Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PENELITIAN

Analisis Mortality Rate di Instalasi Diterima : 14 Januari 2022


Disetujui : 27 Juni 2022

Gawat Darurat Rumah Sakit Diterbitkan : 25 Juli 2022

Umum Daerah dr. Zainoel Abidin


tahun 2017
1,2*Meilya Silvalila, 2Nurul Huzaifi, 2Shefina Pyeloni Harnold, 2Reza Akbar
1)Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh; 2)Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

ABSTRAK
Kematian adalah salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan yang penting. Salah satu pelayanan yang dinilai adalah angka
kematian pada rumah sakit, yaitu kematian kurang dari 24 jam, 24-48 jam dan lebih dari 48 jam. Salah satu indikator keberhasilan
penanganan pada pasien gawat darurat yaitu kematian ≤ 24 jam. Penelitian kualitatif ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUDZA
pada bulan Juni – Agustus 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mortality rate (angka kematian) dan karakteristik
pasien meninggal di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Zainoel Abidin. Dari 12.720 orang yang masuk untuk mendapat pengobatan di
IGD dari bulan Juni hingga Agustus 2017; jumlah pasien yang meninggal berjumlah 173 orang (1.36%), mayoritas pasien yang mening-
gal dunia berjenis kelamin laki-laki (61,3%) dan mayoritas pasien yang meninggal dunia berusia antara 46 hingga 65 tahun (42,8%).
Diagnosa yang paling banyak adalah stroke (27,7%), diikuti Dead on Arrival (DOA) sebanyak 16,2% dan cedera kepala berat menjadi
diagnosa terbanyak ketiga (11,0%). Berdasarkan lama rawatan yang diberikan di IGD sebanyak 71,7% dari pasien yang meninggal
memiliki lama rawatan di IGD kurang dari 24 jam. Sedangkan lama rawatan di IGD 24 hingga 48 jam berjumlah 16,8% dan lama
rawatan > 48 jam sebanyak 11,6%.

Kata kunci: mortality rate, Instalasi gawat darurat, kegawatdaruratan, kematian

ABSTRACT
One indicator of the success treatment in emergency patients is death 24 hours. This qualitative research purpose was to determine the mor-
tality rate and characteristics of patients who died in the Emergency Department of dr. Zainoel Abidin General Hospital. The results obtained
from 12,720 people who were admitted for treatment in the ER from June to August, the number of patients who died was 173 people (1.36%).
Based on gender, the majority of patients who died in the ER were male (61.3%) compared to female (38.7%). The majority of patients who
died were aged between 46 and 65 years (42.8%) and the lowest mortality rate was in the age range of 12 to 25 years (7.5%). The most fre-
quent diagnosis was stroke (27.7%), followed by Dead on Arrival (DOA) with 16.2% and severe head injury being the third highest diagnosis
(11.0%). Based on the length of stay in the ER, 71.7% of the patients who died had a length of stay in the ER for less than 24 hours. Meanwhile,
the length of stay in the emergency room for 24 to 48 hours was 16.8% and the length of stay > 48 hours was 11.6%.

Keywords: mortality rate, emergency department, diagnosis, emergency, injury

Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021 65


Analisis Mortality Rate di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin tahun 2017. 65–70

PENDAHULUAN kematian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka


asien yang masuk ke instalasi gawat darurat (IGD) tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
P rumah sakit tentunya membutuhkan pertolongan
yang cepat dan tepat. Untuk itu perlu adanya standar
analisis angka kematian dan karakteristik pasien
meninggal di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai Zainoel Abidin. Yang mana hasil evaluasi diharapkan
dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan serta landasan
dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat penyusunan kebijakan yang berkontribusi terhadap
dengan response time yang cepat dan penanganan pelayanan yang efektif dan peningkatan keselamatan
yang tepat. Menteri Kesehatan telah menetapkan pasien di RSUD dr. Zainoel Abidin, serta diharapkan
standar pelayanan minimal rumah sakit tahun 2008. dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
Salah satu pelayanan yang dinilai adalah angka RSUD dr. Zainoel Abidin.
kematian pada rumah sakit, yaitu kematian kurang
dari 24 jam, 24-48 jam dan lebih dari 48 jam. METODOLOGI
Gambaran pola kematian menunjukkan kematian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
terbesar pada 6-12 jam pertama. Umumnya hal ini Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
dipengaruhi oleh jenis morbiditas dan usia pasien. Aceh. Pengambilan data dilakukan pada periode Juni
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi seperti; 2017–Agustus 2017. Jenis penelitian yang dilakukan
faktor pra-rumah sakit, sumber daya manusia, dan adalah jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kinerja monitoring komite mutu sebagai determinan kuantitaf adalah metode penelitian yang hasil peneli-
keterlambatan penanganan, dapat meningkatkan tiannya secara umum akan berupa data-data/angka-
risiko kematian.2 angka. Pada metode ini analisis data akan dilakukan
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina secara statistik sederhana setelah semua data ter-
Pelayanan Medik Depkes, pada tahun 2007 ada kumpul dan pada tahap kesimpulan penelitian akan
sebanyak 1.319 rumah sakit di Indonesia, terdiri atas lebih ditampilkan berupa gambar, tabel, grafik, atau
1.033 RSU dengan jumlah kunjungan ke RSU tampilan lainnya.
sebanyak 33.094.000, dan kunjungan IGD sebanyak Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data
4.402.205. (13,3% dari total seluruh kunjungan di pasien yang tercatat di rekam medik Instalasi Gawat
RSU), dari jumlah seluruh kunjungan IGD terdapat Darurat RSUD dr. Zainoel Abidin pada periode Juni
12,0 % berasal dari pasien rujukan.3 Rumah Sakit 2017 sampai dengan Agustus 2017. Sampel dalam
Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh telah ditetap- penelitian ini adalah seluruh data pasien meninggal
kan sebagai Rumah Sakit tipe kelas A Pendidikan yang tercatat di rekam medik yang memenuhi kriteria
Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala inklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
Banda Aceh sesuai dengan Kepu tusan Menteri pada rekam medik tercatat variable karakteristik
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1062/ MEN- pasien yang diteliti yaitu: jenis kelamin, umur, diag-
KES/SK/2011 dan Keputusan Menteri Kesehatan nosa, status rujukan dan kematian ≤ 24 jam. Kriteria
Republik Indonesia Nomor:HK.03.05/III/327/2011 eksklusi dalam penelitian ini adalah pada rekam
yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari medik tidak tercatat variabel karakteristik pasien
2011. Serta berdasarkan Qanun Provinsi Nanggroe yang diteliti. Cara pengambilan sampel adalah
Aceh Darussalam No. 10 Tahun 2003 menjelaskan denga n quo ta sampling. Semua sampel yang
bahwa RSUD dr. Zainoel Abidin mempunyai salah memenuhi kriteria inklusi dalam rentang waktu
satu tugas dan fungsi untuk memberikan pelayanan penelitian, yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2017,
kesehatan yang paripurna dan terjangkau oleh selu- diikutkan dalam penelitian.
ruh lapisan masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam serta memberikan pelayanan kesehatan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang prima dan bermutu kepada masyarakat di Berikut disajikan hasil penelitian terkait angka
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.4 kematian di IGD RSUDZA tahun 2017.
Berdasarkan data kunjungan pasien ke IGD RSUD
dr. Zainoel Abidin dari Oktober 2016 sampai 3.1. Hasil
Desember 2016, tercatat ada 10.902 pasien. Data di Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
atas menunjukkan banyaknya pasien dengan kasus Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
gawat darurat yang memerlukan pertolongan Aceh dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus
dengan segera agar tidak terjadinya kecacatan dan 2017. Jumlah pasien yang masuk ke IGD dari bulan

66 Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021


Meilya Silvalila, Nurul Huzaifi, Shefina Pyeloni Harnold, Reza Akbar. 65–70

Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Kunjungan Pasien dari total kematian. Diikuti dengan pasien dalam rentang
Bulan Juni – Agustus 2017 (n=12.720) usia 65 tahun ke atas yang mencapai 28,9 persen dari
total kematian. Di sisi lain, tingkat kematian terendah
ada pada rentang usia 12 hingga 25 tahun yaitu
sebanyak 7,5 persen dari total kematian. Dengan
demikian, jumlah kematian terbanyak di IGD terjadi
pada pasien usia lansia.

Juni sampai dengan Agustus 2017 berjumlah 12.720 Tabel 3.4. Distribusi Jumlah Kematian Berdasarkan Usia
orang dengan distribusi sebagai berikut: (n=173)
Dari 12.720 orang yang masuk untuk mendapat
pengobatan di IGD, jumlah pasien yang meninggal
berjumlah 173 orang (1.36 persen) dari total 12.720
pasien yang masuk IGD RSUD dr. Zainoel Abidin dari
bulan Juni hingga Agustus. Sedangkan untuk distri-
busi jumlah pasien yang meninggal di IGD berdasar-
kan bulannya dapat dilihat pada tabel 3.2. Jumlah
pasien meninggal terbanyak pada bulan Juli berjum-
lah 70 orang.
Tabel 3.5. Distribusi Jumlah Kematian Berdasarkan Diagnosa
(n=173)
Tabel 3.2. Distribusi Frekuensi Pasien Meninggal di IGD
RSUDZA Berdasarkan Bulan Kunjungan (n=173)

Tabel 3.3 menunjukkan persentase kematian di


IGD berdasarkan jenis kelamin. Dari tabel tersebut
dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
meninggal dunia di IGD berjenis kelamin laki-laki,
yang mencapai 61,3 persen dari total kematian.
Sedangkan jumlah pasien perempuan yang mening-
gal dunia hanya 38,7 persen dari total kematian.

Tabel 3.3. Distribusi Jumlah Kematian Berdasaran Jenis


Kelamin(n=173)

Tabel 3.5 menunjukkan angka kematian di IGD


Tabel 3.4 menunjukkan persentase angka kema- berdasarkan diagnosa. Diagnosa yang paling banyak
tian di IGD berdasarkan usia. Dari tabel tersebut adalah stroke yang menjadi penyebab dari 27,7 per-
dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien yang sen kematian yang terjadi di IGD. Diagnosa yang
meninggal dunia berusia antara 46 hingga 65 tahun paling banyak selanjutnya adalah Dead on Arrival
dengan jumlah kematian mencapai 42,8 persen dari (DOA) sebanyak 16,2 persen. Sedangkan cedera

Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021 67


Analisis Mortality Rate di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin tahun 2017. 65–70

kepala berat (CKB) menjadi diagnosa terbanyak Tabel 3.7. Distribusi Frekuensi Kematian Berdasarkan Lama
ketiga terhadap 11,0 persen kematian di IGD. Rawatan di IGD (n=173)
Sedangkan sisa 45.1 persen kematian disebabkan
oleh diagnosa yang lain-lain.
Dari table 3.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar
pasien yang meninggal adalah pasien yang datang
sendiri ke rumah sakit. Sedangkan pasien rujukan
terbanyak yang meninggal berasal dari Banda Aceh,
Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bireuen.
Tabel 3.7 menggambarkan angka kematian di IGD rawatan di IGD 24 hingga 48 jam berjumlah 16,8
berdasarkan lama rawatan yang diberikan di IGD. persen dan lama rawatan > 48 jam sebanyak 11,6
Pengelompokan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu < persen.
24 jam, 24 hingga 48 jam dan > 48 jam. Sebanyak 71,7
persen dari pasien yang meninggal memiliki lama 3.2. Pembahasan
rawatan di IGD kurang dari 12 jam. Sedangkan lama RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh telah ditetap-
kan sebagai Rumah Sakit tipe kelas A Pendidikan
Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala
Tabel 3.6. Distribusi Frekuensi Asal Rujukan Pasien Meninggal
Banda Aceh sesuai dengan Kepu tusan Menteri
(n=173)
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1062/ MEN-
KES/SK/2011 dan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor:HK.03.05/III/327/2011
yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari
2011. Serta berdasarkan Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam No. 10 Tahun 2003 menjelaskan
bahwa RSUD dr. Zainoel Abidin mempunyai tugas
dan fungsi salah satunya untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang paripurna dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.4 Dengan dijadikannya RSUD dr.
Zainoel Abidin sebagai Rumah Sakit rujukan Provinsi
Aceh dan IGD merupakan pintu masuk awal bagi
seluruh pasien yang bersifat emergency pada pasien
dengan ancaman kematian dan kecacatan. Penelitian
ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari
bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2017.
Dari data tiga bulan diketahui bahwa, frekuensi
kunjungan pasien ke IGD RSUDZA pada bulan juni
2017 relatif lebih rendah kemungkinan disebabkan
karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Pada
Bulan Ramadhan biasanya pasien enggan untuk dira-
wat dengan alasan pasien dan keluarga ingin fokus
beribadah. Pada dua bulan lainnya, jumlah pasien
relatif normal. Penurunan jumlah pasien pada bulan
Ramadhan juga terjadi pada rumah sakit di Jogja.5
Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas
dapat diketahui bahwa mayoritas pasien yang
meninggal dunia di IGD berjenis kelamin laki-laki,
dibandingkan dengan perempuan yang meninggal
dunia hanya 38,7 persen dari to tal kematian.
Kematian pasien laki-laki yang lebih tinggi di IGD juga
terjadi pada rumah sakit lain.6,7 Hal ini juga dapat
dikaitkan dengan angka harapan hidup perempuan

68 Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021


Meilya Silvalila, Nurul Huzaifi, Shefina Pyeloni Harnold, Reza Akbar. 65–70

yang lebih tinggi daripada laki-laki bukan hanya di dalam penanganan kasus-kasus kecelakaan sehigga
Indonesia, namun di seluruh dunia.8 berkonstribusi pada tingginya angka kematian. 14
Bedasarkan kelompok umur, jumlah kematian Sedangkan 45.1 persen sisanya adalah kematian
tertinggi adalah pada kelompok umur lansia antara yang disebabkan oleh diagnosa yang lain-lain.
46 hingga 65 tahun dengan jumlah kematian menca- Pasien yang datang sendiri ke IGD RSUDZA (meng-
pai 42,8 persen dari total kematian. Diikuti dengan gunakan kendaraan pribadi atau umum) banyak yang
pasien dalam rentang usia 65 tahun ke atas yang meninggal. Tingginya angka kematian pasien yang
mencapai 28,9 persen dari total kematian. Di sisi lain, datang sendiri ini terkait dengan pemanfaatan
tingkat kematian terendah ada pada rentang usia 12 layanan pra rumah sakit yang belum optimal dan
hingga 25 tahun yaitu sebanyak 7,5 persen dari total tersosialisasi dengan baik sehingga tindakan gawat
kematian. Dengan demikian, jumlah kematian ter- darurat baru dimulai saat pasien tiba di rumah sakit
banyak di IGD terjadi pada pasien usia lansia dan dan mungkin sudah terlambat. Penanganan pra
manula. Secara fisiologis, dengan bertambahnya rumah sakit turut berperan dalam mengurangi angka
umur akan terjadi proses degeneratif yang menyeb- kematian dan kecacatan. 15 Sementara itu, untuk
abkan peningkatan prevalensi penyakit tidak menu- pasien rujukan, yang paling banyak meninggal bera-
lar di usia lanjut. Selain itu, proses degeneratif ini sal dari kabupaten Pidie dan Bireuen. Hal ini sesuai
juga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dengan proporsi jumlah rujukan dari kedua kabupa-
sehingga penyakit menular juga rentan terjadi. ten tersebut.
Berdasarkan Susenas 2012, secara umum derajat Untuk lama rawatan pasien sebelum pasien
kesehatan penduduk Lansia masih rendah dibukti- meninggal pengelompokan dibagi menjadi 3 kelom-
kan dengan peningkatan presentase penduduk lan- pok, yaitu < 24 jam, 24 hingga 48 jam dan > 48 jam.
sia yang mengalami kesehatan dalam kurun waktu Sebanyak 71,7 persen dari pasien yang meninggal
2005-2012. Beberapa faktor yang juga ikut berpenga- memiliki lama rawatan di IGD kurang dari 24 jam.
ruh terhadap rendahnya derajat kesehatan pendu- Sedangkan lama rawatan di IGD 24 hingga 48 jam
duk lansia adalah pola hidup yang kurang sehat, berjumlah 16,8 persen dan lama rawatan > 48 jam
seperti merokok dan pola makan yang tidak teratur.9 sebanyak 11,6 persen. Beberapa penyebab mening-
Ditinjau dari diagnose kematian, penyebab galnya pasien dalam rentang waktu < 24 jam bia-
kematian yang paling banyak adalah stroke, yaitu sanya adalah karena kondisi pasien yang tidak kun-
27,7 persen dari total kematian yang terjadi di IGD. jung stabil sehingga tidak bisa dilakukan tindakan
Fenomena yang sama juga ditemukan pada pene- lanjutan seperti operasi atau transfer ke ruang inten-
litian di salah satu rumah sakit di daerah Jawa Timur, sif untuk perawatan lanjutan. Alasan lainnya tidak
yang menyatakan penyebab terbanyak kematian tersedianya ruang intensif yang dibutuhkan karena
berturut-turut adalah stroke, cedera kepala berat, telah diisi oleh pasien gawat lainnya (penuh).
dan sepsis.10 Menurut WHO stroke menjadi penye- Rumah sakit harus meningkatkan kualitas
bab kematian kedua di dunia.11 Di Aceh, faktor resiko pelayanan kesehatan agar masyarakat semakin yakin
stroke juga dipengaruhi oleh pola hidup dan budaya dan percaya untuk menggunakan fasilitas pelayanan
seperti jenis makanan yang dikonsumsi.12 kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
Diagnosa yang paling banyak selanjutnya adalah Pengelolaannya juga harus baik, keberhasilan penge-
Dead on Arrival (DOA) sebanyak 16,2 persen, dimana lolaan kualitas mutu pelayanan kesehatan dapat di
pasien saat tiba di IGD sudah dalam keadaan tidak nilai dengan melihat angka kematian di rumah sakit,
bernyawa. Sebagai rumah sakit rujukan provinsi, jika angka kematian di rumah sakit tersebut tinggi
RSUD ZA menerima pasien dari seluruh wilayah Aceh maka kualitas pelayanannya dapat dinilai kurang
yang jarak tempuhnya bervariasi. Jarak tempuh yang baik, dan sebaliknya jika angka kematian rendah
jauh memberikan resiko lebih tinggi pada pasien maka kualitas pelayanannya dapat dinilai baik.
untuk mengalami perburukan selama dalam per- Standar pelayanan minimal untuk kematian
jalanan. Di samping itu, kualitas penanganan pra pasien gawat darurat < 24 jam adalah ≤ 2 per seribu
rumah sakit juga mempengaruhi kondisi selama (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam).16
dalam perjalanan.13 Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jarang
Cedera kepala berat menjadi diagnosa terbanyak sekali didapat angka-angka yang ideal dan sesuai
ketiga terhadap 11,0 persen kematian di IGD. Kurang standar yang telah ditetapkan kementerian untuk
berkembangnya pelayanan pra rumah sakit di indikator tersebut, terutama di rumah sakit rujukan
Indonesia menjadi isu yang memiliki pengaruh besar yang menangani pasien-pasien dengan tingkat kepa-

Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021 69


Analisis Mortality Rate di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin tahun 2017. 65–70

rahan penyakit yang relatif lebih parah. pelayanan perawatan, serta ketepatan terapi atau
pengobatan, menjadi hal yang sangat diperhatikan
KESIMPULAN dan berpengaruh dalam pengelolaan rumah sakit.
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian Sehingga diperlukan penelitian lebih lajut dalam
yang dilakukan di IGD RSUD dr. Zainoel Abidin mengetahui penyebab yang lebih berkontribusi
dengan sampel adalah pasien yang meninggal dari dalam kematian yang terjadi di Instalasi Gawat
bulan Juni hingga Agustus dapat disimpulkan bahwa Darurat RSUD dr. Zainoel Abidin.
dari 12.720 orang yang masuk untuk mendapat
pengobatan di IGD, jumlah pasien yang meninggal DAFTAR PUSTAKA
1. Horton LA. Calculating and reporting healthcare statistics.
berjumlah 173 orang (1.36%). Jumlah pasien yang
American Health Information Management Association; 2007.
masuk melalui IGD dapat dilihat Dengan jumlah 2. Rahmawati AF, Supriyanto S. Health Service Quality Based On
pasien meninggal terbanyak pada bulan Juli berjum- Dabholkar Dimension At Ward Room Of Internal Disease. Journal
lah 70 orang. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas Administrasi Kesehatan Indonesia. 2013 Aug 2;1(2).
pasien yang meninggal dunia di IGD berjenis kelamin 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar Instalasi Gawat
laki-laki, yang mencapai 61,3 persen dari total kema-
Darurat (IGD) Rumah Sakit Nomor: 856/Menkes/SK/IX/2009.
tian. Sedangkan jumlah pasien perempuan yang Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2009.
meninggal dunia hanya 38,7 persen dari to tal 4. Provinsi Aceh. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No. 10
kematian. Tahun 2003 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Mayoritas pasien yang meninggal dunia berusia Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. 2003.
antara 46 hingga 65 tahun dengan jumlah kematian
5. Hendra R. Perbandingan Jumlah Pasien Rawat Jalan Selama Bulan
mencapai 42,8 persen dari total kematian. Diikuti Ramadhan Dan Bulan Non-Ramadhan Di Rumah Sakit Di Kota Madya
dengan pasien dalam rentang usia 65 tahun ke atas Yogyakarta Tahun 1435 H (Doctoral dissertation, Universitas Islam
yang mencapai 28,9 persen dari total kematian. Di Indonesia).
sisi lain, tingkat kematian terendah ada pada rentang 6. Senewe MS, Rompas S, Lolong J. Analisis faktor-faktor yang berhu-
bungan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar
usia 12 hingga 25 tahun yaitu sebanyak 7,5 persen
di puskesmas tongkaina kecamatan bunaken ko ta madya
dari total kematian. Dengan demikian, jumlah kema- manado. Jurnal Keperawatan. 2017 Jan 19;5(1).
tian terbanyak di IGD terjadi pada pasien usia lansia. 7. Nurliza A. Profil Angka Kematian Pasien di Instalasi Gawat Darurat
Diagnosa yang paling banyak adalah stroke yang RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2015.
menjadi penyebab dari 27,7 persen kematian yang 8. Maryani H, Kristiana L. Pemodelan Angka Harapan Hidup (AHH)
Laki-Laki Dan Perempuan Di Indonesia Tahun 2016. Buletin
terjadi di IGD. Diagnosa yang paling banyak selanjut-
Penelitian Sistem Kesehatan. 2018 Aug 28;21(2):71-81.
nya adalah Dead on Arrival (DOA) sebanyak 16,2 9. Kemenkes RI. Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia.
perse n. Sedangkan cedera kepala berat menjadi Buletin Jendela: Jakarta. 2013.
diagno sa terbanyak ketiga terhadap 11,0 persen 10. Limantara R, Herjunianto H, Roosalina A. Faktor-faktor yang mem-
kematian di IGD. Sedangkan sisa 45.1 persen kema- pengaruhi tingginya angka kematian di IGD rumah sakit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 2015 Aug 6;28(2):200-5.
tian disebabkan oleh diagnosa yang lain-lain.
11. World stroke day [Internet]. World Health Organization. World
Dari sistem rujukan, pasien terbanyak meninggal Health Organization; [cited 2022Apr19]. Available from:
dari kota Banda Aceh, Kabupaten Pidie, serta Bireuen https://www.who.int/southeastasia/news/detail/29-10-2020-
sesuai dengan proporsi asal pasien yang berobat ke world-stroke-day-ms.
IGD RSUDZA. 12. Puteri AD, Sudirman S. The Influence of Traditional Food on
Incidence o f Stroke in Banda Aceh. Journal Of Healthcare
Berdasarkan lama rawatan yang diberikan di IGD.
Technology And Medicine. 2017 Nov 29;1(2).
Pengelompokan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu < 13. Silvalila M. Pelayanan Ambulan Udara di Provinsi Aceh. Jurnal
24 jam, 24 hingga 48 jam dan > 48 jam. Sebanyak 71,7 Kedokteran Nanggroe Medika. 2019;2(1):35-40.
persen dari pasien yang meninggal memiliki lama 14. Wibowo D. Hubungan antara faktor pre-hospital stage dengan
rawatan di IGD kurang dari 12 jam. Sedangkan lama komplikasi sekunder pada pasien cedera kepala berat setelah
kedatangan pasien di IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Dinamika
rawatan di IGD 24 hingga 48 jam berjumlah 16,8
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan. 2016 Dec
persen dan lama rawatan > 48 jam sebanyak 11,6 15;7(2):250-65.
persen. 15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Dikarenakan keterbatasan, hasil akhir penelitian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 Tentang
ini berupa gambaran deskriptif. Banyak faktor – fak- Pelayanan Kegawatdaruratan. 2018.
16. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri
tor yang berpengaruh dalam kematian tersebut,
Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar Minimal
seperti tingkat keparahan suatu penyakit saat pasien Pelayanan Rumah Sakit Nomor 129/Menkes/SK/II/2008. Jakarta:
tersebu t tiba di IGD, kecekatan dan kesigapan Kementerian Kesehatan RI. 2008.

70 Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai