Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) Hepatitis merupakan
penyakit peradangan pada hati, penyakit ini dapat sembuh sendiri atau
dapat pula berkembang menjadi kanker hati dan umumya disebabkan oleh
virus hepatitis yang didukung dengan buruknya kondisi lingkungan
(WHO, 2019). Hepatitis terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis
yang sering menyerang manusia adalah hepatitis A dan E yang muncul di
masyarakat sebagai Kejadian Luar Biasa dan ditularkan secara fecal oral
dimana virus masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman
terkontaminasi tinja dan biasanya berhubungan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, bersifat akut, dan dapat sembuh dengan baik.
Bersadarkan hasil sidang WHA (Word Health Assembly) ke 63 yang
dilaksanakan di Geneva pada tanggal 20 Mei 2010 dinyatakan bahwa
hepatitis virus merupakan agenda prioritas utama yang harus ditangani
(Kemenkes RI, 2015).
Hepatitis A merupakan penyakit virus dengan potensi morbiditas
dan mortalitas yang tinggi dengan angka kejadian tertinggi kedua di
Indonesia setelah hepatitis B. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Hepatitis A penting untuk mendukung keberhasilan program penanganan
penyakit Hepatitis A. Peningkatan kasus Hepatitis A telah terjadi sejak
bulan April 2019 hingga saat ini. adapun jumlah korban yang tercatat
mencapai sebanyak 2.447 orang. Angka itu tersebar di Sulawesi Utara
sebanyak 50 kasus, Jawa Timur 1.641 kasus, Sumatera Utara 25 kasus,
Banten 63 kasus, Jawa Barat 468 kasus, Kalimantan Selatan 62 kasus,
Sumatera Selatan 108 Kasus dan di Kota Depok sendiri terdapat 262 kasus
yang ada di Indonesia.
Hepatitis A merupakan infeksi hati akut yang masih dapat di
sembuhkan, yang merupakan penyakit disebabkan oleh DNA dari famili
enterovirus, penyakit ini disebut juga hepatitis infeksiosa. Penyakit
hepatitis juga termasuk penyakit cukup berbahaya karena dapat
menyebabkan kerusakan hati bila tidak ditangani sedini mungkin. Penyakit
ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang ditandai dengan
anoreksia, mual dan muntah, demam ringan, demam, mialgia,sakit kepala,
dan penyakit kuning (Dienstag, 2014).
HAV terutama ditularkan dari orang ke orang melalui rute fecal-
oral dan konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Untuk mencegah penularan penyakit pada prinsipnya ada dua cara yaitu
mengupayakan agar tinja yang mengandung virus hepatitis A tidak
mencemari lingkungan, dan memberikan kekebalan pada individu atau
kelompok yang beresiko tinggi melalui proses vaksinasi (Lemon et
al.,2018; Pallavi et al.,2017). Hepatitis A disebabkan karena agent
penyakit berupa Virus Hepatitis A (HAV) yang ditularkan melalui fecal
oral (makanan dan minuman) dan biasanya berhubungan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), dapat sembuh dengan baik namun
seringkali muncul tanpa adanya gejala, dan penyakit yang bersifat akut
(drg. Oscar Primadi, 2014).
Hepatitis A muncul dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Dari tahun
ke tahun kejadian luar biasa Hepatitis A selalu meningkat. Pada tahun
2018 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A sebanyak 9 kali yang
tersebar di 5 Provinsi, dan 8 Kabupaten/ Kota dengan jumlah kasus
sebanyak 564 kasus dengan angka kematian 0 dan CFR sebesar 0%
(Kemenkes, 2018). Bakteri yang menyebabkan penyakit Hepatitis A
adalah Virus Hepatitis A (HAV). Terjadinya penularan penyakit Hepatitis
A sangat berhubungan erat dengan kondisi sanitasi lingkungan, higiene
dan sanitasi pangan, serta perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes,
2018).
Menurut PERMENKES RI Nomor 53 tentang penanggulangan
hepatitis virus tahun 2015, hepatitis virus merupakan salah satu penyakit
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, yang berpengaruh
terhadap angka kesakitan, angka kematian, status kesehatan masyarakat,
angka harapan hidup dan dampak sosial ekonomi lainnya.
Di Indonesia sendiri prevalensi hepatitis pada tahun 2013 adalah
1,2%, angka tersebut dua kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2007
dimana hepatitis A (19,3 %) berada di posisi kedua terbanyak setelah
hepatitis B (21,8%) (Kemenkes RI, 2013).
Menurut penelitian Irfan Ahmad, Dwi Endarti, dan Tri Murti
Andayani (2020) Pengetahuan masyarakat tentang penyakit dapat
mendukung keberhasilan program penanganan suatu penyakit. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
usia, pendidikan, media massa / informasi, lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi, serta pengalaman (Budiman dan Riyanto, 2013). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Aniko Prestia Sakti (2012) menyebutkan
bahwa orang dengan pengetahuan rendah berisiko terkena hepatitis A
sebanyak 5,96 kali dibandingkan dengan orang yang berpengetahuan
tinggi. Kemudian menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Dwi
Hastuti, Suklan (2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian Hepatitis A. Hal ini sejenis dengan
penelitian yang dilakukan bahwa tingkat pengetahuan memiliki hubungan
dengan kejadian penyakit Hepatitis A.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuana Dwi Agustin
(2018), Adanya pengaruh peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
Hepatitis A sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan di Desa
Kapuran RT 05 RW 02 Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso
disebabkan karena keantusiasan masyarakat sendiri akan informasi yang
baru, masyarakat sangat memperhatikan penjelasan narasumber saat
promosi kesehatan, ketika masyarakat kurang mengerti dan tidak
memahami tentang materi yang di sampaikan masyarakat langsung
bertanya. Keantusiasan ini lah yang juga merupakan faktor terjadinya
peningkatan pengetahuan.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Promosi Kesehatan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit
Hepatitis A.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini, yaitu : “Apakah Ada Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Hepatitis A?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Hepatitis A

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Rerata Skor Pengetahuan Sebelum Dilakukan Promosi
Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penyakit Hepatitis A
b. Mengetahui Rerata Skor Pengetahuan Sesudah Dilakukan Promosi
Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penyakit Hepatitis A
c. Mengetahui Rerata Skor Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penyakit Hepatitis A

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penelitian tentang promosi kesehatan ini diharapkan dapat menjadi
sumber masukan bagi tenaga kesehatan/perawat agar dapat selalu
memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan masukan dalam bidang ilmu terkait khususnya dalam
ilmu riset keperawatan. Sebagai masukan bagi peserta didik untuk
mengetahui pentingnya melakukan promosi kesehatan kepada
masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit Hepatitis A.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dijadikan
sebagai salah satu referensi atau data pembanding dalam melakukan
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai