Kelainan Asam-Basa
dr. Muhammad Rizqan Ramadhan, Sp.PD
9/3/20XX Presentation Title 2
Nilai Normal Analisis Gas Darah
7
Tatalaksana Khusus : Asidosis Metabolik
• Sebagian besar kondisi asidosis metabolik dapat teratasi
setelah penyakit primernya tertangani
• Apabila pH <7,2 dengan Base Excess < -10 yang
disebabkan ion anorganik (hiperkloremia, asam fosfat,
hipurat), pemberian alkali seperti Natrium Bikarbonat
dapat dipertimbangkan
• Asidosis yang disebabkan Gangguan Ginjal diatasi
dengan terapi pengganti ginjal (dialysis), namun apabila
dapat dipertimbangan pemberian Natrium Bikarbonat
sambil menunggu dialisis
Dineen R, Thompson CJ, Sherlock M. Hyponatraemia - Presentations and management. Clin Med J R Coll 14
Physicians London. 2017
ETIOLOGI & PATOGENESIS
Homeostasis air
Dehidrasi
Menurunnya osmolaritas
plasma
15
Dineen R, Thompson CJ, Sherlock M. Hyponatraemia - Presentations and management. Clin Med J R Coll
Physicians London. 2017
PENDEKATAN DIAGNOSIS
BERDASARKAN ETIOLOGI
16
Loscalzo J, Kasper DL, Longo DL, Fauci AS, Hauser SL, Jameson JL. Harrison’s Principles of Internal Medicine
[Internet]. 21st ed. New York: Mc Graw Hill; 2022. 1629–1635 p. Available from:
MANIFESTASI KLINIS
Waktu terjadi :
hiponatremia dibagi
menjadi akut dan
kronik.
Kronik →
hiponatremia akut → hiponatremia
berlangsung lambat >48 jam → berlangsung cepat <48 jam →
tidak terjadi gejala yang berat gejala yang berat seperti
seperti penurunan kesadaran atau penurunan kesadaran dan kejang
kejang, gejala yang terjadi hanya → akibat adanya edema sel otak
ringan seperti lemas atau karena air dari ekstrasel masuk ke
mengantuk intrasel yang osmolalitasnya lebih
tinggi 23
Skorecki K, Chertow GM, Marsden PA, Taal MW, Yu AS, Wasser WG. Brenner & Rector’s The Kidney. 10th ed. Vol.
1, Journal of Chemical Information and Modeling. Philadelpihia: Elsevier; 2016. 1689–1699 p.
MANAJEMEN
Skorecki K, Chertow GM, Marsden PA, Taal MW, Yu AS, Wasser WG. Brenner & Rector’s The Kidney. 10th ed. Vol.
24
1, Journal of Chemical Information and Modeling. Philadelpihia: Elsevier; 2016. 1689–1699 p.
MANAJEMEN
• Seay NW, Lehrich RW, Greenberg A. Diagnosis and Management of Disorders of Body Tonicity—Hyponatremia and Hypernatremia:
Core Curriculum 2020. American Journal of Kidney Diseases. 2020
• Skorecki K, Chertow GM, Marsden PA, Taal MW, Yu AS, Wasser WG. Brenner & Rector’s The Kidney. 10th ed. Vol. 1, Journal of
Chemical Information and Modeling. Philadelpihia: Elsevier; 2016. 1689–1699 p
25
Williams DM, Gallagher M, Handley J, Stephens JW. The clinical management of
•
26
hyponatraemia. Postgraduate Medical Journal. 2016. Kheetan M, Ogu I, Shapiro JI,
Khitan
MANAJEMEN
Larutan hipertonis Larutan isotonik
• dapat berupa infus secara kontinu ataupun bolus • pasien dengan kondisi
• pedoman saat ini pemberian bolus NaCl 3% hypovolemia
100ml pada kondisi emergensi, dapat diulang • euvolemia atau hipervolemia tidak
jika dalam 30 menint tidak ada perbaikan kondisi boleh diberikan lartan isotonik karena
klinis akan memperburuk kondisi
• Pemberian larutan hipertonis 100ml ini dapat hiponatremia dan penyakit dasar
meningkatkan serum natrium 2-4 mmol/L, pasien
jumlah ini masih jauh dari jumlah maksimal • larutan isotonis sesuai dengan status
kenaikan serum natrium yang dapat hidrasi pasien, dengan target urin
menyebabkan ODS yaitu 10-12 mmol/L per 24 output 100ml/jam. Jika melebihi
jam atau 18 mmol/L per 48 jam jumlah tersebut dapat meningkatkan
• Peningkatan natrium 2-4 mmol/L dapat risiko ODS
menurunkan edema serebri dan peningkatan • Pemantauan natrium dilakukan tiap 2-
tekanan intrkranial karena hiponatremia 4 jam
• Pemantauan kondisi natrium dilakukan tiap 2-4
jam
27
Restriksi cairan
• Restriksi cairan yang diberikan adalah 500-1000ml kurang dari urin output pasien → cairan
semua yang masuk ke tubuh pasien baik per oral maupun intravena
• tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi hipovolemia
Antagonis AVP
• terdapat 2 sediaan : infus Conivaptan dan sediaan per oral yaitu tolvaptan
• pada kondisi hiponatremia yang kronik dengan hipervolemia atau euvolemia
• conivaptan diberikan saat rawat inap, selanjutnya saat rawat jalan diberikan dengan
tolvaptan
• Dosis conivaptan 20mg loading dose selama 30 menit, dilanjutkan infus kontinu 20 atau
40mg/hari, pemberian terapi conivaptan hanya untuk 4 hari
• Pemanatauan natrium tiap 6-8 jam
ATAU
S Skin flushed
A Agitation
L Low grade fever
T Thirst
Diagnosis
Banding dan
Tatalaksana
Hipernatremia
Tatalaksana
Mount DB. Fluid and Electrolyte Disturbances. In Harrison’s Principle of Internal Medicine. 21th ed. 2020
Tatalaksana
Mount DB. Fluid and Electrolyte Disturbances. In Harrison’s Principle of Internal Medicine. 21th ed. 2020
HIPOKALEMIA
Gangguan Kalium
• Kelainan pada kalium merupakan temuan yang sering
ditemukan pada pasien
• Hipokalemi (serum potassium <3.6 mEq/L) terjadi pada
21% pasien rawat inap dan 2-3% pasien rawat jalan
• Hiperkalemi (serum potassium >5 mEq/L) ditemukan
pada 10% pasien rawat inap dan 1 % pasien rawat jalan
Viera AJ, Wouk N. Potassium disorders: Hypokalemia and hyperkalemia. Am Fam Physician. 2015;92(6):487–95.
Etiologi Hipokalemia
• Penyebab utama dari
hipokalemia adalah cell entry
dah ekskresi renal
• Kurangnya intake makanan
jarang menjadi penyebab
hipokalemia, karena ekskresi
renal dapat diatur sampai
kurang dair 5 mEq/hari
Marc S.Sabatine. Pocket Notebook :Pocket Medicine. Seventh Ed. Zinner S,editor. WoltersKluwer;2020.
Manifestasi klinis
Viera AJ, Wouk N. Potassium disorders: Hypokalemia and hyperkalemia. Am Fam Physician. 2015;92(6):487–95.
Manifestasi klinis
EKG dengan K <2.7
• Naiknya gelombang P
• Memanjangnya gelombang PR
• ST depresi luas dan inversi
gelombang T
• Gelombang U prominen
(terutama V2-V3)
• QT terlihat memanjang karena
gelombang U dan T menyatu
https://litfl.com/hypokalaemia-ecg-library/
EKG dengan Hipokalemia Berat
• Aritmia : VT, VF, PVC, PAC, Torsades des Pointes
• Supraventricular tachyarrhytmias, af, atrial flutter, atrial
takikardi
https://litfl.com/hypokalaemia-ecg-library/
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan serum kalium harus dikerjakan serial
• Pemeriksaan lain : serum glukosa dan magnesium,
elektrolit pada urin, kreatinin dan pemeriksaan asam basa.
Pemeriksaan kalium urin 24 jam : rasio 1.5 mEq/mmol (13
mEq/G) merupakan indikasi renal loss.
Viera AJ, Wouk N. Potassium disorders: Hypokalemia and hyperkalemia. Am Fam Physician. 2015;92(6):487–95.
1. Mount DB. Fluid and Electrolyte Disturbances. In Harrison’s Principle of Internal Medicine. 20th ed. 2018
MANAJEMEN ORAL INFUS
lndikasi Mutlak
1) pasien sedang dalam pengobatan digitalis
2) pasien dengan ketoasidosis diabetic
3) pasien dengan kelemahan otot pernapasan
4) pasien dengan hipokalemia berat (K < 2 meq/L)
M Muscle Wealness
Manifestasi U Urine : oligouria, aniuria
Klinis
R Respiratory Distress
Hiperkalemia
Normal 3.5-5 mEq/L D Decreased Cardia Contractility
T TALL??
TENTUKAN APAKAH PENYEBAB HIPERKALEMIA ?
TATALAKSANA
HIPOKALSEMIA
Homeostasis dan Fisiologi
Todd W. The A.S.P.E.N. Fluids, Electrolytes, and Acid-Base Disorders Handbook. ASPEN 2015. pp 142-164
Prevalensi Hipokalsemia
Gangguan elektrolit umumnya terlihat pada pasien yang sakit kritis sebagai bagian
dari penyakit sistemik. Diperkirakan hingga 90% pasien sakit kritis mengalami
gangguan elektrolit serum, termasuk hipo dan hiperkalemia, hiper dan
hiponatremia.
Gangguan iCa, termasuk hipokalsemia dan hiperkalsemia, lazim terjadi pada pasien
ICU. Banyak penelitian observasional telah menunjukkan bahwa hipokalsemia
dikaitkan dengan hasil yang merugikan pada pasien ICU
Steele et al. menunjukkan bahwa pasien hipokalsemia parah membutuhkan
perawatan kritis lebih lama.
Prevalensi hipokalsemia sebelumnya dilaporkan mencapai 18% dari semua pasien
rawat inap dan mewakili 85% pasien di unit perawatan intensif.
Catalano A, et al. Incidence of hypocalcemia and hypercalcemia in hospitalized patients: Is it changing? J Clin Transl Endocrinol. 2018.
Zhang Z, Chen K, Ni H. Calcium supplementation improves clinical outcome in intensive care unit patients: a propensity score matched analysis of a large clinical database MIMIC-II.
Springerplus. 2015
Catalano A, et al. Incidence of hypocalcemia and hypercalcemia in hospitalized patients: Is it changing? J Clin Transl Endocrinol. 2018.
Presentasi klinis Hipokalsemia
Mild to Moderate Severe
Total Ca 7.5-8.5 mg/dl or < 7.5 mg/dl or
1.9-2.1 mmol/L < 1.9 mmol/L
1. Kraft MD, Btaiche IF, Sacks GS, et al. Treatment of electrolyte disorders in adult patients in the intensive care unit. Am J Health Syst Pharm. 2005;62:1663-1682
2. French S, Subauste J, Geraci S. Calcium abnormalities in hospitalized patients. South Med J 2012;105:231-7
Trouseau’s sign and Chvostek’s sign
▶ Total
Serum Ca 8.6-10.2 mg/dl (2.15-2.55
mmol/L) or
▶ Ionized serum Ca >4.5 mg/dl or > 1.12 mmol/L
▶ Obati penyakit dasar
Manajemen
Pe r i k s a Ka l s i u m Te r i o n i s a s i
setiap 1-4 jam
Ionized C alc ium normalized?
Ya
Todd W. The A.S.P.E.N. Fluids, Electrolytes, and Acid-Base Disorders Handbook. ASPEN 2015. pp 142-164
Monitoring
- Hiperparatiroidisme
- Penyakit Addison
- Keganasan
- Sindrom kalsium-alkali
- Obat (diuretik tiazid, vitamin D, Litium,
antasida yang mengandung kalsium)
Tanda dan Gejala
• Asimtomatik
• Hiperkalsemia berat dapat menyebabkan :
• Nyeri tulang
• Kolik renal
• Mual Muntah
• Poliuria
• Penurunan kesadaran
( < 12 mg/dL)
( 12 – 14 mg/dL)
( 14 – 16 mg/dL)
(> 16 mg/dL)
• Dilarutkan dalam NaCl 0,9% atau D5% (dengan konsentrasi maks 90 mg/250 cc)
diberikan dengan kecepatan maks 60 mg/jam (maks 20 mg/jam pada pasien
dengan gangguan ginjal.
• Kalsium akan turun dalam 2-4 hari dengan efek maksimal 1 minggu
Presentation Title 68
Gejala klinis
• Gangguan Neuromuskular : Kelemahan otot, tremor,
fasikulasi, Tanda Chovstek +, Tanda Trousseau +, Tetani
• Gangguan Kardiovaskular : pelebaran QRS, Pemanjangan
PR, Aritmia ventrikel
• Gangguan Elektrolit Lain : Hipokalemia, Hipokalsemia
69
Tatalaksana
• Hipomagnesemia dengan gejala Aritmia Ventrikel / Tetani
→ MgSO4 50 Meq (600mg) dalam D5 dalam 8-24 jam
(HATI-HATI pada pasien dengan gangguan ginjal)
• Hipomagnesemia kronik → MgO 4 x 250-500 mg
70
HIPERMAGNESEMIA
Etiologi
• Intake antasida yang mengandung magnesium
berlebihan pada pasien gangguan ginjal
72
Manifestasi Klinis
• Kadar 4,8-7,2 mg/dL → mual muntah, nyeri kepala,
penurunan kesadaran, reflek tendon menurun
• Kadar 7,2-12 mg/dL → penurunan kesadaran, refleks
tendon hilang, hipotensi, bradikardia
• Kadar > 12 mg/dL → kelumpuhan otot rangka dan otot
pernafasan, blok jantung komplit, henti jantung
73
Tatalaksana
• Hentikan asupan magnesium
• Pemberian Kalsium elemental 100-200 mg (Setara
dengan Kalsium Glukonas 10 % 10-20 cc) dalam D5 habis
dalam 5-10 menit
74
Terima Kasih