KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Vandra Davin
HIPONATREMIA
Kadar natrium plasma < 135 mmol/l.
Terdapat dua reseptor utama yang terlibat dalam regulasi
keseimbangan cairan tubuh:
1.Osmoreseptor (mekanisme haus)
2.Baroreseptor (upregulation atau downregulation dari sekresi
arginin vasopressin atau ADH)
Jakub Zieg, Pathophysiology of Hyponatremia in Children
Jessica reid-Adam, Hyponatremia, Americam Academy of Pediatrics.
OSMORESEPTOR
●Hemostasis ion dan keseimbangan cairan ●Untuk regulasi jangka pendek, keseimbang
cairan dan natrium dikontrol secara
dikontrol oleh regulasi kompleks
langsung oleh sistem saraf otonom.
neurohormonal. ●Untuk regulasi jangka panjang, dikontrol
●Sistem saraf otonom memegang peranan oleh hormon ADH dan aldosterone.
penting dalam hemodinamik ginjal, ●Osmoreseptor (sel sensorik) bekerja dalam
sekresi renin, dan reabsorpsi cairan mendeteksi perubahan oosmolalitas serum
(terletak pada supraoptik, nucleus
tubural.
paraventrikular hipotalamus dan dalam
●Peningkatan kecil dari osmolaritas (1%) organum vasculosum lamina terminalis
dan bekurangnya volume darah (5-10%)
efektif dalam merangsang sekresi ADH
dan haus.
BARORESE
PTOR
BARORESE
PTOR
•Efek dari ADH terhadap osmolalitas ADH bekerja pada reseptor V2 dari
plasma bergantung pada fungsi ginjal, membrane basolateral dari ductus kolektivus
dimana proses ini membutuhkan retensi ginjal
atau eksresi air yang cukup. Aktivasi dari reseptor V2 stimukasi kaskade
intraselular (aktivasi adenylate siklase,
•ADH berikatan dengan reseptor
monofosfat adenosine siklis dan protein kinase
vasopressin pada ductus kolektifus
A merangsang pemmasuknya kanal aquporin
kortikal kanal aquaporin terbuka
ke dalam membran luminal.
reabsropsi air meningkat osmolalitas
plasma menurun
Ketika osmolalitas berkurang dibawah
•Hipoosmolalitas meningkatkan
280 m0sm/kg sekresi ADH
peningkatan volume osmoreseptor
karena pergerakan air ke dalam kanal ion berkurang aquaporin berkurang
dan sel potensial aksi sekresi ADH urin menjadi berdilusi melalui
berkurang penghambatan reabsorpsi cairan.
KLASIFIKASI HIPONATREMIA
Hipertonik Hiponatremia Isotonik Hiponatremia
Hipertonik hyponatremia terjadi karena Kondisi hiponatremia yang disebabkan
peningkatan osmolitas plasma >295 mmol/l, karena ada hipertrigliseridemia,
yang biasanya disebabkan oleh zat osmolalitas hiperkolesterolemia atau
lain seperti glukosa.
hiperproteinemia.
Hiperglikemia peningkatan osmolalitas Dimana dapat ditemukan hasil natrium
plasma pergeseran cairan ke dalam sel ( dari
intraselular ke ekstraselular) mendilusi rendah, tetapi ketika dihitung osmolalitas
natrium di ruang ekstraselular. dalam batas normal.
Hipertonik hyponatremia juga dapat disebabkan
Hal ini disebabkan oleh hiperlipidemia atau
oleh pemberian mannitol, sukrosa, hiperproteinemia yang mengambil
radiokontras intravena, dan dekstran presentase volume plasma yang lebih banyak.
dengan berat molekul rendah.
KLASIFIKASI Hipovolume Hiponatremia
HIPONATREMI Hipovolume hiponatremia paling banyak disebabkan:
Gunaydin M, Tugce A, Cil B. Cholestasis in the Baby and Infant. Europian Medical Journal. 2019;4(3):73–82
Gunaydin M, Bozkurter Cıl AT. Progressive familial intrahepatic cholestasis: diagnosis, management, and treatment. Hepatic Medicine: Evidence and Research. 2018 Sep;Volume 10:95–104.
HIPERNATREMIA
DEFINISI
PENYEBAB HIPERNATREMIA
Kehilangan cairan Intake cairan yang Intake natrium yang
indekuat berlebihan (oral atau
Insensible water loss panenteral) atau
Biasanya pada anak
(demam), gastrointestinal kelebihan
dengan gangguan SSP mineralkortikoid
water loss (dehidrasi
(sistem saraf pusat)
karena diare terutama pada gangguan hemostasis
anak <12 th, infektif natrium dan gangguan
breastfeeding) thermoregulasi.
ketidakseimbangan Ketika terjadi infeksi atau
kemampuan intake cairan stress anak dengan
dengan pemberian cairan, gangguan SSP
dan renal water loss hipertermi intake cairan
terganggu
GEJALA KLINIS
HIPERNATREMIA
Iritabilitas dan agitasi Letargis Depressed sensorium Koma
Ranuh I reza, Athiyyah. AF, Diana K N, Juffrie M, Soenarto S, Oswari H, et al. Buku Ajar Gastrohepatologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
TATALAKSANA
HIPERNATREMIA
Bolus cairan intravena secara adekuat untuk menstabilisasi sirkulasi
dengan normal saline atau kristraloid lain (tanpa glukosa)
Hitung deficit cairan yang tersisa.
50% deficit volume cairan tersisa dapat diganti selama 8 jam
pertama, kemudian dilanjutkan selama 16 jam berikutnya.
Defisit cairan bebas = 4 ml x kgBB x jumlah natrium yang ingin
dikoreksi
Cairan yang hilang melalu diare, muntah dan produksi ngt dihitung
saat menghitung cairan pengganti.
TATALAKSANA
HIPERNATREMIA
Kosentrasi dari pengurangan kadar natrium tidak boleh melebih dari 1 meq/L
per jam dan 15 mEq/L selama 24 jam untuk mencegah pertukaran cairan yang
menyebabkan cerebral edema.
Osmlolalitas idiogenik otak membutuhkan waktu selama 48 hingga 72 jam
untuk beradaptasi dengan perubahan konsentrasi natrium, defisit cairan
bebas harus diganti secara bertahap, memastikan bahwa penurunan konsentrasi
natrium serum tidak berlebih.
Pemantauan kadar natrium serial dengan nterval 1 hingga 4 jam diperlukan
pada fase awal koreksi natrium untuk memastikan bahwa nilai natrium serum
turun secara perlahan dan bertahap.
Dibutuhkannya pemantauan urin ouput secara adekuat 1cc/kgBB//jam untuk
menghindari terjadinta akut tubular nekrosis.
KALIUM
FISIOLOGI KALIUM
Kation terbanyak kedua dalam tubuh
Sekitar 98% kalium berada dalam intrasel, terutama dalam otot
rangka, dimana konsentrasinya sekitar 140-150 mEq/L.
Hanya sekitar 2% dari kalium tubuh yang berada pada cairan
ekstraselular, dimana konsentrasinya dijaga antara 3.5-5.5 mEq/L.
Difusi kalium dan natrium diatur oleh pompa ATP. Pompa ion ini
menggunakan ATP untuk memompa tiga ion natrium keluar dari sel
dan dua ion kalium ke dalam sel, yang menciptakan gradien
elektrokimia di atas membran sel.
FISIOLOGI KALIUM
Faktor yang mempengaruhi pompa ATP ini: insulin, glucagon, katekolamin, aldosterone,
keseimbangan asam basa, osmolalitas plasma, kadan kalium dalam intraselular.
Secara normal, 80% kalium dieksresikan melalui ginjal, dimana sebanyak 90% secara
aktif di reabsropsi kembali di sepanjang tubulus ginjal, 15% di eksreksikan melalui feses,
dan 5% nya dieksresikan melalui keringat.
Ginjal dapat menyesuaikan dengan peningkatan asupan dengan meningkatkan ekskresi
kalium, tetapi mereka tidak dapat mencegah eksresi kalium tanpa adanya konsumsi
kalium.
Namun, pada diuresis osmotik, ginjal dapat menyerap lebih sedikit kalium hipokalemia
seperti pada keoasidosis diabetikum.
FISIOLOGI KALIUM
Kalium yang msuk ke sirkulasi portal merangsang pankreas untuk
melepaskan insulin insulin menginduksi perpindahan kalium dari ruang
ekstraseluler ke dalam sel melalui pompa ATP.
Peningkatan kadar kalium dalam sirkulasi menyebabkan sel juxtaglomerulus
ginjal melepaskan renin mengaktivasi angiotensin I diubah di paru-
paru menjadi angiotensin II
Angiotensin II merangsang zona adrenal glomerulosa sekresi aldosterone.
Peningkatan kadar aldosterone menyebabkan duktus kolektivus ginjal
mengeksresikan kalium dan meretensi natrium kadar kalium plasma
menurun.
HIPOKALEMIA
Kadar kalium plasma < 3.5 mEq/L
Mengancam ketika kadarnya < 2.5 mEq/L
KLASIFIKASI HIPOKALEMIA
PENYEBAB
HIPOKALEM
IA
Penyebab
Decreased
hipokalemia
intake/gastrointestinal
terbanyak pada
losses
anak
GEJALA KLINIS
HIPOKALEMIA
•Melibatkan perubahan pad otot rangka dan •Hipokalemia berat bisa menyebabkan
fungsi kardiovaskular karena hipokalemia paralasis periodic (tipe flaksid) dan
hiperpolarisasi membrane ganggaun hiporefleks.
kontraksi otot. •Bisa juga terjadi rhabdomyolisis pada
•Hipokalemia ringan biasanya tidak hipokalemia dengan kadar kalium < 2
bergejala. mEq/L.
•Hipokalemia sedang dapat menyebabkan •Bisa juga terjadi gagal napas.
kelemahan otot, myalgia, kram otot,
konstipasi (gangguan otot polos)
PERUBAHAN EKG
TATALAKSANA
HIPOKALEMIA
Hiperparatiroid Sarkoidosis