Anda di halaman 1dari 27

PRINSIP DASAR

DAN JENIS-JENIS
SYOK
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022 IKA RAMADHANI
SYAFITRI
APA YANG AKAN
DIPELAJARI?
Bagaimana cara
Apa target tatalaksana
Apa itu SYOK? membedakan jenis
SYOK?
SYOK?

Kapan memberikan Mengenal obat-obat


Bagaimana cara
cairan, seberapa vasopressor dan
tatalakana SYOK?
banyak dan pakai apa? inatropik.

Presentation Title IKA RAMADHANI 2


SYAFITRI
SYO SINDROMA KLINIS AKIBAT
PERFUSI JARINGAN
K TIDAK ADEKUAT

Keadaan dimana aliran darah tidak


mencukupi kebutuhan jaringan
(hipoperfusi). SUPLAI
OKSIGE KEBUT
N UH
OKSIGE AN
TIDAK HARUS TERJADI JARING N
AN
HIPOTENSI.

Presentation Title IKA RAMADHANI 3


SYAFITRI
PATOGENESIS SYOK
 SINDROMA KLINIS AKIBAT PERFUSI JARINGAN TIDAK ADEKUAT

KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA SUPLAI


 . DAN KEBUTUHAN O2 DAN SUBSTRAT  HIPOPERFUSI  DISFUNGSI SELULER
MAKANAN
GANGGUAN DISTRIBUSI
ALIRAN DARAH  MEMPERBURUK PERFUSI  MENGINDUKSI PRODUKSI DAN
PELEPASAN MEDIATOR INFLAMASI
MIKROVASKULAR
DISFUNGSI ORGAN  GAGAL ORGAN  KEMATIAN

 DAPAT SEGERA DIDIAGNOSA  TANDA INSTABILITAS HEMODINAMIK

 HIPOTENSI, TAKIKARDIA, OLIGOURIA, PENURUNAN KESADARAN  DERAJAT BERAT

Presentation Title IKA RAMADHANI 4


SYAFITRI
BAGAIMANA MENGENALI
SYOK?
GAMBARAN KLINIS HIPOPERFUSI
JARINGAN :
Hipotensi Arterial
Perubahan Status Mental
 Temuan paling sering pada syok
 Hipoperfusi  otak
 Tidak semua hipotensi = syok
 Apatis, disorientasi, kebingungan
 Tidak semua syok = hipotensi

Penurunan Produksi Urine


Asidosis + Peningkatan LAKTAT  Hipoperfusi  ginjal
 Hipoperfusi  terjadi metabolisme  Urin output < 0,5 ml/kg BB/jam
anaerob (produk akhir  laktat)
 Kadar laktat meningkat >2 mmol/litre
(Normal sekitar 1 mmol/liter Penurunan Suhu Ekstremitas
 Hipoperfusi  ekstremitas
 Kulit dingin/berkeringat dengan
vasokonstriksi dan sianosis
 Nadi perifer melemah

Presentation Title IKA RAMADHANI 5


SYAFITRI
PENDEKATAN FISIOLOGIS
SYOK

Presentation Title 9/4/20XX 6


KLASIFIKASI SYOK
• Low Preload
Hipovolemik (penurunan volume intravascular)

• Low Contractility
Kardiogenik (kegagalan system pompa jantung)

• Low SVR
Distributif (hilangnya tonus vascular)

• Low Preload due tp physical obstruction


Obstruktif (obstruksi aliran darah balik)

Presentation Title IKA RAMADHANI 7


SYAFITRI
KLASIFIKASI SYOK

IKA RAMADHANI 8
SYAFITRI
TAHAPAN SYOK
 Fase Inisial
 Keadaan hipoperfusi menyebabkan hipoksia

 Fase Kompensasi
 Keadaan di mana sistem tubuh memberikan respon untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam
tubuh
 Fase Progresif
 Keadaan di mana kompensasi mulai gagal

 Fase Refrakter
 Kerusakan organ dan syok bersifat irreversibel

Presentation Title 9/4/20XX 9


TUJUAN AKHIR RESUSITASI SYOK
SECARA UMUM
 Klasik  Pendekatan Terarah
 Restorasi tekanan darah  Urine output > 5 ml/Kg/jam
 Normalisasi HR dan urine output  CVP 5 – 10 cm H2O
 Status mental yang sesuai  MAP 65 – 90 mmHg
 Oksigen CVP > 70%
 Global
 Seperti pada klasik  ditambah
 Normalisasi serum laktat
 Resolusi defisit basal
 Adekuat MVS

Presentation Title 9/4/20XX 10


PERBEDAAN
MASING-MASING
JENIS SYOK

Presentation Title 9/4/20XX 11


SYOK HIPOVOLEMIK
 Kondisi perfusi organ yang tidak adekuat
yang disebabkan oleh hilangnya volume
intravaskuler, biasanya bersifat akut.
 Syok hipovolemik dibagi menjadi empat
subtipe
 Syok hemoragik
 Syok hemoragik traumatis
 Syok hipovolemik dalam arti yang lebih sempit
 Syok hipovolemik traumatis

Presentation Title 9/4/20XX 12


DERAJAT SYOK
HIPOVOLEMIK
Kelas Kehilangan Darah Respon Tatalaksana
I <15% (0.75-1) Peningkatan HR, TD normal Minimal
II 15%-30% (0.75-1.51) Peningkatan HR, TD rendah Cairan intravena
minimal
III 30%-40% (1.5-2.1) Peningkatan HR sangat cepat, Cairan dan RBC
TD rendah, penurunan
kesadaran
IV >40% ( >2.1) Penurunan TD dan HR secara Intervensi agresif
kritis

Presentation Title 9/4/20XX 13


ALUR PATOFISIOLOGI SYOK HEMORAGIK

Presentation Title 9/4/20XX 14


TATALAKSANA SYOK
HIPOVOLEMIK
 Resusitasi cairan dengan kristaloid
 Untuk mencegah atau mengurangi hipoksia, biasanya dilakukan intubasi endotrakeal dengan
normoventilasi.
 Manajemen bedah dan koagulasi harus dilakukan sesegera mungkin untuk pengendalian
kerusakan.
 Transfusi komponen darah dapat diberikan sesuai indikasi.
 Pada pasien dengan luka tembak atau tusukan pada rongga tubuh atau aneurisma aorta pecah,
tekanan darah harus distabilkan pada hipotensi permisif (SAP = 70 hingga 80 mmHg) dengan
infus norepinefrin dan kontrol perdarahan penggantian volume sedang tercapai.
 Untuk pasien dengan luka bakar besar, formula Brooke yang dimodifikasi dapat memberikan
indikasi penggantian volume yang diperlukan dalam 24 jam pertama.
Presentation Title 9/4/20XX 15
SYOK ANAFILAKSIS
 Syok anafilaksis ditandai dengan vasodilatasi
masif dimediasi histamin dan maldistribusi
cairan dari ruang intravaskular ke
ekstravaskular.
 Syok anafilaktoid disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas fisik, kimiawi, atau osmotik
yang tidak bergantung IgE.
 Presentasi klinis sangat bervariasi dari satu
individu ke individu lainnya sesuai dengan
dosis dan tempat masuknya antigen dan
tingkat kepekaan.
Presentation Title 9/4/20XX 16
TATALAKSANA
SYOK ANAFILAKSIS
 Pemantauan konstan, karena reaksi lanjutan (aritmia,
iskemia miokard, dan gagal napas) bermanifestasi
paling lambat 12 jam pasca kejadian awal.
 Pemberian epinefrin (ditambah norepinefrin, jika
perlu) dan penggantian cairan diperlukan.
 Pada pasien dengan bronkospasme, β-
simpatomimetik dan, sebagai pengobatan lini kedua,
glukokortikoid diindikasikan.
 Antagonis histamin menekan efek histaminergik.
 Perawatan untuk syok anafilaktoid sama dengan
untuk syok anafilaksis.

Presentation Title 9/4/20XX 17


SYOK
KARDIOGENIK
 Syok kardiogenik paling sering disebabkan
oleh infark miokard akut, tetapi juga dapat
disebabkan oleh gangguan pengisian jantung
yang adekuat seperti tamponade perikardial
atau stenosis katup.
 Syok kardiogenik ditandai dengan hipotensi
awal yang memicu pelepasan
vasokonstriktor untuk mengembalikan
tekanan darah normal

Presentation Title 9/4/20XX 18


TATALAKSANA SYOK
KARDIOGENIK
 Pedoman ACC / AHA merekomendasikan dobutamin sebagai agen inotropik lini pertama jika
tekanan darah sistolik antara 70 dan 100 mm Hg tanpa adanya tanda dan gejala syok.
 Pedoman yang lebih baru merekomendasikan kombinasi norepinefrin dan dobutamin daripada
dopamin untuk syok kardiogenik.
 Dobutamin juga direkomendasikan untuk syok kardiogenik akut dengan hipotensi dan untuk
syok septik dengan disfungsi miokard, serta pada pasien dengan gagal ginjal berat.

Presentation Title 9/4/20XX 19


SYOK SEPSIS
Sepsis didefinisikan menurut kriteria Sepsis-3 saat ini sebagai
respon disregulasi oleh tubuh terhadap infeksi yang
mengakibatkan disfungsi organ yang dapat mengancam jiwa.
Sepsis ditandai dan diukur dengan peningkatan skor SOFA
(Sequential Organ Failure Assessment) sebesar ≥ 2 poin

9/4/20XX Presentation Title 20


KRITERIA SEPSIS

21

Presentation Title 9/4/20XX


SKOR SOFA
22

Presentation Title 9/4/20XX


Penegakkan dan Inisiasi Terapi
SYOK SEPSIS

Presentation Title 9/4/20XX 23


MANAJEMEN
SYOK SEPSIS
Terdapat perubahan bermakna surviving sepsis
campaign 2018 dari rangkaian 3 jam, 6 jam, menjadi
rangkaian 1 jam awal.
 Pengukuran Kadar Laktat
 Peningkatan kadar laktat >2mmol/L harus diukur pada kondisi 2-
4 jam awal dan dilakukan tindakan resusitasi segera.

 Kultur Darah
 Antibiotik Spektrum Luas

 Cairan Intravena

 Cairan resusitasi 30 mg/kgBB cairan kristaloid

Presentation Title 9/4/20XX 24


SYOK NEUROGENIK
 Keadaan ketidakseimbangan antara regulasi simpatis dan parasimpatis jantung
dan otot polos vaskular.
 Tanda-tanda dominan adalah vasodilatasi berat dengan hipovolemia relatif sementara
volume darah tidak berubah, setidaknya pada awal kejadian.
 Hal penting dalam tatalaksana syok neurogenik adalah manajemen etiologinya.
 Selain penggantian cairan yang cepat, norepinefrin diberikan dengan dosis yang meningkat
sampai resistensi vaskular perifer meningkat.
 Untuk memulihkan tonus vaskular, simpatomimetik yang bekerja langsung atau tidak langsung
juga dapat diberikan.
 Mineralokortikoid untuk meningkatkan volume plasma juga merupakan pilihan terapeutik.

Presentation Title 9/4/20XX 25


SYOK OBSTRUKTIF
 Kondisi yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah besar atau jantung itu sendiri.
 Meskipun gejalanya mirip dengan syok kardiogenik, syok obstruktif perlu dibedakan dengan
jelas dari syok kardiogenik karena penanganannya sangat berbeda.
 Syok obstruktif membutuhkan manajemen kaustif segera.

Presentation Title 9/4/20XX 26


TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai