MAKALAH
OLEH :
Dosen Pengampu
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugerah-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Terapi Lingkungan” tepat pada
waktu yang telah ditentukan, sebagai tugas perkelompok untuk mata ajar Keperawatan Jiwa
III ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik dalam hal materi maupun moril sehingga pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Rr. Dian Tristiana, S.Kep.Ns. M.Kep selaku fasilitator
2. Teman-teman Angkatan 2014 kelas A1 yang telah memberikan motivasi dalam
penyusunan asuhan keperawatan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan asuhan
keperawatan ini menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi kelompok kami dan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Terapi Lingkungan.....................................................................3
2.2 Tujuan Terapi Lingkungan .....................................................................3
2.3 Karakteristik Terapi Lingkungan.............................................................4
2.4 Bentuk Terapi Lingkungan......................................................................5
2.5 Macam – Macam Terapi Lingkungan......................................................7
2.6 Jenis Kegiatan Terapi Lingkungan..........................................................8
2.7 Kondisi Pasien Pada Terapi Lingkungan ................................................11
2.8 Komponen Fungsional Terapi Lingkungan............................................12
2.9 Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungan...............................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ...............................................................................................15
3.2 Analisa Data.............................................................................................20
3.3 Diagnosa keperawatan.............................................................................21
3.4 Pohon masalah.........................................................................................21
3.5 Rencana tindakan keperawatan................................................................22
3.6 Terapi Lingkungan...................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ....................................................................................................26
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................28
4.2 Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui bagaimana terapi lingkungan dan
cara untuk menerapkan terapai lingkungan di keperawatan jiwa.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami definisi terapi lingkungan
2. Mahasiswa dapat memahami tujuan terapi lingkungan
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik terapi lingkungan
4. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk lingkungan
5. Mahasiswa dapat mengetahui macam - macam terapi lingkungan
6. Mahasiswa dapat mengetahui jenis kegiatan terapi lingkungan
7. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi pasien pada saat terapi lingkungan
8. Mahasiswa dapat memahami komponen fungsional terapi lingkungan
9. Mahasiswa dapat mengetahui peran peran perawat dalam terapi lingkungan
10. Mahasiswa dapat mengerti terapi lingkungan pada asuhan keperawatan pasien
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai terapi lingkungan
2. Mengetahui bagaimana terapi lingkungan pada asuhan keperawatan pasien dengan
gangguan jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya
adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan
memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
Menurut (Abroms dan Sundeen, 1995) ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu:
1. Membatasi gangguan dan perilaku maladaptif.
2. Mengajarkan keterampilan psikososial.
Beberapa stratetegi yang dapat diterapkan pada milieu terapi agar tercapai tujuannya
menurut (Minde et al,2006) adalah :
1. Pengurangan dominasi : keluarga memberikan kebebasan pasien untuk memilih,
mengungkapkan perasan dan menjadi dirinya sendiri agar pasien merasa bahwa dia
juga mempunyai otonomi sendiri
2. Komunikasi yang terbuka antara perawat, pasien, keluarga maupun lingkungan sosial
pasien sehingga tercipta interaksi sosial yang baik
3. Interaksi terstruktur yaitu selalu dimulai dari tahapan-tahapan awal pengkajian sampai
dengan evaluasi
4. Fokus dengan kegiatan yang ingin dilakukan oleh pasien
5. Jika klien harus dirawat di rumah sakit maka diharapkan lingkungan tempat mereka
dirawat sama dengan lingkungan mereka sehari-hari
Adaptasi lingkungan, setelah keluar dari rumah sakit pasien akan menemukan
lingkungan yang baru sehingga diharapkan dari pihak yang akan menerima pasien
kembali yaitu keluarga dan masyarakat dapat menerima dan memperlakukan pasien sama
seperti manusia normal lainnya dan tidak menganggap bahwa pasien dengan gangguan
jiwa tidak layak kembali bersosialisasi dan tidak mungkin untuk sembuh.
2.4 Bentuk Lingkungan
A. Lingkungan Fisik
Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang merupakan bagian
eksternal kehidupan rumah sakit. Setting-nya meliputi :
1. Bentuk dan struktur bangunan.
2. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.
Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik terapeutik:
3. Pet therapy
Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu
melakukan hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya mereka merasa
kesepian, dan menyendiri. Terapi menggunakan sarana binatang yang dapat
memberikan respon menyenangkan kepada pasien dan sering kali digunakan pada
pasien anak dengan autistic. Binatang yang digunakan adalah juga binatang yang
sudah familiar dengan pasien serta pasien mengetahui bagaimana cara merawat
binatang peliharaan dengan benar. hal ini juga dapat menumbuhkan rasa tanggung
jawab dan kasih sayang dalam memelihara binatang. Sehingga diharapkan dengan
binatang yang dititipkan tersebut pasien dapat mengambil keputusan terutama apa
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
KASUS :
Sudah 3 tahun berjalan Ny. T bekerja di sebuah perusahaan swasta, namun tiba – tiba ada
PHK di tempat perusahaan itu dan Ny. T juga mengalami phk tersebut. Semenjak di phk
Ny. T sempat melamar ke berbagai perusahaan namun ditolak. Sudah 1 tahun Ny. T
belum juga mendapatkan pekerjaan, sehingga membuatnya bingung karena tidak tahu
harus bekerja apa lagi terlebih di usianya yang menjelang tua dan dia juga belum
menikah, dan sekarang keseharian Ny. T hanya mengurung diri di kamar, karena dia malu
sudah lama tidak bekerja dan iri melihat saudaranya dengan mudah memiliki barang yang
dia inginkan dengan uang mereka sendiri. Selama mengurung diri Ny. T terkadang
berbicara sendiri seolah – olah dia sedang mengobrol dengan teman kerjanya dan sering
juga mengamuk, memecah barang-barang perabotan rumah, membakar kasur dan surat-
surat serta tertawa sendiri. Melihat hal tersebut ibu Ny. T kemudian membawanya ke
Rumah Sakit Jiwa.
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 September 2016 pukul 10.00 WIB di Ruang
Kresno.
A. Identitas
a. Identitas Pasien :
Nama : Ny. T
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
Suku / bangsa : Jawa, Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
No. RM : 074151
Diagnosa Medis : Skizofrenia Katatonik
Tanggal masuk : 10 Juli 2016
Tanggal pengkajian : 28 September 2016
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 54 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Surabaya
Hubungan dengan pasien : ibu kandung
B. Alasan Masuk
Mengamuk, memecah barang-barang perabotan rumah, membakar kasur dan surat-
surat serta tertawa sendiri.
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Klien tidak pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu
2. Pengobatan sebelumnya : Klien tidak pernah melakukan pengobatan sebelumnya.
3. Masalah penganiayaan : Klien tidak mengalami aniaya fisik, aniaya seksual,
penolakan dan kekerasan dalam rumah tangga.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Tidak ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti pasien.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pengalaman masa lalu klien yang
tidak menyenangkan adalah di phk dari pekerjaannya Masalah keperawatan : berduka
disfungsional
D. Pemeriksaan Fisik
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt BB : 46 kg
N : 80 x/mnt TB : 165 cm
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Klien
3. Hubungan sosial
a) Orang terdekat : ibunya, kakak laki-lakinya, dan adik laki lakinya.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Sejak 6 bulan terakhir klien kurang bersosialisasi dalam kelompok masyarakat
di daerahnya dan tidak pernah keluar rumah, klien mengaku malu ketika
bertemu orang – orang selalu di tanya sedang bekerja dimana.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien terus – menerus di dalam rumah dan merasa malu untuk keluar rumah
dan ketika di tanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena tidak
bisa memulai pembicaraan. Klien selama ini hanya diam Klien hanya bicara
dengan orang lain di saat ada keperluan dengan dirinya.
4. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Klien adalah seseorang yang beragama Islam.
2) Kegiatan ibadah : Klien jarang menjalankan ibadah.
F. Status Mental
1) Penampilan :
Pakaian klien rapi, sisir rambut rapi dan kondisi badan tidak bau.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2) Pembicaraan .
Nada bicara dan suara pasien pelan, komunikasi non verbal dan verbal (jika
“ya” cuma mengangguk-angguk, jika “tidak” Cuma menggeleng) dan tidak
mampu memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal.
3) Aktivitas motorik
Klien kelihatan lesu dan pasif dalam melakukan aktivitas motorik. Semua
ADL diarahkan.
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas.
4) Alam perasaan
Sikap klien malu, sedih dan putus asa terhadap kondisinya yang tidak bekerja
seperti saudaranya.
Masalah keperawatan : harga diri rendah.
5) Afek
Afek klien datar, tidak bicara dan berinteraksi jika tidak ada yang mengajak
bicara.
Masalah keperawatan :kerusakan interaksi sosial.
6) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien kurang atau jarang menatap lawan
bicara. Jika menatap hanya sekilas lalu menunduk dan melihat sekitarnya saat
diajak bicara.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
7) Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau bayangan-
bayangan yang menyuruh klien melakukan sesuatu perbuatan.
Masalah keperawatan : tidak ada
8) Isi pikir
Isi pikir klien realistis dan tidak mengalami gangguan isi pikir.
Masalah keperawatan : tidak ada
9) Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan berbelit-belit walaupun pada akhirnya sampai
pada jawaban sebenarnya.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir.
TUK :
1 Klien dapat a) Bina hubungan saling percaya :
membina hubungan salam terapeutik, perkenalan diri,
saling percaya jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat
dan topik pembicaraan).
b) Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
c) Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien.
d) Katakan kepada klien bahwa
dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong
dirinya sendiri.
TUK
2 Klien dapat a) Klien dapat menilai kemampuan
mengidentifikasi yang dapat diskusikan
kemampuan dan kemampuan dan aspek positif yang
aspek positif yang dimiliki.
dimiliki b) Hindarkan memberi penilaian
negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang
realistis.
c) Klien dapat menilai kemampuan
dan aspek positif yang
dimiliki.
TUK
3.Klien dapat menilai a) Diskusikan kemampuan dan
kemampuan yang aspek positif yang dimiliki
dapat digunakan. b) Diskusikan pula kemampuan
yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
TUK :
1.Klien dapat Klien dapat membina hubungan
membina hubungan saling percaya : Bina hubungan
saling percaya saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi
teurapetik.
a) Sapa klien dengan nama baik
verbal maupun non verbal.
b) Perkenalkan diri bengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
TUK :
2.Klien dapat 1) Kaji pengetahuan klien
menyebutkan 2) Beri kesempatan kepada klien
penyebab menarik untuk mengungkapkan perasaan
diri yang menyebabkan klien tidak mau
bergaul.
3) Berikan pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
TUK :
3.Klien dapat 1) Kaji pengetahuan klien tentang
menyebutkan keuntungan memiliki teman
keuntungan 2) Beri kesempatan kepada klien
beinteraksi dengan untuk berinteraksi dengan orang
orang lain dan lain
kerugian tidak 3) Diskusikan dengan klien tentang
berinteraksi dengan keuntungan berhubungan dengan
orang lain. orang lain
4) Beri penguatan positif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
5) Kaji pengetahuan klien tentang
kerugian bila tidak berinteraksi
dengan orang lain
6) Beri kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaan
tentang kerugian bila tidak
berinteraksi dengan orang lain
7) Diskusikan dengan klien tentang
kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
8) Beri penguatan positif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
1. Terapi rekreasi
Menurut kelompok kami, terapi rekreasi dapat mengajak klien untuk bermain bulu
tangkis atau bisa melakukan aktifitas olahraga lainnya yang di sukai klien di taman atau
area sekitar rumah sakit, agar klien bisa melatih interaksi sosialnya dan bisa juga
melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan. Klien juga dapat melatih diri
untuk lebih terbuka dan mampu mengutarakan apa yang selama ini klien rasakan. Terapi
rekreasi juga dapat memberikan rasa fresh pikiran klien sehingga klien dapat merasa
beban klien sedikit terangkat.
2. Terapi musik
Menurut kelompok kami, terapi musik juda dapat memberikan kesempatan kepada klien
dalam mengekspresikan perasaannya seperti kesepian, sedih, dan bahagia. Musik klasik
atau musik jazz bisa kita berikan untuk memberikan suasana hati klien menjadi tenang,
nyaman dan bisa memberi kesenangan bagi klien dan memberikan ketenang fikiran bagi
klien, atau mungkin klien juga bisa mendengarkan musik diiringi dengan tarian kecil hal
ini bisa digunakan sebagai bentuk ekspresi non verbal dengan gerakan tubuh dengan
tujuan mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan klien.
3. Terapi melukis
Menurut kelompok kami, terapi melukis dapat memberikan kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya. Selain itu terapi ini juga
dapat membantu menurunkan ketegangan dan klien dapat memusatkan pikiran pada
kegiatan.
4. Literatur therapy
Menurut kelompok kami, literatur therapy juga dapat memberikan kesempatan klien
untuk mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya dengan melalui
membaca buku yang sesuai dengan keadaan klien saat ini, atau klien dapat membaca
buku yang klien suka dengan orang-orang disekitar klien seperti perawat atau teman
teman klien, keluarga klien sehingga klien bisa sharing tentang buku yang meraka baca
dan melatih klien untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya.
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi
dan modifikasi unsur -unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif
terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Menurut
(Abroms dan Sundeen, 1995) ada dua tujuan dari terapi lingkungan yaitu: Membatasi
gangguan dan perilaku maladaptif dan mengajarkan keterampilan psikososial.
Jenis jenis dari kegiatan terapi lingkungan adalah terapi rekreasi, terapi kreasi
seperti dance therapy, terapi musik, terapi menggambar, literatur therapi, ada juga pet
therapy dan plant therapy.
Disini peran perawat juga dibutuhkan untuk terapi lingkungan anatar lain
sebagai teknis perawatan, sebagai leader atau pengelola, sebagai pencipta lingkungan
yang aman dan nyaman, dan juga sebagi penyelenggara proses sosialisasi
4.2 SARAN
Sebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat
menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal
pengetahuan dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi
terhadap perilaku-perilaku yang ditujukan oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Copel, Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.edisi 2. EGC. Jakarta
Departemen Sosial RI. 1992. Pedoman Operasional Rehabilitasi Sosial Bagi Penderita
Cacat Mental. Temanggung: PRPCM. 27 September 2016 pukul 13:50
e-journal digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6173
e-journal.uajy.ac.id/153/3/2TA12720.pdf. 2012 ” Pusat Penyembuhan Penyakit Jiwa dan
Gangguan Kejiwaan di Yogyakarta”. oleh NJL Gaol. 24 September 2016. Pukul 09.50
Kaiser, A. P., & Roberts, M. Y. 2013. Parent Implemented Enhanced Milieu Teaching With
Preschool Children Who Have Intellectual Disabilities. Journal of Speech, Language and
Hearing Research, 56, 295-309
Minde R, Haynes E, Rodenberg M. 2006. The ward milieu and its effect on the behavior of
psychogenic patients. Candn jnl of psy. 35(2)
Muslim, AT. 1996. Peranan Rehabilitasi Medis dalam Pelayanan Kesehatan. Bandung: FK
UNPAD
Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika
press
Stuart, G. W, and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Townsend, Mary C.2010.Diagnosis Keperawatan Psikiatri.EGC.Jakarta
Videbeck, Sheila.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC .Jakarta
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa (edisi revisi). Bandung : PT Refika Aditama,