Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

HEMODIALISIS (HD) DENGAN


HIPOTENSI

Ajeng Soleha,S.Kep,Ners
Tujuan Pembelajanan
Umum :
• Peserta mampu memberikan asuhan keperawatan pasien
hemodislisis pada pasien dengan hipotensi

Khusus :
1.Peserta dapat memahami anatomi dan fisiologi ginjal
2. Peserta dapat memahami definisi,komplikasi, dan
tahapan Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
3. Peserta dapat memahami Konsep dasar HD dan
hipotensi
4. Peserta dapat melakukan pengkajian, merumuskan
diagnosa,intervensi,implementasi dan evaluasi
keperawatan pasien HD dengan hipotensi
OUTLINE
• ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
• DEFINISI PGK
• DEFINISI dan KOMPLIKASI SELAMA
HEMODIALISIS
• KONSEP DASAR HIPOTENSI
• ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HD DENGAN HIPOTENSI
ANATOMI GINJAL
a. Organ ginjal berbentuk seperti kacang (bean)
b. Terletak retroperitoneal
c. Ginjal kiri lebih tinggi dibandingkan ginjal kanan
d. Berat setiap ginjal ± 150 gram dengan panjang 10-12 cm
e. Ginjal menerima 20 – 25% dari CO melalui arteri renalis yang
berasal dari Aorta abdominalis
f. Ginjal terdiri dari 400 ribu- 1,2 juta unit fungsi yang disebut nefron
g. Anterior :
ginjal kanan → liver, duodenum, colon
ginjal kiri → lambung, pankreas, limpa,yeyunum & colon
descendens
h. Posterior : diafragma, m. quadrus lumborum,rusuk 12 & 3
syaraf (subcostal, iliohypogastric, ilioinguinal)
i. Medial : hilum ( tempat arteri & vena renalis, syaraf, saluran limfe
serta pelvis ginjal)
j. Superior : kelenjar adrenal
k. Norfologi ginjal dibagi menjadi bagian luar (kortek) dan bagian
dalam (medula)
Fungsi Ginjal
1. Fungsi Eksresi Ginjal :
Mempertahankan osmolaritas
plasma dengan eksresi air
Mempertahankan kadar elektrolit
dalam batas normal
Mempertahankan pH dengan
mengeluarkan H+ dan membentuk
kembali HCO3-
Mengekresikan produk akhir nitrogen
dan metabolisme protein terutama
urea, asam urat dan kreatinin
Fungsi Ginjal
Fungsi Non-Eksresi Ginjal :

a. Menghasilkan renin : penting


untuk pengaturan tekanan darah
b. Menghasilkan erytropoietin :
stimulasi produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang
c. Metabolisme vit.D menjadi bentuk
aktifnya
d. Degradasi insulin
e. Menghasilkan prostaglandin
PENYAKIT GINJAL KRONIS (PGK )/
Chronic Kidney Disease (CKD)
Definisi
• Gangguan fungsi ginjal yg
progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan
metabolismedan keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga
terjadi uremiadan retensi urea
serta sampah nitrogen lain
dalam darah (Smeltzer,2002)
The National Kidney Foundation (NKF) membagi ke dalam 5 tahap
berdasarkan laju
filtrasi glomerulus (LFG)
Hemodialisis
DEFINISI
Hemodialisis merupakan salah satu
terapi pengganti ginjal(TPG) dengan
tujuan mengeliminasi sisa produk
metabolisme (protein) dan koreksi
gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit antara kompartemen
darah dan dialisat melalui membran
semipermiabel pada dialiser yang
berperan sebagai alat filtrasi.
(Sukandar,2006:162)
Prinsip HD (Sukandar ,2006:162)
Ada 3 prinsip dalam HD :
Difusi adalah pergerakan zat-zat
terlarut (solute) dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah melalui
membran semipermeabel. Difusi adalah
proses spontan dan pasif dari solute.
Osmosis adalah pergerakan cairan
dari larutan berkonsentrasi rendah ke
larutan berkonsentrasi tinggi melalui
membran semipermeabel
Prinsip HD (Sukandar ,2006:162)

Ultrafiltrasi adalah proses


perpindahan air dan zat-zat
terlarut yang permeabel melalui
membran semipermeabel, karena
adanya perbedaan tekanan
hidrostatik. Pergerakan
air terjadi dari kompartemen
bertekanan hidrostatik tinggi ke
kompartemen yang
bertekanan hidrostatik rendah
KOMPLIKASI INTRA
HEMODIALISIS

Definisi
Adanya manifestasi klinis terkait dengan
hemodialisis yang terjadi selama sesi dialisis
atau dalam 24 jam pertama setelah
hemodialisis berlangsung
Hipotensi 25-60%
Komplikasi yang
Aritmia 5-25%
sering terjadi levy et.al
Kram 5-15%

Mual dan muntah 5-10%

Sakit kepala 5-10%

Nyeri punggung 2-5%

Nyeri dada 2-5%

Gatal-gatal 1-5%

Demam 1%
INTRADIALISIS HIPOTENSION (IDH)

DEFINISI
• Sebagai penurunan tekanan darah sistol sebanyak ≥20
mmHg atau tekanan rata-rata arteri (MAP) ≥ 10 mmHg,
terjadinya iskemia organ akhir dan membutuhkan
intervensi untuk meningkatkan tekanan darah
(National Kidney Foundation Disease Outcomes
Quality Initiative)
(K/DOQI)

• Kasus hipotensi intradialisis di Indonesia


mengalami kenaikan setiap tahunnya dari data
Indonesian Renal Registry (2018) jumlah
kejadian hipotensi intradialisis pada tahun 2017
sebanyak 21.412 dan meningkat menjadi 32.911
pada 2018.
Klasifikasi Komplikasi
intradialisis Hipotension(IDH)
1. Komplikasi teknis
konsentrasi natrium, suhu cairan dialisis dan jenis
dialisat yang digunakan dalam dialisis

2. Komplikasi non teknis


Jenis kelamin, usia, riwayat penyakit DM, hipertensi,
anemia, lama hemodialisa, pasien menggunakan obat
antihipertensi sebelum HD , penyakit kardiovaskular,
kenaikan berat badan yang tinggi
PENYEBAB IDH
1. Penurunan volume darah
Ultrafiltrasi tinggi,Target BBK terlalu
rendah,konsentrasi dialisat yang terlalu
rendah
2. Efek vasokonstriksi
Food Ingestion, Pemakaian dialisat
acetate,iskemia jaringan,temperatur
dialisat yang tinggi,autonomik
neuropati,minum obat hipertensi
sebelum HD
3. Faktor jantung
Kegagalan meningkatkan cardiac output
PENCEGAHAN
1. Faktor pasien
• Hindari IDWG yang berlebih <5% BB
• Penentuan BBK yang tepat
• Diit rendah natrium
• Tidak makan selama HD

2. Faktor prosedur dialisis


• Hindari UFR tinggi
• Penggunaan mesin HD yang dilengkapi UF profil
• Natrium dialisat tinggi 140-149mEq/l
• Na profilling
• Dialisat bicarbonate
• Temperatur dialisat yang rendah 34-35 derajat

3. Farmakologi
• Hindari konsumsi obat OAH sebelum HD
• Kurangi pemberian obat2 narkotik,analgesik, dan sedative
PENATALAKSANAAN
• Posisikan pasien datar
• Turunkan/matikan ultrafiltrasi rate (UFR)
• Berikan NaCl
• Jika tidak ada perubahan lanjutkan
pemberian Nacl sampai 500ml
• Jika tekanan darah sudah stabil,
lanjutkan dialisis dan atur kembali UFR
• Jika tekanan darah masih rendah lapor
dokter
• Beri cairan hipertonis
• Jika TD masih rendah Pertimbangan
penyebab lain
PENGKAJIAN

• DATA DASAR
Nama : Tn. L
Tgl lahir : 8/8/2001
Jenis kelamin : Laki-laki
RM : 4294269
Alamat: Jln Caman Baru Bekasi
Diagnosa medis : CKD st 5
Agama : Kristen
Data Fokus tgl 4/11/2021
• Data obyektif
Data subyektif • TD 161/121mmhg, nadi 90X permnt, RR
18Xpermnt, suhu 36.5
•Pasien mengatakan minum 700ml• BB datang 58.8kg
perhari, Urine tidak ada • BBK 54 kg TB 151cm
•Hd terakhir mengeluh TD turun di• Saat HD TD turun di jam ke 4
(94/71mmhg nadi 100XRR 18X permnt)
jam ke 4 • kram di kedua ekstremitas
• Saat terjadi hipotensi pasien • Pasien tampak gelisah
mengeluh lemas, pusing, kram di• Akses vaskuler di tunnel chateter vena
jugolaris kanan,tidak ada tanda2 infeksi di
ke dua ekstermitas,pandangan akses vaskuler
mata gelap • Pasien menggunakan mesin B braun dgn
dialisat high calcium Ca >1.3 mmol/L,
dialiser menggunakan diacap pro 13 H
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan keseimbangan
cairan berhubungan dengan
penurunan fungsi ginjal
2.Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi
3.Resiko jatuh
INTERVENSI & IMPLENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN DX 1
1.Lakukan pengkajian IDWG pasien
2.Timbang BB datang
3.Obersavasi TTV pre, intra dan
post HD
4.Lakukan perawatan CDL
5.Lakukan tindakan HD dgn
program UF 5000ml UFR 1000ml
perjam durasi 5 jam heparin
reguler
6.Timbang BB post HD
• INTERVENSI&IMPLEMENTASI DX KE 2
1. Kaji BBK pasien
2. Obervasi TTV dan keluhan pasien
3. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung (mis. Dipsnea, kelelahan, edema,
ortopnea, proxysmal nocturnal dypsnea,
peningkatan CVP,nyeri dada)
4. Posisikan pasien datar
5. Turunkan/matikan UFR
6. Berikan NaCl
7. Jika tidak ada perubahan lanjutkan pemberian
Nacl sampai 500ml
8. Jika tekanan darah sudah stabil, lanjutkan
dialisis dan atur kembali UFR
9. Jika tekanan darah masih rendah lapor dokter
10. Beri cairan hipertonis
11. Kolaborasi dengan dokter
INTERVENSI&IMPLEMENTASI DX KE 2

12. Monitor toleransi aktivitas pasien


13. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
14. Monitor sianosis perifer
15. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
16. Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
INTERVENSI&IMPLEMENTASI DX KE 3 Resiko jatuh
• Kaji resiko jatuh
• identifikasi kebutuhan keamanan
klien
• Identifikasi hal-hal yang
membahayakan di lingkungan
• Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan resiko
• Ajarkan pasien cara
meminimalkan cedera
• Berikan pencahayaan yang cukup
INTERVENSI&IMPLEMENTASI DX KE 3
• Sediakan lingkungan yang aman untuk
pasien
• Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
(misalnya memindahkan perabotan)
• Memasang side rail tempat tidur
• Menyediakan tempat tidur yang nyaman
dan bersih
• Membatasi pengunjung
• Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien.
• Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan pasien
• Gunakan gelang kuning
EVALUASI
• DX 1
√ Subyektif : Pasien mengatakan tidak ada
keluhan
√ Obyektif : BB pulang 55.1kg
TD 118/80mmhg nadi 90X/mnt RR 18X/mnt
UF yg tercapai 4439ml
√ Asesmen : Gangguan keseimbangan teratasi
sebagian
√ Plan : edukasi tentang intake cairan
selama 24 jam
EVALUASI
DX ke 2
Subyektif : pasien mengatakan
tidak ada keluhan
Obyektif : TD 118/80mmhg nadi
90X/mnt RR 18X/mnt

Asesmen : Gangguan curah


jantung teratasi
EVALUASI
Dx ke 3
Subyektif : pasien mengatakan
tidak pusing
Obyektif : pasien tampak tidak
lemas, pasien bisa bangun dari
tempat tidur sendiri tanpa dibantu
perawat
Asesmen : Resiko jatuh Tidak
terjadi
• Plan : Intervensi dihentikan
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai