Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

P DENGAN STEMI ANTERIOR DI


RUANG ICCU RUMAH SAKIT BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:
IKA YUNI PRIHANTARI
(1904061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.P Dengan STEMI


Anterior Di Ruang ICCU Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Yogyakarta, Oktober 2020

Preceptor Akademik, Preceptor Klinik,

Dwi Nugroho Heri Saputro, S.Kep., Andar Setyawati, S.Kep., Ns


Ns., M.Kep.MB., Ph.D.
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
individu “Asuhan Keperawatan Pada Tn.P Dengan STEMI Anterior Di Ruang
ICCU Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta”. Asuhan Keperawatan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Stase Keperawatan Gawat Darurat
Semester 1.
Penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak
dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, maka dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta yang sudah berkenan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa Program Studi Ners untuk
melakukan Asuhan Keperawatan.
2. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., NS., MAN selaku Ketua STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta
3. Bapak Dwi Nugroho Heri Saputro, S.Kep., Ns., M.Kep.MB., Ph.D selaku
Preceptor Akademik yang memberi masukan untuk laporan Asuhan
Keperawatan ini.
4. Ibu Andar Setyawati, S.Kep., Ns selaku Preceptor Klinik yang sudah
membimbing.
5. Seluruh staf dan karyawan di RS Bethesda Yogyakarta. yang telah banyak
membantu dan memberi informasi untuk terselesaikannya laporan ini.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan ini masih
terdapat banyak kekurangan, penulis mengharapkan masukan yang bersifat
positif dan membangun dari semua pihak.

Yogyakarta, Oktober 2020


Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN STEMI

( ST ELEVASI MIOKARD INFARK )

1. KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
- Infark Miokard Akut (IMA) adalah keadaan dimana suplai darah suatu bagian
jantung terhenti sehingga sel otot jantung mengalami kematian. (Medula Unila,
2013)
- Infark Miokard Akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab paling sering adalah sumbatan koroner sehingga terjadi
gangguan aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard. (Kasion, 2016)

B. ANATOMI FISIOLOGI

Jantung adalah organ dengan empat berangka dan berotot yang terletak pada
rongga dada, dibawah perlindungan tulang rusuk, dan sedikit ke kiri sternum.
Jantung berada didalam kantung yang berisi cairan yang longgar, yang disebut
dengan perikardium. Keempat ruangan jantung yaitu atrium kiri dan kanan,
ventrikel kiri dan kanan. Atria duduk berdampingan diatas ventrikel. Atrium dan
ventrikel dipisahkan satu sama lain dengan 6 katup satu arah. Sisi kanan dan kiri
jantung dipisahkan oleh dinding jaringan yang disebut dengan septum (Lazenby et
al, 2011). Jantung relatif kecil, kira-kira berukuran sama seperti kepalan tangan
yang tertutup. Sekitar 12 cm (5 inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk
lebarnya dan 6 cm (2,5 inci) untuk tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada
perempuan dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Hati bertumpu pada diagfragma,
berada didekat garis garis tengah rongga toraks. Jantung terletak pada
mediastinum, sebuah wilayah yang anatomis dan memanjang dari sternum ke
kolom vertebra, dari yang pertama tulang rusuk ke diagfragma, dan diantara paru-
paru. Sekitar dua pertiga massa jantung terletak pada sebelah kiri garis tengah
tubuh. Ujung apeks terbentuk oleh ujung ventrikel kiri (ruang bawah jantung) dan
terletak diatas digfragma yang mengarah kearah anterior, inferior, dan ke kiri.
Dasar jantung berlawanan dengan apeks dan posteriornya aspek yang terbentuk
oleh atria (bilik atas) jantung, kabanyakan atrium kiri (Tortora, 2014).

Posisi jantung terletak diantara kedua paru-paru dan berada di tengah-tengah dada,
bertumpu pada diagfragma thoracis. Selaput yang membungkus jantung disebut
dengan perikardium yang terdiri dari lapisan fibrosa dan serosa. Epikardium
adalah lapisan lapisan terluar dari jantung. Sedangkan, lapisan berikutnya adalah
lapisan mioardium, lapisan yang paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot
jantung yang berperan sangat penting dalam memompa darah melalui pembuluh
arteri. Sementara itu, lapisan paling akhir jantung adalah endokardium
Dnding jantung terdiri dari tiga lapisan mulai dari luar ke dalam yaitu :
 Epikardium
Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang
korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa
yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender
yang digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak
mengganggu jantung (Syaifuddin, 2009).
 Miokardium
Miokardium tersusun atas miosit-miosit jantung (sel otot) yang memperlihatkan
struktur subseluler lurik. Sel miosit berukuran relatif kecil (100 x 20 𝜇m ) dan
bercabang, dengan nukleus tunggal, sel miosit kaya akan mitokondria (Aaronson
& Jeremy, 2010).
 Endokardium Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula
dan bagian depan sinus vena kava (Syaifuddin, 2009).
Ruang-ruang Jantung Jantung mempunyai empat rongga, yang terdiri dari dua
atrium dan dua ventrikel. Dimana kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum
interventriculare (Wibowo,2015).
 Atrium cordis dextrum Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava
inferior dari tubuh bagian inferior dan dari v.cava superior dari tubuh bagian
superior (Wibowo,2015).
 Ventriculus cordis dexter Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan
yang terdiri dari : 1. Valvula trikuspidal 2. Valvula pulmonalis (Syaifuddin, 2009)
 Atrium Cordis sinistrum Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium
cordis sinistrum melalui vv. Pulmonalis (Wibowo, 2015).
 Ventrikulus cordis sinister Dari atrium cordis sinistrum, darah akan mengalir
melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan kemudian mengisi ventrikuls cordis
sinistrer (Wibowo, 2015)

C. ETIOLOGI
Intinya AMI atau MCI terjadi akibat suplai O2 yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel
jantung tersebut.
Penyebab utamanya adalah :
a) Tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner
b) Gangguan suplai O2 ke miokard
c) Peradangan
d) Iskemia miokard
 Faktor predisposisi :
a) Sembelit
b) Emosional
c) Makanan
d) Lelah bekerja
 Faktor yang tidak dapat dimodifikasi :
a) Herediter
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Ras
e) DM tipe I
 Faktor yang dapat dimodifikasi :
Lingkungan, perokok, hipertensi, peningkatan serum, kolesterol, DM tipe 2
( Kasron,2016)

D. KLASIFIKASI
Ada 3 jenis IMA, yaitu :
1. IMA Subendokardial
Terjadi akibat aliran darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu
lama sebagai akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau
dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan, dan hipoksia.
2. IMA Transmural
Berkaitan dengan trombosis koroner. Trombosis sering terjadi didaerah yang
mengalami penyempitan arterisklerosis. Penyebab lain lebih jarang ditemukan.
Termasuk disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan
hematom intramural, spasme yang umumnya terjadi ditempat aterosklerotik
dan emboli koroner.
3. IMA Anterior
Disebabkan oleh obstruksi arteri koroner kiri.
(NANDA,2012)

E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala IMA adalah :
1. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, terjadi secara mendadak dan
terus menerus, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas
ini merupakan gejala utama
2. Nyeri terasa sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus
ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri)
3. Nyeri mulai spontan (tidak terjadi setelah kegiatan/gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat / nitrogliserin (NTG)
4. Nyeri disertai dengan sesak nafas, berdebar-debar, pucat, keringat dingin,
diaforesis berat, sinkope, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah
5. Pasien dengan DM tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat menganggu neuroseptor (menumpulkan
pengalaman nyeri)
(Smeltzer,2011)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) EKG
Adanya perubahan EKG :
- Gelombang Q (significant infark) atau Q patologis
- Segmen ST (elevasi)
- Gelombang T (meninggi atau menurun)

Perubahan EKG pada MCI inversi gelombang T (kiri), elevasi segmen ST


(tengah) dan gelombang Q yang menonjol (kanan). Gelombang Q
menunjukkan nekrosis miokardium dan bersifat ireversibel. Perubahan pada
segmen ST dan gelombang T diakibatkan karena iskemia dan akan
menghilang sesudah jangka waktu tertentu.

Daerah Infark Perubahan EKG


Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3-V4,
perubahan resiprokal (depresi ST)
pada lead II, III, avF
Inferior Elevasi segmen T pada lead II, III,
avF, perubahan resiprokal (depresi
ST) V1-V6, I, aVL
Lateral Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5-
V6
Posterior Perubahan respirokal (depresi ST)
pada II, III, aVF, terutama gelombang
R pada V1-V2
Ventrikel kanan Perubahan gambaran dinding inferior

b) Laboratorium darah
Test darah rutin meliputi peningkatan jumlah sel darah putih setelah 48 jam,
khasnya 10-15.00 terutama sel-sel polimorfik, dan peningkatan LED serta
protein reaktif-c (CRP) yang memuncak dalam 4 hari dengan puncak kedua
sebagai gambaran sindrom dressler.
c) Troponin
Merupakan protein vegulator yang terletak dalam aparatus kontaktil miosit.
Keduanya merupakan cedera sel miocard pertanda spesifik dan dapat diukur
dengan alat tes disisi tempat tidur (bedside)
d) Radiologi
Ditemukan adanya bendungan paru (gagal jantung), kadang-kadang terlihat
kardiomegali
(Smeltzer, 2011)

G. KOMPLIKASI
a) Aritmia : aritmia perlu diobati bila menyebabkan gangguan hemodinamik,
meningkatkan kebutuhan 02 miokard dengan akibat mudahnya perluasan
infark. Presdisposisi untuk terjadinya aritmia (takikardia ventrikel, fibrilasi
ventrikel atau asistol).
b) Bradikardia sinus : umumnya disebabkan oleh vagotonia dan sering menyertai
IMA posterior atau inferior
c) Irama Nodal : timbul karena protective escape mechanisme dan tak perlu
diobati
d) Asistolik : dilakukan resusitas kardiopulmonal serebral dan dipasang pacu
jantung transtorakal
e) Takikardia Sinus : ditemukan pada sepertiga kasus IMA dan umumnya
sekunder akibat peningkatan tonus saraf simpati, gagal jantung, nyeri dada,
pericarditis, dll.
f) Ruptur miocardial : otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi
lemah, sehingga kadang mengalami robekan karena tekanan dari aksi pompa
jantung
g) Kematian
( Kasron, 2016)

H. PATOFLOWDIAGRAM
I. PENATALAKSANAAN
a) Diagnosa
Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan/tanda-tanda, EKG awal tidak
menentukan, hanya 24-60 % dari AMI ditemukan dengan EKG awal yang
menunjukkan luka akut (acute injury).
b) Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
c) Nyeri harus dikendalikan terlebih dahulu
d) Terapi 02
- Hipoksia : menurunkan efektifitas obat-obatan dan terapi elektrik (DC
shock)
- Pemberian 02 menurunkan perluasan daerah iskemik
e) Akses intravena
- Larutan fisiologis/ RL dengan jarum infus besar atau bisa juga dengan
pasang infus dekstrosa 5 % untuk persiapan pemberian obat intravena
f) Pemberian obat (farmakoterapi)
- Morfin 5 mg/ petidin 25-50 mg dan inhalasi nitrogenoksida 20-50 %
- Pemberian nitrat, kalsium antagonis atau obat penghambat adrenoseptor-ß
- Obat sedatif : Diazepam2-5 mg/oral 3 x per hari
- Flurazepam 15-30 mg dan Bisakodil 1-2 tab
- Obat penyekat beta IV/oral ( Inhibitor ACE, preparat nitrat IV /oral,
antagonis kalsium (diltiazem pada IMA non gelombang Q)
- Antikoagulan : heparin (mengencerkan darah)
- Antiplatelet : aspirin dan clopidogrel (membentuk bekuan yang tidak
diinginkan)
(Smeltzer, 2011)

J. PENCEGAHAN
Resiko terjadinya penyakit ini biasanya dikurangi dengan melakukan beberapa
tindakan berikut :
a) Berhenti merokok
b) Menurunkan tekanan darah
c) Mengurangi berat badan berlebih (overweight)
d) Pola hidup sehat dengan olahraga, makan makanan bergizi
(kasron, 2016)

2. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Menurut (Muttaqin, 2009) pengkajian dari proses asuhan keperawatan pada
infark miokard akut (IMA) mencakup riwayat yang berhubungan dengan
gambaran gejala berupa nyeri dada, sulit bernapas (dispnea), palpitasi, pingsan
(sinkop), dan keringat dingin (diaforesis). Masing- masing gejala harus
dievaluasi waktu dan durasinya serta faktor yang mencetuskan dan yang
meringankan.

1) Anamnesis
Anamnesis penyakit ini terdiri atas keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan kondisi psikologis pasien.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernapas, dan pingsan.
3) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dengan melakukan
serangkaian pertanyaan tentang nyeri dada pasien secara PQRST
(Provoking, Quality, Region, Severity, Time).
- Proviking : Tanyakan pertanyaan untuk menentukan permulaan
serangan, durasi, dan rangkaian nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan?
- Quality: Pengkajian terhadap karakteristik nyeri yang lazim membantu
perawat untuk memperoleh suatu pemahaman terhadap jenis nyeri, pola
nyeri, serta jenis intervensi yang dapat memberikan pertolongan
terhadap nyeri.
- Region: untuk mengkaji lokasi nyeri, minta pasien untuk mengatakan
atau menunjukkan semua area dimana pasien merasa tidak nyaman.
- Severity: Variasi skala nyeri telah tersedia bagi pasien untuk
mengomunikasikan intensitas nyeri mereka. Ketika menggunakan skala
angka, skala 0-3 mengindikasikan nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, dan 7-
10 nyeri hebat, dianggap sebagai keadaan darurat pada nyeri.
- Time : Berapa lama nyeri telah berlangsung? Apakah nyeri terjadi pada
waktu yang sama setiap hari? Berapa sering nyeri tersebut muncul?
(Miaskwoski dalam Potter Perry, 2014).
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang mendukung dengan mengkaji
apakah sebelumnya pasien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,
dan hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obatobatan yang biasa diminum
oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan.

5) Riwayat Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga
serta bila ada anggota keluarga yang meninggal maka penyebab kematian
juga ditanyakan.
6) Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya. Kebiasaan
sosial ditanyakan dengan menanyakan kebiasaan dalam pola hidup,
misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan merokok juga dikaji
dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok sudah berapa lama, berapa
batang per hari, dan jenis rokok.
7) Psikologis
Pasien IMA dengan nyeri akan mengalami kecemasan berat sampai
ketakutan akan kematian. Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi,
kecemasan merupakan stresor yang dapat menurunkan sistem imunitas
tubuh.
8) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien terdiri atas keadaan umum dan B1- B6. Keadaan
umum: Pada pemeriksaan keadaan umum pasien IMA biasanya didapatkan
kesadaran baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
- B1 (Breathing): Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal, dan
keluhan napas seperti tercekik. Biasanya juga terdapat dispnea kardia.
Sesak napas ini terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik dari ventrikel kiri yang meningkatkan
tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan
peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu melakukan kegiatan
fisik.
- B2 (Bleeding): Pemeriksaan B2 yang dilakukan dapat melalui teknik
inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Inspeksi adanya parut; palpasi denyut
perifer melemah; auskultasi tekanan darah, bunyi jantung tambahan;
perkusi adanya pergeseran batas jantung.
- B3 (Brain): Kesadaran biasanya CM, tidak didapatkan sianosis perifer.
Pengkajian objektif pasien berupa adanya wajah meringis, perubahan
postur tubuh, menangis, merintih, meregang dan menggeliat.
- B4 (Bladder): Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan
asupan cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memantau adanya
oliguria pada pasien IMA karena merupakan tanda awal dari syok
kardiogenik.
- B5 (Bowel): Kaji pola makan pasien apakah sebelumnya terdapat
peningkatan konsumsi garam dan lemak. Adanya nyeri akan
memberikan respon mual dan muntah. Palpasi abdomen didapatkan
nyeri tekan pada keempat kuadran. Penurunan peristaltik usus
merupakan tanda kardial pada IMA.
- B6 (Bone): Hasil yang biasanya terdapat pada pemeriksaan B6 adalah
sebagai berikut. Aktivitas, gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat
tidur, gerak statis, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda: takikardi,
dispnea pada saat istirahat/ aktivitas, dan kesulitan melakukan tugas
perawatan diri.

B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
3. Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman
pada status terkini atau perubahan besar (kesehatan dan status
sosioekonomi)
4. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor
risiko perubahan frekuensi jantung, perubahan irama jantung
5. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
faktor risiko hipovolemia, hipoksia, hipoksemia
6. Risiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan faktor risiko
peningkatan natrium/ retensi urin
C. NURSING CARE PLAN (NCP)

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Pantau nyeri 1. Nyeri adalah
berhubungan tindakan (karakteristik, pengalaman
dengan agen keperawatan selama lokasi,intensitas, subyektif yang
cedera biologis …x24 jam, durasi), catat tampil dalam
(iskemia) diharapkan masalah setiap respon variasi respon
nyeri dapat teratasi verbal/non verbal non verbal
dengan kriteria verbal, perubahan yang juga bersifat
hasil: hemo-dinamik individual
- Skala nyeri sehingga perlu
berkurang digambarkan
- Nyeri hilang secara rinci untuk
menentukan
intervensi yang
tepat.

2. Berikan 2. Menurunkan
lingkungan yang rangsang
tenang dan eksternal yang
tunjukkan dapat
perhatian yang memperburuk
tulus kepada keadaan nyeri
klien. yang terjadi.

3. Bantu melakukan 3. Membantu


teknik relaksasi menurunkan
(napas persepsi-respon
dalam/perlahan, nyeri dengan
distraksi, memanipulasi
visualisasi, adaptasi
bimbingan fisiologis tubuh
imajinasi) terhadap nyeri.
4. Kolaborasi 4. Nitrat
pemberian obat mengontrol nyeri
sesuai indikasi: melalui efek
Antiangina vasodilatasi
seperti koroner yang
nitogliserin meningkatkan
(Nitro-Bid, sirkulasi koroner
Nitrostat, Nitro- dan perfusi
Dur) miokard.
Intoleransi Setelah dilakukan 1. Pantau HR, 1. Menentukan
aktivitas b/d tindakan irama, dan respon klien
ketidakseimbanga keperawatan selama perubahan TD terhadap
n suplai oksigen …x24 jam, sebelum, selama aktivitas.
miokard dengan diharapkan masalah dan sesudah
kebutuhan tubuh. intoleransi pada aktivitas sesuai
aktivitas dapat indikasi.
teratasi dengan 2. Tingkatkan 2. Menurunkan
kriteria hasil: istirahat, batasi kerja
- aktivitas miokard/konsums
i oksigen,
menurunkan
risiko komplikasi.
3. Anjurkan klien 3. Manuver Valsava
untuk seperti menahan
menghindari napas, menunduk,
peningkatan batuk keras dan
tekanan mengedan dapat
abdominal. mengakibatkan
bradikardia,
penurunan curah
jantung yang
kemudian disusul
dengan takikardia
dan peningkatan
tekanan darah.
4. Kolaborasi 4. Menggalang
pelaksanaan kerjasama tim
program kesehatan dalam
rehabilitasi pasca proses
serangan IMA. penyembuhan
klien.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzane, dkk.2011. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta :EGC.

Syaifuddin.2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan .Jakarta: EGC.

NANDA.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Kasron.2016. Keperawatan Sistem Kardiovaskuler.Jakarta.EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.P DENGAN STEMI ANTERIOR

DI RUANG ICCU RS BETHESDA YOGYAKARTA

Tgl. Pengkajian : 19 Oktober 2020 Pukul : 08.00 WIB Oleh : Ika Yuni P
I. IDENTITAS

A. PASIEN

Nama : Tn. P

Umur : 67 Tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kotagede

Status Perkawinan : Menikah

No. R.M : 0208XXX

Tanggal masuk : 17 Januari 2020

Diagnosa Medis : STEMI, DM

B. KELUARGA/ PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn.Y

Hubungan : Anak

Umur : 34 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kotagede

C. KESEHATAN PASIEN
II. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI

Klien mengatakan nyeri dada

- Onzet : nyeri dada dirasakan sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS,

nyeri dirasakan selama 10 menit, nyeri dirasakan hilang timbul

- Provocative : penyebab nyeri jika klien beraktivitas dan kelelahan, untuk

menguranginya klien beristirahat

- Quality : nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk

- Region : keluhan dirasakan pada area dada sebelah kiri, nyeri dirasakan

sampai ke punggung

- Severity : nyeri menganggu aktivitas klien, nyeri skala 6

- Treatment : klien masuk untuk berobat di RS Bethesda, kemudian

ditangani di IGD langsung diantarkan ke ruang ICCU

- Understanding : klien memahami dengan keluhan yang dirasakan

- Value : klien dapat sembuh dan dapat melakukan aktivitas

III. KELUHAN TAMBAHAN :

Klien merasa sesak nafas, pusing serta kelelahan pada saat beraktivitas

IV. ALASAN UTAMA DATANG KE RUMAH SAKIT

Klien mengatakan nyeri pada dadanya disertai sesak nafas dan pusing

V. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4 hari yang lalu, klien merasakan nyeri pada dada kirinya, tetapi tidak segera

diobati ke rumah sakit. Klien 4 tahun yang lalu memiliki riwayat hipertensi

dan gula darah (DM), klien merasakan nyeri pada pukul 11.00 WIB ketika
hendak jumatan. Pada tanggal 17 Oktober 2020 klien dibawa ke rumah sakit

Bethesda dan segera ditangani di IGD. Dari IGD mendiagnosa bahwa Tn.P

penyakitnya STEMI, kemudian dilakukan pemeriksaan foto thorax dan

pemeriksaan GDS karena mengalami sesak dan pusing. Didapatkan diagnosa

medis DM karena gula darah pasien tinggi. Pasien segera ditangani dan

diantarkan ke ruang ICCU untuk mendapatkan perawatan khusus dengan

terpasang infus RL 20 TPM ditangan kanan, terpasang O2 binasal kanul 3

L/menit, dilakukan pemeriksaan laboratorium hasil CK-MB 14,0; Troponin I

67,70, pemeriksaan EKG ireguler, Heart Rate x/menit, Interval P-R tidak

dapat dihitung, muncul diagnosa STEMI Anterior. Pada tanggal 19 Oktober

2020 pukul 08.00 WIB mahasiswa bertemu dengan klien untuk melakukan

pengkajian.

VI. RIWAYAT PENYAKIT LAIN

Klien memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus ( sejak 4 tahun yang

lalu)

VII. ALERGI

Klien tidak ada alergi

D. KESEHATAN KELUARGA
Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Pasien

---- : Tinggal Serumah

: Meninggal

E.POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Pola Nutrisi – Metabolik

a) Sebelum sakit

Klien dirumah makan 3 x sehari, jenis makanan nasi, porsi yang

dihabiskan 1 porsi, semua makanan disukai terutama yang berlemak dan

makanan yang asin, jarang makan sayur, kebiasaan makan dirumah,

banyaknya minum 5 gelas/hari, jenis minuman air putih dan kopi.

b) Selama sakit
Jenis makanan diet lunak, frekuensi makan 3 x sehari, porsi yang

dihabiskan 1 porsi, banyak minum 3 gelas/hari. Klien hanya minum air

putih.

2. Pola Eliminasi

a) Sebelum sakit

1) Buang Air Besar (BAB)

Klien dirumah BAB 1 kali tiap hari dari pagi, konsistensi lembek,

klien mengatakan tidak ada keluhan

2) Buang Air Kecil (BAK)

Klien dirumah frekuensi BAK 6x/24 jam, warna kuning bening, klien

mengatakan tidak ada keluhan

b) Selama sakit

1) Buang Air Besar (BAB)

Klien mengatakan selama masuk ICCU belum BAB

2) Buang Air Kecil (BAK)

Klien BAK 3 kali, klien mengatakan kencing sedikit, tidak memakai

kateter, BAK menggunakan pispot, urine 500 cc

3. Pola Aktifitas Istirahat- Tidur

a) Sebelum sakit

1) Keadaan aktivitas sehari-hari

Klien tidak memakai alat bantu untuk memenuhi aktivitas sehari-hari

dirumah. Kegiatan sehari-hari dilakukan secara mandiri.


2) Kebutuhan tidur

Jumlah tidur dalam sehari 8 jam. Klien tidur sendiri, tidak ada

keluahan selama dirumah.

b) Selama sakit

Klien bedrest selama sakit

1) Keadaan aktivitas

Kemampuan 1 2 3 4

Perawatan Diri
Makan / Minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di TT 
Berpindah 
Ambulansi/ROM 
Keterangan :

- 0 : mandiri

- 1 : alat bantu

- 2 : dibantu orang lain

- 3 : dibantu orang lain dan alat

- 4 : tergantung total

2) Kebutuhan tidur

Klien mengeluhkan sesak nafas,susah tidur

3) Alat medik yang terpasang

Syring pump yang terpasang ditangan kanan dan kiri, infus ditangan

kanan, monitor, tensimeter ditangan kanan, klien mengatakan sedikit

terganggu
4. Pola Kebersihan Diri

a) Sebelum sakit

Klien mengatakan mandi sehari 2 kali menggunakan sabun. Keramas 2

hari sekali menggunakan shampo, membersihkan telinga jika merasa

kotor, tidak menggunakan alat bantu pendengar, kebersihan mata setiap

mandi, gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi. Memotong kuku jika

sudah panjang.

b) Selama sakit

Kebiasaan mandi 1 x dilap saja, menggunakan air hangat, klien tidak

mencuci rambut dan tidak membersihkan telinga selama sakit, klien

hanya kumur-kumur listrine 1 kali, klien tidak memotong kuku karena

kukunya sudah pendek

5. Pola Pemeliharaan Kesehatan

a) Klien mengatakan tidak menggunakan napza dan mengonsumsi alkohol

b) Intelektual : klien mengatakan baru mengerti kalau dirinya masuk ke

ICCU karena nyeri dada

6. Pola Reproduksi-Seksualitas

Klien mengatakan tidak ada gangguan seksual, klien berjenis kelamin laki-

laki.

7. Pola Kognitif-Persepsi Sensori

Klien sadar, gelisah, sedih. Klien dapat berbicara dengan jelas. Bahasa yang

dikuasai adalah bahasa Jawa dan Indonesia. Klien dapat membaca, tidak

memakai alat bantu pendengaran.


8. Pola Konsep Diri

Klien dapat menyebutkan identitas dirinya nama, usia, tanggal lahir dan

alamat. Klien mengatakan ingin menjadi ayah yang baik dan menafkai

keluarga.

9. Pola Koping

Klien mengatakan mengambil keputusan dibantu oleh anaknya karena

istrinya sudah meninggal.

10. Pola Peran- Berhubungan

Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan dilingkungan sekitar karena

sakit. Sistem pendukung adalah anak dan keluarganya. Selama sakit

hubungan dengan perawat baik.

F. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pengukuran TB : 163 cm

2. Pengukuran BB : 68 Kg

3. Pengukuran Tanda Vital : (Tekanan darah = 132/88 mmHg; Nadi =89 x/menit;

RR = 28 x/menit; Suhu= 36,70C; SpO2 = 95%)

4. Tingkat kesadaran : composmentis, GCS= E: 4, V=5, M=6

5. Urutan Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Bentuk kepala bulat, tidak ada luka dan ketombe, kesan wajah menyeringai

b) Mata

Sklera putih, konjungtiva pucat, mata kanan dan kiri simetris


c) Telinga

Kedua telinga simetris, tidak ada keluar cairan/serumen, tidak memakai alat

bantu dengar, klien dapat diajak berkomunikasi

d) Hidung

Septum berada ditengah, tidak menggunakan aksesoris seperti tindik, hidung

bersih tidak ada kotoran pada hidung, terpasang O2 binasal 4L/menit

e) Mulut dan tenggorokan

Klien dapat berbicara dengan jelas, bibir kering, uvula berada ditengah, tidak

ada lesi diarea mulut

f) Leher

Tidak ada pembesaran thiroid dan kelenjar getah bening, JVP 52 cmH20

g) Dada

- Inspeksi : dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada

retraksi dada, pernafasan dada 28 x/menit, tidak ada benjolan pada dada

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan bagian dada kiri atas, simetris pada waktu

bernafas

- Perkusi : batas kiri jantung ICS 2 linea mid clavicularis sinistra; batas

atas kanan jantung ICS 2 linea strenalis kanan; batas kiri bawah jantung

ICS 5 linea mid clavicularis

- Auskultasi : ada suara nafas tambahan ronchi

h) Punggung

Tidak ada kelainan bentuk punggung

i) Abdomen
- Inspeksi : warna kulit cokelat, umbilikus tidak menonjol, tidak ada lesi

- Auskultasi : peristaltik usus 11x/menit

- Perkusi : suara tymphani, tidak ada cairan menonjol

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen

j) Anus dan Rektum

Tidak ada pembesaran hemoroid

k) Genetalia

Tidak terkaji

l) Ekstermitas

- Atas : anggota gerak atas lengkap, tidak ada oedema, tangan kanan

terpasang infus RL, tangan kiri terpasang Tri-w untuk memasukkan obat

(syringe pump)

- Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada oedema

m) Reflek

- Reflek fisiologis : bisep (+), trisep (+)

- Reflek patologis : kaku kuduk (-)

G. RENCANA PULANG

1. Berikan edukasi untuk batasi aktivitas, jangan kelelahan

2. Anjurkan kembali untuk kontrol rutin

3. Jaga pola makan diet rendah gula

H. DIAGNOSTIK TEST
1. EKG tanggal 17 Oktober 2020

- HR 83 bp analysis result

- Anterior Miocard Infark

- ST abnormality

- Possible subandocardial ischestlal inferior

2. Laboratorium tanggal 17 Oktober 2020 jam 10.10 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 15 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit 42,5 % 35,0-49,0
Leukosit H 12,93 rb/mmk 4,5-11,5
Eosinofil L 1,9 % 2-4
Trombosit H 510 ribu/mmk 150-450
Basofil 0,8 % 0-1
Segmen neutrofil 73,4 % 50-70
Limfosit L 11,9 % 18-19
Monosit H 8,6% 2-8
Eritrosit 4,52 juta/mmk 4,50-6,20
MCH 29,9 fg 26,0- 32
RDW 12,0 % 11,5-14,5
MPV 95 fL 7,2-11,1
Ureum 41 mg/dL 8-25
Creatinin 1,7 mg/dL 70-170
LDL 128,9 mg/dl 150-200
Trigliserid 194,4 mg/dl 120-190
SGOT 18 5-40
SGPT 21 7-56
CKMB 14,0 mcg/L 0-3
Troponin I 67,70 ng/mL 0,2
GDS 258 mg/dl <140

I. PROGRAM PENGOBATAN

1. Aspilet 1 x 80 mg ( 1 tablet) pukul 08.00 WIB

2. CPG 1 x 75 mg ( 1 tablet) pukul 08.00 WIB

3. Atorvastatin 1 x 10 mg ( 1 tablet ) pukul 08.00 WIB


4. Pamol 1 x 500 mg ( 1 tablet) pukul 08.00 WIB

5. ISDN 3 x 5 mg ( 3 tablet) pukul 08.00; 12.00; 18.00 WIB

6. Pantoprazole 1 x 500 ml pukul 12.00 WIB

7. Lovenox SC 2 x ml pukul 08.00 ; 16.00 WIB

8. Novorapid 100 IU pukul 08.00 ; 16;00 WIB

9. Amiodaron 3x 200 mg pukul 08.00, 16.00; 18.00 WIB

ANALISA OBAT

Implikasi
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping
Keperawatan
Aspilet 1 x Mencegah proses Obat ini tidak Terkadang dapat - Pantau TTV
80 mg agregasi boleh diberikan terjadi iritasi - Pantau efek
trombosit pada kepada pasien lambung, mual, samping
pasien infark dengan kondisi: muntah,memperpa - Terapkan 12
miokard dan Hipersensitif njang,waktu benar obat
pasien angina terhadap aspirin pembekuan darah,
tidak stabil, serta dan obat hipotrombinemia,hi
mencegah antiinflamasi persensitivitas,
serangan serebral non steroid pusing, telinga
iskemik sesaat. (AINS) lainnya. berdenging.
Asma, rhinitis,
dan polip
hidung.
CPG 1 x 75 Mengurangi Obat ini tidak Diare, mudah - Terapkan 12
mg kejadian boleh diberikan mengalami memar, benar obat
aterosklerosis kepada pasien Perdarahan yang - Pantau TTV
(infark miokard, dengan kondisi: sulit berhenti, - Kaji efek
stroke dan Hipersensitif Gangguan samping obat
kematian terhadap pencernaan, Nyeri
vaskular) pada Clopidogrel. perut
pasien dengan Perdarahan
aterosklerosis patologis aktif
yang ditandai seperti tukak
dengan stroke lambung atau
yang belum lama, perdarahan
terjadi infark intrakranial.
miokard atau
penyakit arteri
lain

Atorvastatin Sebagai terapi Hipersensitif Hidung tersumbat, - Kaji efek


1 x 10 mg tambahan di terhadap Sakit tenggorokan, samping obat
samping diet, komponen- Nyeri sendi, Nyeri - Terapkan 12
untuk komponen di bagian lengan benar
menurunkan dalam obat ini. atau tungkai,Diare
kolesterol total, Penyakit hati
kolesterol LDL, aktif atau
apolipoprotein-B, peningkatan
dan kadar serum
trigliserida pada transaminase
pasien dengan yang menetap
hiperkolesterol melebihi 3 kali
lipat dari batas
atas normal.

Pamol 1 x Meredakan sakit Penderita Demam, - Kaji 12 benar


500 mg kepala, sakit gigi, gangguan fungsi Muncul ruam kulit - Pantau TTV
nyeri otot, hati berat yang terasa gatal, - Pantau efek
menurunkan Sakit tenggorokan, samping
demam dan nyeri Nyeri punggung, - Kaji alergi
paska vaksinasi. Tubuh terasa
lemah,
Kulit atau mata
berwarna
kekuningan, Urine
berwarna keruh
atau berdarah
ISDN 3 x 5 mengatasi nyeri Hipersensitifitas Pusing, sakit - Pantau TTV
mg dada (angina) terhadap ISDN kepala, kelelahan, - Kaji efek
pada orang mual, muntah samping
dengan kondisi - Terapkan 12
jantung tertentu, benar obat
seperti penyakit
jantung koroner.
Pantoprazol obat yang Hipersensitifitas Ruam, pruritus, - Kaji alergi
e 1 x 500 ml digunakan untuk terhadap yaitu rasa gatal di - Terapkan 12
meredakan gejala pantoprazole seluruh atau benar obat
meningkatnya beberapa bagian
asam lambung tubuh, Mual,
seperti sakit maag Muntah, Nyeri
dan gejala refluks kepala,Nyeri dada
asam lambung, Nyeri lambung,
misalnya rasa Perut kembung
perih dan panas di
dada (heartburn),
sulit menelan,
serta batuk yang
tidak berhenti.
Lovenox untuk profilaksis Hipersensitivitas Pendarahan; - Pantau TTV
SC 2 x ml (mencegah) terhadap trombositosis - Kaji efek
gangguan enoxaparin, (jumlah trombosit samping obat
tromboembolik heparin atau dalam darah - Terapkan 12
vena derivatif heparin tinggi), benar obat
(tersumbatnya lainnya. trombositopenia
pembuluh darah (jumlah trombosit
vena) dalam darah
rendah);
peningkatan enzim
hati.
Novorapid Untuk terapi DM, Hipoglikemia Kenaikan BB, kulit - Lihat efek
Inj.Sc 100 memperbaiki kemerahan, samping obat
IU produksi insulin sembelit - Pantau ttv
- Pantau gds
Amiodaron Untuk Hipersensitivitas Detak jantung - Lihat efek
3x 200 mg mengembalikan cepat, lambat, samping obat
irama jantung penghlitan kabur, - Terapkan 12
normal dan penurunan BB benar
mempertahankan
detak jantung
stabil

ANALISA DATA

Tanggal 19 Oktober 2020 Jam : 08.00 WIB

No Data Masalah Penyebab


1 DS : Nyeri Akut Agens Cidera Biologis
- Onzet : nyeri dada dirasakan
sejak 4 hari yang lalu sebelum
masuk RS, nyeri dirasakan
selama 10 menit, nyeri
dirasakan hilang timbul
- Provocative : penyebab nyeri
jika klien beraktivitas dan
kelelahan, untuk
menguranginya klien
beristirahat
- Quality : nyeri yang dirasakan
tertusuk-tusuk
- Region : keluhan dirasakan
pada area dada sebelah kiri,
nyeri dirasakan sampai ke
punggung
- Severity : nyeri menganggu
aktivitas klien, nyeri skala 6
- Treatment : klien masuk untuk
berobat di RS Bethesda,
kemudian ditangani di IGD
langsung diantarkan ke ruang
ICCU
- Understanding : klien
memahami dengan keluhan
yang dirasakan
- Value : klien dapat sembuh
dan dapat melakukan aktivitas
DO :
Wajah menyeringai, klien
mengeluh nyeri, gelisah

2 DS : Penurunan Curah Peningkatan beban


- Klien mengatakan kemas Jantung kerja ventriculer
- Klien mengatakan pusing
DO :
Tekanan darah = 132/88 mmHg;
Nadi =89 x/menit; RR = 27
x/menit; Suhu= 36,70C; SpO2 =
90%), klien sesak nafas, HR 83 bp
analysis result, Anterior Miocard
Infark, ST abnormality, Possible
subandocardial ischestlal inferior
3 DS : klien mengatakan sesak nafas Ketidakefektifan Dispnea
DO : pola nafas
- RR : 27 x/menit
- SPO2 = 90 %
- Terpasang O2 binasal kanul
4 DS : Intoleransi Ketidakseimbangan
Klien mengatakan merasa lelah Aktifitas suplai O2 dan
DO : kebutuhan O2
- Klien tampak lemas
- SPO2 = 90 %
- Aktivitas di RS dibantu
perawat
- Terpasang O2 binasal kanul
5 DS : Ketidakstabilan Hiperglikemi
Klien mengatakan sering lapar dan kadar gula darah
haus
DO :
- GDS = 258
- Klien tampak lemas
6 DS : Defisit perawatan Kelemahan
Klien mengatakan lemas diri
DO :
- Klien lemas, bedrest
- Mandi, kumur-kumur skor 3
(dibantu orang lain dan alat)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cidera Biologis ditandai dengan :
DS :
- Onzet : nyeri dada dirasakan sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS, nyeri
dirasakan selama 10 menit, nyeri dirasakan hilang timbul
- Provocative : penyebab nyeri jika klien beraktivitas dan kelelahan, untuk
menguranginya klien beristirahat
- Quality : nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk
- Region : keluhan dirasakan pada area dada sebelah kiri, nyeri dirasakan
sampai ke punggung
- Severity : nyeri menganggu aktivitas klien, nyeri skala 6
- Treatment : klien masuk untuk berobat di RS Bethesda, kemudian ditangani di
IGD langsung diantarkan ke ruang ICCU
- Understanding : klien memahami dengan keluhan yang dirasakan
- Value : klien dapat sembuh dan dapat melakukan aktivitas
DO :
Wajah menyeringai, klien mengeluh nyeri, gelisah
2. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja
ventriculer ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan kemas
- Klien mengatakan pusing
DO :
Tekanan darah = 132/88 mmHg; Nadi =89 x/menit; RR = 27 x/menit; Suhu=
36,70C; SpO2 = 90%), klien sesak nafas, HR 83 bp analysis result, Anterior
Miocard Infark, ST abnormality, Possible subandocardial ischestlal inferior

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dispnea ditandai dengan :


DS : klien mengatakan sesak nafas
DO :
- RR : 27 x/menit
- SPO2 = 90 %
- Terpasang O2 binasal kanul

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 dan


kebutuhan O2 ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan merasa lelah
DO :
- Klien tampak lemas
- SPO2 = 90 %
- Aktivitas di RS dibantu perawat
- Terpasang O2 binasal kanul

5. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan ditandai dengan :


DS :
- Klien mengatakan sering lapar dan haus
DO :
- GDS = 258
Klien tampak lemas
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan lemas
DO :
- Klien lemas, bedrest
- Mandi, kumur-kumur skor 3 (dibantu orang lain dan alat)

Yogyakarta, 19 Oktober 2020

Ika Yuni Prihantari


RENCANA KEPERAWATAN (NCP)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


(NOC) (NIC)
Hari/tgl : 19 Okt 2020 J:08.00 Hari/tgl : 19 Okt 2020 J:08.00 Hari/tgl : 19 Okt 2020 J:08.00 Hari/tgl : 19 Okt 2020 J:08.00
Nyeri Akut berhubungan NOC : pain level NIC : pain control 1. Monitor keadaan dan
dengan Agens Cidera Biologis Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi nyeri secara karakteristik nyeri
ditandai dengan : keperawatan selama 2x 3 jam, komprehensif dan 2. Banyak istirahat
DS : diharapkan masalah nyeri ketidaknyamanan mempercepat proses
- Onzet : nyeri dada teratasi dengan kritera hasil : 2. Anjurkan banyak istirahat penyembuhan
dirasakan sejak 4 hari - Skala nyeri 0-2 dan mengurangi aktivitas 3. Relaksasi nafas dalam
yang lalu sebelum masuk - Klien mengatakan nyeri 3. Anjurkan nafas dalam meningkatkan kenyamanan
RS, nyeri dirasakan punggung berkurang 4. Berikan obat paracetamol 4. Paracetamol termasuk gol
selama 10 menit, nyeri 500 mg anageltik (perngurang
dirasakan hilang timbul nyeri)
- Provocative : penyebab
nyeri jika klien
beraktivitas dan kelelahan,
untuk menguranginya
klien beristirahat
- Quality : nyeri yang
dirasakan tertusuk-tusuk
- Region : keluhan
dirasakan pada area dada
sebelah kiri, nyeri
dirasakan sampai ke
punggung
- Severity : nyeri
menganggu aktivitas klien,
nyeri skala 6
- Treatment : klien masuk
untuk berobat di RS
Bethesda, kemudian
ditangani di IGD langsung
diantarkan ke ruang ICCU
- Understanding : klien
memahami dengan
keluhan yang dirasakan
- Value : klien dapat
sembuh dan dapat
melakukan aktivitas
DO :
Wajah menyeringai, klien
mengeluh nyeri, gelisah

Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05 Hari/tgl :19 okt 2020 J: 08.05
Penurunan Curah Jantung NOC : Vital Sign Status NIC : 1. Tekanan darah yang tidak
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur tanda-tanda vital normal dapat menjadi
peningkatan beban kerja keperawatan selama 3 x 24 2. Pantau tingkat kesadaran tanda adanya peningkatan
ventriculer ditandai dengan : jam, diharapkan penurunan 3. Anjurkan pasien tenang TIK
DS : curah jantung teratasi dengan jangan tegang 2. Penurunan kesadaran
- Klien mengatakan kriteria hasil : 4. Berikan Amiodaron 20 cc dapat menjadi tanda
kemas - TTV dalam rentang normal peningkatan TIK
- Klien mengatakan - Tidak ada acites 3. Peningkatan hormon stres
pusing - Pasien melaporkan tidak dalam tubuh akan
DO : ada acites membuat debar jantung
Tekanan darah = 132/88 meningkat jadi lebih
mmHg; Nadi =89 x/menit; RR cepat dan singkat otot-
= 27 x/menit; Suhu= 36,70C; otot menegang tekanan
SpO2 = 90%), klien sesak darah naik dapat
nafas, HR 83 bp analysis result, menyebabkan serangan
Anterior Miocard Infark, ST jantung
abnormality, Possible 4. Amiodoron digunakan
subandocardial ischestlal untuk membantu menjaga
inferior jantung berdetak dengan
normal pada orang yang
memiliki gangguan irama
jantung.

Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10 Hari /tgl : 19 okt 2020 J : 08.10
Ketidakefektifan pola nafas NIC : status pernapasan NOC : pemantauan pernafasan 1. Frekuensi nafas adalah
berhubungan dengan dispnea Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi nafas intenistas memasukan
ditandai dengan : keperawatan selama 2x3 jam 2. Atur posisi semifowler atau mengeluarkan
DS : klien mengatakan sesak diharapakn ketidakefektifan 3. Anjurkan untuk nafas udara permenit dari
nafas pola nafas teratasi dengan dalam dalam keluar tubuh
DO : kriteria hasil : 4. Berikan terapi O2 3 2. Meningkatkan
- RR : 27 x/menit - RR dalam rentang normal L/menit dorongan pada
- SPO2 = 90 % 16-24 x/menit diafragma sehingga
- Terpasang O2 binasal - Klien mengatakan tidak meningkatnya ekspansi
kanul sesak nafas dada dan ventilasi paru
- Pola nafas efektif 3. Relaksasi dapat
menurunkan
ketegangan otot
4. O2 dapat memperlancar
sirkulasi dalam darah

Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15 Hari/tgl:19 Okt2020 J : 08.15
Intoleransi aktifitas NOC : energy NIC: activity therapy 1. Memantau aktivitas klien
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi mobilitas klien yang dapat dilakukan
ketidakseimbangan suplai O2 keperawatan selama 2 x3 jam, 2. Bantu klien untuk 2. Mempermudah klien untuk
dan kebutuhan O2 ditandai diharapkan klien dapat memenuhi aktivitasnya memenuhi aktivitasnya
dengan : beraktivitas secara mandiri dan 3. Anjurkan klien untuk 3. Agar klien tidak cepat lelah
DS : kebutuhan O2 terpenuhi aktivitas ringan 4. Agar keluarga dapat
Klien mengatakan merasa lelah dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan dokter mengetahui aktivitas yang
DO : - Klien dapat melakukan untuk mobilitas klien dapat dilakukan klien
- Klien tampak lemas aktivitas secara mandiri
- SPO2 = 90 % - Klien tidak lemas dan lelah
- Aktivitas di RS dibantu - Klien tidak sesak nafas
perawat
- Terpasang O2 binasal
kanul
Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16 Hari/tgl : 19 okt 2020 j : 08.16
Ketidakstabilan kadar gula NOC : blood glucose NIC : hyperglikemia 1. Observasi gds mmapu
darah berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan management memantau gds apakah naik
hiperglikemi ditandai dengan : keperawatan selama 2 x 3 jam, 1. Observasi GDS atau menurun
DS : diharapkan klien dapat 2. Bantu klien dalam 2. Dapat membantu pasien
- Klien mengatakan mengontrol gula darah dengan manajemen gula darah untuk mengelola
sering lapar dan haus kriteria hasil : 3. Anjurkan atau edukasi manajemen dietnya tentang
DO : - Klien mengerti pentingnya terkait penyakit DM DM
- GDS = 258 mengontrol kadar glukosa 4. Berikan obat novorapid 3. Edukasi penting untuk
- Klien tampak lemas darah 100 IU klien dan keluarga dalam
- Klien mengatakan akan penanggulangan DM
melakukan pemeriksaan 4. novorapid bekerja untuk
rutin menstabilkan kadar
- BB ideal atau tidak glukosa darah
mengalami penurunan

Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17 Hari/tgl : 19 okt 2020 J:08.17
Defisit perawatan diri NOC : activity intolerance NIC: self care assitance 1. Tingkat energi adalah
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau perubahan sumber untuk
kelemahan ditandai dengan : keperawatan selama 2 x 3 jam kemampuan fungsi melakukan aktivitas
DS : diharapakn defisit perawatan 2. Bantu klien untuk makan agar seseorang dapat
- Klien mengatakan diri teratasi dengan kriteria melakukan aktivitas
lemas hasil : secara mandiri
DO : - Klien mampu makan 2. Makan untuk
- Klien lemas, bedrest sendiri memenuhi kebutuhan
Makan,mandi, kumur-kumur hidup
skor 3 (dibantu orang lain dan
alat)
CATATAN PERKEMBANGAN HARI –I

Nama klien : Tn.P

Ruang : ICCU

Dx-Medis : Stemi anterior

Nama mahasiswa : Ika Yuni Prihantari

DIAGNOSA TANGGAL/J CATATAN TANDA

KEPERAWATA AM PERKEMBANGAN TANGAN

N (TT)
1) Nyeri akut 19 Oktober I:

berhubungan 2020 1. Mengobservasi nyeri

dengan agens 08.00 WIB Ds : klien mengatakan

cidera biologis bagian leher nyeri

Do : wajah

menyeringai

08.18 WIB 2. Memberikan obat

pamol 1x 500 mg

Do : tidak ada efek

samping obat

08.56 WIB 3. Menganjurkan nafas

dalam apabila nyeri

muncul

Ds : klien mengatakan

mengerti

Do : klien dapat
memperagakan

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan nyeri

berkurang

O : klien tenang

A: masalah nyeri akut belum

teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,2

dan 3
2) Penurunan 19 Oktober I:

curah jantung 2020 1. Memberikan terapi obat

berhubungan 08.02 WIB amiodaron 20 cc/jam

dengan Do : terpasang lancar

peningkatan 09.15 WIB 2. Mengukur tekanan darah

beban kerja Do : TD = 150/111

ventricular mmHg

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan tidak

pusing

O : TD= 130/90 mmHg, N

=95x/menit, RR=25 x/menit,

Suhu= 36,7 C

A : masalah penurunan curah

jantung belum teratasi


P : lanjutkan intervensi 1 dan

2
3) Ketidakefektifa 19 Oktober I:

n pola nafas 2020 1. Mengukur RR pasien

berhubungan Do : RR= 26 x/menit

dengan dispnea 2. Memberikan posisi

semi fowler

Ds : klien mengatakan

sedikit nyaman

3. Memberikan terapi

O2

Do: O2 diberikann

3L/menit, lancar

E:

S : klien mengatakan sesak

berkurang

O : RR= 25 x/menit, tidak ada

efek samping dari O2

A: masalah ketidakefektifan

belum teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi no 1,

2,
4) Intoleransi 19 Oktober I:

aktivitas 2020 1. Mengobservasi


berhubungan 08.00 WIB mobilitas klien

dengan Ds : klien mengatakan

ketidakseimban cepat klelah

gan O2 Do : klien hanya

mobilisasi di TT

08.03 WIB 2. Membantu menyuapi

pasien

Do : porsi yang

dihabiskan 1 porsi

09.15 WIB 3. Menganjurkan klien

untuk melakukan

aktivitas ringan

setelah diperbolehkan

turun dari TT

Ds : klien mengatakan

mengerti dan

menerima saran yang

dianjurkan

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan pusing

berkurang

O : klien sudah mulai duduk

untuk minum
A : masalah intoleransi

teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1 dan

2
5) Ketidakstabilan 19 Oktober I:

kadar gula 2020 1. Mengukur GDS

darah 08.20 WIB Do : GDS = 213

berhubungan mg/dL

dengan 08.25 WIB 2. Mengedukasi klien

hiperglikemi tentang penyakit DM

dan mengajurkan

untuk melakukan

pemeriksaan rutin

gula darah setelah

sembuh

Ds : klien mengatakan

mengerti dan

memahami dengan

apa yang dijelaskan

08.35 WIB 3. Memberikan obat

novorapid 100 IU

Do : tidak ada efek

samping obat

09.30 WIB E:
S : klien mengatakan pusing

berkurang tapi masih lemes

O : tidak ada efek samping

obat

A: masalah ketidakstabilan

kadar gula darah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi 1 dan

3
6) Defisit 19 Oktober I:

perawatan diri 2020 1. Memberikan makan

berhubungan 08.03 WIB ke pasien

dengan Do : pasien habis 1

kelemahan porsi

08.15 WIB 2. Membantu

meminumkan obat

oral

Do : obat sudah

diminumkan

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan kenyang

O : Klien tenang

A : defisit perawatan diri

belum teratasi sebagian


P : lanjutkan intervensi no 1

dan 2

CATATAN PERKEMBANGAN HARI –II

Nama klien : Tn.P

Ruang : ICCU

Dx-Medis : Stemi anterior

Nama mahasiswa : Ika Yuni Prihantari

DIAGNOSA TANGGAL/J CATATAN TANDA


KEPERAWATAN AM PERKEMBANGAN TANGAN

(TT)
1) Nyeri akut 20 Oktober S : klien mengatakan nyeri

berhubungan 2020 sudah berkurang skala 4

dengan agens 07.00 WIB O : klien tenang

cidera biologis A : masalah nyeri akut

teratasi sebagian

P :lanjutkan intervensi no 1

dan 2

I:

07.30 WIB 1. Mengobservasi nyeri

Ds : klien mengatakan

nyeri sudah berkurang

08.15 WIB 2. Memberikan obat

pamol 1x 500 mg

Do : tidak ada efek

samping obat

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan nyeri

berkurang

O : klien tenang

A: masalah nyeri akut

teratasi sebagian

P: klien pindah ruangan


lanjutkan intervensi

diruangan
2) Penurunan 20 Oktober S : klien mengatakan tidak

curah jantung 2020 pusing

berhubungan 07.02 WIB O : TD = 129/72 mmHg;

dengan N=92 x/menit; RR 25

peningkatan x/menit; suhu = 37,5 C

beban kerja A : masalah penurunan

ventricular curah jantung teratasi

sebagian

P : Lanjutkan intervensi 1

dan 2

I:

08.12 WIB 1. Memberikan terapi obat

amiodaron 20 cc/jam

Do : terpasang lancar

09.00 WIB 2. Mengukur tekanan

darah

Do : TD = 140/81

mmHg

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan tidak

pusing

O : TD= 140/90 mmHg, N


=95x/menit, RR=25

x/menit, Suhu= 36,7 C

A : masalah penurunan

curah jantung teratasi

sebagian

P : klien pindah ruangan,

lanjutkan intervensi

diruangan
3) Ketidakefektifa 19 Oktober S : klien mengatakan sesak

n pola nafas 2020 berkurang

berhubungan 07.05 WIB O : RR= 25 x/menit

dengan dispnea A: masalah pola nafas

teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1

dan 3

I:

07.15 WIB 1. Mengukur RR

pasien

Do : RR= 24 x/menit

09.40 WIB 2. Memberikan terapi

O2

Do: O2 diberikann

3L/menit, lancar

09.30 WIB E:
S : klien mengatakan tidak

sesak

O : RR= 24 x/menit

A: masalah ketidakefektifan

belum teratasi sebagian

P : klien pindah ruangan

Lanjutkan intervensi

selanjutnya diruangan
4) Intoleransi 20 Oktober S : klien mengatakan sudah

aktivitas 2020 tidak pusing

berhubungan 07.10 WIB O : klien tampak tidak

dengan lemas

ketidakseimban A : masalah intoleransi

gan O2 teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi no 1

dan 2

I:

08.00 WIB 1. Mengobservasi

mobilitas klien

Ds : klien

mengatakan sudah

mulai duduk dan

menggerakan

tangannya
08.15 WIB 2. Membantu

menyuapi pasien

Do : porsi yang

dihabiskan 1 porsi

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan pusing

berkurang

O : klien sudah mulai duduk

untuk minum

A : masalah intoleransi

teratasi sebagian

P : klien pindah ruangan

lanjutkan intervensi

diruangan
5) Ketidakstabilan 20 Oktober S : klien mengatakan tidak

kadar gula 2020 pusing

darah 07.15 WIB O : GDS pagi = 200 mg/dL

berhubungan A: masalah belum teratasi

dengan P : lanjutkan intervensi 1

hiperglikemi dan 3

I:

08.25 WIB 1. Mengukur GDS

Do : GDS = 156

mg/dL
08.30 WIB 2. Memberikan obat

novorapid 100 iu

Do : tidak ada efek

samping obat

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan pusing

berkurang sudah tidak lemes

O : tidak ada efek samping

obat

A: masalah ketidakstabilan

kadar gula darah teratasi

sebagian

P :klien pindah ruangan,

lanjutkan intervensi

diruangan
6) Defisit 20 Oktober S : klien mengatakan sudah

perawatan diri 2020 bisa duduk

berhubungan 07.15 WIB O : klien sudah bisa minum

dengan sendiri

kelemahan A: masalah defisit

perawatan diri teratasi

sebagian

P : lanjutkan intervensi no 1

I:
08.15 WIB 1. Memberikan makan ke

pasien

Do : pasien habis 1 porsi

09.30 WIB E:

S : klien mengatakan sudah

tidak lemas

O : Klien tenang

A : defisit perawatan diri

teratasi sebagian

P : klien pindah ruangan

lanjutkan intervensi

diruangan

Anda mungkin juga menyukai