DENGAN SYOK
TAHUN 2022
BAB II
TINJAUAN KONSEP TEORI
A. Pengertian
Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mepertahankan perfusi yang
adekuat organ-organ vital. Syok merupan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan
membutuhkan Tindakan segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa klien
(BPPPKMN, 2010) syok adalah suatu keadaan disebabkan ganguan sirkulasi darah
kedalam jaringan sehinga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Sarwono, 2012).
Syok adalah sindroma yang ditandai dengan keadaan umum yang lemah, pucat,
kulit yang dingin dan basah, denyut nadi meningkat, vena perifer yang tak tampak,
tekanan darah menurun, produksi urine menurun dan kesadaran menurun.. tekanan
darah sistolik lazimnya kurang dari 90 mmHg atau menurun dari 50 mmHg
dibawah tekanan darah semula. Masalah utama adalah penurunan perfusi (aliran
darah) yang efektif dan gangguan penyampaian oksigen ke jaringan. Syok
menandakan bahwa mekanisme hemodinamik dan transport oksigen lumpuh.
Jaringan menjadi rusak karena tidak mendapat oksigen yang cukup untuk
metabolisme aerobic. Jika sel melakukan metabolisme aerobic maka akan
dihasilkan asam laktat yang merugikan. Makin tinggi kadar asam laktat makin
tinggi resiko mati.
Syok yang berlangsung lama akan mengganggu oksigenasi miokard sehingga
menyebabkan syok kardiogenik sekunder. Pada tahap lanjut, terjadi gagal fungsi
ginjal, hati, paru, otak dan jantung. Angka kematian meningkat seiring dengan
jumlah organ yang mengalami gagal fungsi (MOF – Multiple Organ failure).
Kematian pada gagal 2 organ adalah > 60%, pada 3 organ mencapai > 90%.
Peningkatan Permeabilitas
Kapiler
Dilatasi Vaskuler
Penurunan
Pengumpulan Darah Vena
Volume Darah
2. Syok Haemoragik
Perdarahan dalam jumlah besar, melebihi 15% volume darah yang beredar,
akan menyebabkan perubahan-perubahan fungsi tubuh seseorang. Semakin
banyak perdarahan, makin berat kerusakan yang terjadi, maka makin besar
resiko untuk meninggal. Perdarahan yang banyak mengakibatkan syok. Makin
berat syok yang terjadi dan semakin lama syok berlangsung, semakin besar
resiko mati. Satu jam pertama syok disebut “The Golden Hour” dalam periode
ini time saving is laive saving” pertolongan harus cepat diberikan, yakni
menghentikan sumber perdarahan dan mengganti kehilangan volume darah.
Hipoksia sampai dengan anoksia dijaringan akibat syok menyebabkan kematian
sel jaringan. Jika sel mati mencapai jumlah kritis (Critical Mass Of Cell), maka
akan terjadi gagal organ dan kematian.
a. Perdarahan Menyebabkan
1) Kehilangan volume intravaskuler sehingga aliran (perfusi darah dan
jumlah oksigen jaringan menurun)
2) Kehilangan eritrosit dan hemoglobin sehingga kapasitas transport
oksigen per unit volume darah menurun tubuh memiliki Estimated
Blood Volume (jumlah darah yang beredar) 65-75 ml/kg, untuk
mempermudah dibuat rata-rata EBV : 70 ml/kg, jika kehilangan darah
15 ml/kg (20% EBV), terjadilah perubahan hemodinamik :
a) Nadi meningkat
b) Kekuatan kontraksi miokard meningkat
c) Vasokontriksi didaerah arterial dan vena
d) Tekanan darah mungkin masih normal tetapi tekanan nadi turun
b. Prinsip Penanganan
Pergantian volume yang hilang untuk mempertahankan kecukupan
oksigenasi jaringan, akibat cukup volume maka hemodinamik terjaga.
Untuk perdarahan dengan syok kelas III-IV diberikan infus kristaloid
sebaiknya disiapkan transfuse darah segera setelah sumber perdarahan dan
dapat diberikan cairan holongan plasma substitute (cairan Koloid)
c. Trauma Status (Advanced Trauma Life Support)
Dipergunakan untuk memperhitungkan beberapa banyak jumlah perdarahan
(EBL) dengan melihat gejala klinis yang ada.
Syok Haemoragik
3. Syok Anafilaktik
a. Definisi
Syok anafilaktik (shock anafilaktik) adalah reaksi anafilaksis yang disertai
hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi anafilaltoid
adalah suatu reaksi anafilakis yang terjadi tanpa melibatkan antigen antibodi
kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya diterapi sebagai
anafilaksis.
b. Penyebab
Shock anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi Ketika pasien yang
sebelumnya sudah membentuk antibodi terhadap benda asing (anti gen)
mengalami reaksi anti gen -anti bodi sistemik
c. Diagnosa
Tanda-tanda syok (penurunan perfusi perifer dan penurunan tekanan darah
yang tiba-tiba) dengan riwayat adanya alergi (makanan atau hal-hal lain)
atau riwayat setelah pemberian obat-obatan
d. Tindakan
1) C-Circulation. Raba karotis, posisi syock, pasang infus kristaloid (RL).
Berikan epinephrine (adrenalin) subcutan atau intramuscular dengan
dosis sesuai dengan gejala klinis yang tampak (0.25 mg. 0.5 mg/1 mg =
1 ampul bila ternyata jantung tidak berdenyut
2) Airway. Pertahankan jalan nafas tetap bebas. Call for help
3) Breathing beri oksigen bila ada. Kalau perlu nafas dibantu
4. Syok Septik
a. Definisi
Syok septik adalah bentuk paling umum syok distribusi dan disebabkan oleh
infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan
melakukan praktek pengendalian infeksi, melakukan Teknik aseptic yang
cermat, melakukan debridemen luka untuk membuang jaringan nekrotik,
pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan
secara menyeluruh.
b. Penyebab
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator
kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok.
Peningkatan permeabilitas kapiler, pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
c. Tanda dan Gejala
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteremia. Pada saat
bakteremia menyebabkan perubahan dalam sirkulasi menimbulkan
penurunan perfusi jaringan dan terjadi syok sepsis. Sekitar 40 % pasien
sepsis disebabkan oleh mikroorganisme garam positif, pada orang dewasa
infeksi saluran kencing merupakan sumber utama terjadinya infeksi.
Dirumah sakit kemungkinan sumber infeksi adalah luka dan kateter dan
kateter intravena. Organisme yang paling sering menyebabkan sepsis adalah
staphylococcus aureus dan pseudomonas. Pasien dengan sepsis dan syok
sepsis dan syok sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan
pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala
umum adalah :
1) Demam
2) Berkeringat
3) Sakit kepala
4) Nyeri otot
d. Diagnosis
1) Fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi
2) Fase lanjut tanda klinis dingin, vasokontriksi
e. Tindakan
Ditujukan agar tekanan sistolik > 90-100 mmHg (mean arterial pressure 60
mmHg)
1) Tindakan awal
Infus cairan kristaloid, pemberian antibiotic, membuang sumber infeksi
(pembedahan)
2) Tindaka lanjut
Penggunaaan cairan koloid lebih baik dengan diberikan vasopressor
(dopamine atau dikombinasi dengan noradrenaline)
5. Syok Kardiogenik
a. Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.
Syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti
pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung : manifestasinya
meliputi hypovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah. Kekacauan
mental. Dan kegelisahan. (kamus kedokteran Dorland, 2010)
b. Penyebab
Penyebab syok kardiogenik dapat terjadi pada keadaan-keadaan antar lain :
kontusio jantung. Tamponade jantung dan tension pneumothoraks. Pada
fersi lain pembagian jenis syok. Ada yang membagi bahwa syok
kardiogenik hanya untuk gangguan yang disebabkan karena gangguan pada
fungsi myokard. Missal : decomp cordis, trauma langsung pada jantung,
kontusio jantung. Tamponade jantung dan tension pneumothoraks
dikelompokkan dalam syok obstructive (syok karena obstruksi mekanik)
c. Diagnosa
1) Hipotensi disertai gangguan irama jantung
2) Mungkin terdapat peninggian tekanan vena jugularis (JVP)
3) Lakukan pemeriksaan fisik pendukung pada tamponade jantung ( bunyi
jantung menjauh atau redup) pada tension pneumothoraks (hipersonor
dan pergeseran letak trakea)
d. Tindakan
1) Pemasangan jalur intravena dan pemberian infus kristaloid
2) Pada aritmia mungkin diperlukan obat-obatan inotropic
3) Perikardiosentesis untuk tamponade jantung dengan monitoring EKG
4) Pemasangan jarum torakostomi pada tension pneumothoraks di ICS II-
mid clavicular line untuk mengurangi udara dalam rongga pleura
(dekompresi)
E. Manifestasi Klinis
1. Tekanan darah sistemik dan takikardi : puncak tekanan darah sistolik <100
mmHg atau lebih dari 10% dibawah tekanan darah yang telah diketahui
2. Hipoperfusi perifer, vasokontriksi : kulit dingin, lembab dan sianosis
3. Status mental terganggu : kebingungan, agitasi, koma
4. Oliguria atau anuria : <0,5 ml/kgBB/jam
5. Asidosis metabolic
6. Pemantauan hemodinamik
a) Tekanan darah arteri
b) Tekanan darah sentral
c) Tekanan arteri pulmonal, dimonitor dengan kateter Swan-Ganz untuk
pengukuran pulmonary Catheter Wedge Presure (PCWP)
d) Pengukuran tambahan. Pemantauan sensorium, jumlah urine dan suhu
kulit
F. Komplikasi
1) Kegagalam multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia jaringan
yang berkepanjangan
2) Sindrom distress pernafasan dewasa akibat distruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia
3) DIC (kongulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi
G. Penatalaksanaan
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan : memperbaiki oksigenasi tubuh : dan
mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok.
Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan Tindakan kausal.
1. Airway dan Breathing
Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (Sao2) 98-100 % dengan cara:
a. Jaga dan pertahankan jalan nafas tetap bebas
b. Oksigenasi adekuat
c. Bebaskan jalan nafas, lakukan penghisapan bila ada sekresi
d. Tengadah kepala topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas
(gudel/oropharyngeal airway)
e. Bila pernafasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa
sungkup (ambu bag) atau ETT
2. Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena, bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan
darah, warna kulit, isi vena dan produksi urine. Pemberian cairan :
a. jangan memberikan minuman pada penderita yang tidak sadar, mual-mual
muntah, kejang, akan diopersi/dibius dan yang akan mendapat trauma pada
perut serta kepala (otak) karena bahaya terjadinya aspirasi cairan kedalam
paru
b. cairan intravena seperti larutan isotonic kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resisusitasi cairan untuk mengembalikan cairan
intravaskuler, volume interstisial, dan intra sel. Cairan plasma atau
pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik
intravaskuler
c. pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang
dengan julah cairan yang hilang, sedapat mungkin diberikan jenis cairan
yang sama dengan jenis cairan yang hilang. Darah pada perdarahan, plasma
pada luka bakar, kehilangan air harus diganti dengan cairan hipotonik.
Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan
isotonic.
d. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian
cairan yang berlebihan
e. Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan
berlebihan yang akan membebani jantung.
f. Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat,
mengingat pada syok septik biasabya terdapat gangguan organ majemuk
(multiple organ disfungtion). Diperlukan pemantauan alat canggih berupa
pemasangan alat CVP, Swan Gans kateter, dan pemeriksaan Analisa gas
darah obat-obatan inetropik untuk mengobati distritmia, perbaikan
kontraktilitas jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miokard.
1) Dopevin (10 kg/kg/mut) meningkatkan vasokontriksi
2) Epinefrin : meningkatkan tekanan perfusi myocard
3) Novepheriphine : meningkatkan tekanan perfusi myokard
4) Dobutamin : meningkatkan kardiak output
5) Amiodarone : meningkatkan kontraktilitas miokard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sistemik
3. Letakkan pasien dalam posisi syol yaitu mengangkat kedua tungkai lebih tinggi
dari jantung
4. Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan penghentian sumber perdarahan
yang tampak dari luar dengan melakukan penekanan diatas sumber perdarahan