Anda di halaman 1dari 7

Definisi:

Etiologi:
Komplikasi:
Appendisitis adalah peradangan dari appendiks 1. Obstruksi lumen : fecalit
1. Perforasi vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen 2. Infeksi kuman dari colon yang paling
2. Peritonitis akut yang paling sering. (Mansjoer, 2011 ). sering adalah E. Coli dan streptococcus
3. Abses Apendik
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di \2.
umbai cacing dan penyebab paling umum inflamasi
akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen.
(Smeltzer, 2012). Klasifikai:

Penatalaksanaan: 1. Apendisitis akut.


2. Apendisitis kronis
1. Sebelum operasi observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya
Appendisitis
keluhan, tanda dan gejala appendisitis
sering kali masih belum jelas. Dalam
keadaan ini observasi ketat perlu
Tanda dan gejala:
dilakukan. Pasien diminta melakukan
tirah baring dan dipuasakan.
2. Anti biotik (ampisilin, gentamisin,
1. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya
metronidazol, atau klindomisin)
demam ringan
3. Operasi appendiktomi Pemeriksaan Diagnostik: 2. Mual, muntah
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa
3. Anoreksia
apendisitis telah ditegakkan. 1. Pemeriksaan darah lengkap 4. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
4. Tindakan post operatif, satu hari pasca 2. USG 5. Keram otot
bedah klien dianjurkan untuk duduk
6. Konstipasi, diare
tegak di tempat tidur, 3 hari berikutnya b.
7. Bising usus meningkat, perut kembung
bisa pulang
8. Suhu meningkat, nadi cepat
Pathways

Infeksi kuman, obstruksi rongga lumen


Produksi mucus meningkat
Elastisitas dinding apendik menurun
Peningkatan tekanan intra lumen dinding apendik Nyeri
Tekanan akan menghambat aliran limfe
Edema, ulserasi mukosa

Inflamasi apendik Peningkatan suhu tubuh Hipertermi

Aliran darah dan cairan limfe tidak sempurna

Aliran darah terganggu

Terputusnya aliran darah Apendik mengalami kerusakan dan pembusukan

Obtruksi vena, bakteri menembus dinding apendik Apendik berisi nanah dan usus buntu bisa pecah

Distensi abdomen Perforasi Risti Infeksi

Menekan gaster Appedektomy

Peningkatan produksi HCL Insisi bedah Risti Infeksi

Mual, muntah Terputusnya kontuinitas jaringan

Resiko kekurangan volume cairan Nyeri

Resiko gangguan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. Nyeri akut b/d agen injuri biologi : peningkatan intra lumen


NOC
 Pain Level : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala nyeri 0-2)
 Tanda vital dalam rentang normal (TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60-100x/menit,
S : 36-37,5 0C)
NIC :
 Atur posisi yang nyaman bagi klien : posisi fowler, semi fowler
 Observasi nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, frekuensi dan observasi
reaksi non verbal klien
 Pantau TTV
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
 Anjurkan klien untuk kompres hangat pada bagian perut yang sakit
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi : teknik distraksi, teknik relaksasi
 Anjurkan untuk meningkatkan istirahat
 Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian analgetik

2. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
NOC
 Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria Hasil :
 Berat badan ideal (45-55 kg)
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Konjungtiva tidak anemis, nafsu makan meningkat
 Hb normal laki-laki 13,5-18,0 gr/dl, perempuan 12,0-16,0 gr/dl
 Makanan habis 1 porsi
Intervensi :
NIC :
 Observasi adanya alergi makanan
 Timbang BB pasien dan monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor mual dan muntah, konjungtiva
 Pantau Hb, Ht
 Auskultasi bising usus
 Berikan makanan sedikit tapi sering
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit pasien rendah lemak
 Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian terapi anti emetik
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
NOC :
 Resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal
 TTV dalam batas normal (TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60-100x/menit, S :
36-37,5 0C)
 Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Intervensi :
NIC :
 Pantau intake dan output yang akurat
 Monitor vital sign
 Observasi membran mukosa, turgor kulit
 Monitor intake oral
 Monitor berat badan
 Anjurkan klien untuk menambah masukan oral
 Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV

4. Hipertermi b/d adanya inflamasi pada apendik


NOC :
 Suhu tubuh normal (36,50C-37,50C)
Kriteria Hasil :
 TTV dalam rentang normal (TD sesuai umur, RR : 16-24x/menit, N : 60-100x/menit, S : 36-
37,5 0C)
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi :
NIC :
 Pantau TTV
 Anjurkan klien untuk melakukan kompres pada lipat paha, dahi dan aksila
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor intake dan output
 Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
 Tingkatkan tirah baring
 Kolaborasikan dengan dokter mengenai pemberian cairan intravena dan pemberian terapi anti piretik
5. Resiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan utama pada apendisitis
NOC :
 Risk control : resiko infeksi dapat diatasi
Kriteria Hasil :
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi (tidak bengkak, tidak panas, tidak kemerahan, tidak
nyeri, tidak fungsiolaesa)
 Jumlah leukosit dalam batas normal (4500-11000/cmm)
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
 Batasi pengunjung bila perlu
 Pantau TTV
 Pantau hasil leukosit
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
 Anjurkan meningkatkan intake nutrisi
 Anjurkan istirahat
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian terapi
Daftar Pustaka

Doenges E, Marilynn, dkk. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Heather, H. (2010). Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC

Karnen, G. (2012). Pedoman Penatalaksanaan Apendisitis Akut Jakarta : CV Infomedika

Mansjoer, Arif., et all. (2011). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI Jakarta :
Media Aescullapius.

Smeltzer, Suzanna C. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart.
(Alih bahasa Agung Waluyo). Edisi 8. Jakarta: EGC

Suyanto, Ingen. (2013).Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai