Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS JURNAL PENELITIAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PENGARUH RESUSITASI CAIRAN TERHADAP STATUS


HEMODINAMIK (MAP), DAN STATUS MENTAL (GCS)
PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI IGD
RSUD DR. MEOWARDI SURAKARTA

Disusun oleh :
Linangkung Feri C.T 1820206006
Tria Maresa 1820206016
Ermylia Pravesty 1820206038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENGAMBILAN JURNAL MASALAH


Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi
untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal
ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti
perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok
hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik),
sepsis akibat bakteri yang tak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang
tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respons imun (syok anafilaktik).
Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ
dan oksigenasi jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari
darah (syok hemorragic) atau cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh
berbagai keadaan. Penyebab terjadinya syok hipovolemik diantaranya adalah
diare, luka bakar, muntah, dan trauma maupun perdarahan karena obsetri.
Syok hipovolemik merupakan salah satu syok dengan angka kejadian yang
paling banyak dibandingkan syok lainnya.
Syok hipovolemik pada umumnya terjadi pada negara dengan
mobilitas penduduk yang tinggi karena salah satu penyebabnya adalah
kehilangan darah karena kecelakaan kendaraan. Sebanyak 500.000 pasien
syok hipovolemik pada wanita karena khasus perdarahan obsetri meninggal
pertahunnya dan 99% terjadi pada negara berkembang. Sebagian besar
penderita meninggal setelah beberapa jam terjadi perdarahan karena tidak
mendapat perlakuan yang tepat dan adekuat.
Penatalaksanaan syok hipovolemik dapat dilakukan mulai dari saat
terjadinya kejadian, apabila pasien mengalami trauma, untuk menghindari
cedera lebih lanjut vertebra servikalis harus diimobilisasi, memastikan jalan
napas yang adekuat, menjamin ventilasi, memaksimalkan sirkulasi dan pasien
segera dipindahkan ke rumah sakit. Salah satu terapi yang tepat untuk
penatalaksanaan syok hipovolemik adalah terapi cairan yang akan berdampak
pada penurunan angka mortalitas pasien. Akan tetapi terapi cairan yang tidak

2
tepat akan menyebabkan pasien mengalami edema paru dan gangguan
elektrolit.
B. Relevansi masalah
Judul jurnal yang dipilih berdasarkan kejadian yang ditemukan di lahan
praktik sebagian kasus terbanyak adalah syok salah satunya syok
hipovolemik.
C. Tingkat kejadian
Hasil observasi di lahan ditemukan pasien kegawatan dengan syok
hipovolemik di instalasi gawat darurat RSUP Dr. Sardjito.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah mengupas tentang jurnal yang ditemukan
terkait dengan masalah yang dialami di lahan praktik terkait pengaruh
resusitasi cairan terhadap perubahan hemodinamik (MAP) dan status mentak
(GCS) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.

3
BAB II
RESUM JURNAL

A. Nama peneliti
Muh Ainun Najib Hidayatulloh, Supriyadi, Iis Sriningsih.
B. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta
selama bulan Mei-Juli 2015.
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh resusitasi cairan
terhadap perubahan hemodinamik (MAP) dan status mentak (GCS) pada
pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
D. Metode penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian pra experiment dengan
rancangan one group pre-test dan post test design. Populasi pada penelitian
ini adalah pasien dengan syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi
Sirakarta selama bulan Mei-Juli 2015 sebanyak 23 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah quota sampling. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah pasien syok hipovolemik yang masuk IGD RSDM,
pasien dengan salah satu atau lebih tanda syok hipovolemik (nadi lemah,
tekanan darah turun, penurunan kesadaran). Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tensi meter yang telah dikalibrasi,
stetoskop serta table glascow coma scale (GCS) sebagai alat observasi.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat. Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dengan
menggunakan tendensi sentral yang berupa standar standar deviasi, mean,
frekuensi, dan presentase sebagai dasar untuk melakukan analisa bivariate.
analisis bivariat pada penelitian ini uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p
= 0,05.

4
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa nilai terendah dan tertinggi
MAP sebesar 60 dan 67 mmHg, nilai rata-rata MAP sebesar 64.43 mmHg
dengan standar deviasi 2.59 sebelum resusitasi cairan dan nilai terendah dan
tertinggi sebesar 60 dan 67 mmHg, nilai rata- rata MAP sebesar 72.65
mmHg dengan standar deviasi 4.281 sesudah resusitasi cairan. Hasil uji
Wilcoxcon didapatkan nilai signifikansi (p) 0.000 (<0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh resusitasi cairan terhadap peningkatan
MAP pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa nilai rata-rata GCS


sebesar 12.3 sebelum resusitasi cairan dengan standar deviasi 1.95 dan nilai
rata-rata GCS sebesar 13.2 sesudah resusitasi cairan dengan standar deviasi
1.82. Hasil uji Wilcoxcon didapatkan nilai signifikansi (p) 0.001 (<0.05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh resusitasi cairan terhadap
tingkat kesadaran pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 30 menit diberikan


resusitasi cairan terjadi peningkatan nila MAP sebesar rerata 60% dapat

5
meningkatkan nilai MAP. Cairan kristaloid yang mempunyai komposisi
mirip dengan cairan ekstraseluler. Berfungsi untuk mengganti kehilangan
darah. Cairan tersebut berdifusi cepat kedalam ruang ekstraseluler sekitar
75%, diikuti tranfus darah dan koloid (UK Ambulance Service Clinical
Practice Guidelines, 2006). Selama 30 menit tersebut cairan kristaloid
mampu meresap keluar vaskuler menuju interstitial. Sampai terjadi
keseimbangan baru antara plasma volume dan interstitial (Sari, 2012).

Dari uji hasil wilcoxcon perbedaan MAP sebelum dengan sesudah


resusitasi cairan pada pasien syok hipovolemik di RS. Dr. Moewardi
Surakarta didapatkan niali p 0.000 (< 0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh resusitasi cairan terhadap peningkatana MAP. Penelitian
ini didukung dari penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Hastuti (2014)
bahwa ada pengaruh pemberian cairan ringer laktat dan 0.9% NaCl terhadap
peningkatan MAP dan cardiac output di RS Dr. R Soeprapto Cepu dengan
nilai p 0.000.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 30 menit dilakukan


resusitasi cairan terjadi peningkatan nilai GCS dengan rerata 13.2. Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Guyton (2008)
yang mengatakan jika suplai cairan/darah menuju otak adekuat maka fungsi
otak sebagai pengatur kesadaran akan berfungsi dengan baik. Selain
pendapat Guyton (2008) hasil penelitian ini juga didukung oleh oleh
Amstrong (2004) yang menyatakan bahwa pasien syok hipovolemik akan
terjadi penurunan kesadaran jika kehilangan >40% cairan dalam tubuh,
sehingga resusitasi cairan harus segera dilakukan untuk mengganti cairan
yang hilang agar tidak terjadi penurnan kesadaran karena suplai darah ke otak
berkurang.

6
BAB III
ANALISIS JURNAL

A. Rumus PICO
1. Pertanyaan klinis
Apakah terdapat pengaruh resusitasi cairan terhadap perubahan
hemodinamik (MAP) dan status mentak (GCS) pada pasien syok
hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta?
2. Penegakan PICO
 Populasi : Pasien dengan syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi surakarta.
 Intervensi : Pemberian resusitasi cairan
 Comparison :
 Outcome : perubahan hemodinamik (MAP) dan status
mental (GCS) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.

B. Ktitik jurnal
Komponen yang dinilai Ya/tdk Penjelasan
Judul dan abstrak:
 Apakah judul sesuai Ya Judul sesuai dengan isi yaitu
mengenai pengaruh resusitasi
dengan isi cairan terhadap perubahan
hemodinamik (MAP) dan status
mentak (GCS) pada pasien syok
hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta

Untuk mengetahui pengaruh


 Apakah tujuan penelitian Ya resusitasi cairan terhadap
disebutkan? Apa? perubahan hemodinamik (MAP)
dan status mentak (GCS) pada
pasien syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Syok hipovolemik merupakan


 Apakah abstrak Ya syok yang terjadi akibat
berkurangnya volume plasma di
memberikan infromasi intravaskuler.Syok hipovolemik
yang lengkap:latar banyak terjadi pada pasien

7
belakang, tujuan, metode, trauma dan non trauma, syok
hipovolemik akibat penyakit
hasil
diare dengan jumlah korban 1,5
juta jiwa menempati urutan ke 7
dari 10 penyebab kematian di
dunia.
Penatalaksanaan syok
hipovolemik tidak terlepas dari
penerapan algoritma ABC,
dengan tujuan untuk
meningkatkan status
hemodinamik (MAP) dan status
mental(GCS). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui
pengaruh resusitasi terhadap
status hemodinamik (MAP), dan
status mental (GCS) pada pasien
syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.Jenis penelitian yang
digunakan adalah pra
experiment dengan rancangan
one group pre test – post test
design. Populasi pada penelitian
ini adalah semua pasien yang
mengalami syok hipovolemik.
Jumlah sampel sebanyak 23
responden. Teknik sampling
yang digunakan pada penelitian
ini adalah quota sampling.
Instrument pada penelitian ini
yang digunakan adalah lembar
observasi, tensimeter dan
stetoskop serta table glascow
coma scale (GCS).
Sedangkan analisis data
digunakan adalah uji Wilcoxon
dengan taraf signifikansi
p<0,05.Terdapat pengaruh yang
bermakna terapi resusitasi
cairan terhadap peningkatan
status hemodinamik dan status
mental. Rata-rata nilai MAP
sebelum resusitasi cairan
sebesar 64,43 mmHg dengan
simpang baku 2,59
dan nilai MAP setelah resusitasi
cairan sebesar 72,65 mmHg
dengan simpang baku 4,28.
Sedangkan ratarata nilai GCS

8
sebelum resusitasi cairan
sebesar 12,3 dengan simpang
baku 1,95 dan nilai GCS setelah
resusitasi cairan sebesar 13,2
dengan simpang baku 1,82.
Hasil uji Wilcoxon didapatkan
nilai signifikansi
MAP p = 0,000 (p<0,05) dan
nilai signifikansi GCS p = 0,001
(p<0,05). Terapi resusitasi
cairan memberikan hasil
peningkatan status
hemodinamik (MAP) dan status
mental (GCS) pada pasien
dengan syok hipovolemik
sehingga efektif untuk
perbaikan status hemodinamik
dan status mental.

Justifikasi,metodologi,desain:
 Apakah dijelaskan alasan Ya Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh
melakukan penelitian (di resusitasi cairan terhadap
latar belakang dan tinjaun perubahan hemodinamik
(MAP), dan status mental
pustaka)? (GCS) pada pasien syok
hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta

 Apakah tinjauan pustakan Ya


lengkap?cukup?
 Apakah menggunakan Ya
referensi
terbaru?(maksimal 5
tahun)
 Apakah hipotesis Ya
disebutkan?
 Jika eksperimen,apakah Jenis penelitian ini adalah pra
kelompok intervensi dan experiment dengan rancangan
one group pre-test and posttest
kontrol dijelaskan? design.

9
 Apakah kelompok Penelitian ini tidak
intervensi dan kontrol di menggunakan kelompok
samakan atau tidak? kontrol.

 Apakah eksperimennya Tidak Baik peneliti maupun responden


blind atau double blind? mengetahui intervensi dan
prosedur yang dilakukan
 Kalau blind, bagaimana Tidak
cara melakukan
blindnya?
Sampling:
 Bagaimana populasi Menggunakan Quota Sampling
dipilih? teknik pengambilan sampel
dengan cara menetapkan jumlah
tertentu sebagai target yang
harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel dari
populasi (khususnya yang tidak
terhingga atau tidak jelas),
kemudian dengan patokan
jumlah tersebut peneliti
mengambil sampel secara
sembarang asal memenuhi
persyaratan sebagai sampel dari
populasi tersebut.
 Menggunakan probability Ya Menggunakan non probabilty
sampling nonprobality sampling
sampling?
 Apakah kriteria inklusi Kriteria inklusi pada penelitian
dan eksklusi ini adalah pasien syok
disebutkan?apa? hipovolemik yang masuk IGD
RSDM, pasien dengan salah
satu atau lebih tanda syok

10
hipovolemik (nadi lemah,
tekanan darah turun, penurunan
kesadaran).
 Apakah ukuran sampel Populasi pada penelitian ini
cukup? adalah pasien dengan syok
hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Sirakarta selama
bulan Mei-Juli 2015 sebanyak
23 responden
Menurut Sekaran (2006) Untuk
penelitian eksperimental
sederhana dengan kontrol
eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah
mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan
20. Penelitian ini dapat
disimpulkan memiliki jumlah
sampel yang cukup.
Pengumpulan data:
 Bagaimana cara Alat pengumpulan data yang
pengumpulan datanya digunakan dalam penelitian ini
(kuesioner atau data yang adalah tensi meter yang telah
lain)? dikalibrasi, stetoskop serta table
glascow coma scale (GCS)
sebagai alat observasi.)
 Siapa yang Peneliti
mengumpulkan data?
 Apakah instrumen Tidak Tidak Dijelaskan dalam Jurnal
pengumpulan data
dijelaskan?
 Apakah instrumen di uji Tidak Tidak dijelaskan dalam jurnal

dulu?

11
 Apakah confounding Tidak Tidak Dijelaskan dalam jurnal
factors diidentifikasi?
 Apakah ada penjelasan Tidak Tidak dijelaskan dalam jurnal
validitas dan reabilitias?

Pertimbangan etik:
 Apakah penelitian Tidak Tidak dijelaskan dalam jurnal
menggunakan ethicala
approval dari komite etik

Tidak dijelaskan dalam jurnal


 Apakah ada informed Tidak
concent dalam penelitian?
Analisis data dan hasil:
 Apakah hasil disampikan Ya Hasil uji Wilcoxcon didapatkan
dengan jelas? nilai signifikansi (p) 0.000
 Apakah p value dan Ya (<0.05), maka dapat
confidence interval disimpulkan bahwa ada
dilaporkan? pengaruh resusitasi cairan
 Apakah hasilnya Ya terhadap peningkatan MAP
signifikan? pada pasien syok hipovolemik
di IGD RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Hasil uji Wilcoxcon didapatkan
nilai signifikansi (p) 0.001
(<0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada
pengaruh resusitasi cairan
terhadap tingkat kesadaran pada
pasien syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

 Apakah kesimpulan Hasil penelitian didapatkan

penelitian ini? bahwa resusitasi cairan


berpengaruh terhadap

12
perubahan status hemodinamik
(MAP) dan status mental
(GCS). Hal ini menunjukkan
bahwa resusitasi cairan
memiliki kontribusi yang sangat
penting untuk meningkatkan
status hemodinamik dan status
mental pasien yang mengalami
syok hipovolemik.
Hasil dan keterbatasan
penelitian:
 Apakah hasil bisa Bisa
digeneralisasi?
 Apakah keterbatasan Tidak dijelaskan dalam jurnal
penelitian ini?
 Apakah ada saran untuk Ada Penelitian yang dilakukan ini
penelitian selanjutnya? dapat dijadikan acuan bagi
penelitian selanjutnya yang akan
meneliti faktor-faktor perbaikan
pada pasien dengan syok
hipovolemik.

 Apakah implikasi Tidak Penelitian ini dapat digunakan

penelitian tersebut (yang sebagai acuan dalam

disebutkan dalam jurnal)? keperawatan gawat darurat


penanganan resusitasi cairan
pada pasien syok hipovolemik
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai selfassesment bagi
perawat gawat darurat
dalam menangani pasien dengn
syok hipovolemik

13
C. Seberapa penting hasil penelitian ini
a. Selection of outcome
jenis penelitian pra experiment dengan rancangan one group pre-test dan
post test design, untuk mengetahui pengaruh resusitasi cairan terhadap
perubahan hemodinamik (MAP), dan status mental (GCS) pada pasien
syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta
b. Effect size
Hasil penelitian didapatkan bahwa resusitasi cairan berpengaruh terhadap
perubahan status hemodinamik (MAP) dan status mental (GCS). Hal ini
menunjukkan bahwa resusitasi cairan memiliki kontribusi yang sangat
penting untuk meningkatkan status hemodinamik dan status mental pasien
yang mengalami syok hipovolemik.
D. Aplikasi hasil penelitian
Penerapan intervensi keperawatan gawat darurat dengan memberikan
penanganan resusitasi cairan pada pasien syok hipovolemik.
E. Hubungan hasil penelitian dengan kondisi riil di klinis atau dilapangan
praktik
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sangat jelas hubungan
antara isi jurnal dengan realita klinis di lapangan. Hasil yang didapatkan dari
penelitian tersebut memberikan efek yang sangat bagus untuk menangani
pasien dengan syok hipovolemik.
F. Kelebihan dan kekurangan jurnal
1. Kelebihan jurnal
a. Penelitian menggunakan metode eksperimental.
b. Dari segi pemahaman mudah dipahami.
c. Dijelaskan waktu dan lama penelitian.
d. Sebagai masukan bagi perawat dapat digunakan sebagai self
assesment bagi perawat gawat darurat dalam menangani pasien
dengan syok hipovolemik
2. Kekurangan jurnal
a. Tidak dijelaskan cara pengukuran dan lama intervensi pada pasien.

14
G. Implikasi keperawatan terhadap praktik
Isi jurnal dapat di manfaatkan dan diterapakan dalam ilmu
keperawatan. Khususnya di bidang keperawatan gawat darurat sebagai upaya
untuk penanganan pasien dengan syok hipovolemik.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh resusitasi
cairan terhadap perubahan status hemodinamik (MAP), dan status mental
(GCS) pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta
maka dapat diambil kesimpulan bahwa semua responden memiliki nilai MAP
dibawah normal sebelum dilakukan resusitasi cairan dengan nilai terendah
dan tertinggi sebesar 60 dan 67 mmHg. Sedangkan nilai MAP sesudah
diberikan resusitasi cairan terendah dan tertinggi sebesar 60 dan 70 mmHg.
Berdasarkan penelitian yang telah dlakukan diperoleh hasil bahwa nilai GCS
terndah dan tertinggi sebesar 9 dan 15 sebelum dilakukan resusitasi cairan.
Sedangkan nilai GCS terendah dan tertinggi setelah diberikan resusitasi
cairan sebesar 9 dan 15.
Hasil penelitian didapatkan bahwa resusitasi cairan berpengaruh terhadap
perubahan status hemodinamik (MAP) dan status mental (GCS). Hal ini
menunjukkan bahwa resusitasi cairan memiliki kontribusi yang sangat
penting untuk meningkatkan status hemodinamik dan status mental pasien
yang mengalami syok hipovolemik.
B. Saran
1. Bagi perawat
Sebagai acuan dalam keperawatan gawat darurat penanganan resusitasi
cairan pada pasien syok hipovolemik dan dapat digunakan sebagai
selfassesment bagi perawat gawat darurat dalam menangani pasien dengn
syok hipovolemik.
2. Bagi instansi rumah sakit
Memberikan support dan memfasilitasi rawat inap dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz, Alimul, H. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta : Salemba


Medika

Armstrong, D.J. (2004). Shock. Nursing Practice Hospital and Home. 2nd ed. In

Alexander MF, Fawcet JN, Auckman PJ. Edinburg : Churcill Livingstone

Boswick, John, A. 1997. Perawatan gawat darurat. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. (2004). Keperawatan medikal bedah ed. 8 vol. 2. Editor :
Monica Ester. Jakarta : EGC

Diantoro, Dimas Gatra. (2014). Syok hipovolemik. Purwokerto : RSUD Margono

Finfer, S. R., Vincent, Jean-Louis & De Backer, Daniel. (2013). Critical care
medicine : circulatory shock. The New England Journal of Medicine. Ed.
369 vol. 18. 1726 - 1734.

Guyton A, Hall J. (2010). Circulatory shock and physiology of its treatment.


Textbook of Medical Physyologi ed. 12. Philadelpia

Hardisman. (2013). Memahami patofisiologi dan aspek klinis syok hipovolemik :

Hastuti, D. (2014). Pengaruh resusitasi cairan terhadap peningkatan map(mean


arterial pressure) pada pasien syok hipovolemik. Skripsi tidak dipublikasi.
Semarang: Program Studi DIV Keperawatan Medikal Bedah, Poltekkes
Semarang

Holley, A., Lukin, W. Paratz, J. Hawkins, T., Boots, R. & Lipman, J. (2012). Goal
directed resucitation which goals? Haemodynamic targets. Ed. 24 vol. 1
Australia Emergency Medicine.

Hudak, C & Gallo, B. (2010). Keperawatan kritis pendekatan holistik edisi 6. Editor
: Monica Ester. Jakarta : EGC

Jevon, P. & Ewens, B. (2010). Pemantauan pasien kritis. Jakarta : Erlangga

Kartikasari. (2008). Pengaruh resusitasi cairan mean arterial pressure (MAP), pre
derajad syok, jenis dan jumlah pada kasus syok hipovolemik terhadap
perubahan hemodinamik. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Program
Studi DIV Keperawatan, Poltekkes Semarang

17
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rhineka
Cipta

Potter, P. A & Perry, A. G. (2006). Fundamental Keperawatan ed. 4 vol. 2. Editor :


Monica Ester. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai