Anda di halaman 1dari 41

TERAPI

CAIRAN
PADA
SYOK
dr. Mira Rellytania, Sp.An., KIC.M.Kes
SMF Anestesi dan Terapi Intensif
RSUD SOREANG
DEFINISI SYOK

Kegagalan sirkulasi akut dan mengancam jiwa yang

berhubungan dengan penggunaan oksigen yang inadekuat

oleh sel, yang ditandai dengan ketidakmampuan sirkulasi

dalam mengantarkan oksigen yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan jaringan sehingga terjadi disoksia seluler ( ESICM,2014)


DEFINISI SYOK

Gangguan sirkulasi akut yang mengancam jiwa berhubungan


dengan tidak adekuatnya penggunaan oksigen oleh sel
( Suh&Lee,2018).

Syok tidak didefinikan sebagai hipotensi walaupun syok selalu

berhubungan dengan hipotensi.

Pada pasien dengan syok, tekanan darah dapat normal akibat respon

kompensasi simpatis.
PATOFISIOLOGI SYOK
Syok ditandai oleh ketidakseimbangan relative antara suplai oksigen dan substrat

dengan kebutuhan sel/jaringan tubuh. Lazimnya syok hanya terjadi pada kondisi

suplai oksigen menurun. Dimana pada kondisi normal:

 Distribusi CO yang normal

 DO2 (Suplai Oksigen) lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolism aerob

Oksigen Reserve berperan sebagai buffer bilamana terjadi penurunan DO2.

Mekanisme kompensasi berupa peningkatan ekstraksi DO2 dimana VO2

(Kebutuhan Oksigen) relative tetap.


PATOFISIOLOGI SYOK
STADIUM SYOK
1. Stadium Kompensasi
 Suplai oksigen ke organ vital (otak, jantung, ginjal) lebih diutamakan
 Tonus pembuluh daraf perifer dan denyut jantung meningkat
 Belum terjadi hipotensi
 Gejala dan tanda seringkali tidak jelas
2. Stadium Dekompensasi
 Fungsi seluler menurun/ memburuk
 Kegagalan fungsi organ (SSP, jantung, paru-paru, ginjal, GIT, hepar,
hematologii, metabolic, system imun)
3. Stadium Terminal/Irreversibel
 Kerusakan organ irreversible
 Pemberian intervensi sudah tidak berguna lagi
KLASIFIKASI SYOK

Suh&Lee,2018
KLASIFIKASI SYOK
BERDASARKAN ETIOLOGI
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK KARDIOGENIK
SYOK DISTRIBUTIF
SYOK OBSTRUKTIF
TANDA DAN GEJALA KLINIK
SYOK
Profile Hemodinamik Pada Syok
TERAPI
CAIRAN
TERAPI
CAIRAN
ENIS-JENIS CAIRAN
1. KRISTALOID : Cairan yang berisi partikel kecil (<30.000 Dalton atau <
1nm) sehingga mudah menembus dinding pembuluh darah (saline, RL,
RS)
2. KOLOID : Cairan yang berisi partikel dengan berat mulekul besar
(>30.000 Dalton atau 1-100 nm) sehingga tidak mudah menembus
dinding pembuluh darah (dextran, albumin, HES, gelatin)
CAIRAN KRISTALOID
CAIRAN KOLOID
PERBEDAAN CAIRAN
KRISTALOID DAN KOLOID
SIFAT CAIRAN BERDASARKAN
TONISITAS
MANAJEMEN
SYOK
MANAJEMEN SYOK
FLUID RESPONSIVE
(Penilaian Respon Cairan)
 Passive Leg Raising Test : penilaian ini dapat digunakan pada pasien yang bernapas spontan

maupun dengan ventilator, dan merupakan tes responsivitas cairan yang cukup akurat pada

pasien aritmia.

 Fluid Challenge Test : mengukur kemaknaan perubahan isi sekuncup jantung (stroke

volume) atau tekanan sistolik arterial, atau tekanan nadi (pulse pressure).

 Stroke Volume Variation (SVV) : penilaian variasi isi sekuncup jantung akibat perubahan

tekanan intra torak saat pasien menggunakan ventilasi mekanik.


Prosedure PLR untuk menilai
responsivitas cairan


Algoritma
Penilaian CVP
TATALAKSANA
SYOK
Tatalaksana Syok
Hipovolemik
TANDA DAN GEJALA DERAJAT
PERDARAHAN
Tatalaksana Syok
Septik
Tatalaksana Syok
Septik
Evaluasi Pasca Pemberian Kristaloid
30 ml/KgBB
Penanganan Syok Pada Pasien Covid-19
1. Berat : Tanda-tanda klinik pneumonia (demam, batuk, dyspnea, nafas cepat dan

salah satu dari berikut ini:

 Frekuansi nafas > 30x permenit

 Gangguan pernafasan yang parah

 Saturasi Oksigen < 90% pada udara ruangan

2. Kritis : Adanya gangguan pernafasan akut atau kegagalan pernafasan yang

membutuhkan ventilasi, sepsis, atau syok septik.

ESICM, SSC-COVID 19 2020


Penanganan Syok Pada Pasien Covid-19

ESICM, SSC-COVID 19 2020


DE-RESUSITASI: Konsep
“ROSE” pada Penyakit
Kritis

De-resusitasi diperlukan karena kelebihan cairan secara


independen terkait dengan morbiditas dan mortalitas.

Konsep ini memiliki empat fase, yaitu: Resusitasi (R),


Pengoptimalan (O), Stabilisasi (S), dan Evakuasi (E)
DE-RESUSITASI: Konsep “ROSE”
END POINT OF
RESUSCITATION
:
Tujuan resusitasi adalah untuk memaksimalkan kelangsungan hidup dan
meminimalkan morbiditas. Gunakan nilai hemodinamik dan fisiologis pasien sebagai
patokan untuk pemberian terapi.
Goal direct approach:
 Urine output > 0,5 ml/kg/hr
 CVP 8-12 mmHg
 MAP 65-90 mmHg
 SvO2 > 70%
 Hematokrit > 30%
Kendrick, at all 2019
KESIMPULAN
Terapi cairan intravena dapat
menyelamatkan nyawa tetapi mempunyai risiko
bervariasi. Klinisi harus memahami hubungan
dinamis antara kebocoran kapiler, loading
cairan, edema perifer, hipertensi intra-
abdominal, dan sindrom kompartemen
abdominal. Late conservative fluid management
dan de-resusitasi dapat menjadi langkah penting
pada tatalaksana pasien syok.
Thank
Mira
s
CREDITS: This presentation template was created by
dr.
Slidesgo, Rellytania,
including Sp.An.,
icons by Flaticon,
& images by Freepik.
KIC.M.Kes
and infographics

SMF Anestesi dan Terapi Intensif


RSUD SOREANG

Anda mungkin juga menyukai