Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Praktik Profesi Keperawatan Gadar Dan Kritis
(PPKGDK)
DI SUSUN OLEH :
2314 901210159
2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
SYOK
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan
tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok adalah suatu sindrom
klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik dengan ditandai
kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi dan oksigenasi yang
adekuat ke organ-organ vital tubuh akibat gangguan hemostasis tubuh yang serius
(Hardisman, 2014).
2. Klasifikasi
a. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan
penurunan volume intravascular. Syok hipovolemik terjadi apabila ada defisit
volume darah ≥ 15%, sehingga menimbulkan ketidakcukupan pengiriman
oksigen dan nutrisi ke jaringan dan penumpukan sisa-sisa metabolisme sel.
b. Syok Kardiogenik
Gangguan kemampuan pompa jantung (cardiac arrest, aritmia, kelainan katup,
degenerasi miokard, infeksi sistemik obat – obatan).
c. Syok Obstruktif
Digambarakan pada terdapat sumbatan pada aliran darah yang melewati pusat
sirkulasi (vena, jantung, paru-paru).
d. Syok Distributif
1) Syok Neurogenik
2) Syok Anafilaktik
3) Syok Septik
(Fitria, 2010)
3. Etiologi
a. Syok hipovolemik : Perdarahan, trauma, luka bakar, dehidrasi, diare, muntah,
dieresis, diabetes insipidus, peritonitis.
b. Syok kardiogenik : Penyakit jantung iskemik, infark miokard, obat-obatan
yang mendepresi jantung, gangguan irama jantung.
5. Patofisiologis
Menurut patofisiologis, syok terbagi atas 3 fase yaitu : (Smeltzer, 2010)
a. Fase kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga
timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan
gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokontriksi
untuk menaikan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet dan penurunan
aliran darah ke tempat yang kurang vital. Faktor humoral dilepaskan untuk
menimbulkan vasokontriksi dan menaikan volume darah dengan konservasi
air. Ventilasi meningkat untuk mengatasi adnya penurunan kadar oksigen di
daerah arteri. Jadi pada fase kompensasi ini terjadi peningkatan detak
kontraktilitas otot jantung untuk menaikan curah jantung dan peningkatan
respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke ginjal
menurun, tetapi karena ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk
mempertahankan filtrasi glomeruler. Tetapi jika tekanan darah menurun, maka
filtrasi glomeruler juga menurun.
b. Fase dekompensasi
Mekanisme komposisi mulai gagal, cardac sulfat made kuat perfusi jaringan
memburuk, terjadilah metabolisme anaerob karena asam laktat menumpuk
terjadinya asidif yang bertambah berat dengan terbentuknya asan karbonat
intrasel. Hal ini mengahmbat kontraktilitas jantung yang terlanjur pada
mekanisme enerfi pompo Na+K di tingkat sel. Manisfestasi klinis: TD
menurun, asidosis, nafas kusmaul
c. Fase irrevesibel
Kerusakan seluler dan sirkulasi meluas sehingga tidak dapat diperbaiki.
Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya irreversibilitas syok. Gagal
sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah yang
cukup, paru menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun,
dan akhirnya anoksia dan hiperkapnea. Manisfestasi klinis : nadi tak teraba,
TD tak terukur, keasadaran (koma), anuria.
6. Pemeriksaan penunjang
7. Komplikasi
a. Kegagalan multi organ
b. Gagal ginjal akut
c. Sindrom distress pernapasan
d. Koagulasi intravascular diseminata
e. Kematian
8. Penatalaksanaan Umum
Target utama, pengelolaan syock adalah mencukupi penyediaan oksigen oleh
darah, untuk jantung.
a. Jalan nafas dan oksigenasi adekuat
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
1) Membebaskan jalan nafas
2) Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg
3) Kurangi rasa sakit & anxietas.
b. Suport cadiovaskuler system
1) Therapi cairan untuk meningkatkan preload
- Pasang akses vaskuler secepatnya.
- Resusitasi awal volume di berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kastolord
atau kalois secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai
tekanan darah dan perfusi perifer baik.
- Menurut konsesus Asia Afrika I (1997) :
- cairan kaloid lebih dianjurkan sebagai therapi intiab yang dianjurkan
kaloid atau kristoloid.
- therapi dopaadv berdasarkan respon klinis, perfusi perifer, cup, mep
sesuai unsur.
2) Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas
jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.
- Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.
- Epinoprin : meningkat tekanan perfusi myocard.
- Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.
- Dobtanine : meningkatkan cardiak output.
- Amiodarone: meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik
2) Pemberian Cairan
- Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-
mual, muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke
dalam paruu
- Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasi atau
dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak).
- Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada
indikasi kontra. Pemberian minum harus dihentikan bila penderita
menjadi mual atau muntah.
- Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan
volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma
atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik
intravaskuler.
- Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang
dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis
cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan,
plasma pada luka bakar. Kehilangan air harus diganti dengan larutan
hipotonik. Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti
dengan larutan isotonik. Penggantian volume intra vaskuler dengan
cairan kristaloid memerlukan volume 3–4 kali volume perdarahan
yang hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan
jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telah
diketahui bahwa transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi
dengan larutan ringer laktat sama efektifnya dengan darah lengkap.
- Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan.
- Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian
cairan berlebihan yang akan membebani jantung. Harus diperhatikan
oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.
- Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat,
mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ
majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat
canggih berupa pemasangan CVP, “Swan Ganz” kateter, dan
pemeriksaan analisa gas darah.
1. Pengkajian Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (NANDA 00204)
Definisi : penurunan sirkulasi darah Batasan karakteristik:edema, penurunan nadi
keperifer yang dapat mengganggu perifer, perubahan karakteristik kulit,warna kulit
kesehatan pucat saat elevasi, CRT > 3 detik, perubahan
fungsi motorik, perubahan tekanan darah
dieksterimtas, tidak ada nadi perifer.
Faktor yang berhubngan : asupan tinggi Kondisi terkait : diabetes mellitus, prosedur
garam, kurang pengetahuan tentang endovascular, hipertensi, trauma.
proses penyakit, kurang pengetahuan
tentang faktor yang dapat diubah, gaya
hidup kurang gerak, merokok
2. Rencana Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan (serebral, kardiopulmonal, perifer) berhubung
an dengan penurunan curah jantung
Tujuan : Perfusi jaringan dipertahankan dengan kriteria :
1) Tekanan darah dalam batas normal
2) Haluaran urine normal
3) Kulit hangat dan kering
4) Nadi perifer > 2 kali suhu tubuh
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Nur Cemy. (2010). Jurnal Syok dan Penanganannya, Vol.7 Hal 593.
Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Pustaka Baru
Smeltzer, S.C, Bare, B.G., Hinkle, J.L, Cheever, K.H (2010). Brunner & suddarth’s
Textbook of medical-surgical nursing. 12 th edition. China: Wolters Kluwer
Health, Lippincot Williams & wilkins.
Timby, B. K., Smith. (2010). Introductory medica surgical nursing. 10th edition. China :
Lippincot Williams & Wilkins.
Banjarmasin, Maret 2024
Ners muda,
Preseptor Akademik,
(Mira, Ns.,M.Kep)