Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

HIPERNATREMIA

DIAGNOSA
PENYAKIT Hipernatremia (ICD-10 : E87.0)
(ICD 10)

1. Pengertian Peningkatan kadar natrium lebih dari 145 mmol/L .


(Definisi)

2. Anamnesis a. Gejala klinis hipernatremia biasanya tidak spesifik.


Peningkatan natrium serum dapat menyebabkan gejala-gejala
neurologis.
b. Gejala neurologis yang sering ditemukan pada hipernatremia
akut (<48 jam) antara lain lesu, lemas, mudah marah, kejang,
bahkan koma. Sedangkan pada hipernatremia kronik (>48
jam) telah terjadi adaptasi osmotik, sehingga membatasi
dehidrasi sel saraf dan gejala neurologis yang menyertai. Oleh
karena itu, hipernatremia kronik sering asimtomatik.

3. Pemeriksaan a. Tanda ekspansi volume (misalnya edema perifer dan/ atau


Fisik paru)
b. Tanda penurunan volume (misalnya hipotensi postural,
takikardia, penurunan turgor kulit, membran mukosa kering,
tekanan vena jugularis <5 cmH2O)
c. Kerusakan osmotik pada membran otot juga dapat
menyebabkan rhabdomiolisis hipernatremik.

4. Kriteria
Diagnosis Riwayat penyakit sangat penting untuk menentukan penyebab dan
untuk memandu pengelolaan serta penting untuk menentukan
awitan hipernatremia karena perbedaan tatalaksana hipernatremia
akut dan kronik. selanjutnya, penentuan status volume pasien
adalah langkah penting dalam pengelolaan hipernatremia. Setelah
pemeriksaan awal, pasien dapat dikelompokkan menjadi tiga
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

HIPERNATREMIA

kelompok berdasarkan status volumenya seperti gambar berikut :

5. Diagnosis Hipernatremia
Kerja
6. Diagnosis  hipermagnesemia
Banding  hiperfosfatemia
7. Pemeriksaan 1. Darah Rutin
Penunjang 2. Elektrolit

8. Terapi 1. Menentukan jumlah cairan yang perlu diganti


Tatalaksana utama pada hipernatremia adalah pemberian cairan
yang relatif encer terhadap plasma untuk mengganti defisit air.
Defisit air dapat dihitung secara sederhana melalui rumus
Adrogue dan Madias.

Formula:
Defisit air = (0,5 atau 0,6 x lean body weight x ((Plasma
[Na+]/140-1))

Rumus ini memperkirakan jumlah air yang dibutuhkan untuk


menurunkan kadar natrium serum ke 140 mEq/L. Angka 0,6
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

HIPERNATREMIA

menunjukkan konstanta untuk perkiraan total cairan tubuh pada


laki-laki, sedangkan 0,5 memperkirakan total cairan tubuh pada
perempuan. Konstanta lebih rendah digunakan pada pasien
hipernatremia hipovolemik.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kecepatan koreksi.


Penentuan kecepatan koreksi diperkirakan berdasarkan beratnya
gejala neurologis, kadar natrium serum absolut, dan kecepatan
terjadinya hipernatremia. Penurunan kadar natrium serum yang
disarankan adalah <8–10 mEq/L/hari, karena koreksi yang lebih
cepat meningkatkan risiko edema serebri. Khusus pada kasus
hipernatremia akut yang simtomatik diperlukan koreksi lebih
agresif, yaitu 1 mEq/L/jam untuk 6-8 jam pertama. Tujuannya
untuk mencegah dehidrasi sel, perdarahan intraserebral atau
subarakhnoid atau sindrom demielinasi.

Kehilangan air dari urin, keringat, dan insensible water loss juga
perlu dipertimbangkan. Perkiraan insensible water loss adalah
30–50 mL/jam atau 10 mL/kg/hari. Kehilangan air melalui ginjal
dapat diperkirakan melalui rumus: electrolyte free water
clearance (EFWC) = Volume urin x (1 – [Na urin + K urin]/ Na
serum).

Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis cairan yang tepat.


Apabila pasien hipervolemik atau euvolemik, maka cairan yang
diberikan adalah cairan hipotonik seperti NaCl 0,45% atau
Dekstrosa 5%. Khusus untuk pasien hipovolemik, cairan yang
diberikan adalah cairan isotonik (NaCl 0,9%) terlebih dahulu
hingga volume cairan tercukupi (dilihat dari tanda dehidrasi dan
tekanan darah) kemudian diganti menjadi cairan hipotonik jika
setelah pemeriksaan ulang masih didapati hipernatremia.
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

HIPERNATREMIA

2. Terapi Hipernatremia Lainnya


Tatalaksana pasien hipernatremia hipervolemik memberikan
tantangan sendiri karena bila volume diekspansi maka terjadi
penghambatan vasopresin, menyebabkan ekskresi air melalui
urin. Langkah awal terapi berupa penghentian faktor pencetus
dan pemberian air saja. Selanjutnya cairan dekstrosa 5% dan
diuretic loop dapat diberikan untuk menurunkan natrium serum
dan mempertahankan balance cairan tetap negatif. Hemodialisis
juga telah digunakan sebagai terapi hipernatremia jika hidrasi
dengan atau tanpa diuresis gagal menormalkan kadar natrium
pada pasien dengan indikasi hemodialisis. Terapi pengganti
ginjal kontinyu diketahui bermanfaat pada keadaaan
hipernatremia yang disertai gagal jantung.

9. Edukasi 1. Banyak istirahat / tirah baring


2. Berikan support psikologis dan fisik
3. Komunikasikan tentang kondisi terkini dan pentingnya
asupan cairan yang memadai

10. Prognosis  Ad Vitam : dubia


 Ad Sanationam : dubia
 Ad fungsionam : dubia

11. Penelaah dr. Abdul Fatah SpPD, FINASIM


Kritis dr. Gusti Rizaniansyah Sp.PD FINASIM
12. Indikator Perbaikan kadar natrium darah <145 Meq/L
Medis
13. Kepustakaan Johan, M. Evaluasi dan Tatalaksana Hipernatremi. CDK Journal
(internet). 2021;27(09). Available from:
https://cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/1441/970

Ketua Komite Medik. Direktur RS Petrokimia Gresik


PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

HIPERNATREMIA

dr. Abdul Fatah Sp.PD FINASIM dr.  Dian Ayu Lukitasari

Anda mungkin juga menyukai