Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan kOMUNITAS

Nama :
 Shintia Gita R
 Erinada Niditya Putri
 Tasya F P
 Eliza Mutia M
 Amelia Putry S
 Khurin
 Dewi Onah
 Yulita sari
 Rena febrianyash
 Amelia aghni
KELAS 5 A
2019
TELAAH
JURNAL
HIPERTENSI
PADA LANSIA
Pengertian

 Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140


mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan 2 kali
pengukuran/lebih (Smeltzer, 2013)
 Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,
serangan jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama
terjadinya gagal jantung kronis.
 Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat
sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolic terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis.
Efektifitas terapi rendam kaki air
hangat & relaksasi nafas dalam
terhadap tekanan darah
Abstrak

 Latar belakang :
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. Sedangkan di
Yogyakarta kasus hipertensi sebagai penyakit kardiovaskuler yang
menyebabkan kematian tertinggi mencapai lebih dari 80%, dan angka
kejadian ini selalu meningkat setiap tahunnya. Dari hasil wawancara 56
responden dan melakukan pengukuran tekanan darah didapatkan 21
responden yang mengalami hipertensi. Untuk mengatasi hipertensi pada
lansia peneliti mengkombinasikan dua terapi rendam kaki air hangat dan
relaksasi nafas dalam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas terhadap
tekanan darah pada lansia Di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma Yogyakarta
 Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif,
metode yang digunakan quasi Experimental Desaign dengan
rancangan pre and post test without control. Tujuan Mengetahui
efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas terhadap
tekanan darah pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma Yogyakarta.
 Hasil : Hasil analisa data yang didapatkan tekanan darah responden
setelah diberikan terapi mengalami penurunan yang signifikan
dengan nilai p sistolik dan p diastolik sebesar 0,000. Dengan rata-rata
perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan setelah diintervensi
sebesar 22,71 mmHg dan diastolik 11,94 mmHg
Kesimpulan

Sebelum diberikan terapi rendam kaki air hangat dan


relaksasi nafas dalam rata-rata tekanan darah sistolik sebesar
155,94 mmHg dan diastolik 83,00mmHg. Setelah diberikan
terapi rendam kaki air hagat dan relaksasi nafas rata-rata
tekanan darah sistolik sebesar 133,23 mmHg dan diastolik
77,58 mmHg. Terdapat penurunan yang signifikan terhadap
tekanan darah sistolik maupun diastolik respondan sebelum
dan setelah 2 minggu dilakukan terapi rendam kaki air
hangat dan relaksasi nafas dalam dengan rata-rata perbedaan
sistolik sebesar 22,71 mmHg dan diastolik 11,94 mmHg.
PENURUNAN
TEKANAN
DARAH
PADA PASIEN
HIPERTENSI
MELALUI
BRISK WALKING
EXERCISE
ABSTRAK

 LATAR BELAKANG :
Insidensi hipertensi dihampir semua negara menunjukkan angka yang
cukup tinggi. Di dunia pada tahun 2010 terdapat 285 juta penderita
hipertensi, Pada tahun 2000 kejadian hipertensi mencapai 639 juta dan
tahun 2025 diperkirakan 1,15 milyar kasus (Armilawaty, Amalia &
Amirudin, 2007). Di Indonesia menurut hasil survey kesehatan rumah
tangga tahun 2004 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia
cukup tinggi, yaitu 83 per 1000 anggota rumah tangga. Sedangkan
menurut The International Clinical Epidemiology Network (INCLN)
prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 23% (Sharma, et al., 2011).
Prevalensi pada tahun 2004 di Pulau Jawa 41,9%, Sumatera Barat
17,8%, dan prevalensi terendah terdapat di Papua yaitu 0,6% (Setiawan,
2004).
 METODE : Brisk walking exercise dilakukan di rumah melalui
tehnik jalan cepat dengan kecepatan 4-6 km/jam selama 15-30
menit, dimulai dengan pemanasan dan diakhiri dengan
pendinginan. Latihan dilakukan selama 2 minggu (4 hari per
minggu, istirahat 2 hari kemudian dilanjutkan latihan lagi). Target
heart rate latihan ini 60–80% dari heart rate maksimal. Tekanan
darah diukur sebelum latihan brisk walking dan setelah brisk
walking (pada hari ke- 11).
 HASIL : Pada pasien hipertensi, penurunan tekanan darah akan nyata
jika brisk walking dilakukan berulang-ulang dalam waktu lama (lebih 3
bulan), sehingga terjadi penurunan tekanan darah dalam waktu yang
lama. Pasien hipertensi, jika melakukan brisk walking exercise secara
teratur dan cukup takarannya, tekanan darah dapat turun 4–9 mmHg
(Brennan, 2011). Hasil dari penelitian ini pengaruh brisk walking
terhadap tekanan darah menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
setelah brisk walking exercise yaitu terjadi rerata penurunan tekanan
sistolik 5,048 mmHg dan diastolik rerata mengalami penurunan 4,429
mmHg pada kelompok intervensi.
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan rata-


rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok
kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan setelah
intervensi menunjukkan adanya perbedaan, Selisih
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok
kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan setelah
intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dan selisih rata-rata tekanan darah sistolik
dan diastolik antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi setelah brisk walking exercise menunjukkan
perbedaan yang signifikan juga.
Pengaruh terapi suara
terhadap tekanan darah
penderita hipertensi
ABSTRAK

 LATAR BELAKANG : National Basic Health Survey (2013)


menjelaskan bahwa prevalensi hipertensi pada kelompok usia 15-24
tahun adalah 8,7%, usia 25-34 tahun 14,7%, usia 35-44 tahun 24,8%,
usia 45-54 tahun 35,6%, usia 55-64 tahun 45,9%, usia 65-74 tahun
57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 persen. Pada bulan Maret
2017, peneliti melakukan observasi di Posyandu Lansia Sedap
Malam Padukuhan Gandok mengenai jumlah penderita hipertensi di
daerah tersebut. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa
terdapat 21 dari 32 orang yang diteliti menderita hipertensi.
 METODE : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental
design. Sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Desain dalam penelitian ini
adalah pretest-posttest control group design yang terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pertama
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, kemudian kelompok eksperimen
diberikan perlakuan (treatment), sedangkan kelompok kontrol tidak. Setelah itu
diberikan posttest untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah systole pada kelompok
instrumental memiliki penurunan yang paling besar, yaitu sebesar 22 mmHg. Selanjutnya,
tekanan darah diastole pada kelompok instrumental juga memiliki penurunan yang paling
besar, yaitu sebesar 15 mmHg.Hasil penelitian di atas relevan dengan pendapat Kuhlmann
dkk (2016: 1-2) yang menjelaskan bahwa sebuah metaanalisis terbaru tentang efek terapi
musik, menunjukkan bahwa intervensi suara mengakibatkan penurunan yang signifikan
pada tekanan darah sistolik, tekanan diastolik dan denyut jantung. Pada penelitian tentang
efek terapi music tersebut menujukkan bahwa mendengarkan musik dapat memiliki efek
menguntungkan pada kecemasan, tekanan darah sistolik, denyut jantung, laju pernapasan,
kualitas tidur dan nyeri pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data,deskripsi, pembahasan dan


hasil penelitian,dapat diambil kesimpulan bahwa terapi
suara, baik instrumental maupun murottal dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan, namun
penurunan tekanan darah kelompok instrumental lebih besar
dibanding dengan kelompok murottal.

Anda mungkin juga menyukai