Anda di halaman 1dari 44

KEGAWATDARURATAN

SYOK

ANNISA OKTAVIA (1714201010)


SITI MAISARAH (1714201012)
DESTI SUMIASTI (1714201025)

1
DEFINISI
SYOK
Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer
yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi
kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme (
Theodore, 93 ),

sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa yang


ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah kejaringan dan sel sel
tubuh . (Rice,1991).

Didefinisikan juga sebagai volume darah sirkulasi tidak adekuat yang


mengurangi perfusi.

2
KLASIFIKASI
SYOK

Syok Hipovolemik syok yang disebabkan karena tubuh

Syok hipovolemik adalah suatu keadaan di mana terjadi


kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple
organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat.

- Kehilangan darah/syok hemoragik


-Kehilangan plasma
- Kehilangan cairan dan elektrolit

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan


fungsi pompa jantung yang mengakibatkan
Syok Kardiogenik curah jantung menjadi berkurang atau
berhenti sama sekali.

•Kegagalan kerja jantung.


•Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan
karena disfungsi jantung
3
KLASIFIKASI
SYOK
distributif

Syok Septik bentuk paling umum syok distributif dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas

reaksi alergi umum dengan efek pada beberapa sistem


Syok Anafilaktif organ yang merupakan reaksi imunologis yang didahului
dengan terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi

: terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya


Syok Neurogenik
tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh

4
PATOFISIOLOGI
FASE KOMPENSASI

Penurunan perfusi jaringan Timbul gangguan perfusi jaringan

tapi belum cukup menimbulkan gangguan seluler

Mekanisme kompensasi

vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah penurunan aliran darah ke


ke jantung, otak dan otot skelet tempat yang kurang vital

Ventilasi meningkat

terjadi peningkatan frekuensi dan peningkatan respirasi untuk


kontraktilitas otot jantung untuk memperbaiki ventilasi alveolar
menaikkan curah jantung

5
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF

Jika tekanan darah arteri tidak lagi Curah jantung tidak lagi mencukupi
mampu mengkompensasi kebutuhan
tubuh
Gangguan seluler di seluruh tubuh

aliran darah menurun tekanan darah arteri menurun

hipoksia jaringan gangguan seluler produk metabolisme


bertambah nyata dan metabolisme menumpuk

akhirnya terjadi Dinding pembuluh venous return


kematian sel darah menjadi lemah menurun

6
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF

Menurunnya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan pusat


vasomotor dan respirasi di otak

menambah hipoksia jaringan

Menyebabkan terlepasnya toksin dan bahan lainnya dari jaringan


(histamin dan bridikinin) yang ikut memperburuk syok

7
PATOFISIOLOGI
FASE IRREVESIBEL/REFRAKTER

Kerusakan seluler dan sirkulasi tidak dapat diperbaiki

Gagal sistem kardiorespirasi

jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup

paru menjadi kaku

daya respirasi menurun

anoksia dan hiperkapnea

8
SYOK HIPOVOLEMIK

9
Patofisiologi Syok Hipovolemik

Patofisiologis dari syok hipovolemik yang mengacu pada etiologi perdarahan

Saat terjadi perdarahan  sirkulasi dalam tubuh akan terganggu,  akan terjadi
penurunan tekanan pembuluh darah  terjadi penurunan venus return

Setelah terjadi proses ini  akan menyebabkan penurunan dari cardiac outputnya
 pada pasien akan ditemukan akral digin dan basah  selain itu juga dapat
ditemukan terganggunya fungsi organ.
Tanda Gejala
•Otak akan mengalami penurunan kesadaran (somnolen hingga koma)
•Paru-paru  akan menyebabkan pasien tersebut sesak,
•Sistem pencernaan  mengakibatkan ileus paralatik
•Ginjal  menyebabkan kerusakan ginjal yaitu acute kidney injury (gagal ginjal
akut)

10
TATALAKSANA
SYOK HIPOVOLEMIK

Prinsip pengelolaan dasar adalah menghentikan perdarahan dan mengganti


kehilangan volume

I. Penatalaksanaan Awal
A. Pemeriksaan Jasmani
1. Airway and Breathing
Tujuan: menjamin airway yang baik dengan cukupnya pertukaran
ventilasi dan oksigenasi. Mempertahankan saturasi >95%
Untuk memfasilitasi ventilasi maka dapat diberikan oksigen yang sifat
alirannya high flow
Dapat diberikan dengan menggunakan non rebreathing mask sebanyak
10-12 L/menit

14
TATALAKSANA

2. Sirkulasi
Kontrol pendarahan dengan:
•Mengendalikan pendarahan
•Memperoleh akses intravena yang cukup
•Menilai perfusi jaringan

Pengendalian pendarahan:
•Dari luka luar  tekanan langsung pada tempat pendarahan (balut
tekan).
•Pendarahan patah tulang pelvis dan ekstremitas bawah  PASG
(Pneumatic Anti Shock Garment).
•Pendarahan internal  operasi

15
TATALAKSANA

3. Disability : pemeriksaan neurologi


Menentukan tingkat kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, fungsi
motorik dan sensorik.
Manfaat: menilai perfusi otak, mengikuti perkembangan kelainan
neurologi dan meramalkan pemulihan.

4. Exposure : pemeriksaan lengkap


Pemeriksaan lengkap terhadap cedera lain yang mengancam jiwa serta
pencegahan terjadi hipotermi pada penderita

5. Pemasangan kateter urin


Memudahkan penilaian adanya hematuria dan evaluasi perfusi ginjal
dengan memantau produksi urin. Kontraindikasi: darah pada uretra.

16
TATALAKSANA
B. Terapi Awal Cairan

Larutan elektrolit isotonik  terapi cairan awal

Ringer Laktat adalah cairan pilihan pertama sedangkan NaCl fisologis


adalah pilihan kedua

Perlu dinilai respon penderita untuk mencegah kelebihan atau


kekurangan cairan

II. Transfusi Darah

Tujuan utama transfusi darah adalah memperbaiki kemampuan mengangkut


oksigen dari volume darah.

17
SYOK KARDIOGENIK

21
Patofisiologi Syok Kardiogenik

Disfungsi miokard berakibat pada menurunnya cardiac outputnya dan sering


juga menyebabkan kongestif pulmonum.

Hipoperfusi jaringan dan koroner  menyebabkan progresifitas dari iskemia

Gagal jantung  kontraktilitas otot jantung berkurang  shg menimbulkan


penurunan curah jantung dg perfusi jaringan yang tidak adekuat 
meningkatkan iskemia

22
SYOK KARDIOGENIK

Tanda gejala
Syok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik rendah (kurang dari 90
mmHg), diikuti menurunnya aliran darah ke organ vital :

1) Produksi urin kurang dari 20 ml/jam


2) Gangguan mental, gelisah, sopourus
3) Akral dingin
4) Nyeri dada

23
SYOK SEPTIK

27
Patogenesis Syok Septik

Pada septik syok, kuman atau bakteri akan masuk ke pembuluh darah yang
sebelumnya telah terjadi infeksi  perubahan sirkulasi  penurunan perfusi
jaringan

Hal ini dapat menyebabkan syok dan kerusakan organ multiple jika tidak ditangani
dengan baik

28
SYOK SEPSIS

Tanda gejala

sering didapatkan:
Riwayat demam tinggi yang berkepanjangan,
Sering berkeringat dan menggigil,
Menilai faktor resiko menderita penyakit menahun, mengkonsumsi
antibiotik jangka panjang,
Pernah mendapatkan tindakan medis/pembedahan
Nyeri otot

29
TATALAKSANA
SYOK SEPTIK
A. Tindakan Medis

I. Terapi Cairan

Cairan parenteral yang sering digunakan pada awal terapi syok septik adalah
larutan garam berimbang.

Dopamin harus segera diberi apabila resusitasi cairan tidak memperoleh


perbaikan, untuk menciutkan pembuluh darah sehingga tekanan darah naik dan
aliran darah ke otak dan jantung meningkat.

II. Terapi Antibiotik

Sebaiknya terapi antibiotik di sesuaikan dengan hasil kultur dan resistensi.

32
SYOK NEUROGENIK

34
Patogenesis Syok Neurogenik

Disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributif atau sinkop

Terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh


darah secara mendadak di seluruh tubuh  sehingga terjadi hipotensi dan
penimbunan darah pada pembuluh darah

Diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti : trauma kepala, cedera spinal
atau anestesi umum yang dalam)

Terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan  mengakibatkan terjadinya


vasodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus  aliran darah ke otak berkurang

Gambaran klasik dari syok neurogenik  hipotensi tanpa takikardi atau


vasokonstriksi perifer.

35
SYOK NEUROGENIK

Tanda gejala

Terdapat tanda:
•Tekanan darah turun, suhu tubuh menurun
•Nadi bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)
•Nyeri dada

36
TATALAKSANA
SYOK NEUROGENIK

Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin  untuk mengurangi daerah


vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan untuk
mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut.

1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).

2. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan resusitasi


cairan.

3. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif :
a) Dopamin
b) Norepinefrin
c) Epinefrin
d) Dobutamin

38
SYOK ANAFILAKTIK

39
Patogenesis Syok Anafilaktik

Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :

Fase Sensitisasi waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya
oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil.

Fase Aktivasi waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang
sama

Fase Efektor waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas
farmakologik pada organ – organ tertentu

41
SYOK ANAFILAKTIK

Tanda gejala

 Sulit menelan dan bernafas


 Sakit perut
 Hidung berair dan bersin bersin
 Bengkak pada lidah dan bibir

42
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Pengkjian Primer
 Airway
• Jalan nafas dan prenafasan tetap merupakan prioritas pertama, untuk
mendapatkan oksigenasi yang cukup. Tambahan oksigen diberikan bila perlu
untuk menjaga tekanan O2 antara 80 – 100 mmHg.

 Breathing
• frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi dinding
dada, adanya sesak napas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suara napas,
kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji adanya
trauma pada dada.

45
Lanjutan

 Sirkulasi dan kontrol perdarahan


• Prioritas adalah : kontrol perdarahan luar, dapatkan akses vena yang cukup
besar dan nilai perfusi jaringan. Perdarahan dan luka eksternal biasanya dapat
dikontrol dengan melakukan bebat tekan pada daerah luka, seperti di kepala,
leher dan ekstremitas. Perdarahan internal dalam rongga toraks dan abdomen
pada fase pra RS biasanya tidak banyak yang dapat dilakukan. PSAG (gurita)
dapat dipakai mengontrol perdaran pelvis dan ekstermitas inferior, tetapi alat
ini tidak boleh mengganggu pemasangan infus. Pembidaian dan spalk-traksi
dapat membantu mengurangi perdarahan pada tulang panjang.

 Disability – Pemeriksaan Neurologis


• Pemeriksaan neurologis singkat yang dilakukan adalah menentukan tingkat kesadaran,
pergerakkan bola mata dan reaksi pupil, fungsi motorik dan sensorik. Data ini
diperlukan untuk menilai perfusi otak

46
Analisa data
Data Etiologi Problem
Ds : - Jantung payah Penurunan curah jantung

Do : Kerusakan otot jantung


Pasien tidak sadar diri
(stupor ) Gangg. Kontraktilitas
Bradikardi / takikardi miokard
Akral dingin
Oliguri Disfungsi ventrikel kiri

Penurunan curah jantung


Data Etiologi Problem
Ds: - Perdarahan massif Gangguan perfusi jaringan

Do : Hipovolemia
Takikardi
Akral dingin Cardiac output
CRT : › 2 detik
Nutrisi , o2 berkurang

Gangg. Perfusi jaringan


Data Etiologi Problem

Ds : - Perdarahan massif Defisit volume cairan

Do: Tubuh kekurangan darah


Perdarahan massive dan cairan
Akral dingin
Turgor kulit jelek Hipovolemia

Kekurangan volume cairan


Diagnosa keperawatan
Penurunan curah jantung b/d gangguan irama
jantung, stroke volume, pre load dan afterload,
kontraktilitas jantung.
Perfusi jaringan tidak efektif b/d gangguan
afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb,
Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport
O2, gangguan aliran arteri dan vena
Defisit Volume Cairan Berhubungan
dengan:Kehilangan volume cairan secara aktif,
Kegagalan mekanisme pengaturan.
SLKI
Perubahan perfusi jaringan
Setelah dilakukan tindakan kep. Klien
diharapkan mampu mempertahankan perfusi
jaringan dengan KH :
1) Tekanan darah dalam batas normal
2) Keluaran urine normal
3) Kulit hangat dan kering
4) Nadi perifer > 2 kali suhu tubuh
Penurunan curah jantung
Setelah dilakukan tindakan kep. Klien
diharapkan mampu memperlihatkan peningkatan
curah jantung dengan KH :

1. Tanda-tanda vital dalam batas normal


2. Curah jantung dalam batas normal
3. Perbaikan mental
Kerusakan pertukaran gas
Setelah dilakukan tindakan kep. Klien
diharapkan mampu memperlihatkan peningkatan
ventilasi dengan KH :

1. Klien bernafas tanpa kesulitan


2. Paru-paru bersih
3. Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas normal
SIKI
Perubahan perfusi jaringan :
1. Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan
perfusi jaringan
2. Pertahankan tirah baring penuh (bedrest total)
dengan posisi ekstremitas memudahkan sirkulasi
3. Pertahankan terapi parenteral sesuai dengan program
terapi, seperti darah lengkap, plasmanat, tambahan
volume
4. Ukur intake dan output setiap jam
5. Hubungkan kateter pada sistem drainase gravitasi
tertutup dan lapor dokter bila haluaran urine kurang
dari 30 ml/jam
6. Berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi
dan kaji efek obat serta tanda toksisitas
7. Pertahankan klien hangat dan kering
Penurunan curah jantung
1. Pertahankan posisi terbaik untuk meningkatkan ventilasi
optimal dengan meninggikan kepala tempat tidur 30 – 60
derajat
2. Pertahankan tirah baring penuh (bedrest total)
3. Pantau EKG secara kontinu
4. Pertahankan cairan parenteral sesuai dengan program terapi
5. Pantau vital sign setiap jam dan laporkan bila ada perubahan
yang drastic
6. Berikan oksigen sesuai dengan terapi
7. Berikan obat-obatan sesuai dengan terapi
8. Pertahankan klien hangat dan kering
9. Auskultasi bunyi jantung setiap 2 sampai 4 jam sekali
10. Batasi dan rencanakan aktifitas ; berikan waktu istirahat antar
prosedur
11. Hindari konstipasi, mengedan atau perangsangan rektal
Kerusakan pertukaran gas

1. Kaji pola pernafasan, perhatikan frekwensi dan


kedalaman pernafasan
2. Auskultasi paru-paru setiap 1 – 2 jam sekali
3. Pantau seri AGDA
4. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan klien
5. Lakukan penghisapan bila ada indikasi
6. Bantu dan ajarkan klien batuk efektif dan nafas
dalam
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai