Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN SYOK

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
6. Kristina.S
1. Christy Natalia Zai 7. Lestari Olimpia.S

2. Dilla Rizkia 8. Meily Ikasari

3. Elkana Sari.S 9. Mustapa Ali

4. Ermikasari 10. Nurul Ayu Kartika

5. Fitri Diana 11. Rika Syafira


1. PENGERTIAN SYOK

– Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan
ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme
homeostasis (Toni Ashadi,2006).

– Syok hipovolemik diinduksi oleh penurunan volume darah, yang terjadi secara langsung
karena perdarahan hebat atau tudak langsung karena hilangnya cairan yang berasal dari
plasma (misalnya, diare berat, pengeluaran urin berlebihan, atau keringat berlebihan).Syok
dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya
perfusi dan oksigenasi jaringan.Bahaya syok adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau
tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
(Az Rifki, 2006).
2. ETIOLOGI / PENYEBAB

Menurut Toni Ashadi, 2006, Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh hilangnya cairan intravaskuler, misalnya terjadi pada:

– 1. kehilangan darah atau syok hemorargik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptur limpa, dan
kehamilan ektopik terganggu.

– 2. trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya: fraktur humerus
menghasilkan 500-1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 1000-1500 ml perdarahan.

– 3. kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya
pada:

a.Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis

b.Renal: terapi diuretik, krisis penyakit addison

c.Luka bakar (kompustio) dan anafilaksis

 
Adapun menurut jenis syok yang dialami penderita penyebabnya antara lain:
1.    Hipovolemik shock
2.    Cardiogenik shock
3.    Vasogenic shock
4.    Septic shock
3. MANIFESTASI KLINIS

1. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian kapiler selalu berkaitan dengan
berkurangnya perfusi jaringan.

2. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon homeostasis penting untuk
hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran darah ke homeostasis penting untuk hopovolemia.peningkatan
kecepatan aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.

3. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah sistemik dan curah jantung,
vasokontriksi perifer adalah faktor yang esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi
aliran darah otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70 mmHg.

4. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik. Oliguria pada orang dewasa
terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.
– Tanda – tanda shock secara umum :

1.      Keadaan umum lemah.

2.      Perfusi : kulit pucat, dingin, basah

3.      Takikardi

4.      Vena perifer tidak tampak

5.      Tekanan darah menurun, sistolik kurang dari 90 mmHg atau turun lebih dari 50 mmHg dari
tekanan semula.

6.      Hiperventilasi.

7.      Sianosis perifer.

8.      Gelisah, kesadaran menurun

9.      Produksi urine menurun


4. PATOFISIOLOGI

Karena sifat-sifat khas dari syok sirkulasi dapat berubah pada berbagai derajat keseriusan,
syok dibagi dalam tida tahap utama yaitu:

a.      Tahap nonprogresif (atau tahap kompensasi)

b.      Tahap progresif

c.       Tahap ireversibel


5. PENATALAKSANAAN

a. Pastikan jalan nafas pasien dan nafas dan sirkulasi dipertahankan. Beri bantuan ventilator
tambahan sesuai kebutuhan.
b. Perbaiki volume darah sirkulasi dengan penggantian cairan dan darah cepat sesuai
ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung, memperbaiki hipotensi, dan
mempertahankan perfusi jaringan.

c. Pasang kateter urine tidak menetap: catat haluaran urine setiap 15-30 menit, volume urine
menunjukkan keadekuatan perfusi ginjal.

d. Lakukan pemeriksaan fisik cepat untuk menentukan penyebab syok.

e. Pertahankan surveilens keperawatan terus menerus terhadap pasien total-tekanan darah,


denyut jantung, pernafasan, suhu kulit, warna, CVP, EKG, hematokrit, Hb.
f. Tinggikan kaki sedikit untuk memperbaiki sirkulasi serebral lebih baik dan mendorong
aliran darah vena kembali kejantung (posisi ini kontraindikasi pada pasien dengan cidera
kepala). Hindarkan gejala yang tidak perlu.

g. Berikan obat khusus yang telah diresepkan (misalnya inotropik seperti dopamen) untuk
meningkatkan kerja kardiovaskuler.

h. Dukung mekanisme devensif tubuh


6. PRIMARY SURVEY

Pemeriksaaan jasmaninya diarahkan kepada diagnosis cidera yang mengancam nyawa


dan meliputi penilaian dari A,B,C,D,E. Mencatat tanda vital awal (baseline recordings)
penting untuk memantau respon penderita terhadap terapi. Yang harus diperiksa adalah
tanda-tanda vital, produksi urin dan tingkat kesadaran. Pemeriksaan penderita yang lebih
rinci akan menyusul bila keadaan penderita mengijinkan.

1. Airway dan breathing

2. Sirkulasi - kontrol perdarahan

3. disability – pemeriksaan neurologi


4.    Exposure – pemeriksaan lengkap
5.    Dilasi lambung – dikompresi.
6.    Pemasangan kateter urin
7. TERSIERER SURVEY

Terapi awal cairan

Larutan elektrolit isotonik digunakan untuk resusitasi awal. Jenis cairan ini mengisi
intravaskuler dalam wakti singkat dan juga menstabilkan volume vaskuler dengan cara
menggantikan kehilangan cairan berikutnya kedalam ruang intersisial dan intraseluler.
Larutan Ringer Laktat adalah cairan pilihan pertama.NaCl fisiologis adalah pilihan
kedua.Walaupun NaCL fisiologis merupakan pengganti cairan terbaik namun cairan ini
memiliki potensi untuk terjadinya asidosis hiperkloremik.Kemungkinan ini bertambah
besar bila fungi ginjalnya kurang baik.
8. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

– Data-data yang dapat ditemukan pada saat pengkajian meliputi :

1. Gelisah, ansietas, tekanan darah menurun

2. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (hipotensi).

3. Tekanan   ventrikel   kiri      peningkatan   tekanan   akhir   diastolik   ventrikel   kiri, peningkatan tekanan atrium kiri, peningkatan
tekanan baji arteri pulmonal (PCWP).

4. Curah jantung 2,2 l/mnt, penurunan fraksi ejeksi, penurunan indeks jantung.

5. Peningkatan tekanan vena sentral 1600 dyne/dtk/cm-5

6. Peningkatan  tekanan  pengisian  ventrikel  kanan    adanya  distensi  vena  jugularis, peningkatan CVP (tekanan > 15 cm H2O,
refleks hepatojugular meningkat.
1. Takikardia nadi radialis halus, nadi perifer tidak ada atau berkurang.

2. Terdengar bunyi gallop S3, S4  atau murmur.

3. Distress pernafasan takipnea, ortopnea, hipoksia.

4. Perubahan tingkat kesadaran apatis, letargi, semicoma, coma

5. Perubahan kulit pucat, dingin, lembab, sianosis

6. Perubahan suhu tubuh subnormal, meningkat

7. Sangat kehausan.

8. Mual, muntah.

9. Status  ginjal  haluaran  urine  di  bawah  20  ml/jam,  kreatinin  serum  meningkat, nitrogen
urea serum meningkat.

10. Perubahan EKG perubahan iskemi, disritmia, fibrilasi ventrikel.

11. Kenyamanan nyeri dada, nyeri abdominal


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan  perfusi  jaringan  (serebral,  kardiopulmonal,  perifer)

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload, afterload dan
kontraktilitas miokard)

3. Kerusakan  pertukaran  gas  berhubungan  dengan  peningkatan  permeabilitas  kapiler


pulmonal

4. Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau potensial
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Perubahan  perfusi  jaringan  (serebral,  kardiopulmonal,  perifer)  berhubungan dengan penurunan curah
jantung

a. Tujuan :

– Perfusi jaringan dipertahankan dengan kriteria :

1) Tekanan darah dalam batas normal

2) Haluaran urine normal

3) Kulit hangat dan kering

4) Nadi perifer > 2 kali suhu tubuh


a. Rencana tindakan

1) Kaji tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan perfusi jaringan

2) Pertahankan   tirah   baring   penuh   (bedrest   total)   dengan   posisi   ekstremitas


memudahkan sirkulasi

3) Pertahankan terapi parenteral sesuai dengan program terapi, seperti darah lengkap,
plasmanat, tambahan volume

4) Ukur intake dan output setiap jam

5) Hubungkan  kateter pada sistem drainase  gravitasi tertutup  dan lapor dokter bila haluaran
urine kurang dari 30 ml/jam

6) Berikan obat-obatan sesuai dengan program terapi dan kaji efek obat serta tanda toksisitas

7) Pertahankan klien hangat dan kering


2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload, afterload dan
kontraktilitas miokard)

1. Tujuan

–Klien memperlihatkan peningkatan curah jantung dengan kriteria :

1) Tanda-tanda vital dalam batas normal

2) Curah jantung dalam batas normal

3) Perbaikan mental

 
1. Rencana tindakan

1) Pertahankan   posisi terbaik untuk meningkatkan   ventilasi optimal dengan meninggikan kepala tempat
tidur 30 – 60 derajat

2) Pertahankan tirah baring penuh (bedrest total)

3) Pantau EKG secara kontinu

4) Pertahankan cairan parenteral sesuai dengan program terapi

5) Pantau vital sign setiap jam dan laporkan bila ada perubahan yang drastis

6) Berikan oksigen sesuai dengan terapi

7) Berikan obat-obatan sesuai dengan terapi

8) Pertahankan klien hangat dan kering

9) Auskultasi bunyi jantung setiap 2 sampai 4 jam sekali                      

10) Batasi dan rencanakan aktifitas ; berikan waktu istirahat antar prosedur

11) Hindari konstipasi, mengedan atau perangsangan rektal


3. Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau potensial

a. Tujuan

–Ansietas / rasa takut klien terkontrol dengan kriteria :

1) Klien mengungkapkan penurunan ansietas

2) Klien tenang dan relaks

3) Klien dapat beristirahat dengan tenang


a. Rencana tindakan

1) Tentukan sumber-sumber kecemasan atau ketakutan klien

2) Jelaskan seluruh prosedur dan pengobatan serta   berikan penjelasan yang ringkas bila
klien tidak memahaminya

3) Bila ansietas sedang berlangsung, temani klien

4) Antisipasi kebutuhan klien

5) Pertahankan lingkungan yang tenang dan tidak penuh dengan stress

6) Biarkan keluarga dan orang terdekat untuk tetap tinggal bersama klien jika kondisi klien
memungkinkan

7) Anjurkan untuk mengungkapkan kebutuhan dan ketakutan akan kematian

8) Pertahankan sikap tenang dan menyakinkan


9. KESIMPULAN

–Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi
jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang
sisa metabolisme ( Theodore, 93 ), atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna.
Perfusi organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang ditentukan oleh volume
darah, curah jantung dan ukuran vaskuler.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai