Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

KSM ILMU PENYAKIT DALAM


CEDERA GINJAL AKUT
2022

RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman


SANGLAH 00 1/5
DENPASAR
Ditetapkan oleh:
PPK Tanggal terbit: Direktur Utama
RAWAT
JALAN
CEDERA dr. I Wayan Sudana, M.Kes
GINJAL NIP 19650409 199509 1 001
AKUT

No.ICD 10 N17
Pengertian Cedera ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) adalah
penurunan cepat laju filtrasi glomerulus (LFG) dalam jam
hingga minggu yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti
kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme
nitrogen, dengan atau tanpa gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Cedera ginjal akut didefinisikan ketika salah satu dari
kriteria berikut terpenuhi :
 Serum kreatinin naik sebesar ≥ 0,3 mg/dL atau ≥
26μmol /L dalam waktu 48 jam atau
 Serum kreatinin meningkat ≥ 1,5 kali lipat dari nilai
referensi, yang diketahui atau dianggap telah terjadi
dalam waktu satu minggu atau
 Output urine <0.5ml/kg/hr untuk> 6 jam berturut-turut

Anamnesis Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti untuk


mencari penyebabnya seperti misalnya operasi,
kardiovaskular, angiografi, riwayat infeksi (infeksi kulit,
infeksi tenggorokan, infeksi saluran kemih), riwayat
bengkak, riwayat kencing batu, atau riwayat keganasan
pada bagian kandungan.
Pemeriksaan Mencari penyebab AKI terutama keadaan
Fisik hipoperfusi (kehilangan volume dan hipotensi) dan
obstruksi saluran kemih. Sepsis harus dicurigai pada
keadaan hipotensi persisten, khususnya pada kasus
sepsis intraabdominal. Penyakit ginjal intrinsik dalam
bentuk vaskulitis mungkin dapat diketahui dengan
dijumpainya ras kulit spesifik, uveitis dan/atau arthropati.
Penyakit ginjal intrinsik dapat dipertimbangkan sebagai
penyebab apabila tidak ditemukan adanya dehidrasi,
hipotensi dan obstruksi. Pengaruh AKI harus dinilai
apakah terjadi kelebihan cairan yang ditandai dengan
edema perifer dan edema paru yang meningkatnya
kebutuhan oksigen. Pada AKI berat sering disertai
dengan perikarditis dan ensefalopati.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
KSM ILMU PENYAKIT DALAM
GAGAL GINJAL KRONIK
2022

RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman


SANGLAH 00 2/5
DENPASAR
Ditetapkan oleh:
PPK Tanggal terbit: Direktur Utama
RAWAT
JALAN
GAGAL dr. I Wayan Sudana, M.Kes
GINJAL NIP 19650409 199509 1 001
KRONIK

Kriteria
Diagnosis

Klasifikasi cederat ginjal akut berdasarkan criteria Acute


Kidney Injury Network (AKIN) dan RIFLE menggunakan
kadar kreatini serum atau GFR dan produksi urin.
Diagnosis Acute on chronic kidney disease
Banding Gagal ginjal kronik
Pemeriksaan Pada pasien dengan sepsis, pemeriksaan laktat dan gas
Penunjang darah perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
metabolik berat. Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan
segera dilakukan adalah antineutrophil cytoplasmic
antibodies (ANCA), anti-glomerular basement membrane
antibodies (anti-GBM), elektroforesis serum dan protein light
chains bila memerlukan terapi oleh spesialis. Pemeriksaan
lain yang penting adalah profil koagulasi, apusan darah tepi,
haptoglobin yang dapat ditemukan pada Haemolytic Uraemic
Syndrome, hipertensi malignan, skleroderma and pre-
eklampsia.
Foto rontgen dada dilakukan untuk mencari etiologi
penyakit seperti pneumonia dan vaskulitis, serta mencari
tanda-tanda kelebihan cairan. USG ginjal yang dilakukan
dalam 6 jam untuk melihat adanya obstruksi saluran kemih.
Pemeriksaan CT-kontras dilakukan untuk mencari keadaan
yang dapat diatasi dengan pembedahan (intraabdominal
abscess, ischaemic bowel)
Konsultasi Kardiologi, Obs-Gyn, Intensivist
Perawatan Poliklinik
Rumah Sakit Ruangan biasa
Ruang intensif bila adanya penurunan fungsi ginjal progresif
atau dengan komplikasi lainnya
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
KSM ILMU PENYAKIT DALAM
GAGAL GINJAL KRONIK
2022

RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman


SANGLAH 00 3/5
DENPASAR
Ditetapkan oleh:
PPK Tanggal terbit: Direktur Utama
RAWAT
JALAN
GAGAL dr. I Wayan Sudana, M.Kes
GINJAL NIP 19650409 199509 1 001
KRONIK

Terapi/  Pemulihan perfusi ginjal


tindakan Sebagian besar kasus AKI berkaitan dengan
kondisi sepsis dan deplesi volume, sehinga hal yang
penting dilakukan adalah memulihkan perfusi ginjal
sesegera mungkin, Hal ini akan memulihkan fungsi
ginjal dan menghindari berkembangnya nekrosis
tubuler akut
 Optimalisasi volume intravaskuler
Status volume harus dipantau dengan ketat dan
segera pasien dikategorikan apakah mengalami
hipovolemik, euvolemik atau hipervolemik.
Pasien dengan hipovolemik mungkin
menunjukkan tanda dehidrasi dan oligourik (output
urin < 30 ml/jam) dengan urin pekat (BJ > 1.020).
Tidak ada baku emas yang dapat dipakai
menetapkan kondisi dehidrasi, namun keadaan
hipotensi (TDS < 110 mmHg), hipotensi postural,
akral dingin, turgor kulit dan membrane mukosa yang
menurun merupakan tanda adanya dehidrasi.
Hipovolemia harus segera dikoreksi dengan
pemberian bolus cairan kristaloid secara berulang
sebanyak 250 - 500 ml sampai dengan 2 liter dalam 2
jam.
 Optimalisasi tekanan darah
Hipotensi dengan tekanan darah sistolik (TDS)
<110 mmHg / mean arterial pressure (MAP) < 65
mmHg) memerlukan penilaian segera dan bila
diperlukan diberikan terapi cairan dan obat
vasopressor.
 Pengecekan Obat
Penghentian sementara obat ACEi dan ARBs
perlu dilakukan pada pasien dengan dehidrasi,
hipotensi (TDS < 110 mmHg) dan /atau penurunan
fungsi ginjal. Meliputi obat yang mengganggu
otoregulasi ginjal (ACEi/ARB, NSAID) dan obat yang
dapat menurunkan tekanan darah. Obat
antihipertensi termasuk diuretika sebaiknya ditunda
bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg) atau pada
pasien dengan penurunan relatif (TDS < 120 mmHg).
Semua obat yang dimetabolisme dan diekskresi
oleh ginjal harus diatur dosisnya dengan asumsi
2
bahwa eLFG < 10 ml/min/1,73m . Termasuk obat itu
adalah: heparin berat molekul kecil, opiat, penicillin
dan turunannya, antidiabetik golongan sulfonilure.
Walaupun metformin tidak nefrotoksik, bila
terakumulasi dalam badan, dikawatirkan
menyebabkan asidosis laktat yang mengancam jiwa.
Gentamisin tak boleh dihentikan bila benar-benar
diperlukan untuk mengobati sepsis. Bila dipakai,
kadar harian obat dalam darah harus dipertahankan <
1 mg/l.
 Menurunkan risiko contrast induced AKI
AKI sekunder akibat media kontras radiologi
biasanya terjadi dalam 72 jam setelah paparan
kontras. Risiko befropati kontras dapat dikurangi
dengan menghentikan sementara obat nefrotoksik
dan pemberian ekspansi volume.

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


KSM ILMU PENYAKIT DALAM
GAGAL GINJAL KRONIK
2022

RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman


SANGLAH 00 4/5
DENPASAR
Ditetapkan oleh:
PPK Tanggal terbit: Direktur Utama
RAWAT INAP
GAGAL
GINJAL dr. I Wayan Sudana, M.Kes
KRONIK NIP 19650409 199509 1 001

Tempat Rumah Sakit


Pelayanan
Penyulit Sepsis, gagal jantung, infark miocard, angina pectoris,
stroke/TIA
Informed Tertulis
Consent
Tenaga Dokter umum, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter
Standar Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi
Lama
Tergantung komplikasi
Perawatan
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
KSM ILMU PENYAKIT DALAM
GAGAL GINJAL KRONIK
2022

RSUP No. Dokumen No. Revisi Halaman


SANGLAH 00 5/5
DENPASAR
Ditetapkan oleh:
PPK Tanggal terbit: Direktur Utama
RAWAT INAP
GAGAL
GINJAL dr. I Wayan Sudana, M.Kes
KRONIK NIP 19650409 199509 1 001

Masa Tergantung komplikasi


Pemulihan
Hasil Tidak ada perburukan fungsi ginjal
Patologi Dilakukan
Otopsi Tidak dilakukan
Prognosis Tergantung keadaan klinik dan derajat gagal ginjal. Perlu
diperhatikan faktor usia, makin tua makin jelek prognosanya,
adanya infeksi yang menyertai, perdarahan gastrointestinal,
penyebab yang berat akan memperburuk prognosis.
Penyebab kematian tersering adalah infeksi (30-50%)
Tindak Lanjut Kontrol dan mengikuti saran yang diberikan
Tingkat IA
Evidens &
Rekomendasi
Indikator Perbaikan klinis dan pemeriksaan penunjang berupa
Medis pemeriksaan fungsi ginjal (BUN, SC)
Edukasi Sesuai dengan derajat berat ringannya penyakit.

Tindak Lanjut Kontrol poliklinik


Kepustakaan 1. Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO).
KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney
Injury. Kidney International Supplements 2012. Vol.2.
19-36
2. Principles of Internal Medicine 21th Ed,Vol.II. Mc
Graw Hill. 2022

Anda mungkin juga menyukai