Anda di halaman 1dari 12

NOTULEN

Kegiatan : Refreshing Materi Cairan dan Shock Hipovolemik


Hari / : Jumat, 17 Juni 2022
Tanggal : Terlampir sesuai daftar Hadir
Peserta : Refreshing Ilmu
Acara
Waktu : 13.00 – 15.00
Isi : - Pemaparan Materi oleh dr. Rechta Antartika, SpPD
Pembahasa
n 1. Total body Water

Laki-Laki 50 kg
TBW = 60% x 50 = 30 L
Intertitial = 15% x 50 = 7,5 L
Intravaskuler = 5% x 50 = 2,5 L
Pria 50 Kg = 3 – 3,75 L

2. Syok hipovolemik
Syok  manifestasi klinis yang mengancam nyawa. Syok
ditandai dengan penurunan pengiriman oksigen dan / atau
peningkatan konsumsi oksigen atau perfusi oksigen yang tidak
memadai yang menyebabkan hipoksia seluler dan jaringan.
(Haseer and Shock 2020)

Tipe-tipe Syok :
1. Syok distributif (Anafilaktik, Septik)
2. Syok Hipovolemik (Perdarahan, GI Loss, Luka bakar,
diuretik)
3. Syok Kardiogenik
4. Syok Obstruktif (Pulmonary Embolism)

Basic Layout
Insidensi syok : 0,3-0,7 per 1000  terbanyak hemoragik di ICU
Syok hipovolemik dapat disebabkan  kehilangan darah atau
kehilangan cairan ke ekstraseluler

Kehilangan darah  Syok hemoragik 


- Trauma
- Non trauma : - Kehamilan ektopik
- GI Bleeding
3. Penyebab Syok
Penyebab Syok hipovolemik akibat kehilangan cairan ekstraseluler :
1. Gastrointestinal Losses
2. Renal Losses
Kehilangan natrium dan cairan
Normal  ginjal mengeluarkan natrium dan air disesuaikan dengan
intake pasien
Etiologi  diuretik, hiperglikemia
3. Skin Losses
Pada kondisi panas dan iklim kering cairan dapat keluar melalui kulit
1-2 liter/jam
Pasien luka bakar cairan yang keluar lebih banyak  syok
4. Sekuestrasi rongga ketiga

Penyebab Syok Hipovolemik :


. Pendarahan
Hematom subkapsular hati
Aneurisma aorta pecah
Perdarahan gastrointestinal
Perlakuan berganda
2. Kehilangan Plasma
Luka bakar luas
Pankreatitis
Deskuamasi kulit
Sindrom dumping
3. Kehilangan cairan ekstraselular
Muntah (Vomitus)
Dehidrasi
Diare
Terapi diuretik yang sangat agrseif
Diabetes insipidus
Insufisiensi adrenal

4. Derajat Dehidrasi dan Syok Hemoragik


Klinis Derajat Dehidrasi

Contoh kasus
Klasifikasi Syok Hemoragik

Tata Laksana

1. Identifikasi dan Terapi Etiologi


Misalnya : stop perdarahan, stop diuretik, pemberian anti emetik
2. Identifikasi gangguan elektrolit dan asam - basa
Kondisi : Hipo / hiper Na, Hipo / Hiper K , asidosis metabolik
3. Nilai defisit volume
Klinis, Urine Output, USG  IVC

Tata Laksana Dehidrasi

Contoh Dehidrasi Sedang pada Pria 50 Kg


1. Resusitasi Dehidrasi = 6-8 % x 50 kg = 300 – 400 cc → 300 cc
2. Maintenance = 25 – 30 cc/kgbb/hari = 1250 – 1500 cc → 1500 cc
3. IWL = 15 cc/kgbb/hari = 750 cc → 500 cc
TOTAL = 2300 cc/24 jam
Jenis Cairan

Syok Non Hemoragik

First Line : Kristaloid


Initial NaCl 0,9 % (hiperkloremia relatif to plasma)
Paling banyak digunakan untuk resusitasi awal  murah, < 2 L
(dibandingkan yang lain tidak menunjukan superioritas)
Komplikasi :
1. Asidosis hiperkloremia
2. Edema perifer akibat distribusi ekstravaskuler
(1,5-3 x dibandingkan koloid)  cairan intertitial juga defisit
Evaluasi :
Asidosis hiperkloremik  kristaloid buffered selain NaCl 0,9%
Hindari RL pada pasien hiperkalemia
Hipernatremia  cairan kristaloid rendah natrium

Diskusi Materi :

1. dr. Lucky
Penanganan perdarahan kelas III pada tipe syok respon
cepat apakah harus selalu disediakan komponen darah harus
tetap disediakan untuk memudahkan penanganan pasien
sehingga diharapkan disediakan bank darah di RSUD
Kesehatan Kerja

2. dr. Reffy
Pada Pasien hiperglikemia dengan CHF protap pemberian
terapi cairan untuk loading cairan dosisnya setengah dari
seharusnya

Target balance cairan untuk pasien CKD balace cairan tetap


harus diperhitungkan walau urinoutputnya sedikit

Kesimpulan : Resusitasi cairan pada pasien hipovolemia berat atau syok hipovolemia
harus segera dilakukan untuk mencegah cedera iskemia, syok yang
iriversibel dan gagal organ.
Penurunan cairan intravaskuler karena perdarahan diganti oleh darah lagi
biasanya PRC, dapat diberikan kristaloid sebelum tersedia darah
Pada pasien severe hipovolemik dan syok hipovolemik :
- Gunakan kristaloid sebagai resusitasi awal dibandingkan koloid
- NaCl 0,9 % gunakan sebagai pilihan pertama di awal karena alasan lebih
murah, dan tidak lebih inferior dibandingkan kristaloid lainnya, khususnya
jika pemberian < 2 L
- Pemilihan Normal Saline atau Bufferd kristaloid tergantung kondisi klinis
pasien

Penggunaan koloid tidak digunakan sebagai terapi resusitasi awal, namun


beberapa masih merekomendasikan albumin pada kondisi tertentu.
- Tidak menggunakan koloid hiperonkotik starch  Gangguan ginjal
Jumlah cairan yang kurang tergantung kondisi klinis pasien dengan
mempertimbangkan etiologi dan jumlah cairan yang hilang, perkiraan total
body defisit, dan elektrolit.
Evaluasi HR, Nadi, BP, UO, turgor kulit, membran mukosa dan status mental
dilakukan sepanjang pemberian cairan  mencegah overload

Bandung, 17 Juni 2022

Pencatat Notulensi

dr. Risa Savira


NIP. 19761229 201412 2 001

Dokumentasi Kegiatan Refreshing Materi Cairan dan Shock Hipovolemik

Tanggal 17 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai