2265050063
● Syok adalah keadaan gagal atau disfungsi dimana Syok dapat terjadi akibat volume darah
produksi adenosin trifosfat berkurang dan suplai atau daya dukung oksigen yang tidak
oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi memadai (syok hipovolemik, termasuk
kebutuhan sel-sel tubuh. syok hemoragik),
distribusi volume dan aliran darah yang
tidak tepat (syok distributif),
● Hipoksemia akan mengakibatkan penurunan
gangguan kontraktilitas jantung (syok
pengiriman oksigen ke jaringan, mengakibatkan
kardiogenik), dan aliran darah
transisi dari jalur metabolisme aerob ke jalur terhambat (syok obstruktif).
metabolisme anaerob, yang mengarah pada produksi
asam laktat.
Fisiologi Cairan Tubuh
Hukum Starling
● Ada keseimbangan antara cairan intravaskular dan cairan interstisial.
● Terjadi karena adanya pergerakan massa cairan sebagai akibat dari gradien 2 tekanan
yang mengatur curahan aliran darah/bulk flow di kapiler, yaitu tekanan hidrostatis,
komponen tekanan keluar dari aliran darah yang mendorong cairan keluar melalui
pori-pori kapiler, dan peran tekanan osmotik.
Tekanan osmotik: ditentukan oleh konsentrasi Tekanan hidrostatik: disebabkan oleh aksi
zat terlarut dari kompartemen. pemompaan jantung, mendorong cairan
keluar dari ruang intravaskuler.
Hukum Starling
Glycocalyx
Osmolality = 2x[Na]+[glucose]/18+BUN/2.8
Keseimbangan Cairan
Intake Output
● Urin 60%
● Oral: makan dan minum
● IWL (Insensible Water Loss)
● Infus: Intravena 35%
● Feses 5%
Distibutif Pelebaran atau Sepsis, anafilaksis, trauma Volume dan pompa normal,
penyempitan pembuluh kepala pembuluh darah yang abnormal
darah yang abnormal mencegah darah memasuki daerah
Obstruktif Aliran darah yang Kerusakan pembuluh Volume darah normal tetapi tidak
abnormal darah, tension dapat mencapai jaringan karena
pneumothoraks atau penyumbatan pada pembuluh atau
tamponade jantung pompa
Disosiatif Kapasitas darah yang Anemia berat, Tidak bekerja secara efektif
membawa oksigen keracunan karbon
sangat rendah monoksida
Tingkatan Syok Ireversibel
Kompensasi 1 Tahap terakhir dimana meskipun 3
● Pada tahap ini terjadi detak jantung dan pernapasan penyebab yang mendasari diperbaiki
akan meningkat, peripheral capillary time akan dan sirkulasi yang efektif pulih,
memanjang, serta ekstremitas akan terasa sedikit pemulihan jaringan tidak mungkin
dingin. Tekanan darah mungkin tidak berubah dilakukan dan jaringan terus mati.
Meskipun resusitasi terus menerus
dan pemulihan sirkulasi, tahap ini
Tidak Terkompensasi seringkali tidak dapat diubah dan
fatal
Terjadi ketika vasokonstriksi perifer dan 2
peningkatan upaya jantung gagal untuk
mengkompensasi. Pada tahap ini perubahan yang dapat diamati adalah:
Pada syok yang tidak terkompensasi, jaringan • Ginjal: penurunan produksi urin (<2ml/kg pada
yang kekurangan oksigen bergantung pada bayi dibawah 1 tahun dan <1ml/kg diatas 1 tahun)
metabolisme anaerobik. • Otak: tingkat kesadaran menurun dan anak
menjadi mengantuk
Asam laktat adalah produk dari anaerob yang • Pernapasan: peningkatan kegagalan pernapasaan
menyebabkan asidosis metabolik serta • Sirkulasi: hipotensi
digunakan untuk penanda hipoperfusi.
Patofisiologi Syok Hipovolemik
Penurunan volume intravaskular, baik itu karena kehilangan cairan ekstraseluler atau kehilangan
darah dan menyebabkan penurunan preload.
Mengakibatkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kontraktilitas jantung, dan vasokonstriksi perifer,
sehingga akan ditemukan takikardia dan peningkatan SVR sebagai kompensasi
Tanpa penggantian volume yang adekuat, hipotensi terjadi, akibatnya pengiriman oksigen ke
organ vital tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
Menyebabkan iskemia jaringan yang semakin luas dan memperburuk asidosis laktat, serta adanya perburukan
klinis.
Ketika ada tekanan onkotik plasma yang rendah, kehilangan volume yang lebih lanjut dan eksaserbasi syok
dapat akan tetap terjadi karena kerusakan endotel dan memperburuk kebocoran kapiler.
Syok kardiogenik
Hilangnya regulasi tonus vaskular, dengan volume yang bergeser dari dalam sistem vaskular, dan/atau
gangguan permeabilitas sistem vaskular dengan pergeseran volume intravaskular ke ruang
interstitium.
Penurunan resistensi vaskular sistemik (SVR), terjadi hipotensi → perfusi perifer yang tidak adekuat
dengan adanya ekstremitas hangat
● Mekanisme yang sama juga terjadi pada massa • Hal yang umum terjadi pada semua
intrakardial. Obstruksi aliran aorta dapat dibedakan dari keadaan obstruktif ini adalah penurunan
hal ini, karena menyebabkan peningkatan afterload curah jantung dan tekanan darah yang
ventrikel kiri. cepat dan masif.
Manifestasi klinik
● Takikardia Oliguria
Merupakan gejala tipikal & indikator awal syok pada Terjadi penurunan LFG karena pergeseran aliran
anak darah menuju organ vital (jantung dan otak). Urin
output <0,5 mL/kg/jam
● Perubahan warna kulit
Asidosis Laktat
Kulit pucat, teraba dingin maupun berbintik-bintik
(kecuali pada syok distributif dini kulit memerah dan Peningkatan produksi asam laktat karena tidak
hiperemis) adekuatnya penyaluran oksigen dan menurunnya
bersihan laktat oleh liver, ginjal, dan otot skeletal
● Gangguan Status Mental
Hipotensi
Awalnya lesu dan gelisah 🡪 somnolen/koma
temuan tipikal yang lambat ditemukan pada anak
dengan syok.
Diagnosis
Anamnesis
● Riwayat klinis penting pada anak-anak yang datang ke UGD Tanda tanda syok awal yaitu terjadi
karena syok, dan dapat membantu menentukan etiologi kompensasi tubuh:
• takikardi
syok dan membantu terapi langsung. Riwayat medis
• ekstremitas dingin
sebelumnya dan penggunaan obat-obatan (terutama • capillary refill yang mulai memanjang
imunosupresi atau steroid). • pulsasi perifer melemah, sementara
tekanan darah masih normal.
• lesu
● Semua bayi di bawah usia 3 bulan yang mengalami syok
• rewel
harus dianggap septik sampai terbukti sebaliknya. • makan yang buruk
• penurunan produksi urin.
● Selain tanda-tanda syok, beberapa penyebab syok yang
sering pada anak dapat digali dari anamnesis
Pemeriksaan fisik
●Kompensasi syok:
• Takikardia
• Hipotensi.
• Tanda-tanda perfusi organ akhir yang tidak adekuat: status mental menurun,
penurunan output urin, asidosis metabolik, takipnea, denyut nadi sentral yang
lemah, dan perfusi perifer yang memburuk.
Pemeriksaan Fisik
Syok Hipovolemik Syok Kardiogenik
• Awalnya takikardia, penurunan perfusi perifer • Takipnea, ekstremitas dingin, sianosis atau
serta hipotensi ortostatik dan berhubungan mottled, waktu pengisian kapiler tertunda,
denyut nadi perifer dan/atau sentral yang
dengan membran mukosa kering, turgor kulit
lemah, penurunan status mental, dan
yang buruk, dan penurunan urin output. penurunan output urin.
• Hipotensi baru terjadi setelah kehilangan >25% • Peningkatan tekanan hidrostatik vascular
volume intravascular. paru 🡪 tampak takipneu disertai ronkhi
basah halus tidak nyaring di kedua lapang
• Agitasi hingga obtundasi juga dapat terjadi paru.
apabila adanya penurunan perfusi serebral.
• Kongesti vena sistemik dengan
peningkatan tekanan vena juguler dan
• Jika kehilangan darah hingga mencapai >40% pembesaran hati.
maka dapat terjadi koma, bradikardia, penurunan
tekanan darah, asidosis hingga anuria. • Bunyi gallop pada auskultasi jantung.
Syok Distributif Syok Obstruktif
● Vasodilatasi perifer 🡪 ekstremitas hangat ● Curah jantung yang tidak adekuat.
● Gejala akut dapat dengan cepat
● Penurunan produksi urin berkembang menjadi serangan jantung
● Penurunan kesadaran
● Hipotensi.
Pemeriksaan Penunjang
Saturasi Oksigen Foto Thoraks
● Saturasi oksigen mixed vein (SvO2) ● Foto rontgen thoraks pada syok
dapat menggambarkan keseimbangan kardiogenik dapat menunjukan
antara pasokan (DO2) dan kebutuhan gambar edema paru.
oksigen (VO2).
● Indikator hemodinamik lain dapat
● Ciri khas syok tak terkompensasi diperoleh melalui pemasangan
adalah ketidakseimbangan antara pulmonary artery catheter (PAC)
oksigen pengiriman (DO2) dan atau pulse contour continuous
konsumsi oksigen (VO2). cardiac output monitoring (PICCO)
dapat menilai cardiac Index (CI) dan
● Penurunan SvO2 sebesar 5% (normal
systemic vascular resistance index
65%-77%) menunjukkan penurunan (SVRI).
DO2 atau peningkatan VO2.
Ultrasound
Pasang akses vaskular secepatnya (60-90 detik), lalu berikan cairan kristaloid 20 ml/kg berat badan
dalam waktu kurang dari 5-20 menit.
Pemberian cairan resusitasi dapat diulangi, bila syok belum teratasi, hingga volume intravaskular optimal
Pemberian cairan resusitasi dihentikan bila penambahan volume tidak lagi mengakibatkan perbaikan
hemodinamik, dapat disertai terdapatnya ronkhi basah halus tidak nyaring, peningkatan tekanan vena
jugular atau pembesaran hati akut
dugaan syok kardiogenik, gunakan 10 mL/kg bolus dan kaji ulang pasien sesering mungkin untuk
tanda-tanda volume yang berlebihan, termasuk hepatomegali, S3 gallop, atau pulmonary rales / crackles
●Pemasangan kateter urin juga perlu dilakukan untuk menilai sirkulasi dengan
pemantauan produksi urin. Ada beberapa target resusitasi cairan antara lain:
o Akral hangat
o Kesadaran normal
Target Terapi
▪ Target terapi:
o Cardiac index >3,3 dan <6 L/menit/m2
o Perfusion Pressure (Mean Arterial Pressure (MAP) – Central Venous
Pressure (CVP)) Normal: <1 tahun 60 cmH2O; >1 tahun 60 cmH2O.
o Saturasi Vena Sentral (mixed vein) >70%
o Hemoglobin 10 g/dL
o Kadar laktat <2mmol/L
▪ Bila kadar laktat tetap >2 mmol/L, saturasi vena sentral <70% dan hematokrit
<30%, dapat dilakukan transfuse packed red cells disertai upaya menurunkan
konsumsi oksigen
Intubasi
● Manajemen jalan napas dan dukungan ventilasi sering diperlukan pada anak-anak
yang syok.
● Seringkali kurang disadari, intubasi anak yang mengalami syok dapat diindikasikan
untuk ketidakstabilan hemodinamik saja.
● Dukungan dengan ventilasi mekanik dapat mengurangi konsumsi oksigen ini dan
mengalihkan output jantung ke organ vital.
● Perawatan harus diberikan untuk resusitasi cairan (dan kadang-kadang bahkan mulai
dengan perifer obat vasoaktif) sebaik mungkin sebelum intubasi karena inisiasi
ventilasi tekanan positif akan menurunkan aliran balik vena dan memperburuk
hipotensi.
● Pada anak dengan penurunan fungsi jantung, tekanan intrathoracic meningkat
terkait dengan ventilasi mekanis akan afterload mengurangi ventrikel kiri dan
meningkatkan cardiac output
Antibiotik Steroid
● Ketika sepsis dicurigai, berikan antibiotik ● Jika syok tetap ada meskipun dosis obat
spektrum luas dalam satu jam pertama. vasoaktif yang meningkat (syok katekolamine
● Jika mungkin, dapatkan biakan untuk resisten), pertimbangkan penggunaan
mengidentifikasi sumber infeksi sebelum tambahan kortikosteroid stress- dose.
pemberian antibiotik.
● Pasien dengan insufisiensi adrenal yang
● Antibiotik tidak boleh ditunda jika ada kesulitan
mendapatkan spesimen. diketahui atau diduga harus menerima
hidrokortison stress-dose sesegera mungkin
● Terutama pada syok septik pemberian antibiotik
harus segera diberikan dalam waktu 1 jam setelah syok diidentifikasi.
setelah dapat didiagnosis bahwa penderita ● Untuk catecholamine-resistant syok, dosis
terkena syok septik
hidrokortison 50-100 mg/m2/hari atau 2-4
● tidak semua penderita dengan syok septik mg/kg/hari umumnya digunakan, meskipun
disebabkan oleh bakteri tetapi pemberian
beberapa penelitian menyarankan dosis
antibiotik sesegera mungkin dapat mengurangi
kerusakan atau disfungsi organ setinggi 50 mg/kg/hari pada syok refrakter
Kesimpulan
Kesimpulan
● Syok adalah suatu keadaan non fisiologis dan tidak stabil dalam sistem peredaran darah. ditandai
gejala klinis seperti takikardi, hipotensi, dan penurunan kesadaran.
● Syok disebabkan oleh berbagai macam etiologi tergantung dengan jenis syok nya itu sendiri. Syok
terjadi pada sekitar 2% dari semua bayi, anak-anak, dan orang dewasa di negara maju, dan tingkat
kematian bervariasi secara substansial tergantung pada etiologi dan keadaan klinis.
● Tujuan penanganan syok tahap awal adalah untuk mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan
dengan mengembalikan volume sirkulasi intravaskuler.
● Terapi cairan merupakan terapi paling penting pada syok distributif dan syok hipovolemik.
Penanganan syok secara dini dapat berdampak sangat bermakna pada perbaikan outcome klinis.
● Keberhasilan resusitasi syok dinilai berdasarkan perbaikan hemodinamik, seperti MAP, CVP, urine
output, saturasi vena sentral, dan status mental.
Thank you!
Daftar Pustaka
1. Rogers textbook of pediatric intensive care by David G. Nichols, Donald H. Shaffner. 2015 h 596-600.
2. Gobinathan S, Kannan K S. Study of Prevalence, Etiology, Response to Treatment and Outcome of Paediatric Shock in a Tertiary Care
Hospital. International Journal of Contemporary Pediatrics. 2018 h 1104-8.
3. Peter JV, Pulicken M. Hypotension and Shock. Dalam: David SS, Clinical Pathway in Emergency Medicine,Kerala; India, 2016 h 179-190.
4. Kliegman R, Stanton B.F, Shock In: Behrman R, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Milwaukee: Elsevier; 2016. h 346-8, 516.
5. Eric A Paman, MD, Christopher MW. Shock In Pediatric.American Academy Of Pediatric 2019
6. Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller AR, Sabashnikov A, Teske W. Nomenklatur, Definition und Differenzierung der Schockformen. Dtsch
Arztebl Int. 2018 h 757.
7. Elwasefy SA. Berkowitz’s Pediatrics: A Primary Care Approach, Sixth revised edition. Saudi Med J. 2020
8. Mount Sinai Expert Guides Critical Care by Stephan A. Mayer, Janet M. Shapiro, Umesh K. Gidwani, John M. Oropello 2020 h 148-158
9. Eric A Paman, MD, Christopher MW. Shock In Pediatric.American Academy Of Pediatric 2019
10. Stephenson M. Understanding shock in children. British Journal of Nursing. 2020 h 350-352.
11. Nteziyaremye J, Paasi G, Burgoine K, Sadiq Balyejjusa J, Tegu C, Olupot-Olupot P. Perspectives on aetiology, pathophysiology and
management of shock in African children. African Journal of Emergency Medicine. 2017 h 20-26.
12. Antonius H.Pudjiadi, Abdul Latief.Novik.B .Syok. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat Ikatan Dokter Anak Indonesia 2011 h 108-110
13. Roshdy A. Infection management in patients with sepsis and septic shock in re- source-limited settings: focus on appropriate
antimicrobial. Intensive Care Med 2016 h 2115–6.
14. Chawla LS, Busse LW, Brasha-Mitchell E, et al. The use of angiotensin II in dis- tributive shock. Crit Care 2016 h 137.
15. Michel J, Hofbeck M, Spiller G, et al. Safety and efficacy of terlipressin in pediatric distributive shock: a retrospective analysis in
20 children. Paediatr Drugs 2017 h 35–41.
16. Michel I. Brener, Hannah R. Rosenblum, Daniel Burkhoff. Pathophysiology and Advanced Hemodynamic Assessment of
Cardiogenic Shock 2020 , h 7-15
17. Mendelson J. Emergency Department Management of Pediatric Shock. Emergency Medicine Clinics of North America. 2018 h
427-440.
19. Kislitsina ON, Rich JD, Wilcox JE, Pham DT, Churyla A, Vorovich EB, et al. Shock – Classification and Pathophysiological Principles
of Therapeutics. Curr Cardiol Rev. 2019 h 102–13.
20. Pomerantz W, Roback M. Physiology and classification of shock in children. Wolters Kluwer. 2017 h 1–29.
21. Kushartono H, Pudjiadi A. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta: 2015 h 116-9.
22. Kurade A, Dhanawade S. Clinical profile and outcome of septic shock in children admitted to a tertiary care
referral hospital. Pediatric Review: International Journal of Pediatric Research. 2016 h 225-30.
23. Irvan, Febyan, Suparto. Sepsis dan Tata Laksana Berdasar Guideline Terbaru. Jurnal Anestesiologi
Indonesia.2016 h 62-73.
24. American Heart Association. Hipovolemic Shock (Child; Uncompensated Shock). American Academy of
Pediatrics.2016 h 1-3.
25. Pasman E A. Shock in Pediatrics Treatment & Management. Pediatrics general medicine; 2019. [cited 22 June
2021}. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1833578-treatment
26. Djer, M. PKB LXIV Tatalaksama berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak. Departemen IKA
FKUI-RSCM.Jakarta:2013 h 1-10.
27. UKK Pediatri Gawat Darurat. Pedoman Tatalaksana Syok. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014.
28. Wheeler, Derek S., and Rajit K. Basu. Pediatric shock: an overview. The Open Pediatric Medicine Journal.2013 h
2-9.
29. Carcillo, Joseph A. Syok pada Anak "Goal-directed management of pediatric shock in the emergency
department". Farmamedia. Jakarta: 2009 h 1-12
30. Adelman, R.D., & Solhung , M.J. Patofisiologi cairan tubuh dan terapi cairan dalam Nelson WE, Behrman RE,
Kliegman R, Arvin AM: Ilmu Kesehatan anak. Alih bahasa: Wahab AS. Jakarta: EGC. 2005
31. Kuntarti. Keseimbangan cairan, elektrolit, asam dan basa. Pelatihan Perawat Ginjal
Intensif. FK UI. 2012
32. Guyton A. C., Hall J. E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. 2012
33. Silverthorn D, Johnson B, Ober W, Ober C, Silverthorn A. Capillary Filtration and
Absorption Take Place by Bulk Flow. In: Agarwal A, Basu S, editors. Human Physiology. 7th
ed. England: Pearson Education; 2016. h 521–2.
34. Myburgh JA, Mythen MG. Resuscitation Fluids. N Engl J Med. 2013 h ;1243–51.