Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Defi Rahayu
2. Annisa Oktaviani
3. Siti Maisarah
4. Shintia Gita R
5. Neng Selfiani
6. Desty Sumiasti
7. Erinada Nindiya P
8. Tasya F P
9. Amelia Putryanti S
Tanggal : 20 Februari 2020

Topik : Pentingnya menyikat gigi untuk mencegah gigi berlubang

I. Latar Belakang
1. Data/Fenomena
Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian bagi
sebagian orang. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-
anak maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga menjadi parah karena akan
mempengaruhi kualitas hidup dimana mereka akan mengalami rasa sakit,
ketidaknyamanan, cacat, infeksi akut dan kronis, gangguan makan dan tidur serta
memiliki risiko tinggi untuk dirawat dirumah sakit.
Menurut jurnal Arianto, Jahroh Shaluhiah, Priyadi Nugraha (2014)
mengatakan bahwa Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menggosok gigi pada
siswa sekolah dasar adalah peran orang tua, teman, guru dan petugas kesehatan.
Jurnal kedua menyebutkan terdapat hubungan cara menggosok gigi terhadap kejadian
karies gigi pada anak usisa sekolah, didalam jurnal disebutkan jika prilaku gosok gigi
yang baik dilakukan pada saan sesudah makan dan sebelum tidur. Menurut jurnal
Eriska Riyanti & Risti Sabtarini: Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut
(2009) dalam jurnalnya mengatakan maksud dan tujuan Pendidikan kesehatan gigi
dan mulut pada anak-anak pada hakikatnya adalah memperkenalkan anak dengan
dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi sehingga mampu
memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat
membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang
baik dari anak bila memerlukan perawatan dari giginya. Menurut Dessak Made Dwi
Ambari & Louise Chintia Hutomo: Gambaran perilaku menggosok gigi terhadap
kejadian karies gigi dalam jurnalnya bertujuan untuk mengetahui pravelensi karies
gigi, perilaku menggosok gigi dan gambaran perilaku menggosok gigi dan gambaran
perilaku menggosok gigi dimana hasilnya ialah kecenderungan peningkatan kejadian
karies gigi pada anak dengan perilaku gosok gigi yang salah.
Menurut jurnal yang dikemukakan oleh Muh. Ilyas & Indan N. Putri: Efek
penyuluhan metode demonstrasi menyikat gigi dalam jurnalnya mengatakan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penyikatan gigi adalah teknik penyikatan gigi harus
dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gingiva secara efisien terutama daerah
saku gingiva dan daerah interdental, pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan
kerusakan jaringan gingiva atau abrasi gigi, dan teknik penyikatan harus sederhana,
tepat, dan efisien waktu. Menurut Susan Utari Ningsih: Tertarik melakukan penelitian
mengenai gambaran pengetahuan dan sikap menyikat gigi pada siswa-siswi dalam
mencegah karies di SDN 005 Bukit Kapur Dumai dalam jurnalnya mengatakan
membuat kuesioner untuk mengukur pengetahuankesehatan gigi pada siswa-siswii,
hasilnya siswa-siswi pengetahuan tentang
2. Masalah Keperawatan Berdasarkan Fenomena/Data:
a. Nyeri akut
b. Deficit pengetahuan
c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

II. Rencana Kegiatan


1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d adanya infeksi pada gigi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri
b. Deficit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi ditandai dengan
ketidaktahuan cara menyikat gigi dengan benar dan pengetahuan mengenai
karies
c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan b/d mengekspresikan keinginan
untuk mengelola masalah kesehatan mulut dan gigi dan pencegahannya
ditandai dngan keingintahuan cara menyikat gigi
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan menanggulangan karies gigi diharapkan sasaran mampu memahami
tentang cara menyikat gigi yang benar dan meningkatkan pengetahuan mengenai
tentang karies gigi.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan apa itu kesehatan gigi dan mulut
b. Menjelaskan pengertian karies gigi
c. Menyebutkan penyebab karies gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala karies gigi
e. Menyebutkan pencegahan karies gigi
f. Menjelaskan pengertian menyikat gigi
g. Menjelaskan tujuan menyikat gigi
h. Menyebutkan akibat apabila tidak menyikat gigi
i. Menyebutkan waktu yang tepat untuk menyikat gigi
j. Memperagakan cara menyikat gigi yang benar

III. Rancangan Kegiatan


1. Topik : Pentingnya menyikat gigi untuk mencegah gigi berlubang
2. Metoda : Ceramah dan Demontrasi
3. Media :
a. Miniatur gigi
b. Sikat gigi
c. Pasta gigi
d. Gelas berisi air
e. Poster
f. Flipchart
4. Waktu : 10.00-10.40 WIB
5. Setting Tempat
Keterangan :
: Pemateri ( ..)
: Peserta ( Murid SD)

: Observer ( …. )
: Fasilitator (.. )

6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur (Persiapan) :
1) Melakukan perizinan terkait penyuluhan terhadap anak usia sekolah mengenai
pentingnya menyikat gigi untuk mencegah gigi berlubang
2) Menyiapkan SAP mengenai pentingnya menyikat gigi untuk mencegah gigi
berlubang
3) Menyiapkan materi dan media. Materi yang akan disampaikan ialah mengenai
cara menyikat gigi, sementara itu media yang digunakan ialah miniatur gigi,
sikat gigi, pasta gigi, gelas berisi air, poster dan flipchart
4) Kontrak waktu 10.00 – 10.40 WIB
5) Menyiapkan tempat atau lingkungan yang nyaman
6) Menyiapkan pertanyaan
7) 80 % peserta hadir
8) Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
b. Proses :
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu pada jam
10.00 WIB
2) Tempat atau lingkungan nyaman dan tidak gaduh
3) Peserta memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
4) Peserta tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
5) Peserta responsif dan dapat menjawab maupun mendemonstrasikan cara
menyikat gigi dengan benar
c. Hasil :
1.) Evaluasi Subjektif :
a) Mampu Menjelaskan apa itu kesehatan gigi dan mulut
b) Mampu Menjelaskan pengertian karies gigi
c) Mampu Menyebutkan penyebab karies gigi
d) Mampu Menyebutkan tanda dan gejala karies gigi
e) Mampu Menyebutkan pencegahan karies gigi
f) Mampu Menjelaskan pengertian menyikat gigi
g) Mampu Menjelaskan tujuan menyikat gigi
h) Mampu Menyebutkan akibat apabila tidak menyikat gigi
i) Mampu Menyebutkan waktu yang tepat untuk menyikat gigi
j) Mampu Memperagakan cara menyikat gigi yang benar

2.) Evaluasi Objektif :


a) Saat dilakukan pre test 1 orang dapat menjawab dengan benar salah satu
pertanyaan yang diberikan
b) Saat dilakukan post test 1-2 orang dapat menjawab dengan benar semua
pertanyaan
KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA WAKTU
1 Tahap Pembukaan 1. Menjawab salam 5 menit
1. Mengucapkan salam dan 2. Mendengarkan
memperkenalkan diri 3. Menjawab pertanyaan yang
2. Menjelaskan topik dan tujuan diajukan penyaji
penyuluhan
3. Menggali pengetahuan tentang
menggosok gigi dan karies
4. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
5. Melakukan kontrak bahasa yang akan
digunakan selama penyuluhan
2 Tahap Pelaksanaan 1. Mendengarkan dan 30 menit
1. Melakukan pre test memperhatikan
2. Menjelaskan materi tentang 2. Mengajukan pertanyaan
menggosok gigi dan karies bila kurang mengerti
3. Mendemonstrasikan cara menggosok 3. Mendemonstrasikan dalam
gigi bentuk perlombaan
4. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya atau berdiskusi tentang
materi yang telah disampaikan
5. Melakukan lomba menggosok gigi
dengan benar
6. Melakukan post test
3 Tahap Penutup 1. Memperhatikan dan 5 menit
1. Menilai demonstrasi menggosok gigi menjawab pertanyaan
dan post test 2. Menjawab salam
2. Melakukan evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
3. Menyimpulkan tentang materi yang
telah disampaikan
4. Menutup dan mengucapkan salam

7. Pengoragnisasian Anggota
a. Penanggung Jawab :
Uraian tugas:
1) Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2) Bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan
b. Moderator :
Uraian tugas :
1) Memimpin acara penyuluhan mulai dari membuka acara penyuluhan,
memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan
3) Menutup acara penyuluhan
c. Present :
Uraian tugas :
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
d. Observer :
Uraian tugas :
1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan
5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
e. Fasilisator :
Uraian tugas :
1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Mereka memiliki struktur yang
bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Gigi merupakan alat
pencernaan makanan yang sangat penting karena dapat membantu alat-alat pencernaan dalam
yang lain untuk melumatkan makanan. Gigi yang baik dan sehat berwarna putih dan tidak
berlubang.
Menggosok gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan memelihara
kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan menggunakan sikat gigi.
Menggosok gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga agar gigi tetap
dalam keadaan yang bersih dan sehat.

B. Tujuan Menggosok Gigi


Tujuan menggosok gigi itu sendiri yaitu :
1. Gigi menjadi bersih dan sehat sehingga gigi tampak putih
2. Mencegah timbulnya caries atau karang gigi, lubang gigi, dan penyakit lainnya.
3. Memberikan perasaan segar pada mulut.

C. Akibat Tidak Menggosok Gigi


Apabila kita malas menggosok gigi maka dampak yang ditimbulkan yaitu :
1. Gigi terlihat kotor dan berwarna kuning kecoklatan
2. Bau mulut bertambah
3. Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mempengaruhi penampilan, sehingga
terciptanya rasa rendah diri yang akan berpengaruh pada kehidupan social mereka.
4. Caries gigi/ karang gigi, dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh bakteri yang akan
menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

D. Waktu yang Tepat Menggosok Gigi


1. Minimal kita menggosok/menyikat gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah sarapan
dan kedua menjelang tidur.
2. Yang paling ideal sebaiknya menyikat gigi setelah makan dan menjelang tidur.
3. Apabila kita tidak mampu menggosok gigi setelah makan, dianjurkan untuk kumur-
kumur dengan air yang bersih untuk mengurangi sisa-sisa makanan yang masih
menempel di gigi.

E. Cara Menggosok Gigi yang Tepat


Dalam menggosok gigi, tehnik apapun yang dipergunakan, yang harus diperhatikan
adalah cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak strukur gigi. Karena kebanyakan
di lingkyngan masyarakat banyak yang salah dalam melakukan penyikatan terhadap gigi
sehingga mengakibatkan gigi banyak yang rusak. Berikut ini adalah tehnik menyikat gigi
yang tepat.
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 450 di daerah perbatasan
antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiapgigi atas
dan bawah dengan posisi bulu sikat 450 berlawanan dengan garisgusi agar sisa makanan
yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.Gunakan
hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga
bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi.
Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi
terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di
sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena
lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat
sudah dibersihkan.
KARIES GIGI

A. Pengertian
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa di dalam mulut
seseorang bebas dari kotoran seperti debris, plak, dan karang gigi. Plak akan selalu terbentuk
pada gigi geligi dan meluas keseluruh permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut ( Rusmawati, 2010).
Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan
oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum).
Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap
dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan
kematian (Sandira, 2009).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan cementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kemampuan pulpa
serta penyebaran infeksinya kejaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun
demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini
penyakit ini dapat dihentikan. (Kidd, 2013)

B. Penyebab
Faktor utama penyebab karies menurut Hermawan ( 2010) adalah:
1) Gigi dan air ludah
Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak mempermudah terjadinya
karies
2) Adanya bakteri penyebab karies
Bakteri penyebab karies adalah dari jenis Streptococcus dan lactobacillus.
3) Makanan yang kita konsumsi
Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat,
memudahkan terjadinya karies.
C. Tanda dan Gejala Karies Gigi
Menurut Kliegman dan Arvin (2000) tanda dan gejala karies gigi antara lain adalah:
1. Terdapat lesi.
2. Tampak lubang pada gigi.
3. Bintik hitam pada tahap karies awal.
4. Kerusakan leher gigi ( pada karies botol susu).
5. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil.
6. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.
7. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama pada
waktu malam.
8. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.

D. Pencegahan Karies Gigi


Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies gigi (Ramadhan, 2010) antara
lain adalah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor, menjaga kebersihan
gigi dengan menyikat gigi dengan benar, fissure sealant atau menutup celah gigi.
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan
memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut. Pencegahan karies gigi dapat dibagi atas
2 bagian :
1) Tindakan Praerupsi
Tindakan Praerupsi di tujukan demi kesempurnaan struktur email dan dentin atau
gigi pada umumnya. Yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuan gigi kecuali
protein untuk pembentukan matriks gigi, juga terutama vitamin dan zat mineral yang
memengaruhi atau menentukan kekuatan dan kekerasan gigi. Vitamin atau mineral
tersebut adalah :
a) Vitamin- vitamin : terutama A, C, D
b) Mineral- mineral : terutama Ca, P, F, Mg

Oleh karena itu, sebelum terjadinya pengapuran pada gigi bayinya, ibu hamil
dapat diberi makanan yang mengandung unsur-unsur yang dapat menguatkan email
dan dentin. Pemberian kalsium pada ibu yang diminum dalam bentuk tablet ada
baiknya asal tidak terlalu banyak, karena kelebihan kalsium akan menyebabkan
kesukaran waktu melahirkan, disebabkan oleh pengapuran yang terlau cepat dari
tengkorak kepala bayi tersebut. Pemberian air minum yang mengandung flour juga
sangat penting untuk ibu yang sedang hamil.

Beberapa ahli berpendapat bahwa mineralisasi gigi permanen dimulai tepat


sebelum anak lahir dan berakhir 5-6 tahun. Pada janin berusia bulan, mineralisasi
sudah dimulainpada gigi susu dan gigi tetap. Hal ini berlangsung terus sampai ±5-6
tahun dan erupsi selesai pada usia 12 tahun.

2) Tindakan Pasca erupsi


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketidakseimbangan tersebut atau mengembalikan ke keadaan normal. Ada beberapa
metode yang dapat diberitahukan untuk memecah siklus terjadinya karies. (Tarigan,
2013). Adapun metode yang dapat dilakukan adalah : Pengaturan Diet, Kontrol Plak,
Penggunaan Flour, Keadaan pH mulut rendah, Kekurangan cairan saliva, Kontrol
bakteri, Penutup fisur.

Anda mungkin juga menyukai