Inhibitor ACE, preparat nitrat IV /oral,
antagonis kalsium (diltiazem pada IMA non gelombang Q)
- Antikoagulan : heparin (mengencerkan darah)
- Antiplatelet : aspirin dan clopidogrel (membentuk bekuan yang tidak
diinginkan)
(Smeltzer, 2011)
J. PENCEGAHAN
Resiko terjadinya penyakit ini biasanya dikurangi dengan melakukan beberapa
tindakan berikut :
a) Berhenti merokok
b) Menurunkan tekanan darah
c) Mengurangi berat badan berlebih (overweight)
d) Pola hidup sehat dengan olahraga, makan makanan bergizi
(kasron, 2016)
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Menurut (Muttaqin, 2009) pengkajian dari proses asuhan keperawatan pada
infark miokard akut (IMA) mencakup riwayat yang berhubungan dengan
gambaran gejala berupa nyeri dada, sulit bernapas (dispnea), palpitasi, pingsan
(sinkop), dan keringat dingin (diaforesis). Masing- masing gejala harus
dievaluasi waktu dan durasinya serta faktor yang mencetuskan dan yang
meringankan.
1) Anamnesis
Anamnesis penyakit ini terdiri atas keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan kondisi psikologis pasien.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernapas, dan pingsan.
3) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dengan melakukan
serangkaian pertanyaan tentang nyeri dada pasien secara PQRST
(Provoking, Quality, Region, Severity, Time).
- Proviking : Tanyakan pertanyaan untuk menentukan permulaan
serangan, durasi, dan rangkaian nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan?
- Quality: Pengkajian terhadap karakteristik nyeri yang lazim membantu
perawat untuk memperoleh suatu pemahaman terhadap jenis nyeri, pola
nyeri, serta jenis intervensi yang dapat memberikan pertolongan
terhadap nyeri.
- Region: untuk mengkaji lokasi nyeri, minta pasien untuk mengatakan
atau menunjukkan semua area dimana pasien merasa tidak nyaman.
- Severity: Variasi skala nyeri telah tersedia bagi pasien untuk
mengomunikasikan intensitas nyeri mereka. Ketika menggunakan skala
angka, skala 0-3 mengindikasikan nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, dan 7-
10 nyeri hebat, dianggap sebagai keadaan darurat pada nyeri.
- Time : Berapa lama nyeri telah berlangsung? Apakah nyeri terjadi pada
waktu yang sama setiap hari? Berapa sering nyeri tersebut muncul?
(Miaskwoski dalam Potter Perry, 2014).
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang mendukung dengan mengkaji
apakah sebelumnya pasien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,
dan hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obatobatan yang biasa diminum
oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan.
5) Riwayat Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga
serta bila ada anggota keluarga yang meninggal maka penyebab kematian
juga ditanyakan.
6) Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya. Kebiasaan
sosial ditanyakan dengan menanyakan kebiasaan dalam pola hidup,
misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan merokok juga dikaji
dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok sudah berapa lama, berapa
batang per hari, dan jenis rokok.
7) Psikologis
Pasien IMA dengan nyeri akan mengalami kecemasan berat sampai
ketakutan akan kematian. Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi,
kecemasan merupakan stresor yang dapat menurunkan sistem imunitas
tubuh.
8) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien terdiri atas keadaan umum dan B1- B6. Keadaan
umum: Pada pemeriksaan keadaan umum pasien IMA biasanya didapatkan
kesadaran baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
- B1 (Breathing): Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal, dan
keluhan napas seperti tercekik. Biasanya juga terdapat dispnea kardia.
Sesak napas ini terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik dari ventrikel kiri yang meningkatkan
tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan
peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu melakukan kegiatan
fisik.
- B2 (Bleeding): Pemeriksaan B2 yang dilakukan dapat melalui teknik
inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Inspeksi adanya parut; palpasi denyut
perifer melemah; auskultasi tekanan darah, bunyi jantung tambahan;
perkusi adanya pergeseran batas jantung.
- B3 (Brain): Kesadaran biasanya CM, tidak didapatkan sianosis perifer.
Pengkajian objektif pasien berupa adanya wajah meringis, perubahan
postur tubuh, menangis, merintih, meregang dan menggeliat.
- B4 (Bladder): Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan
asupan cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memantau adanya
oliguria pada pasien IMA karena merupakan tanda awal dari syok
kardiogenik.
- B5 (Bowel): Kaji pola makan pasien apakah sebelumnya terdapat
peningkatan konsumsi garam dan lemak. Adanya nyeri akan
memberikan respon mual dan muntah. Palpasi abdomen didapatkan
nyeri tekan pada keempat kuadran. Penurunan peristaltik usus
merupakan tanda kardial pada IMA.
- B6 (Bone): Hasil yang biasanya terdapat pada pemeriksaan B6 adalah
sebagai berikut. Aktivitas, gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat
tidur, gerak statis, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda: takikardi,
dispnea pada saat istirahat/ aktivitas, dan kesulitan melakukan tugas
perawatan diri.
B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
3. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman
pada status terkini atau perubahan besar (kesehatan dan status
sosioekonomi)
4. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor
risiko perubahan frekuensi jantung, perubahan irama jantung
5. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
faktor risiko hipovolemia, hipoksia, hipoksemia
6. Risiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan faktor risiko
peningkatan natrium/ retensi urin
C. NURSING CARE PLAN (NCP)
2. Berikan 2. Menurunkan
lingkungan yang rangsang
tenang dan eksternal yang
tunjukkan dapat
perhatian yang memperburuk
tulus kepada keadaan nyeri
klien. yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Tgl. Pengkajian : 19 Oktober 2020 Pukul : 08.00 WIB Oleh : Ika Yuni P
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn. P
Umur : 67 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kotagede
Nama : Tn.Y
Hubungan : Anak
Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kotagede
C. KESEHATAN PASIEN
II. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI
- Onzet : nyeri dada dirasakan sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS,
- Region : keluhan dirasakan pada area dada sebelah kiri, nyeri dirasakan
sampai ke punggung
Klien merasa sesak nafas, pusing serta kelelahan pada saat beraktivitas
Klien mengatakan nyeri pada dadanya disertai sesak nafas dan pusing
4 hari yang lalu, klien merasakan nyeri pada dada kirinya, tetapi tidak segera
diobati ke rumah sakit. Klien 4 tahun yang lalu memiliki riwayat hipertensi
dan gula darah (DM), klien merasakan nyeri pada pukul 11.00 WIB ketika
hendak jumatan. Pada tanggal 17 Oktober 2020 klien dibawa ke rumah sakit
Bethesda dan segera ditangani di IGD. Dari IGD mendiagnosa bahwa Tn.P
medis DM karena gula darah pasien tinggi. Pasien segera ditangani dan
67,70, pemeriksaan EKG ireguler, Heart Rate x/menit, Interval P-R tidak
2020 pukul 08.00 WIB mahasiswa bertemu dengan klien untuk melakukan
pengkajian.
Klien memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus ( sejak 4 tahun yang
lalu)
VII. ALERGI
D. KESEHATAN KELUARGA
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
Jenis makanan diet lunak, frekuensi makan 3 x sehari, porsi yang
putih.
2. Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Klien dirumah BAB 1 kali tiap hari dari pagi, konsistensi lembek,
Klien dirumah frekuensi BAK 6x/24 jam, warna kuning bening, klien
b) Selama sakit
a) Sebelum sakit
Jumlah tidur dalam sehari 8 jam. Klien tidur sendiri, tidak ada
b) Selama sakit
1) Keadaan aktivitas
Kemampuan 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan / Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulansi/ROM
Keterangan :
- 0 : mandiri
- 1 : alat bantu
- 4 : tergantung total
2) Kebutuhan tidur
Syring pump yang terpasang ditangan kanan dan kiri, infus ditangan
terganggu
4. Pola Kebersihan Diri
a) Sebelum sakit
mandi, gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi. Memotong kuku jika
sudah panjang.
b) Selama sakit
6. Pola Reproduksi-Seksualitas
Klien mengatakan tidak ada gangguan seksual, klien berjenis kelamin laki-
laki.
Klien sadar, gelisah, sedih. Klien dapat berbicara dengan jelas. Bahasa yang
dikuasai adalah bahasa Jawa dan Indonesia. Klien dapat membaca, tidak
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya nama, usia, tanggal lahir dan
alamat. Klien mengatakan ingin menjadi ayah yang baik dan menafkai
keluarga.
9. Pola Koping
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengukuran TB : 163 cm
2. Pengukuran BB : 68 Kg
3. Pengukuran Tanda Vital : (Tekanan darah = 132/88 mmHg; Nadi =89 x/menit;
a) Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka dan ketombe, kesan wajah menyeringai
b) Mata
Kedua telinga simetris, tidak ada keluar cairan/serumen, tidak memakai alat
d) Hidung
Klien dapat berbicara dengan jelas, bibir kering, uvula berada ditengah, tidak
f) Leher
Tidak ada pembesaran thiroid dan kelenjar getah bening, JVP 52 cmH20
g) Dada
- Inspeksi : dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada
retraksi dada, pernafasan dada 28 x/menit, tidak ada benjolan pada dada
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan bagian dada kiri atas, simetris pada waktu
bernafas
- Perkusi : batas kiri jantung ICS 2 linea mid clavicularis sinistra; batas
atas kanan jantung ICS 2 linea strenalis kanan; batas kiri bawah jantung
h) Punggung
i) Abdomen
- Inspeksi : warna kulit cokelat, umbilikus tidak menonjol, tidak ada lesi
k) Genetalia
Tidak terkaji
l) Ekstermitas
- Atas : anggota gerak atas lengkap, tidak ada oedema, tangan kanan
terpasang infus RL, tangan kiri terpasang Tri-w untuk memasukkan obat
(syringe pump)
m) Reflek
G. RENCANA PULANG
H. DIAGNOSTIK TEST
1. EKG tanggal 17 Oktober 2020
- HR 83 bp analysis result
- ST abnormality
I. PROGRAM PENGOBATAN
ANALISA OBAT
Implikasi
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping
Keperawatan
Aspilet 1 x Mencegah proses Obat ini tidak Terkadang dapat - Pantau TTV
80 mg agregasi boleh diberikan terjadi iritasi - Pantau efek
trombosit pada kepada pasien lambung, mual, samping
pasien infark dengan kondisi: muntah,memperpa - Terapkan 12
miokard dan Hipersensitif njang,waktu benar obat
pasien angina terhadap aspirin pembekuan darah,
tidak stabil, serta dan obat hipotrombinemia,hi
mencegah antiinflamasi persensitivitas,
serangan serebral non steroid pusing, telinga
iskemik sesaat. (AINS) lainnya. berdenging.
Asma, rhinitis,
dan polip
hidung.
CPG 1 x 75 Mengurangi Obat ini tidak Diare, mudah - Terapkan 12
mg kejadian boleh diberikan mengalami memar, benar obat
aterosklerosis kepada pasien Perdarahan yang - Pantau TTV
(infark miokard, dengan kondisi: sulit berhenti, - Kaji efek
stroke dan Hipersensitif Gangguan samping obat
kematian terhadap pencernaan, Nyeri
vaskular) pada Clopidogrel. perut
pasien dengan Perdarahan
aterosklerosis patologis aktif
yang ditandai seperti tukak
dengan stroke lambung atau
yang belum lama, perdarahan
terjadi infark intrakranial.
miokard atau
penyakit arteri
lain
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cidera Biologis ditandai dengan :
DS :
- Onzet : nyeri dada dirasakan sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS, nyeri
dirasakan selama 10 menit, nyeri dirasakan hilang timbul
- Provocative : penyebab nyeri jika klien beraktivitas dan kelelahan, untuk
menguranginya klien beristirahat
- Quality : nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk
- Region : keluhan dirasakan pada area dada sebelah kiri, nyeri dirasakan
sampai ke punggung
- Severity : nyeri menganggu aktivitas klien, nyeri skala 6
- Treatment : klien masuk untuk berobat di RS Bethesda, kemudian ditangani di
IGD langsung diantarkan ke ruang ICCU
- Understanding : klien memahami dengan keluhan yang dirasakan
- Value : klien dapat sembuh dan dapat melakukan aktivitas
DO :
Wajah menyeringai, klien mengeluh nyeri, gelisah
2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja
ventriculer ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan kemas
- Klien mengatakan pusing
DO :
Tekanan darah = 132/88 mmHg; Nadi =89 x/menit; RR = 27 x/menit; Suhu=
36,70C; SpO2 = 90%), klien sesak nafas, HR 83 bp analysis result, Anterior
Miocard Infark, ST abnormality, Possible subandocardial ischestlal inferior
Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05
Penurunan Curah Jantung NOC : Vital Sign Status NIC : 1. Tekanan darah yang tidak
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital normal dapat menjadi
peningkatan beban kerja keperawatan selama 3 x 24 2. Pantau tingkat kesadaran tanda adanya peningkatan
ventriculer ditandai dengan : jam, diharapkan penurunan 3. Anjurkan pasien tenang TIK
DS : curah jantung teratasi dengan jangan tegang 2. Penurunan kesadaran
- Klien mengatakan kriteria hasil : 4. Berikan Amiodaron 20 cc dapat menjadi tanda
kemas - TTV dalam rentang normal peningkatan TIK
- Klien mengatakan - Tidak ada acites 3. Peningkatan hormon stres
pusing - Pasien melaporkan tidak dalam tubuh akan
DO : ada acites membuat debar jantung
Tekanan darah = 132/88 meningkat jadi lebih
mmHg; Nadi =89 x/menit; RR cepat dan singkat otot-
= 27 x/menit; Suhu= 36,70C; otot menegang tekanan
SpO2 = 90%), klien sesak darah naik dapat
nafas, HR 83 bp analysis result, menyebabkan serangan
Anterior Miocard Infark, ST jantung
abnormality, Possible 4. Amiodoron digunakan
subandocardial ischestlal untuk membantu menjaga
inferior jantung berdetak dengan
normal pada orang yang
memiliki gangguan irama
jantung.
Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10
Ketidakefektifan pola nafas NIC : status pernapasan NOC : pemantauan pernafasan 1. Frekuensi nafas adalah
berhubungan dengan dispnea Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi nafas intenistas memasukan
ditandai dengan : keperawatan selama 2x3 jam 2. Atur posisi semifowler atau mengeluarkan
DS : klien mengatakan sesak diharapakn ketidakefektifan 3. Anjurkan untuk nafas udara permenit dari
nafas pola nafas teratasi dengan dalam dalam keluar tubuh
DO : kriteria hasil : 4. Berikan terapi O2 3 2. Meningkatkan
- RR : 27 x/menit - RR dalam rentang normal L/menit dorongan pada
- SPO2 = 90 % 16-24 x/menit diafragma sehingga
- Terpasang O2 binasal - Klien mengatakan tidak meningkatnya ekspansi
kanul sesak nafas dada dan ventilasi paru
- Pola nafas efektif 3. Relaksasi dapat
menurunkan
ketegangan otot
4. O2 dapat memperlancar
sirkulasi dalam darah
Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15
Intoleransi aktifitas NOC : energy NIC: activity therapy 1. Memantau aktivitas klien
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi mobilitas klien yang dapat dilakukan
ketidakseimbangan suplai O2 keperawatan selama 2 x3 jam, 2. Bantu klien untuk 2. Mempermudah klien untuk
dan kebutuhan O2 ditandai diharapkan klien dapat memenuhi aktivitasnya memenuhi aktivitasnya
dengan : beraktivitas secara mandiri dan 3. Anjurkan klien untuk 3. Agar klien tidak cepat lelah
DS : kebutuhan O2 terpenuhi aktivitas ringan 4. Agar keluarga dapat
Klien mengatakan merasa lelah dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan dokter mengetahui aktivitas yang
DO : - Klien dapat melakukan untuk mobilitas klien dapat dilakukan klien
- Klien tampak lemas aktivitas secara mandiri
- SPO2 = 90 % - Klien tidak lemas dan lelah
- Aktivitas di RS dibantu - Klien tidak sesak nafas
perawat
- Terpasang O2 binasal
kanul
Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16
Ketidakstabilan kadar gula NOC : blood glucose NIC : hyperglikemia 1. Observasi gds mmapu
darah berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan management memantau gds apakah naik
hiperglikemi ditandai dengan : keperawatan selama 2 x 3 jam, 1. Observasi GDS atau menurun
DS : diharapkan klien dapat 2. Bantu klien dalam 2. Dapat membantu pasien
- Klien mengatakan mengontrol gula darah dengan manajemen gula darah untuk mengelola
sering lapar dan haus kriteria hasil : 3. Anjurkan atau edukasi manajemen dietnya tentang
DO : - Klien mengerti pentingnya terkait penyakit DM DM
- GDS = 258 mengontrol kadar glukosa 4. Berikan obat novorapid 3. Edukasi penting untuk
- Klien tampak lemas darah 100 IU klien dan keluarga dalam
- Klien mengatakan akan penanggulangan DM
melakukan pemeriksaan 4. novorapid bekerja untuk
rutin menstabilkan kadar
- BB ideal atau tidak glukosa darah
mengalami penurunan
Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17
Defisit perawatan diri NOC : activity intolerance NIC: self care assitance 1. Tingkat energi adalah
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau perubahan sumber untuk
kelemahan ditandai dengan : keperawatan selama 2 x 3 jam kemampuan fungsi melakukan aktivitas
DS : diharapakn defisit perawatan 2. Bantu klien untuk makan agar seseorang dapat
- Klien mengatakan diri teratasi dengan kriteria melakukan aktivitas
lemas hasil : secara mandiri
DO : - Klien mampu makan 2. Makan untuk
- Klien lemas, bedrest sendiri memenuhi kebutuhan
Makan,mandi, kumur-kumur hidup
skor 3 (dibantu orang lain dan
alat)
CATATAN PERKEMBANGAN HARI –I
Ruang : ICCU
N (TT)
1) Nyeri akut 19 Oktober I:
Do : wajah
menyeringai
pamol 1x 500 mg
samping obat
muncul
Ds : klien mengatakan
mengerti
Do : klien dapat
memperagakan
09.30 WIB E:
berkurang
O : klien tenang
teratasi
dan 3
2) Penurunan 19 Oktober I:
ventricular mmHg
09.30 WIB E:
pusing
Suhu= 36,7 C
2
3) Ketidakefektifa 19 Oktober I:
semi fowler
Ds : klien mengatakan
sedikit nyaman
3. Memberikan terapi
O2
Do: O2 diberikann
3L/menit, lancar
E:
berkurang
A: masalah ketidakefektifan
P : Lanjutkan intervensi no 1,
2,
4) Intoleransi 19 Oktober I:
mobilisasi di TT
pasien
Do : porsi yang
dihabiskan 1 porsi
untuk melakukan
aktivitas ringan
setelah diperbolehkan
turun dari TT
Ds : klien mengatakan
mengerti dan
dianjurkan
09.30 WIB E:
berkurang
untuk minum
A : masalah intoleransi
teratasi sebagian
2
5) Ketidakstabilan 19 Oktober I:
berhubungan mg/dL
dan mengajurkan
untuk melakukan
pemeriksaan rutin
sembuh
Ds : klien mengatakan
mengerti dan
memahami dengan
novorapid 100 IU
samping obat
09.30 WIB E:
S : klien mengatakan pusing
obat
A: masalah ketidakstabilan
teratasi
3
6) Defisit 19 Oktober I:
kelemahan porsi
meminumkan obat
oral
Do : obat sudah
diminumkan
09.30 WIB E:
O : Klien tenang
dan 2
Ruang : ICCU
(TT)
1) Nyeri akut 20 Oktober S : klien mengatakan nyeri
teratasi sebagian
P :lanjutkan intervensi no 1
dan 2
I:
Ds : klien mengatakan
pamol 1x 500 mg
samping obat
09.30 WIB E:
berkurang
O : klien tenang
teratasi sebagian
diruangan
2) Penurunan 20 Oktober S : klien mengatakan tidak
sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1
dan 2
I:
amiodaron 20 cc/jam
Do : terpasang lancar
darah
Do : TD = 140/81
mmHg
09.30 WIB E:
pusing
A : masalah penurunan
sebagian
lanjutkan intervensi
diruangan
3) Ketidakefektifa 19 Oktober S : klien mengatakan sesak
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1
dan 3
I:
pasien
Do : RR= 24 x/menit
O2
Do: O2 diberikann
3L/menit, lancar
09.30 WIB E:
S : klien mengatakan tidak
sesak
O : RR= 24 x/menit
A: masalah ketidakefektifan
Lanjutkan intervensi
selanjutnya diruangan
4) Intoleransi 20 Oktober S : klien mengatakan sudah
dengan lemas
P : lanjutkan intervensi no 1
dan 2
I:
mobilitas klien
Ds : klien
mengatakan sudah
menggerakan
tangannya
08.15 WIB 2. Membantu
menyuapi pasien
Do : porsi yang
dihabiskan 1 porsi
09.30 WIB E:
berkurang
untuk minum
A : masalah intoleransi
teratasi sebagian
lanjutkan intervensi
diruangan
5) Ketidakstabilan 20 Oktober S : klien mengatakan tidak
hiperglikemi dan 3
I:
Do : GDS = 156
mg/dL
08.30 WIB 2. Memberikan obat
novorapid 100 iu
samping obat
09.30 WIB E:
obat
A: masalah ketidakstabilan
sebagian
lanjutkan intervensi
diruangan
6) Defisit 20 Oktober S : klien mengatakan sudah
dengan sendiri
sebagian
P : lanjutkan intervensi no 1
I:
08.15 WIB 1. Memberikan makan ke
pasien
09.30 WIB E:
tidak lemas
O : Klien tenang
teratasi sebagian
lanjutkan intervensi
diruangan