Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN ANAK VSD

( Defek Septum Ventrikel )

Disusn oleh :
1. Erinada Niditya Putri
2. Tasya Febriyani P
3. Eliza Mutia M
4.
Kelompok 2
Semester 5A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tentang “Defek Septum
Ventrikel”

Penulis menyadari teknik menyusun dan materi yang penulis sajikan ini masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan untuk untuk penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 29 September 2019

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system
kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung
danpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini
adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh. Fungsi utama
jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan
yang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain,
jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga muncullah
penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit
jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah
kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak dalam kandungan dan
beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang
tergolong penyakit jantung bawaan adalah Ventricular Septal Defect (VSD).
VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang
(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan fusi
septum interventrikel pada masa janin. VSD merupakan kelainan jantung
congenital tersering dengan prevalensi 20-25 % dari seluruh prevalensi jantung
kongenital. Septum ventrikel terbagi menjadi 2 bagian,yaitu pars membranacea
(bagian membran) dan pars muscularis (bagian otot). Sedangkan septum muscularis
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu inlet, trabecular, dan outlet (infundibulum). VSD
yang terletak di pars membrane sering kali meluas ke bagian muscular sehingga
sebagian besar ahli menyebut VSD ini dengan istilah VSD perimembranous (PM).
VSD PM merupakan jenis tersering (70%), selanjutnya trabecular (5-20%),
infundibular, dan inlet.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD adalah Rubella atau
infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi ibu hamil yang buruk, ibu yang alkoholik,
usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu penderita diabetes. Pencegahan VSD dapat
dilakukan pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi
pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi
jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran, menghindari minuman
beralkohol, dan memperbanyak asupan makanan bergisi terutama yang
mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi. Pencegahan infeksi pada
masa hamil dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi MMR untuk mencegah
penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil yang merupakan faktor risiko
terjadinya VSD.
Penyakit kelainan jantung bawaan dapat di diagnosa sejak masa kehamilan
yakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG
kandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka harapan untuk proses
penyembuhan akan semakin besar. Oleh karena itu sebagai perawat harus berusaha
memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk dapat menghindari
hal - hal yang dapat menimbulkan penyakit VSD, sehingga turut membantu
menurunkan prevalensi kejadian VSD di Indonesia pada khususnya, dan juga
perawat harus menerapkan asuhan keperawatan secara tepat kepada pasien dengan
VSD.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari ventrikel septum defek ?
2. Apa etiologi dari ventrikel septum defek?
3. Apa klasifikasi dari ventrikel septum defek?
4. Bagaimana patofisologis dari ventrikel septum defek?
5. Bagaiman manifestasi klinis dari ventrikel septum defek?
6. Apa komplikasi dari ventrikel septum defek?
7. Apakah penatalaksaan medis dari ventrikel septum defek?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum:
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak mencakup
materi asuhan keperawatan pada pasien dengan ventrikel septum defek
2. Tujuan Khusus:
Mampu mempelajari mata ajar Keperawatan Anak yang mencakup materi
Keperawatan Anak :
1. Pengertian VSD
2. Etiologi
3. Klasifikasi VSD
4. Patofisiologi VSD
5. Manifestasi Klinik VSD
6. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik VSD
7. Komplikasi VSD
8. Penatalaksaan Medis VSD

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat penulisan yang pemakalah lakukan dalam penulisan makalah ini
yaitu:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada pasien ventrikel septum defek
2. Bagi Institusi
a. Menambah wawasan bagi para tenaga medis tentang keperawatan anak pada
asuhan keperawatan pasien denngan vsd
b. Menambah masukan dan sumber baca di perpustakaan khususnya tentang
tentang keperawatan anak pada asuhan keperawatan pasien dengan vsd
BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan
jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah (septum) antara bilik kanan dan
bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, defek septum ventrikel muncul di bagian
bawah katup aorta. Katup ini berfungsi mengontrol aliran darah dari bilik kiri ke
pembuluh darah arteri utama dalam tubuh, yaitu aorta.
Defek septum ventrikel menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak dipompa
ke seluruh tubuh, melainkan masuk kembali ke paru-paru. Akibatnya, kerja jantung
menjadi lebih berat. Kelainan anatomi jantung ini pada umumnya merupakan
kelainan bawaan yang didapat sejak lahir. Jika berukuran kecil, defek septum
ventrikel dapat menutup dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun jika
berukuran besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.
Dalam kondisi normal, darah dipompa dari jantung bagian kanan menuju ke
paru-paru untuk mendapatkan oksigen, dan masuk kembali ke jantung bagian kiri.
Kemudian jantung bagian kiri bertugas memompa darah yang kaya oksigen tersebut
ke seluruh tubuh. Adanya defek septum ventrikel menyebabkan darah dari bilik kiri
jantung yang kaya oksigen bercampur dengan darah di bilik kanan jantung yang
belum teroksigenisasi. Hal ini memaksa jantung, baik bagian kanan maupun bagian
kiri, untuk bekerja lebih keras.
Ventrikel septal defect (VSD) suatu keadaan abnormal yaitu adanya
pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.Adanya defek pada ventrikel,
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi arteri
sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi pulmonal.Hal ini mengakibatkan darah
mengalir ke arteri pulmonal melalui defek septum.Volume darah di paru akan
meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan
diventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri kekanan. Ini akan
beresiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya hipertropi otot ventrikel kanan
sehingga akan berdampak pada peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak
dapat mengimbangi meningkatnya workload, terjadilah pembesaran atrium kanan
untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak
sempurna. Banyak kasus vsd diperkirakan akan menutup secara spontan, penutupan
spontan paling besar kemungkinannya terjadi pada anak –anak dalam usia 0-1 thn
defek kecil hingga defek sedang.

B. ETIOLOGI
Defek septum ventrikel pada umumnya merupakan kelainan jantung bawaan
akibat adanya gangguan pada proses pembentukan jantung semasa janin, di mana
dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung tidak menutup dengan
sempurna. Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut
normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka
timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek septum
ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
 Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
 Ibu alkoholisme
 Umur ibu lebih dari 40 tahun
 Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
 Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
 Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
 Ayah/ibu menderita PJB
 Kelainan kromosom misalnya sindrom down
 Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
 Kembar identik
C. KLASIFIKASI
1. Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
a. Perimembranous
Merupakan tipe paling sering terjadi sekitar 60%. Bila lubang terletak di
daerah pars membranaceae septum interventrkularis. Dibelakang septum dari
katup trikuspid. Berdasarkan peluasan (ekstensi) defeknya, defek
perimembran ini dibagi lagi menjadi yang dengan perluasan ke outlet (jalan
keluar ventrikel), dengan perluasan ke inlet (dekat katup atrioventrikular),
dan defek perimembran dengan perluasan ke daerah trabekular.
b. Subarterial doubly commited (defek subpulmonal)
Bila lubang terletak di daerah septum infundibuler dan sebagian dari batas
defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal.
Defek ini dahulu disebut defek suprakristal, karena letaknya diatas krista
supraventrikularis. Beberapa penulis menyebutnya pula sebagai defek
subpulmonik, atau defek Oriental, karena banyak terdapat di Jepang dan
Negara-negara Timur jauh. Yang penting pada defek ini adalah bahwa katup
aorta dan katup a.pulmonalis terletak pada ketinggian yang sama, dengan
defek septum ventrikel tepat berada di bawah katup tersebut (dalam keadaan
normal, katup pulmonal lebih tinggi daripada katup aorta, sehingga pada
defek perimembran lubang terletak tepat di bawah katup aorta namun jauh
dari katup pulmonal).
c. Defek Arterioventrikuler
Disebabkan karena kekurangan komponen endikardial dari septum
interventrikuler.
d. Muskuler
Bila lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis. Terjadi
dibagian manapun dari septum otot.
Adanya lubang pada septum interventrikularis memungkinkan terjadinya
aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan oleh karena gradien
tekanan ventrikel kanan lebih besar dari ventrikel kiri, sehingga aliran darah
ke paru bertambah.
2. Klasifikasi VSD berdasarkan fisiologi, yaitu:
a. VSD kecil dengan tahanan paru normal
Ada defek kecil ini terjadi pirau kiri ke kanan yang tidak bermakna, sehingga
tidak terjadi gangguan hemodinamik yang berati. Dengan perkataan lain
bahwa status kardivaskular masih dalam batas normal.
b. VSD sedang dengan tahanan vaskular paru normal
Ada defek ini sering terjadi pirau kiri ke kanan yang cukup besar. Akibatnya
terjadi peningkatan aliran darah ke paru, demikian pula darah yang kembali
ke atrium kiri bertambah akibatnya atrium kiri akan melebar dan ventrikel
kiri mengalami hipertrofi dan dilatasi.
c. VSD besar dengan hipertensi pulmonal hiperkinetik
Pasien dengan defek besar mengalami pirau kiri ke kanan yang hebat,
sedangkan teknan di ventrikel kanan dan arteri pulmonalis mendekati
tekanan sistemik. Di samping beban volume, vebtrikel kanan juga
mengalami beban tekanan. Hal ini sering merupakan stadium awal dari
hipertensi pulmonal yang ireversibel.
d. VSD besar dengan penyakit obstruksi vaskular paru
Sebagian besar defek septum ventrikel besar dengan hipertensi pulmonal
hiperkinetik akan menderita penyakit obstruksi vaskular paru sehingga
menjadi hipertensi pulmonalyang ireversibel. Jarang sekali pasien
mengalami obstruksi vaskuler parutanpa melalui fase hiperkinetik. Pirau kiri
ke kanan yang semula besar, dengan meningkatnya tekanan ventrikel kanan,
akan berkurang. Bila tekanan ventrikel kanan sama dengan tekanan sistemik,
maka tidak terjad pirau sama sekali, bahkan dpat terjadi pirau terbalik
(sindrom Eisenmenger).

D. PATOFISIOLOGI
Karena tekanan yang lebih tinggi dalam ventrike kiri dan karena sikulasi
sitemik darah arteri meberikan tahanan yang lebih tinggi daripada sirkulasi
pulmonal, maka darah mengalir melewati lubang defek kedalam arteri pulmonalis.
Peningkatan volume darah akan dipompa ke dalam paru dan keadaan ini akhirnya
dapat mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler pulmonalis. Peningkatan
tekanan dalam ventrikel kanan akabibat pemintasan aliran darah dari kiri ke kanan
dan peningkatan tahanan pulmonalis akan menyebabkan hipertrofi otot jantung. Jika
ventrikel kanan tidak sanggup lagi menanpng penambahan beban kerja maka
antrium kanan dapt juga membesar karena berupaya mengatasi tahanan yang terjadi
akibat pengosongan ventrikel kanan yang tidak lengkap. Pada defek ybag berat
dapat terjadi sindrom Eisenmenger.

E. MANIFESTASI KLINIS
Defek septum ventrikel seringkali tidak langsung terdeteksi pada saat lahir,
terutama apabila lubang defek berukuran kecil. Bahkan bisa saja kelainan ini tidak
menunjukkan gejala sampai memasuki usia kanak-kanak. Gejala defek septum
ventrikel berbeda-beda, tergantung dari ukuran lubang defek dan dari ada atau
tidaknya kecacatan jantung lain yang menyertai. Berikut adalah beberapa gejala
defek septum ventrikel yang sering ditemukan pada bayi atau anak-anak:
1. Sesak napas dan mudah lelah.
2. Kehilangan nafsu makan.
3. Pertambahan berat badan terhambat.
4. Napas terengah-engah dan berkeringat banyak saat makan atau menangis.
5. Kulit pucat, dan mungkin membiru di sekitar bibir dan kuku.
6. Sering mengalami infeksi pernapasan.
7. Detak jantung cepat dan tidak beraturan.
Gejala-gejala tersebut akan sangat berbahaya apabila diabaikan dan dapat
berakibat fatal.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK


Pada pemeriksaan fisik pasien defek septum ventrikel, dokter akan
menemukan adanya murmur jantung (suara jantung yang terdengar seperti desiran).
Pemeriksaan lanjutan yang kemudian akan dilakukan untuk memastikan diagnosa
adalah:
1. Pulse Oksimeter. Sebuah alat portabel untuk mengukur kadar oksigen dalam
darah dengan cara menempatkan sensor di ujung jari pasien.
2. Ekokardiogram. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung dan
bagian-bagiannya dengan menggunakan gelombang suara. Gambar yang
dihasilkan adalah dalam bentuk grafik bergerak yang ditampilkan pada layar
alat.
3. Katerisasi jantung. Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang elastis
tipis (kateter) melalui pembuluh darah di selangkangan, leher atau lengan, untuk
diarahkan menuju jantung.
Selain itu, bisa juga dilakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk melihat
apakah komplikasi sudah terjadi:
1. Rontgen dada. Metode pencitraan dengan gelombang elektromagnetik untuk
melihat kondisi jantung dan paru-paru.
2. Elektokardiogram. Tes ini dilakukan dengan menempelkan sadapan ke kulit,
untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung.

G. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Operasi adalah pilihan penanganan yang utama, khususnya bila lubang defek
berukuran besar dan menimbulkan gejala yang signifikan. Obat-obatan dapat
diberikan untuk mengatasi gejala sebelum operasi dapat dilakukan, atau sampai
kondisi pasien memungkinkan untuk menjalani operasi. Pada defek septum
ventrikel yang berukuran kecil, seringkali lubang dapat menutup dengan sendirinya.
Pada kasus seperti ini, obat-obatan juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala
yang mungkin timbul, sambil memantau perkembangan pasien.
Indikasi dan waktu penutupan DSV adalah sebagai berikut.

1. Pada bayi dengan DSV defek besar yang mengalami gagal jantung serta
retardasi pertumbuhan dan kegagalan terapi medikamentosa dialkukan operasi
secepatnya sebelum terjadi penyakit vaskular paru.
2. Bayi atau anak dengan DSV besar dan hipertensi pulmonalis harus dilakukan
kateterisasi untuk menilai tingginya resistensi vaskular paru dan responnya
terhadap pemberian oksigen 100%. Penutupan DSV secara bedah ataupun non-
bedah dilakukan apabila resistensi vaskular paru di bawah 7 wood unit

Beberapa prosedur operasi yang umumnya dilakukan adalah:


1. Penutupan dengan kateter. Penutupan lubang pada septum dilakukan dengan
proses kateterisasi jantung, tanpa melakukan pembedahan.
2. Pembedahan jantung. Dilakukan dengan membuka rongga dada dan melakukan
penjahitan lubang pada septum jantung. Selama pembedahan berlangsung, kerja
jantung dan paru-paru sementara digantikan oleh mesin yang disebut heart-lung
machine.
3. Prosedur gabungan (hybrid procedure). Pada prosedur gabungan, sayatan yang
dibuat hanya berukuran kecil untuk memasukkan kateter ke jantung, tanpa
membuka rongga dada dan tanpa perlu menghentikan kerja jantung sementara.
Penutupan lubang pada septum kemudian dilakukan melalui kateter. Dengan
luka yang lebih minimal, masa pemulihan dengan prosedur ini tentu saja lebih
cepat dibandingkan dengan prosedur pembedahan.

Obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengatasi gejala yang muncul pada
defek septum ventrikel antara lain:

1. Diuretik. Obat jenis ini digunakan untuk mengurangi kelebihan cairan dari
tubuh sehingga kerja jantung lebih ringan dan pasien merasa lebih baik.
2. Vasodilator. Dapat mengurangi tekanan di serambi kiri jantung pasien dan
membuat detak jantung lebih teratur.
3. Digoxin. Menambah kekuatan otot jantung untuk memompa darah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan
jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah (septum) antara bilik kanan dan
bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, defek septum ventrikel muncul di
bagian bawah katup aorta. Katup ini berfungsi mengontrol aliran darah dari bilik
kiri ke pembuluh darah arteri utama dalam tubuh, yaitu aorta.
Defek septum ventrikel menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak
dipompa ke seluruh tubuh, melainkan masuk kembali ke paru-paru. Akibatnya,
kerja jantung menjadi lebih berat.

B. SARAN
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan
jantung VSD Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk
menanganinya secara efektif dan efisien .
a. Mahasiswa kesehatan sebaiknya memahami dan mnegetahui konsep. ventrikel
septum defek dan askep nya guna unttuk mengaplikasikan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
b. Perawat memiliki pengetahuan tentang VSD untuk dapat mengantisipasi orang
tua dalam menjalani pengobatan untuk sehingga penyakit lebih berat dapat
dihindari .
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta :


FKUI

Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam

L. Wong, Donna. Dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC

Kliegman, Arvin Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC

Markum, A.H. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Gaya Baru

Anda mungkin juga menyukai