7. Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada diare menurut Muschari (2005) yaitu :
a. Analisis feses
Meliputi pengujian untuk adanya bakteri, ovum dan parasit, darah,
mucus, lemak, urobilinogen, tripsin, leukosit, penurunan substansi dan
PH, mungkin dilakukan untuk menentukan adanya infeksi, infestasi
(adanya parasit dalam tubuh), perdarahan, atau gangguan malabsorbsi.
b. Laju Endap Darah (LED)
Dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan.
c. Hitung Darah Lengkap (HDL)
Dilakukan untuk mengevaluasi adanya anemia pada kasus perdarahan.
d. Radiografi sinar-x lambung, pemeriksaan gastrointestinal bagian atas,
pemeriksaan sinar-x esofagus dan lambung, dan pemeriksaan usus halus
Dilakukan untuk mendeteksi adanya lesi, obstruksi, dan masalah
motilitas.
e. Barium enema (pemeriksaan usus besar, sinar-x kolon) dapat dilakukan
untuk mendeteksi lesi, obstruksi, dan masalah motilitas sistem GI bagian
bawah.
f. CT scan
Mengidenfitifikasi tumor, abses, dan obstruksi kandung empedu.
g. Esofagogastroduodenoskpi (EGD), endoskopi, dan gastroskopi
Merupakan prosedur endoskopik gastrointestinal bagian atas yang
dilakukan menggunakan endoskop serat optik untuk memeriksa lumen
dan lapisan mukosa esofagus, lambung, dan bagian atas usus halus.
Semua pengujian ini menentukan keabnormalitasan jaringan, perdarahan
gastrointestinal dan ulserasi.
h. Kolonoskopi, proktoskopi, anoskopi, sigmoidoskopi dan
proktosigmooidoskopi
Merupakan prosedur endoskopi gastrointestinal bagian bawah yang
dilakukan untuk mengevaluasi kolon dan sekum terminal terhadap adanya
penyakit peradangan usus, pendarahan gastrointestinal dan diare. Biopsi
dapat dilakukan selama prosedur.
8. Penatalaksanaan
a. Medis
Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan
peroral seperti untuk pasien rawat jalan dengan larutan rehidrasi oral yaitu
pemberian minuman sedikit tetapi sering (Pedialyte, Ricelyte). Cairan
rehidrasi oral diberikan sedikit tapi sering (5 sampai 15 ml), meski
terdapat muntah. Dalam hal dehidrasi berat, anak dihospitalisasi untuk
mendapatkan terapi intravena (IV) demi mengatasi dehidrasinya. Jumlah
dehidrasi dihitung dan cairan diganti dalam 24 jam, bersamaan dengan
pemberian cairan rumatan.
Jika ada syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan
salin normal atau larutan Ringer laktat, ulangi jika perlu). Kasus-kasus ini,
bila pemasangan jalur IV tidak berhasil, rute intraoseus dapat dipakai
untuk memberikan cairan dalam keadaan darurat pada anak yang berusia
kurang dari 6 tahun. Bila perfusi sistemik telah membaik, berarti koreksi
dehidrasi telah dimulai.
Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilanjutkan dengan makan-
makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi atau bubur, roti bakar,
biji-bijian kering, dan susu ibu. Makanan dan cairan rehidrasi oral dengan
nyata mengurangi lamanya diare. Secepatnya kembali ke kasus malnutrisi
yang sudah ada sebelumnya. Susu dan jus pada mulanya harus diencerkan
sebelum diberikan.
Antiemetika dan antispasmodic tidak dianjurkan dalam kasus ini.
Antibiotika juga tidak diindikasikan pada kebanyakan kasus, karena
gastoenteritis bakterial maupun viral dapat sembuh dengan sendirinya.
No Intervensi Rasional
1 Beri larutan rehidrasi oral Rehidrasi dan penggantian
kehilangan cairan melalui feses
2 Berikan dan pantau cairan Untuk dehidrasi hebat dan muntah
(intravena) IV sesuai ketentuan serta pemasukan antibiotik bila
diindikasikan
3 Pertahankan pencatatan yang ketat Mengevaluasi keefektifan
terhadap masukan dan keluaran intervensi
(urine, feses, dan emesis)
4 Beri agen antimikroba (antibiotik) Mengobati patogen khusus yang
sesuai ketentuan menyebabkan kehilangan cairan
yang berlebihan
5 Timbang berat badan anak, kaji Mengkaji dehidrasi, mengkaji
tanda-tanda vital, turgor kulit, keadekuatan rehidrasi
membran mukosa, dan status
mental setiap 4 jam atau sesuai
indikasi
6 Instruksikan keluarga dalam Menjamin hasil optimum dan
memberikan terapi yang tepat, memperbaiki kepatuhan terhadap
pemantauan pemasukan dan peraturan trapeutik
keluaran dan mengkaji tanda-
tanda dehidrasi.
(Wong, Donna L, 2004)
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan yang tidak
adekuat, penyebab akibat diare
Tujuan: Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan memuaskan.
Tabel 3. Intervensi keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d masukan yang tidak adekuat, penyebab akibat diare
No Intervensi Rasional
1 Setelah rehidrasi, intruksikan ibu Karena hal ini cenderung
menyusui untuk melanjutkan mengurangi kehebatan dan durasi
pemberian ASI. penyakit
No Intervensi Rasional
1 Observasi dan catat frekuensi Membantu membedakan penyakit
BAB karakteristik faktor pencetus individu
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing. (Ed. 6). Missouri : Mosby