Anda di halaman 1dari 14

RESUME

ASAM BASA, CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Kebutuhan Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu : Bu Isma Yuniar, M. Kep

Disusun Oleh :

Ngafif Prayoga

A11801796/4C

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
Homeostasis

 Himeostasis → Homeo (Unchanging), Stasis (Stanby)


 Hemeostasis : usaha tubuh untuk mempertahankan kondisi stabil atau keadaan
static/konstan dalam lingkungan interna.
 Homeostasis pertama kali diperkenalkan oleh WB Cannon
 Setiap organisme harus memelihara homeostasis untuk bisa hidup.annon
 Setiap organisme harus memelihara homeostasis untuk bisa hidup.

Pendahuluan

 Tubuh manusia terdiri dari 75 triliyun sel.


 Organ merupakan kumpulan sel & jaringan.
 Tiap-tiap sel melakukan adaptasi untuk berfungsi dalam lingkungan interna
sehingga dapat hidup selama tersedia O2, glukosa, ion-ion, asam amino, asam lemak.
 Lingkungan interna adalah cairan ekstra sel atau cairan diluar sel.
 Homeostasis
 Vital bagi organisme, kegagalan memelihara homeostasis segera berakibat sakit
atau meninggal.
 Prinsip homeostasis → dasar fisiologi modern untuk memelihara homeostasis
dalam lingkungan interna yang sering tidak konsisten, tidak dapat diprediksi
dan potensial membahayakan.
 Regulasi Homeostasis
 Auto Regulasi
- Disebut juga Regulasi Intrinsik
- Terjadi spontan terhadap perubahan lingkungan.
Contoh : O2 → Jaringan melepaskan zat kimia → kontriksi → aliran darah ↓
 Regulasi Ekstrinsik
- Terdiri dari sistem syaraf dan sistem hormon.
Sistem Syaraf
- Bagian sensoris : mata, telinga, kulit, dll.
- Susunan syaraf pusat : otak, m.spinalis
- Bagian motoris : penyaluran sebagai reaksi SSP
- Respon cepat
Sistem hormonal
- Hormon yang disekresikan tubuh :
tiroid, korteks adrenal, paranoid, repon tidak secepat sistem syaraf.
 Mekanisme Regulasi Homeostasis
- Reseptor
- Pusat kontrol
- Efektor
 Sistem Integrasi, Equilibium & Homeostasis
- Regulasi Homeostasis → kobtrol karakter lingkungan internal
- Tidak ada satu sistem organ kontrol total karena saling memperbaharui kondisi
masing-masing organ.
Pergerakan cairan ke plasma
Tekanan onkotik plasma meningkat
Co : penambahan koloid, dekstran, manitol dan cairan hipertonik yang lain.
Perpindahan air di antara bagian cairan tubuh
Kekuatan
1. Tekanan osmotik : daya dorong air yang dihasilkan oleh partikel-partikel zat terlarut
didalamnya.
2. Tekanan hidrostatik : kekuatan daya tekan dari cairan
Osmotis adalah pindahnya cairan dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang
tinggi.
Tekanan onkotik adalah tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein.
Perpindahan plasma ke interstitial
Akumulasi cairan di intersitum (edema) terjadi bila tekanan hidrostatik vena meningkat,
plasma onkotik menurun, atau tekanan onkotik interstitial meningkat
 Tekanan Hidrostatik venous
Co : volum berlebih, CHF, gagal hati, trombus vena.
 Tekanan Onkotik plasma menurun
Co : sindrom nefrotik, defisiensi sintetik ataupun pemasukan protein.
 Tekanan Onkotik interstitial meningkat
Co : trauma, terbakar, peradangan.
Jenis-jenis Larutan
 Larutan isotonik
Larutan cairan dengan tekanan sama seperti cairan tubuh normal.
 Larutan hipotonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh.
 Larutan hipertonik
Larutan cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah.
Membran
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh membran permeabel selektif yang
memungkinkan gerakan air dan beberapa zat terlarut.
Membran permeabel tubuh meliputi :
1. Membran sel : memisahkan CIS dari CIT, terdiri atas lipid dan protein.
2. Membran kapiler : memisahkan CIV Dan CIT
3. Membran epitliel : memisahkan CIT dan CIV dari CTS
Co : epitelium mukosal dari lambung dan usus, membran sinovial dan tubulus ginjal.
Gangguan Keseimbangan Cairan (Hipovolum)
Penyebab :
1. Kehilangan melalui saluran cerna : muntah,diare
2. Poliuria
3. Demam
4. Keringat berlebih
5. Kurang pemasukan air
6. Perdarahan
7. Luka bakar

Gejala

1. BB turun 2% hipovolum ringan


BB turun 5% hipovolum sedang
BB turun 8% hipovolum berat
2. Menurunnya kelembapan di mulut, turgor kulit dan lidah
3. Menurunnya produksi urin kurang dari 30 ml/jam untuk orang dewasa
4. Hipotensi postural bila pasien bergerak dari tidur kw duduk
5. Frekuensi nadi cepat
6. Menurunnya temperatur tubuh
7. Tekanan vena sentral kurang dari 4 cm H2O
8. Meningkatnya berat jenis urin
9. Blood Urea Nitrogen meningkat
10. Hematokrit meningkat

Hipervolum
Penyebab :
1. Gangguan mekanisme seperti : gagal jantung, ginjal, hati
2. Makanan dan pemberian infus yang mengandung natrium berlebih

Gejala

1. BB naik 2% : hipervolum ringan


BB naik 5% : hipervolum sedang
BB naik 8% : hipervolum berat
2. Udema perifer
3. Distensi vena perifer
4. Poliurasi bila fungsi ginjal baik
5. Asites dan efusi pleura
6. Tekanan vena sentral lebih dari 11 cm H2O
7. BUN menurun karena dilusi plasma
8. Hematokrit menurun
9. Bila sudah berat terjadi edema paru

Pengkajian Keperawatan

 Fisiologis
1. Mempunyai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan gangguan dalam
homeostasis cairan dan elektrolit (kolitis, DM)
2. Menerima obat atau terapi yang dapat menyebabkan gangguan status cairan,
elektrolit dan asam basa (diuretik, penghisapan NGT)
Pengkajian Fisik
 Integumen
1. Kemerahan
2. Perubahan turgor kulit
3. Edema
4. Penurunan kelembapan
 Sistem Kardiovaskuler
1. Pengkajian distensi vena jugularis
2. Pengisian kapiler
 Sistem Neurologis
Perubahan pada tingkat kesadaran
 Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah
Pemantauan Hemodinamik
1. Invasif
Pengukuran CVP. (N):2-6 mmHG atau 5-12 cm H2O
2. Non Invasif
Tanda vital :
- Suhu tubuh
- Kedalaman dan frekuensi pernafasan
- Frekuensi jantung/nadi
- Tekanan darah
Therapy Cairan
Kritaloid
 Contohnya : RL atau NaCL 0,9%
 Harga murah
 Terapi garis pertama untuk mempertahankan volum plasma pada pasien dengan
hemodinamik stabil
 Memerlukan volum 4x > dari koloid
Koloid
 Ekspansi volum plasma tanpa ekspansi interstitial
 Lebih kuat daripada kristaloid
 Masa kerja lebih lama dibandingkan kristaloid
 Oksigenasi jaringan lebih baik
 Resiko terjadi edema paru dan sistematik lebih kecil
Pengobatan
1. Tes cairan
Bila CVP < 5 cm H2O, beri cairan 200-300 cc dalam 5-10 menit.
Observasi perubahan CVP, BP, paru & urin
2. Jika CVP tidak berubah atau naik hanya 2-3 cm H2O kemudian turun, BP tidak stabil,
bunyi paru normal, beri cairan 200 cc selama 1 menit.
3. Jika CVP selalu kurang dari 5 cm H2O dan tanda vital tidak berubah berikan cairan
500 cc/jam sampai BP normal atau cari penyebab lain : jantung, ginjal
Elektrolit
Fungsi elekrtrolit adalah :
1. Turut mengatur volum cairan tubuh melalui tekanan osmotik
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa
Natrium
Ion Kation terbanyak di CES ( kurang lebih 90%)
Normal plasma :135-145 mEq/liter
Berperan : osmolitas darah dan mengatur regulasi volum CES
Kontrol Na diatur oleh : aldosteron, antidiuretik hormon (ADH), atrial natriuretic peptida
(ANP).
Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na
ADH : mengurangi reabsorpsi Na
Kekurangan ADH akan mengeluarkan banyak urin dan memperbaiki level Na+
diekstrasel
ANP : meningkatkan ekresi air dan Na oleh ginjal bila level NA+ tinggi.

Hiponatremi
Sebab
- Keringat banyak, muntah, diare, poliuri
- Perdarahan, efusi, ascites, edema karena gagal ginjal

Gejala : kelemahan otot, pusing, sakit kepala, hipotensi, takikardi dan syok..

Koreksi Na :

0,6 X BB X (0140- Na Plasma)

Hipernatremi

Sebab

- Pemasukan Na yang berlebih


- Tidak mampu mengeluarkan Na
- Dehidrasi

Gejala : rasa haus, hipertensi, edema, kesadaran menurun

Koreksi dengan penambahan cairan

Kalium (Potasium)

 Ion K + merupakan kation terbanyak dalam cairan intrasel (140 mEq/liter)


 Konsentrasi K serum normal 3,5-5,5 mEq/L
Berperan dalam :
- Metobolisme sel dan kontraksi sel membran otot, saraf dan beberapa kelenjar.
- Membantu agar volum cairan intrasel normal.
- Membantu regulasi ph dengan cara ketika K+ bergerak keluar sel terjadi pertukaran
dengan H+.
Hipokalemi
Sebab
- Pemasukan kalium yang kurang : malnutrisi, anoreksia nervosa.
- K keluar dari gastrointestinal : diare, muntah
- K keluar dari ginjal : pemakaian diuretik, diabetik ketoasidosis
- Alkalosis (K masuk ke CIS)
Tanda dan gejala
- Susunan saraf pusat : disorientasi
- Kardiovaskuler : VES, ST depresi, Gel T terbalik, kadang adanya gel U, sensivitas
digitalis meningkat.
- Otot rangka : kelemahan, hipotonik disertai reflek-reflek hipoaktif.
- Otot polos : ileus paralitik, distensi lambung, mual dan muntah.
Tindakan
Koreksi KCL : (4.5 – K) x BB : 3
Hiperkalemi
Sebab
- Kelebihan kalium
- Gagal ginjal
- Kekurangan aldosteron
- Asidosis (K keluar CIS )
Tanda dan gejala
- Mual, muntah, diare, kelemahan otot
- Dapat menyebabkan kematian ventrikes fibrilasi
- Pada EKG : Gel T tinggi, ST depresi
Koreksi hiperkalemia
- Diuretik
- Kalsium glukosa/klorida
- Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dengan memberikan glukosa dan
insulin (Dektrosa 40% 2cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg BB)
- Memberikan NaHC03

Kalsium

Terdapat didalam tulang sebagai garam fosfat dan karbonat.


Kadar kalsium serum total 8,5 – 10,5 mg/dL atau SI : 2.1 – 2.6 mmol/L

Kalsium dibutuhkan untuk : kontraksi otot, transmisi impuls saraf, sekresi hormon,
pembekuan darah dan penyembuhan luka

Pengaturan dilakukan :

- Hormon paratiroid (PTH)


- Hormon kalsitonin

Hipokalsemi

Sebab

- Kehilangan kalsium, pemasukan yang kurang, hipoparatiroid


- Pemberian transfusi yang banyak

Gejala

- Reflek hiperaktif, kram otot, tetani dan kejang

Tindakan

- Koreksi Ca Cl2 0,2 cc/kg BB


- Ca glukonas 0,5 cc/kg BB

Hiperkalsemi

Sebab

- Hiperparatiroid, kanker
- Kelebihan pemasukan kalsium/ vit D

Gejala

- Lesu, lemah, anoreksia, mual, muntah


- Poliuria, gatal, depresi, disorientasi
Magnesium
Setelah kalium, magnesium adalah kation intraseluler yang terbanyak. Kadar
magnesium serum 1,5-2,5 mEq/L
berfungsi sebagai :
- Kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat dan protein
- Aktivitas neoromuskular, transmisi impuls saraf dan fungsi miokard
- Dibutuhkan untuk sekresi hormon paratiroid.

Hipomagnesium

Sebab

- Kekurangan pemasukan Mg atau banyak kehilangan melalui urin atau feses


- Malnutrisi, diabetes melitus
- Terapi diuretik

Gejala

- Lemah, iritabilitas, tetani, delirium, kejang


- Disorientasi,anoreksia, mual dan aritmia jantung

Koreksi

- Akut : 1-2 gr MgSO4 atau 0,2 cc/kg BB

Hipermagnesium

Sebab

- Gagal ginjal, pemasukan yang berlebih


- Kekurangan aldosteron, hipogiroidism

Gejala

- Hipotensi, kelemahan otot atau paralisis


- Mual, muntah

Koreksi

- Bila gagal ginjal dapat diberikan diuretik atau dialisa


- Pemberian garam kalsium
- Bila terdapat penekanan pusat pernafasan, lakukan pernafasan buatan

Keseimbangan Asam Basa


Bila terjadi gangguan keseimbangan asam basa akan mengganggu aktifitas sel dan akan
mengganggu homeostastis tubuh

Asam Basa
 H+ dinamakan proton (donor)
Suatu cairan disebut asam apabila mampu melepaskan atau menyumbang H+
 (OH-) ion hidroksida atau akseptor proton
Suatu cairan bersifat basa bila mampu menerima H+
Konsep PH
Ph= -log (H+)
{H+}=0,0000001 g/L =7 (netral)
PH beerbanding terbalik dengan {H+}
Catatan :
H+ meningkat : Ph rendah =asam/asidosis
H+ rendah= Ph tinggi = basa/alkaliosis
PaO2 (Tekanan patrial oksigen darah)
 Tekanan yang ditimbulkan oleh O2 yang terlarut dalam darah atau menunjukan
kemampuan paru untuk mengoksigenasi darah
 CO2 merupakan hasil akhir metabolsime tubuh
 Perubahan konsentrasi CO2 menyebabkan perubahan H+

H20+CO2 <-> H2CO3 <->H+ +HCO

Apabila jumlah CO2 ditingkatkan reaksi akan bergeser ke kanan sehingga jumlah H+
meningkat,

Apabila jumlah CO2 diturunkan reaksi akan bergeser ke kiri sehingga jumlah H+
menurun
CO2

 Nilai CO2 : 35-45 mmHg


 Kontrol CO2 oleh paru-paru dan pusat pernafasan di medula
 Penilaian terhadap CO2 memberikan gambaran terhadap keadaan alveolar ventilasi
HCO3
 Merupakan ion dalam larutan, Kadar CO3 dikontrol oleh ginjal
 Standar Bkarbonat (SBC) adalah konsentrasi ion bikarbonat dalam plasma
 Aktual Bikarbonat (ABC) digunakan untuk menyatakan kadar bikarbonat dalam darah
pasien sesuai dengan Pa CO2 yang ada

Basa Excess (BE)

 jumlah asam kuat atau basa kuat pada setiap liter darah yang bertambah akibat gangguan
metabolik
 Nilai positif menggambarkan kelebihan basa
 Nilai negatif menggambarkan kekurangan basa

B. SISTEM RESPIRASI

 Jika pH turun maka paru akan meningkatkan frekuensi kedalam ventilasi


 Jika Ph naik maka paru akan mebguurangi frekuensi dalam ventilasi

Gangguan Respiratorik

1. Asidosisi Respiratorik

Terjadi karena hipoventilasi (peningkatan PCO2)

Penyebab: Akut: Pneumotorak, efusi pleura, atelektasis

Kronik; Emfisema, asma, bronkitis, penekanan pusat pernafasan, gangguan otot pernafasan

2. Alkalosis Metabolik
Penyebab : Pengeluaran asam kuat msal myuntah.
Pengkajian Sistematis Gas Darah Arteri
 Perhatikan Ph
PH >7,45 (alkalosis)
PH<7,35 (Asidosis)
pH 7,35-7,45 normal
 Menentukan penyebab gangguan primer
 Menentukan terjadinya kompensasi/tidak
 Melihat kadar PaO2 untuk melihat adanya hipoksia

Anda mungkin juga menyukai