Anda di halaman 1dari 10

Majalah Kesehatan Volume 7, Nomor 3, September 2020

PENGGUNAAN NICAS SEBAGAI PENGGANTI ASAM LAKTAT UNTUK MENGEVALUASI


KEBERHASILAN RESUSITASI SEPSIS DAN SYOK SEPSIS

Isabella Kusuma Anjelin*, Antonius Freddy*, Soeryanto Eko Agung Nugroho*, Nanik Setijowati**
Abstrak
Patofisiologi sepsis yang kompleks memberikan banyak tantangan dalam manajemen maupun
evaluasi terapinya. Gangguan pada sistem kardiovaskular seperti penurunan tekanan perifer, peningkatan
permeabilitas vaskuler, gangguan kontraktilitas, penurunan indeks jantung dan fraksi ejeksi penting
diperhatikan dalam manajemen kasus sepsis. Evaluasi kadar asam laktat merupakan salah satu cara untuk
mengevaluasi hasil resusitasi pada pasien sepsis dan syok sepsis, tetapi pemeriksaannya memakan
waktu, biaya ekstra, dan menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian alat NiCAS dalam mengevaluasi perbaikan kondisi pasien sepsis dan syok sepsis
dibandingkan dengan asam laktat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pengambilan data primer yang dilakukan di IGD RS. dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang mulai Desember 2017
-Desember 2018. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan kecurigaan sepsis dan syok sepsis di IGD RSSA
Malang dan berusia lebih dari 18 tahun, dan didapatkan 26 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil
menunjukkan perubahan kadar asam laktat yang signifikan (p = 0,002). Dari semua variabel hemodinamik
yang diperiksa dengan NiCAS, perubahan signifikan hanya didapatkan pada total body water (p = 0,006).
Tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara perubahan kadar asam laktat dengan perubahan variabel
hemodinamik (p > 0,05). Ada kesesuaian antara perubahan kadar asam laktat dengan perubahan variabel
hemodinamik (p > 0,05) tetapi hanya pada 50-65% kasus. Terdapat kesesuaian perubahan kadar asam
laktat dengan variabel-variabel hemodinamik pada sebagian kasus. Penggunaan alat NiCAS bisa
dipertimbangkan untuk monitoring pasien, tetapi belum bisa menggantikan fungsi asam laktat.
Kata kunci: hemodinamik, laktat, nicas, sepsis, syok sepsis.
UTILIZATION OF NICAS AS A REPLACEMENT FOR LACTATE LEVELS TO EVALUATE
THE RESULT OF RESUSCITATION IN SEPSIS AND SEPTIC SHOCK
Abstract

The complex pathophysiology of sepsis creates many challenges in its management and evaluation
of therapy. Cardiovascular damages including decreased peripheral resistance, increased vascular
permeability, contractility problem, decreased cardiac index and ejection fraction are important concerns in
sepsis management. Evaluation of lactate levels is a way to evaluate the results of resuscitation in septic
and septic shock patients, but it takes time, adds cost, and causes discomfort to the patients. This study is
aimed to evaluate the suitability of NiCAS to evaluate the improvement of the condition of septic and septic
shock patients in comparison to lactate levels. This was an analytic observational study with primary data
collection conducted in the Emergency Department of Saiful Anwar Hospital (RSSA) Malang from
December 2017 – December 2018. Included in the samples were patients with suspected sepsis and
septic shock in the ED of RSSA Malang and over 18 years old. In this study, there were 26 patients who
met the inclusion criteria. Significant changes in lactate levels were obtained with p = 0.002. Of all
hemodynamic variables examined by NiCAS, significant changes were only found in total body water (p =
0.006). There was no significant correlation between changes in lactate levels with changes in
hemodynamic variables (p > 0.05). Accuracy was found between changes in lactic acid levels and changes
in hemodynamic variables (p > 0.05) but only in 50-65% of cases. There is a similarity of changes in lactate
levels compared to hemodynamic variables in some cases. The use of NiCAS can be considered for patient
monitoring, but it cannot yet replace the function of lactate levels.

Keywords: hemodynamic, lactate, nicas, sepsis, sepsis shock.

* Departemen Emergensi Medisin, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya-RS. dr. Saiful Anwar Malang
** Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Brawijaya

E-mail: isabella.anjelin@gmail.com

173
Anjelin IK, et al. Penggunaan NiCAS sebagai Pengganti Asam Laktat untuk .......

Pendahuluan standar baku emas untuk menilai severity


(tingkat keparahan) pada pasien sepsis.
Sepsis menyebabkan jutaan kematian di Kadar asam laktat pada pasien dengan sepsis
seluruh dunia setiap tahunnya.1 Insiden ikut berpengaruh terhadap angka mortalitas
sepsis diperkirakan mencapai 18 juta kasus pasien, terutama pada pasien dengan kadar
setiap tahunnya.2 Sepsis didefinisikan sebagai asam laktat >4.9
disfungsi organ yang mengancam jiwa (life Nilai prognostik dari pengukuran kadar
threatening) disebabkan karena disregulasi laktat awal dan setelah resusitasi telah
respons inang terhadap infeksi.3,4 Sepsis dibuktikan dalam beberapa penelitian yang
dapat menyebabkan pengeluaran biaya yang menyimpulkan bahwa penurunan kadar laktat
sangat mahal, baik untuk pemeriksaan setelah resusitasi yang adekuat terkait
penunjang, ataupun biaya pengobatannya. Di dengan hasil akhir yang lebih baik. Bukti-bukti
IGD (Instalasi Gawat Darurat) RSUD dr. Saiful eksperimental hingga saat ini menyarankan
Anwar (RSSA) Malang pada triwulan I dan II penurunan laktat minimum 10% dalam
tahun 2015, sepsis menempati urutan ke-9 sedikitnya 2 jam pertama resusitasi
dari 10 besar penyakit gawat darurat, merupakan cara yang cukup baik untuk
sedangkan pada triwulan III tahun 2015, menilai respons resusitasi pada pasien
menempati urutan ke-7. Sepsis menjadi sepsis.10
penyebab kematian terbanyak di RSUD dr. Pengukuran hemodinamik jantung dan
Saiful Anwar Malang sepanjang tahun 2015.5 total cairan tubuh merupakan komponen yang
Sepsis dapat menyebabkan kerusakan sangat penting untuk pembuatan keputusan
multiorgan. Secara khusus, gangguan pada terapi yang lebih baik pada pasien sepsis.
sistem kardiovaskular seperti penurunan Teknologi sejauh ini yang dapat secara
tekanan perifer dan peningkatan objektif mengukur hemodinamik dan total
permeabilitas vaskuler yang menyebabkan cairan tubuh, seperti termodilusi
hipoperfusi jaringan merupakan hal yang menggunakan kateter arteri pulmoner Swan
secara klinis sangat penting dalam Ganz dan teknik bolus intermiten atau pulse
pendekatan terapi sepsis.6 Gangguan fungsi contour analysis, belum dapat diintegrasikan
jantung yang merupakan konsekuensi dari pada setting gawat darurat karena invasif,
sepsis berat ditunjukkan dengan adanya memakan banyak waktu untuk menggunakan
gangguan kontraktilitas, gangguan fungsi dan mengkalibrasinya, tidak dapat
diastolik, dan penurunan indeks jantung juga diandalkan, atau kombinasi dari alasan-
fraksi ejeksi.7 Pasien sepsis dengan alasan tersebut. NiCAS (Non Invasive Cardiac
gangguan fungsi sistolik maupun diastolik System, NI Medical, Singapore) merupakan
ataupun kombinasi dari keduanya memiliki sebuah alat baru noninvasif untuk pengukuran
angka mortalitas yang lebih tinggi parameter hemodinamik dan total cairan
dibandingkan pasien sepsis tanpa gangguan tubuh yang menggunakan teknik impedansi
fungsi sistolik maupun diastolik.8 Gangguan kardiograf. Sejumlah studi awal yang
fungsi jantung pada kasus sepsis merupakan dilakukan telah menunjukkan korelasi yang
gangguan yang reversibel, dan dengan terapi bagus antara pengukuran hemodinamik
yang adekuat pada pasien untuk mengatasi menggunakan alat NiCAS dengan
sepsis dan infeksi yang menyebabkannya, pengukuran termodilusi yang merupakan
fungsi jantung pasien dapat kembali. standar baku emas.
Serum laktat merupakan marker yang Peneliti ingin mengetahui ada tidaknya
menggambarkan kondisi hipoperfusi dan korelasi antara perbaikan parameter hemo-
hipoksia global dari jaringan dan menjadi dinamik dan kadar cairan tubuh yang diukur

174
Majalah Kesehatan Volume 7, Nomor 3, September 2020

dengan alat NiCAS dengan perbaikan kadar ulang pada saat 2 jam pasca resusitasi untuk
asam laktat dalam 2 jam pertama pada evaluasi. Variabel yang diteliti adalah kadar
pasien-pasien sepsis dan syok sepsis di asam laktat, total cairan tubuh (Total Body
Instalasi Gawat Darurat RS. dr. Saiful Anwar Water; TBW), resistensi perifer total (Total
Malang. Penelitian ini bertujuan untuk Peripheral Resistance; TPR), volume
mencari metode noninvasif dan minim efek sekuncup (Stroke Volume; SV), keluaran
samping yang cukup objektif untuk jantung (Cardiac Output; CO), dan indeks
memprediksi keberhasilan resusitasi pada jantung (Cardiac Index; CI) yang diambil
pasien sepsis dan syok sepsis terutama pada sebelum dan sesudah 2 jam resusitasi.
jam-jam awal, sehingga dapat diguna-kan Analisis data dilakukan menggunakan
untuk membimbing tatalaksana serta ma- software SPSS. Perubahan antara kadar
najemen pasien yang lebih tepat dan lebih asam laktat sebelum dan sesudah resusitasi
baik. serta hubungan antara indikator-indikator
hemodinamik dan kadar cairan tubuh sebe-
Bahan dan Metode lum dan sesudah resusitasi diuji dengan
paired t-test jika distribusi normal dan diuji
Desain penelitian merupakan penelitian dengan uji Wilcoxon jika distribusinya tidak
observasional analitik untuk mengkaji normal.
hubungan antara perubahan kadar asam Hubungan antara kadar asam laktat
laktat dengan perubahan variabel-variabel dengan masing-masing variabel independen
hemodinamik sebelum dan sesudah dalam parameter hemodinamik serta total
resusitasi serta kesesuaian alat NiCAS dalam cairan tubuh yang diukur dengan meng-
mengevaluasi perbaikan kondisi pasien gunakan alat NiCAS diuji dengan uji korelasi
sepsis dan syok sepsis dibandingkan dengan Pearson, apabila distribusi tidak normal maka
asam laktat. Penelitian ini dilakukan di IGD diuji dengan uji korelasi Spearman. Apabila
RS. dr. Saiful Anwar pada bulan Desember hubungan masing–masing variabel didapat-
2017 sampai Desember 2018. Penelitian ini kan p < 0,25 dapat dilanjutkan ke uji regresi
telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian linear dengan derajat kepercayaan 95%, α =
Kesehatan RS. dr. Saiful Anwar malang 0,05, bermakna bila p < 0,05.
dengan nomor: 400/02/K.3/302/2018. Kesesuaian antara perubahan kadar
Populasi penelitian adalah semua asam laktat dengan perubahan indikator-
pasien sepsis dan syok sepsis yang datang indikator hemodinamik dan total cairan tubuh
ke IGD. Sampel yang diteliti merupakan setelah dua jam resusitasi disajikan dalam
semua pasien dengan kecurigaan sepsis dan bentuk tabulasi dengan tabel 2 x 2, kemudian
syok sepsis berusia lebih dari 40 tahun yang dilakukan analisis kesesuaiannya dengan uji
dibawa ke IGD RSSA. Pasien hamil, pasien McNemar.
dengan riwayat tumor ganas dengan harapan
hidup kurang dari 6 bulan, pasien rujukan dari Hasil
fasilitas kesehatan lain yang sudah terpasang
Ada 26 sampel yang dikumpulkan sejak
vasopressor, serta pasien dengan syok akibat
Desember 2017 hingga Desember 2018.
perdarahan dieksklusi dari sampel. Semua
Kebanyakan pasien yang diduga sepsis atau
pasien diperiksa kadar asam laktat dan
syok sepsis adalah perempuan (17 orang;
NiCAS pada awal presentasi di IGD sebagai
65,4%) dan berada pada kelompok usia 50-
data awal dan dilakukan resusitasi sesuai
59 tahun dan lebih dari 70 tahun (8 orang;
dengan tatalaksana, kemudian dilakukan
30,8%). Semua pasien memenuhi kriteria
pemeriksaan kadar asam laktat dan NiCAS
penapisan awal dengan qSOFA ≥ 2,

175
Anjelin IK, et al. Penggunaan NiCAS sebagai Pengganti Asam Laktat untuk .......

dengan 14 orang (53,8%) memiliki nilai sitasi, dengan nilai p = 0,006. Untuk meng-
qSOFA sebesar 2 dan 12 orang (46,2%) analisis data korelasi perubahan kadar asam
memiliki nilai qSOFA sebesar 3. Seluruh laktat dengan perubahan indikator-indikator
pasien juga memiliki nilai SOFA ≥2. Data hemodinamik dan kadar cairan tubuh setelah
perbandingan asam laktat sebelum dan 2 jam resusitasi, digunakan uji korelasi
sesudah 2 jam resusitasi menunjukkan Pearson karena data memenuhi uji linieritas
adanya perbedaan yang bermakna antara dan berdistribusi normal (Tabel 3).
kadar laktat pre dan laktat pasca resusitasi (p Dari hasil analisis (Tabel 3), didapatkan
= 0,002). korelasi yang tidak signifikan antara Laktat
Pada Tabel 2 ditampilkan hasil analisis dengan TPR dengan nilai p = 0,629.
perbedaan nilai indikator-indikator hemo- Didapatkan korelasi yang tidak signifikan
dinamik TPR (Total Peripheral Resistance; antara Laktat dengan SV dengan nilai p =
resistensi perifer total), SV (Stroke Volume; 0,46. Untuk Laktat dengan CO, juga
volume sekuncup), CO (Cardiac Output; didapatkan korelasi yang tidak signifikan
keluaran jantung), dan CI (Cardiac Index; dengan p = 0,487. Perbandingan antara 
indeks jantung) tidak terdapat perbedaan Laktat dengan CI menunjukkan korelasi
signifikan antara nilai awal datang dengan
yang juga tidak signifikan dengan nilai p =
nilai 2 jam setelah resusitasi. Perbedaan
0,425. Perbandingan antara Laktat dengan
signifikan hanya didapatkan pada nilai TBW
TBW juga menunjukkan korelasi yang tidak
(Total Body Water; total cairan tubuh)
signifikan dengan nilai p = 0,831.
sebelum resusitasi dan 2 jam setelah resu-

Tabel 1. Karakteristik sampel


Karakteristik Jumlah (%)
Jenis Kelamin
Laki – laki 9 34,6
Perempuan 17 65,4
Usia
40 – 49 4 15,3
50 – 59 8 30,8
60 – 69 6 23,1
≥ 70 8 30,8
Nilai qSOFA*
2 14 53,8
3 12 46,2
Nilai SOFA**
≥2 26 100
Keterangan:
*Quick Sepsis-related Organ Failure Assessment

Tabel 2. Analisis perbedaan kadar variabel sebelum dan sesudah 2 jam resusitasi dengan
paired t-test
Variabel p
TPR sebelum – sesudah 0,172
SV sebelum – sesudah 0,354
CO sebelum – sesudah 0,208
CI sebelum – sesudah 0,210
TBW sebelum – sesudah 0,006

176
Majalah Kesehatan Volume 7, Nomor 3, September 2020

Tabel 3. Korelasi variabel dengan uji Pearson


Variabel r p N
Delta Laktat – Delta TPR .099 .629 26
Delta Laktat – Delta SV -.150 .465 26
Delta Laktat – Delta CO -.143 .487 26
Delta Laktat – Delta CI -.164 .425 26
Delta Laktat – Delta TBW -.044 .831 26
Keterangan: TPR adalah total peripheral resistance; SV adalah stroke volume; CO adalah Cardiac Output;
CI adalah Cardiac Index; TBW adalah Total Body Water.

Tabel 4. Kesesuaian antar perubahan variabel dengan uji McNemar


Variabel Kesesuaian (%) p N
Delta Laktat – Delta TPR 53.8 .388 26
Delta Laktat – Delta SV 65.4 .180 26
Delta Laktat – Delta CO 61.5 .344 26
Delta Laktat – Delta CI 61.5 .754 26
Delta Laktat – Delta TBW 50 .267 26
Keterangan: TPR adalah total peripheral resistance; SV adalah stroke volume; CO adalah Cardiac Output;
CI adalah Cardiac Index; TBW adalah Total Body Water.

Selanjutnya, dilakukan analisis kese- kadar asam laktat minimal 10% dalam dua
suaian antara perubahan kadar asam laktat jam diasosiasikan dengan prognosis yang
dengan perubahan variabel-variabel hemo- lebih baik, mortalitas yang lebih rendah, dan
dinamik sebelum dan sesudah 2 jam re- lama tinggal di ICU yang lebih singkat. .11-13
susitasi dengan menggunakan uji McNemar Pemberian cairan sebagai langkah awal
(Tabel 4). Dari hasil analisis, didapatkan resusitasi pada kasus sepsis ditujukan untuk
kesesuaian antara perubahan asam laktat mencegah cedera jaringan akibat hipoperfusi
dengan perubahan TPR dengan p = 0,388 di jaringan dan organ-organ penting akibat
pada 53,8% pasien. Untuk perubahan asam turun-nya tekanan darah, sehingga memulai
laktat dibandingkan dengan perubahan SV, resusi-tasi cairan secara dini dapat
didapatkan kesesuaian dengan p = 0,180 mencegah perfusi yang rendah, dan
pada 65,4% pasien. Perubahan kadar asam kemudian mencegah per-burukan lebih lanjut
laktat dibandingkan dengan perubahan CO, dari iskemia organ akibat hipoksia. Sehingga
didapatkan kesesuaian dengan p = 0,344 akan membantu pemulihan yang lebih cepat
pada 61,5% pasien. Pada perbandingan dan memaksimalkan prognosis pasien.13
antara perubahan kadar asam laktat dengan Pemberian cairan juga akan membantu
perubahan CI, didapatkan kesesuaian pada perfusi ke jaringan-jaringan seperti ginjal dan
61,5% pasien dengan p = 0,754. Terakhir, hati, yang akan membantu meningkatkan
analisis antara perubahan kadar asam laktat klirens laktat. Pada tahap selanjutnya, jika
dengan perubahan TBW, didapatkan kese- pemberian cairan tidak dapat memaksimal-
suaian pada 50% pasien dengan p = 0,267. kan tekanan darah, vasopressor dapat diberi-
kan untuk membantu meningkatkan tekanan
Pembahasan darah dan pencapaian perfusi organ. Jika
resusitasi dilakukan dengan baik sesuai
Kegunaan perubahan kadar asam laktat
dengan sepsis bundle jam pertama,
sebagai indikator yang baik untuk menentu-
diharapkan terjadi perbaikan perfusi jaringan
kan keberhasilan resusitasi sudah dibuktikan
yang akan terlihat melalui penurunan kadar
dalam beberapa studi, bahwa penurunan
asam laktat yang adekuat.

177
Anjelin IK, et al. Penggunaan NiCAS sebagai Pengganti Asam Laktat untuk .......

Pada penelitian ini, didapatkan perbeda- awal sesuai dengan tata-laksana, volume
an yang bermakna antara kadar laktat pre- total cairan tubuh tentu akan ikut mengalami
resusitasi dan 2 jam pascaresusitasi (p = perubahan, walaupun tidak dapat diketahui
0,002). Hal ini menunjukkan keberhasilan distribusi cairan tersebut di antara
pada tahap awal resusitasi 2 jam pertama kompartemen-kompartemen tubuh. Hal ini
yang dilakukan di IGD RS. dr. Saiful Anwar sesuai dengan hasil yang didapatkan peneliti,
Malang, yaitu terjadi perbaikan pada pengi- yaitu terjadi perubahan kadar cairan tubuh
riman oksigen ke jaringan sehingga mengu- yang signifikan dengan pemeriksaan meng-
rangi metabolisme anaerobik, atau terjadi gunakan alat NiCAS.
peningkatan klirens laktat seiring dengan Resistensi perifer total pada pasien
perbaikan perfusi ke organ pembuangan dengan sepsis dan syok sepsis mengalami
seperti ginjal dan hati. penurunan yang disebabkan oleh vasodilatasi
Dari data penelitian analisis perbedaan sistemik sebagai respons terhadap proses
indikator-indikator hemodinamik serta kadar inflamasi. Vasodilatasi ini dapat terjadi sampai
cairan tubuh (sebelum) dan indikator-indikator mengurangi resistensi perifer total menjadi
hemodinamik serta kadar cairan tubuh (sesu- hanya 25% dari nilai normalnya. Vaskularisasi
dah) dengan menggunakan paired t–test dari pasien septik kemudian akan menjadi
didapatkan perbedaan yang signifikan pada semakin tidak responsif bahkan terhadap
kadar cairan tubuh (TBW) dengan nilai p = agen-agen pressor simpatomimetik.17
0,006, sedangkan untuk variabel-variabel Keseluruhan proses ini sangat
hemodinamik lain terdapat korelasi yang tidak bergantung pada kondisi masing-masing
signifikan. pasien, seperti ada tidaknya penyakit
Total cairan tubuh (TBW) terdiri dari komorbid dan usia pasien. Oleh karena
cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. kompleksitas patofisiologinya, perjalanan
Pada pasien dengan sepsis dan syok sepsis, penyakit pada kasus sepsis pun sulit untuk
terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah diprediksi. Pada penelitian ini, didapatkan
tubuh dan peningkatan permeabilitas dinding perbedaan yang tidak signifikan antara TPR
pembuluh darah. Dengan adanya teori baru sebelum dan TPR sesudah 2 jam resusitasi.
tentang distribusi cairan resusitasi yaitu teori Ini kemungkinan disebabkan pada populasi
glycocalyx dan teori revised Starling,14 pasien yang diteliti dalam penelitian ini,
ditemukan bahwa ketika pasien diberikan pasien datang pada waktu yang berbeda-
cairan resusitasi, tidak semua cairan akan beda sejak permulaan penyakit. Sebagian
berada di intravaskular. Sebagian besar pasien sudah jatuh pada kondisi syok. Pasien
cairan akan berpindah ke interstitial dalam yang syok akan segera diterapi dengan
waktu cepat. Pada pasien sakit kritis dengan vasopresor, sedangkan pasien yang belum
kerusakan endotelial dan kapiler yang rapuh, jatuh dalam kondisi syok tidak langsung
kurang dari 5% volume bolus cairan tetap menerima vasopresor. Pada pasien yang
berada di intravaskuler dalam 90 menit.15 menerima vasopressor, kemungkinan ada
Berdasarkan panduan tatalaksana dari yang sudah jatuh dalam kondisi tidak
Surviving Sepsis Campaign 2012 untuk responsif terhadap vasopresor. Kondisi
pasien sepsis dan syok sepsis, direko- preresusitasi yang berbeda-beda dan respons
mendasikan resusitasi cairan secara agresif yang berbeda-beda terhadap cairan dan obat
dalam 24 jam pertama penanganan dengan yang diberikan kemungkinan menyebabkan
pemberian cairan awal bisa mencapai 30 mL/ variasi yang cukup besar dan perbedaan
kg, terutama pada kasus pasien syok sep- yang tidak signifikan dengan kondisi
sis.16 Dengan pemberian cairan resusitasi pascaresusitasi 2 jam.

178
Majalah Kesehatan Volume 7, Nomor 3, September 2020

Pada pasien sepsis, terjadi penurunan dengan usia, faktor komorbid, dan onset
fungsi jantung yang disebabkan depresi sepsis yang berbeda-beda pula. Pada
miokard. Ini disebabkan oleh penekanan res- penelitian ini, peneliti menemukan perbedaan
pons adrenergik di level kardiomiosit sebagai yang tidak signifikan dari CO, SV, dan CI
akibat dari down-regulation reseptor beta- pada pasien-pasien sepsis sebelum dan
adrenergik. Perubahan ini dimediasi oleh sesudah 2 jam resusitasi. Hal ini
banyak hal, seperti sitokin dan nitrit oksida. kemungkinan disebabkan pada saat presen-
Mekanisme lain yang menyebabkan depresi tasi pasien di IGD, pasien sudah berada da-
otot jantung secara langsung pada sepsis lam tahap-tahap yang berbeda dari perja-
adalah kerusakan atau kematian kardiomiosit, lanan penyakitnya. Pasien yang memiliki
yang bisa dicetuskan oleh toksin, komplemen, faktor komorbid seperti penyakit jantung dan
DAMP, dan substansi depresan miokardial ginjal sebelumnya, kemungkinan juga akan
lain yang belum dapat diidentifikasi.18 Pada lebih mudah jatuh ke kondisi depresi
sepsis awal, dengan tekanan vaskuler miokardial berat dan syok sepsis yang kurang
sistemik yang rendah, gambaran CO masih responsif terhadap obat-obatan. Obat-obatan
dapat tampak normal ataupun meningkat, yang dikonsumsi harian oleh pasien juga
walaupun kenyataannya fungsi kontraktilitas kemungkinan akan mempengaruhi fungsi
jantung sudah tidak bagus. Walaupun SV dasar dari jantung serta hemodinamik pasien,
masih dapat dipertahankan pada awalnya, sehingga menyebabkan respons yang
akan didapatkan peningkatan left ventricular berbeda-beda setelah resusitasi.
end-systolic volume (LVESV) dan left Pada penelitian ini, didapatkan korelasi
ventricular end-diastolic volume (LVEDV) dan yang tidak signifikan antara perubahan kadar
penurunan ejeksi fraksi, dengan CO bertahan asam laktat dengan perubahan variabel-
pada level normal dengan cara meningkatkan variabel hemodinamik pasien. Asidosis laktat
denyut jantung.19 pada sepsis seringkali dikaitkan dengan
Seiring perjalanan penyakit, respons hipoksia jaringan ketika pengiriman oksigen di
kompensasi neuroendokrin akan terbebani tubuh gagal memenuhi kebutuhan oksigen
secara berlebihan. Ini disebabkan oleh in- secara keseluruhan.
sensitivitas progresif dari sirkulasi perifer Sepsis juga menyebabkan gangguan
terhadap vasokonstriktor yang ada di sirku- pada kemampuan jaringan untuk
lasi, seperti vasopressin dan angiotensin II. mengekstrak oksigen. Selama sepsis terjadi,
Hal tersebut akan menyebabkan pasien rasio ekstraksi oksigen berkurang hingga 50%
sepsis jatuh ke kondisi syok sepsis, dan atau kurang, sehingga pembentukan asam
berangsur-angsur refrakter terhadap terapi. laktat meningkat pada level oksigen yang
Pasien akan memiliki CO rendah, perfusi biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
perifer buruk, ekstremitas dingin, dan oksigen aerobik. Hipoksia jaringan ini
akhirnya berujung pada kematian. Dengan kemudian akan mem-produksi laktat. Selain
resusitasi volume yang adekuat, walaupun itu, disfungsi mitokondria juga terjadi, bahkan
terjadi penurunan signifikan resistensi pada jaringan dengan oksi-genasi adekuat,
vaskuler perifer, CI pasien sepsis dapat metabolisme anaerobik tetap terjadi. Pada
ditemukan normal atau meningkat. Meskipun pasien sepsis dengan hemo-dinamik stabil,
ditemukan CO yang meningkat dan SV yang hiperlaktatemia dapat pula di-sebabkan oleh
normal, terdapat disfungsi miokard yang gangguan klirens dan bukannya produksi
signifikan pada pasien dengan syok sepsis. yang berlebihan. Penggunaan obat-obatan
Pasien-pasien sepsis di rumah sakit juga dapat mempengaruhi produksi laktat
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, pada pasien sepsis.

179
Anjelin IK, et al. Penggunaan NiCAS sebagai Pengganti Asam Laktat untuk .......

Misalnya, penggunaan adrenalin pada terapi variabel-variabel tersebut. Pengiriman


pasien sepsis meningkatkan kadar laktat oksigen ke jaringan dipengaruhi oleh SV, CO
darah, tetapi menunjukkan angka survival dan CI, sehingga perbaikan kadar asam laktat
yang lebih tinggi. Peningkatan kadar laktat kira-kira dapat dipengaruhi oleh perbaikan
pada kasus ini kemungkinan disebabkan oleh kedua komponen hemodinamik tersebut.
peningkatan glikolisis yang diinduksi oleh Pada tahap awal sepsis, pasien akan masuk
katekolamin.20 di dalam fase ebb dimana terjadi hipovolemia
Pada kasus sepsis, peningkatan laktat intravaskuler absolut maupun relatif yang
tidak hanya menunjukkan hipoksia jaringan, cukup berat.22 Pada fase ini, dengan rendah-
tetapi dapat pula menunjukkan adanya nya jumlah cairan tubuh, pengiriman oksigen
respons adaptif terhadap proses metabolik ke jaringan pun akan terganggu. Jika dengan
dari infeksi berat dan dapat pula menunjuk- resusitasi adekuat pasien dapat dikembalikan
kan adanya respons terhadap terapi.21 Hal ini ke dalam kondisi normovolemia, maka seiring
menunjukkan bahwa kadar laktat tidak selalu dengan perbaikan jumlah total cairan tubuh,
berkorelasi dengan keparahan sepsis, apalagi akan terjadi perbaikan pengiriman oksigen,
jika pasien memiliki penyakit komorbid lain dan perbaikan pula pada kadar asam laktat
seperti gangguan liver dan ginjal atau meng- tubuh.
konsumsi obat-obatan seperti beta-bloker Akan tetapi, kesesuaian ini hanya
dalam kesehariannya, yang semuanya dapat didapatkan pada 50-65% kasus saja. Ini
mempengaruhi kadar asam laktat. kemungkinan disebabkan oleh kompleksitas
Pasien yang datang ke IGD RSSA de- dari patogenesis sepsis dan fase-fase per-
ngan sepsis memiliki karakteristik yang ber- jalanan penyakit sepsis yang panjang,
beda, onset penyakit yang berbeda, komorbid dengan berbagai kondisi pada fase-fase yang
penyakit yang berbeda, dan titik perjalanan berbeda. Pada sepsis, setelah pasien
penyakit yang berbeda pula. Sebagian mengalami fase ebb, pasien akan masuk
mungkin sudah memiliki gangguan jantung pada fase flow, dimana pasien kemungkinan
atau liver atau ginjal sebelumnya, yang akan mengalami stase hipervolemik atau
semua akan mempengaruhi indikator hemo- normovolemik dan mulai mengeluarkan cairan
dinamik dasar pasien dan kemampuan tubuh berlebih dari tubuh. Fase flow merupakan
pasien untuk memproduksi dan mengekskresi fase metabolik hiperkatabolik, dimana akan
asam laktat dari tubuh. Obat-obatan yang terjadi peningkatan konsumsi oksigen dan
dikonsumsi juga akan mempengaruhi kerja penggunaan energi, yang kemungkinan dapat
jantung dan kemu-dian indikator hemodinamik meningkatkan kadar asam laktat darah.22
pasien. Banyaknya variasi pada pasien dan Perubahan indikator-indikator ini sulit
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi diprediksi pengaruh ke depannya, karena
pasien kemungkinan menyebabkan tidak dengan pasien yang berbeda, semakin
adanya korelasi yang signifikan antara banyak komorbid dan obat-obatan yang
perubahan kadar asam laktat pasien dan dikonsumsi pasien sebelumnya, akan sangat
perubahan indikator hemodinamik pasien. berbeda pula kemampuan sistem kardio-
Dari data penelitian analisis kesesuaian vaskulernya untuk merespons obat-obatan
dengan uji McNemar, didapatkan nilai p > dan tindakan resusitasi yang diberikan. Begitu
0,05 untuk kesesuaian antara perbaikan pula dengan kinetik laktat, yang perubahan-
kadar asam laktat dengan perbaikan indikator nya tidak hanya dipengaruhi oleh fungsi he-
-indikator hemodinamik (TBW, SV, CO, CI, modinamik dan kardiovaskuler pasien, tetapi
dan TPR) yang diukur dengan alat NiCAS, juga dipengaruhi oleh kemampuan klirens
yang menunjukkan adanya kesesuaian antara laktat tubuh pasien, respons hipermetabolik

180
Majalah Kesehatan Volume 7, Nomor 3, September 2020

pada fase akhir, adaptasi tubuh terhadap kon- 4. Seymour C, Liu V, Iwashyna T,
disi beta-adrenergik yang berlebihan sebagai Brunkhorst F, Rea T, Scherag A, et al.
respons pada sepsis, dan respon tubuh ter- Assessment of Clinical Criteria for Sepsis:
hadap terapi yang diberikan.21 Sehingga, For the Third International Consensus
perbaikan pada indikator-indikator hemo- Definitions for Sepsis and Septic Shock
dinamik pasien tidak selalu menunjukkan (Sepsis-3). JAMA. 2016; 315(8):762.
perbaikan pula pada kadar asam laktat, dan 5. Noersjahdu H. Laporan Evaluasi Hasil
begitu juga sebaliknya. Kegiatan Pelayanan RSUD Dr. Saiful
Anwar Triwulan III Tahun 2015. In:
Kesimpulan Keperawatan PM (Editor). RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang: Bidang Rekam
Kesimpulan yang diperoleh bahwa Medik & Evaluasi Pelaporan. 2015.
terdapat perubahan kadar asam laktat dan 6. Drosatos K, Lymperopoulos A, Kennel
total cairan tubuh setelah dua jam resusitasi PJ, Pollak N, Schulze PC, Goldberg IJ.
sesuai tatalaksana, tetapi perubahan ini tidak Pathophysiology of Sepsis-Related
diikuti dengan perubahan variabel-variabel Cardiac Dysfunction: Driven by
hemodinamik yang lain. Dapat dipertimbang- Inflammation, Energy Mismanagement, or
kan pemberian cairan yang lebih minimal dan Both? Curr Heart Fail Rep. 2015; 12
penggunaan vasopresor lebih dini. Korelasi (2):130-40.
antara perubahan kadar asam laktat dengan 7. Zaky A, Deem S, Bendjelid K, Treggiari
perubahan variabel-variabel hemodinamik MM. Characterization of Cardiac
juga tidak signifikan. Walaupun terdapat ke- Dysfunction in Sepsis: an Ongoing
sesuaian antara keduanya tetapi hanya dida- Challenge. Shock. 2014; 41(1):12-24.
patkan pada sebagian kasus, sehingga 8. Landesberg G, Gilon D, Meroz Y,
NiCAS belum bisa digunakan sebagai Georgieva M, Levin PD, Goodman S, et
pengganti asam laktat dalam menilai al. Diastolic Dysfunction and Mortality in
perubahan kondisi pasien. Akan tetapi bisa Severe Sepsis and Septic Shock. Eur
dipertimbangkan sebagai alat bantu untuk Heart J. 2012; 33(7):895-903.
memonitor kondisi pasien. 9. Berger T, Green J, Horeczko T, Hagar Y,
Garg N, Suarez A, et al. Shock Index and
Daftar Pustaka Early Recognition of Sepsis in the
Emergency Department: Pilot Study.
1. Deutschman CS, Tracey KJ. Sepsis: Western Journal of Emergency Medicine.
Current Dogma and New Perspectives. 2013; XIV:168-74.
Immunity. 2014; 40(4):463-75. 10. Jones AE. Lactate Clearance for
2. Lyle NH, Pena OM, Boyd JH, Hancock Assessing Response to Resuscitation in
REW. Barriers to the Effective Treatment Severe Sepsis. Acad Emerg Med. 2013;
of Sepsis: Antimicrobial Agents, Sepsis 20(8):844-7.
Definitions, and host-Directed Therapies. 11. Jones AE, Shapiro NI, Trzeciak S, Arnold
Annals of the New York Academy of RC, Claremont HA, Kline JA, et al.
Sciences. 2014; 1323:101-14. Lactate Clearance vs Central Venous
3. Singer M, Deutschman CS, Seymour CW, Oxygen Saturation as Goals of Early
Shankar-Hari M, Annane D, Bauer M, et Sepsis Therapy: a Randomized Clinical
al. The Third International Consensus Trial. JAMA. 2010; 303(8):739-46.
Definitions for Sepsis and Septic Shock
(Sepsis-3). JAMA. 2016; 315(8):801-10.

181
Anjelin IK, et al. Penggunaan NiCAS sebagai Pengganti Asam Laktat untuk .......

12. Jansen TC, van Bommel J, Sepsis and Septic Shock, 2012. Intensive
Schoonderbeek FJ, Sleeswijk Visser SJ, Care Medicine. 2013; 39(2):165-228.
van der Klooster JM, Lima AP, et al. Early 17. Young JD. The Heart and Circulation in
Lactate-Guided Therapy in Intensive Care Severe Sepsis. British Journal of
Unit Patients: a Multicenter, Open-Label, Anaesthesia. 2004; 93(1):114-20.
Randomized Controlled Trial. Am J 18. Kakihana Y, Ito T, Nakahara M,
Respir Crit Care Med. 2010; 182(6):752- Yamaguchi K, Yasuda T. Sepsis-Induced
61. Myocardial Dysfunction: Pathophysiology
13. Pan J, Peng M, Liao C, Hu X, Wang A, Li and Management. J Intensive Care. 2016;
X. Relative Efficacy and Safety of Early 4:22.
Lactate Clearance-Guided Therapy 19. Greer J. Pathophysiology of
Resuscitation in Patients with Sepsis: A Cardiovascular Dysfunction in Sepsis.
Meta-Analysis. Medicine. 2019; 98(8). BJA Education. 2015;15(6):316-21.
14. Woodcock T, Woodcock TM. Revised 20. Omar S, Burchard A, Lundgren A,
Starling Equation and the Glycocalyx Mathivha L, Dulhunty J. The Relationship
Model of Transvascular Fluid Exchange: between Blood Lactate and Survival
an Improved Paradigm for Prescribing Following the Use of Adrenaline in the
Intravenous Fluid Therapy. British Journal Treatment of Septic Shock. Anaesthesia
of Anaesthesia. 2012; 108(3):384-94. and Intensive Care. 2011;39(3):449-55.
15. Malbrain ML, Marik PE, Witters I, 21. Suetrong B, Walley KR. Lactic Acidosis in
Cordemans C, Kirkpatrick AW, Roberts Sepsis: It’s Not All Anaerobic:
DJ, et al. Fluid Overload, de- Implications for Diagnosis and
Resuscitation, and Outcomes in Critically Management. Chest. 2016; 149(1):252-
Ill or Injured Patients: a Systematic 61.
Review with Suggestions for Clinical 22. Malbrain ML, Van Regenmortel N, Saugel
Practice. Anaesthesiology Intensive B, De Tavernier B, Van Gaal P-J,
Therapy. 2014; 46(5):361-80. Joannes-Boyau O, et al. Principles of
16. Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, Fluid Management and Stewardship in
Annane D, Gerlach H, Opal SM, et al. Septic Shock: It Is Time to Consider the
Surviving Sepsis Campaign: International Four D’s and the Four Phases of Fluid
Guidelines for Management of Severe Therapy. Annals of intensive care. 2018;
8(1):66.

182

Anda mungkin juga menyukai