Anda di halaman 1dari 15

BIOGRAFI ELANG

GUMILANG
YELVI NADIA WATI
181211465
III B
Biodata
• Nama : Elang Gumilang
• TTL : Bogor, 6 April 1985
• Pendidikan : 2003-2007 Mahasiswa Manajemen
FEM IPB
• Nama Usaha : Developer Griya Salak Endah 1 dan 2,
Developer Bumi Warnasari Endah dan Griya
Ciampea Endah, Pemilik Pertambangan Pasir Kuarsa.
• Alamat : Jl. Kyai Haji Abdullah No 194 Ring Road
Taman Jasmin, Bogor

Penghargaan
• 2008 Indonesia’s Top Young Enterpreneur
• 2007 Pemenang Wirausaha Muda Mandiri Kategori
Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana.
Elang Gumilang, seorang
pengusaha properti kelahiran
Bogor, 6 April 1985. Ia berhasil
meraih kesuksesan pada usia
muda walaupun mulai berbisnis
dari nol.
Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berada
namun bergaya hidup bersahaja. Pendidikan
moral dari orang tuanya tertanam baik. Ajaran itu
terus berurat akar dalam dirinya. Sebagai pelajar
sekolah, ia termasuk siswa yang gemilang. Jiwa
wirausaha Elang mulai terasah saat duduk di
bangku kelas tiga SMA. Ketika itu ia menentukan
target, saat lulus harus dapat menghasilkan uang
10 juta sendiri untuk biaya kuliah. Padahal jika ia
minta ke orang tuanya tentulah dikasih, namun
itulah Elang. Ia ingin menempa dirinya agar bisa
mandiri.
Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Elang
berjualan donat ke sekitar sekolah dasar di Bogor,
namun akhirnya ketahuan orang tuanya juga dan
dia disuruh berhenti karena UAN akan menjelang.
Bukan Elang namanya jika harus kehilangan akal.
Ia kemudian mengikuti perlombaan Java Economic
Competition se-Jawa dan Kompetisi Ekonomi oleh
UI dan ia keluar sebagai pemenangnya. Uang
hadiahnya ia kumpulkan untuk biaya kuliah.
Setamat SMA, Elang masuk ke Fakultas Ekonomi IPB
tanpa tes. Saat itulah bermodal uang sejuta ia
kembali berniat untuk bisnis. Awalnya ia berjualan
sepatu dan mampu menangguk untung 3 juta,
kemudian berganti menyuplai lampu neon fakultas.
Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan
lampu Philips untuk menyetok lampu di
kampusnya. “Alhamdulillah untuk setiap pembelian
saya untung 15 juta rupiah,” ucapnya bangga.
Namun karena bisnis lampu perputarannya lambat,
ia kemudian beralih ke bisnis minyak goreng.
Bisnis minyak goreng ini perputarannya cepat namun
menggunakan otot sehingga mengganggu kuliah.
Akhirnya ia berhenti dari bisnis ini. Ia kemudian
memikirkan bisnis yang tak menggunakan otot. Ia
bertukar pikiran dengan dosen dan beberapa pengusaha
lokal. Alhasil tercetuslah bisnis lembaga kursus bahasa
Inggris di kampusnya. Elang menggunakan tenaga
pengajar langsung dari luar negeri sehingga kampus
mempercayakan lembaga milik Elang tersebut sebagai
mitra. Karena bisnis kursusan ini tak menggunakan otot,
Elang kemudian menggunakan waktu luangnya untuk
menjadi pemasar perumahan.
Sebenarnya tanpa harus beralih ke bisnis properti, Elang
sudah berkecukupan, ia sudah punya mobil dan rumah
sendiri padahal masih kuliah semester 6. Namun Elang
merasa ada yang kurang. Ia kemudian berdialog dengan
nuraninya, “ Kenapa saya merasa resah, padahal
segalanya saya sudah punya. Apa lagi yang membuat
saya resah?” begitu isi hatinya berkecamuk.
Jawaban dari Sang Kuasa pun datang.
Bisnis propertilah yang ditunjukkan
oleh Allah pada Elang untuk digeluti
namun properti untuk orang miskin hal
ini karena hatinya tersentuh, “ Banyak
orang di Indonesia terutama di kota
besar yang belum memiliki rumah
karena mahalnya harga properti.
Padahal diantara mereka sudah
berumur 60an tahun. Biasanya
kendalanya adalah DP yang mahal dan
cicilan yang mencekik,” begitu
ungkapnya.
Akhirnya masuklah ia di bisnis ini. Elang
kemudian mengiklankan propertinya di
koran lokal untuk menekan biaya.
Karena harga perumahan yang
ditawarkan begitu murah, pada tahap
awal langsung terjual habis. Walau
harganya sangat murah namun fasilitas
pendukungnya lumayan lengkap seperti
klinik 24 jam, angkot 24 jam, ada
lapangan olah raganya, dekat sekolah
juga serta dekat pasar dan rumah ibadah.
Kebanyakan konsumennya adalah buruh
pabrik, staf TU IPB, dan ada juga
pemulung.
Awal tahun 2005, ketika ia masih menjadi
mahasiswa di IPB, ia membeli sepetak tanah
dan mulai membangun rumah pertamanya.
Modalnya dari patungan bersama teman-
teman semasa SMA nya dan kuliahnya.
Rumah sederhana berukuran 22 meter
persegi dengan luas tanah 60 meter persegi
itu langsung laku ketika selesai dibangun.
Terbukti orang perlu akan rumah murah
seharga 25 jutaan yaitu harga yang bagi
sebagian kalangan menengah keatas tak akan
cukup untuk membeli sebuah tas bermerk
namun sangat dibutuhkan oleh kalangan
bawah.
Saat itu jumlah pekerja Elang masih 7 orang
untuk mengurus administrasi hingga pemasaran.
Namun lambat laun, bisnisnya ini berakar dan
menggeliat hingga tumbuh. Dari satu unit
bertambah hingga tiga unit, bertambah terus
hingga mencapai 200 an rumah dibangunnya.
Setelah berhasil membangun dan memasarkan
rumahnya, Elang Gumilang dengan kecerdasan
bisnisnya kemudian mentargetkan membangun
2000 unit rumah sederhana. Dibawah bendera
Semesta Guna Grup, perusahaan miliknya ia
berusaha mewujudkan targetnya. Dalam waktu
setahun, investasi yang ditanamkan naik berlipat.
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah yang tadinya
bernilai 50 ribu melejit hingga 5 kali lipat dalam
dua semester.
Omset pertahunnya pasti bikin pengusaha
manapun berdecak kagum – mengingat awal
mula sepak terjangnya – karena tak kurang dari
20 miliar per tahun dapat ia bukukan. Belum lagi
dari kontrak pre periodik terbarunya menambah
80 miliar hingga 100 miliar ke bisnisnya.
Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB,
anak dari pasangan H. Enceh dan Hj. Prianti, kini
bisa mempekerjakan ratusan karyawan pada
setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi
dan 100 pekerja di setiap proyek siap
membantunya. Elang Gumilang, pemuda
kelahiran Bogor 6 April 1985 telah mengepakkan
sayap bisnisnya sejauuh yang ia bisa dan setinggi
yang dapat ia capai.
Selain itu ia juga memasarkan properti. Dengan
keberhasilan bisnis-bisnisnya, Elang sudah memiliki
rumah dan mobil sendiri di tahun ketiga kuliah.
Kemudian ia mendalami bisnis properti dengan target
masyarakat dari kalangan ekonomi kurang mampu yang
tidak mampu meminjam uang ke bank.
Menggunakan modal dari pinjaman ke keluarga, teman-
teman, dan dosen, Elang Gumilang membangun hunian
untuk pedagang kecil, mahasiswa, dan orang-orang yang
tidak mempunyai akses perbankan. Uang muka dan
cicilan per bulan pun dibuat terjangkau.
Setelah sukses dengan hunian pertama yang dinamakan
Gemilang Property Griya Salak Endah I tersebut, Elang
Gumilang terus membangun perumahan serupa. Ia juga
memperluas target ke properti komersial untuk seluruh
kalangan masyarakat. Sudah banyak penghargaan
bergengsi ia dapatkan karena kesuksesannya.
Sukses yang sudah ditangan tak lantas
membuat Elang lupa diri. Justru ia
semakin mendekatkan diri pada Sang
Kuasa, terbukti untuk setiap penjualan ia
sisihkan 10 persen untuk kegiatan amal
seperti membantu orang miskin, memberi
bantuan modal pada pengusaha kecil
serta memberi beasiswa.
Sebenarnya ada lagi impian Elang
Gumilang, ia ingin mendirikan
perusahaan yang bisa mempekerjakan
100 ribu orang untuk menyerap
pengangguran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai