Anda di halaman 1dari 28

BQ WIDIA WATI

DETI MAYANG HERMANA


HILDA APRILIA PRATIWI
I GEDE DARMA SATRIA UTAMA
I NYOMAN SANDYA PRANATA
I WAYAN PETER JULIARTA
IDA AYU ARUNDITA RANI PUTRI
ILHAM HAQIQI
IRWINA SYAFITRI

KONSEP TEORI DAN


ASKEP HIPONATREMIA
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Definisi

Hiponatremia adalah suatu ko


ndisi dimana kadar natrium dalam pl
asma lebih rendah dari 135 mEq/L
Klasifikasi
Hiponatremi dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok:

1. Berdasarkan Osmolalitas Plasma


2. Berdasarkan konsentrasi natrium plasma:
3. Berdasarkan konsentrasi ADH
4. Berdasarkan waktu
Klasifikasi
1. Berdasarkan Osmolalitas Plasma
a. Hiponatremia Isotonik
Jika konsentrasi natrium plasma <13
5 mEq/L dan osmolalitas plasma nor
mal yaitu 280-285 mOsm/Kg/H2O.
Klasifikasi
1. Berdasarkan Osmolalitas Plasma
b. Hiponatremia Hipotonik
Jika konsentrasi natrium plasma <13
5 mEq/L dan osmolalitas plasma nor
mal yaitu <280 mOsm/Kg/H2O. Hip
onatremia hipotonik selalu men
ggambarkan ketidakmampuan ginjal dala
m mengekskresikan cairan yang masuk
Klasifikasi
1. Berdasarkan Osmolalitas Plasma
b. Hiponatremia Hipotonik
Berdasarkan jumlah cairan intr
avaskular hiponatremia hipotonik dapat dib
agi menjadi 3 yaitu:
1) Hipovolemik
2) Euvolemik
3) Hipervolemik
Klasifikasi
1. Berdasarkan Osmolalitas Plasma
c. Hiponatremia hipertonik
Jika konsentrasi natrium plasma <35
mEq/L dan osmolalitas plasma normal yait
u >285 mOsm/Kg/H2O.
Contoh : hiperglikemia dan pemberian
cairan hipertonik seperti manitol.
Klasifikasi
2. Berdasarkan konsentrasi natrium
plasma:
 Hiponatremia ringan

Konsentrasi natrium plasma < 135 mEq/L


 Hiponatremia sedang

Konsentrasi natrium plasma < 130 mEq/L


 Hiponatremia berat

Konsentrasi natrium plasma < 120 mEq/L.


Klasifikasi
3. Berdasarkan konsentrasi ADH
a. Hiponatremia dengan ADH meningkat
Peningkatan ADH dikarenakan dep
lesi volume sirkulasi efektif yang menyebab
kan Na keluar berlebihan dari tubuh yait
u ginjal (diuretik, salt-losing nephropaty, hi
poaldosteron) dan non ginjal seperti diar
e.
Klasifikasi
3. Berdasarkan konsentrasi ADH
b. Hiponatremia dengan supresi ADH
fisiologis.
Polidipsia primer atau gagal ginjal
merupakan keadaan dimana eksresi caira
n lebih rendah dibanding asupan cairan ya
ng menimbulkan respons fisiologis untuk
supresi sekresi ADH.
Klasifikasi
4. Berdasarkan waktu

a. Hiponatremia akut
Disebut akut bila kejadian hipo
natremi berlangsung kurang dari 48 jam.
Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang
berat seperti penurunan kesadaran dan k
ejang.
Klasifikasi
4. Berdasarkan waktu

b. Hiponatremia kronik
Disebut kronik bila kejadian hip
onatremia berlangsung lambat yaitu lebi
h dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terj
adi gejala yang berat seperti penurunan ke
sadaran ataupun kejang.
Patofisiologi hiponatremia

Osmolalitas tubuh diatur oleh sekresi arginin vasopresin (AV


P) dan rangsangan haus. AVP merupakan hormon antidiuretik yan
g dihasilkan oleh hipotalamus dan di transportasikan melalui axo
n ke hipofisis posterior. AVP berperan dalam mengatur ho
meostasis. Aktivasi reseptor AVP menyebabkan ekskresi cairan be
rkurang, regulasi AVP juga diatur oleh baroresptor di sistem sa
raf pusat dan sistem kardiopulmonal. Natrium serum merupakan
hasil bagi dari jumlah natrium dengan volume plasma. Osmolalita
s plasma normal yaitu 280-285 mOsm/Kg/H20.
Patofisiologi hiponatremia
1. Hiponatremia Isotonik
Patofisiologi hiponatremia
2. Hiponatremia Hipotonik

Osmolalitas antara cairan intraseluler sa


ma dengan cairan ekstraseluler. Pada ke
adaan hiponatremi hipotonik, jumlah cai
ran plasma lebih besar dibandingkan Ju
mlah solut sehingga osmolalitas plasma m
enjadi turun.
1. Hiponatremia Hipotonik Euvolemik
2. Hiponatremia Hipotonik Hipovolemik
3. Hiponatremia Hipotonik Hipervolemik
Patofisiologi hiponatremia
3. Hiponatremia Hipertonik

Terjadi jika osmolalitas plasma >285 m


Osm/Kg/H2O. Hipertonisitas bisa terjadi ka
rena peningkatan zat terlarut yang tidak be
bas keluar masuk kompartemen.
Manifestasi klinis hiponatremia
Gejala klinis hiponatremia tergantung dari penyakit yang mendasariny
a. Secara umum gejala klini pada hiponatremia dapat dilihat dibawah i
ni.

Sistem tubuh Hiponatremia


Sistem Saraf Pusat Sakit kepala, confusion, hiper atau hipoaktif refleks tendon
dalam, kejang, koma, peningkatan tekanan intrakranial.
 
Muskuloskeletal Weakness, fatigue, muscle cramps/twitching
Gastrointestinal
Anoreksia, nausea, vomiting, diare cair

Hipertensi dan bradikardia secara signifikan


Cardiovascular
meningkatkan tekanan intrakranial
 

Lakrimasi, salivasi
Jaringan
PENATALKSANAAN
1. Pada hiponatremia hipertonik, tatalaksana diberikan langsung pada
penyebabnya. Tidak ada terapi spesifik pada hiponatremia isotonik
selain memberikan terapi pada gangguan metabolisme lipid dan
protein yang mendasari. Untuk hiponatremia hipotonik diberikan
secara simptomatis,dan berdasarkan status volume.

2. Pada hiponatremia hipotonik, gejala biasanya semakin terlihat saat


konsentrasi plasma natrium <120 mEq/L. Tergantung pada status
volume, terapi hiponatremia hipotonik diberikan bertahap, dari
pemberian salin hipertonik pada kasus berat sampai pemberian salin
isotonik pada kasus ringan dan sedang, dan restriksi H 2O bebas
pada kasus asimtomatik. Diuretik dapat diberikan untuk mengobati ke
mungkinan adanya potensial volume overload. Saat gejala sudah berk
urang, terapi harus dikurangi dan terfokus pada koreksi penyebab dari
ketidakseimbangan air dan natrium.
PENATALKSANAAN
3. Pada Hiponatremia Hipervolemik Hipotonik tatalaksana
bertujuan untuk memperbaiki konsentrasi natrium plasma
dengan 1 sampai 2 mEq / L / jam baik menggunakan salin
hipertonik atau salin isotonik, kadang-kadang dalam kombinasi
dengan diuretik, sampai gejala mayor (misalnya, perubahan
status mental yang berat, kejang) mereda.
4. Pada Hiponatremia Hipotonik Euvolemik tatalaksana yang
diberikan bertujuan untuk memperbaiki konsentrasi natrium
plasma dengan 1 sampai 2 mEq/ L/ jam menggunakan salin
hipertonik sampai gejala mayor mereda, kemudian beralih ke
salin isotonik 0,5-1 mEq/ L/ jam setelahnya.
Konsep Askep Hiponatremia
Dasar Data Pengkajian Pasien
Umum
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Malaise, Kelemahan umum, pingsan, kram otot
Integritas Ego
Gejala : Ansietas
Tanda : Gelisah,, ketakutan
Makanan/cairan
Gejala : Mual, anoreksia, haus, Diet rendah natrium
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo
Tanda : Kehilangan koordinasi, stupor, koma, Penggunaan age
n hipoglikemia, diuretic poten, NSAID
Sirkulasi
Tanda : Hipotensi, takikardia, Penurunan nadi perifer
Konsep Askep Hiponatremia
Dasar Data Pengkajian Pasien
Eliminasi
Gejala : Kram abdomen, diare
Tanda : Penurunan haluaran urine
Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk ; bola mata cekung, membrane mukosa
kering, penurunan saliva/keringat
Neurosensori
Tanda : Kedutan otot, Letargi, gelisah, kacau mental, stupor
Pernapasan
Tanda : Takipnea
Keamanan
Tanda : Kulit kemerahan, kering, panas, demam
Sirkulasi
Tanda : Hipertensi, edema umum
Eliminasi : Peningkatan haluaran urine
Konsep Askep Hiponatremia
Dasar Data Pengkajian Pasien
Eliminasi
Gejala : Kram abdomen, diare
Tanda : Penurunan haluaran urine
Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk ; bola mata cekung, membrane mukosa
kering, penurunan saliva/keringat
Neurosensori
Tanda : Kedutan otot, Letargi, gelisah, kacau mental, stupor
Pernapasan
Tanda : Takipnea
Keamanan
Tanda : Kulit kemerahan, kering, panas, demam
Sirkulasi
Tanda : Hipertensi, edema umum
Eliminasi : Peningkatan haluaran urine
Konsep Askep Hiponatremia
Dasar Data Pengkajian Pasien
Kekurangan Natrium Hebat

Sirkulasi : Hipotensi dengan kolaps vasomotor, Nadi cepat, kulit


dingin/lembab, sianosis

Neurosensori

Tanda : Hiperefleksia, Kacau mental/koma


Konsep Askep Hiponatremia

Pemeriksaan Diagnostik

1. Natrium serum : Menurun, kurang dari 135 mEq/L (namun, tanda dan
gejala tidak terjadi sampai kadar kurang dari 120 mEq/L).

2. Natrium urine : Kurang dari 15 mEq/L menandakan konversi ginjal


terhadap natrium karena kehilangan natrium dari sumber nonrenal
kecuali ada pembuangan nefropati. Natrium urine lebih besar dari
20 mEq/L menandakan SIADH

3. Kalium serum : Mungkin turun sesuai upaya ginjal untuk menghemat


natrum pada kalium sedikit.

4. Klorida/ bikarbonat serum : Mungkin menurun, tergantung pada ion


mana yang hilang dengan natrium.
Konsep Askep Hiponatremia

Pemeriksaan Diagnostik

5. Osmolalitas : Umumnya rendah, tetapi mungkin normal


(pseudohiponatremia) atau tinggi (HHNC)
6. Osmolalitas urine : Biasanya kurang dari 100 mOsmol/L kecuali
ada SIADH dimana kasus ini akan melebihi osmolalitas serum.
7. Berat jenis urine : Mungkin turun (kurang dari 1,010) atau
meningkat (lebih besar dari 1,020) bila ada SIADH.
8. Ht : Tergantung pada keseimbangan cairan, mis., kelebihan
cairan versus dehidrasi.
Konsep Askep Hiponatremia
Intervensi
Tindakan/intervensi Rasional
Mandiri 1. Memberikan petunjuk untuk intervensi dini.
1. Identifikasi pasien beresiko terhadap 2. Indikator keseimbangan cairan adalah
hiponatremia dan penyebab khusus, penting, karena baik kehilangan atau
mis; kehilangan natrium atau kekurangan cairan dapat terjadi karena
kelebihan cairan hyponatremia
2. Pantau masukan dan haluaran. 3. Kekurangan natrium dapat mengakibatkan
Hitung keseimbangan cairan. penurunan mental (pada titik koma), serta
Timbang berat badan setiap hari. kelemahan otot umum/kram, kacau
3. Kaji tingkat kesadaran/respons mental.
neuromuskular. 4. Menurunan stimulais ssp dan resiko
4. Pertahankan lingkungan yang tenang; cedera dari komplikasi neurologis misalnya
Konsep Askep Hiponatremia
Intervensi
Tindakan/intervensi Rasional
1. Perhatikan frekuensi dan 1. Terjadi bersama hipokloremia dapat
kedalaman pernafasan. menimbulkan pernafasan lambat/dangkal
2. Dorong makanan dan cairan tinggi saat tubuh mengkompensasi alkalosis
natrium mis. Susu, daging, telur, metabolik
wortel, bit, dan seledri. Gunakan 2. Kecuali kekurangan natrium menyebabkan
jus buah dan kaldu sebagai gejala serius yang memerlukan
pengganti air biasa. penggantian IV segera, pasien mendapat
3. Irigasi selang NGT (bila di gunakan) keuntungan dari pergantian yang lebih
dengan salin normal sebagai lambat melalui metode oral atau
pengganti air pembuangan pembatasan
garam sebelumnya.
3. Irigasi isotonik akan meminimalkan

Anda mungkin juga menyukai