0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka. SP2KP merupakan pengembangan dari Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Awalnya kebijakan SP2KP dan pembentukan tim kerja berjalan baik, namun pelaksanaannya hanya berlangsung 2 tahun dan praktik
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka. SP2KP merupakan pengembangan dari Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Awalnya kebijakan SP2KP dan pembentukan tim kerja berjalan baik, namun pelaksanaannya hanya berlangsung 2 tahun dan praktik
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka. SP2KP merupakan pengembangan dari Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Awalnya kebijakan SP2KP dan pembentukan tim kerja berjalan baik, namun pelaksanaannya hanya berlangsung 2 tahun dan praktik
Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia
dimulai sejak diterima dan diakuinya keperawatan pada tahun 1983 sebagai profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan.
Sejak saat itu berbagai upaya telah dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan. Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di Departemen Kesehatan di Indonesia. Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi. Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur, pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan restrakturing, reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan keperawatan melalui pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang diperbaharui dengan sistem pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP). MPKP di anggap metode pengelolaan bangsal yang paling ideal di terapkan, hal ini menjadi lanjutan keputusan menteri kesehatan terbaru yaitu keputusan menteri kesehatan nomor: 123/Menkes/SK/XI/2005 tentang registrasi dan praktek keperawatan, yang berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya dibidang asuhan keperawatan maka dibentuklah suatu tim Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). SP2KP merupakan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Perry, Potter. 2009).
Sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional (SP2KP) adalah kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit yang memungkinkan perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional bagi pasien. SP2KP mempunyai sistem pengorganisasian yang baik dimana seluruh komponen yang terlibat dalam asuhan keperawatan diatur secara profesional (Rantung 2013). SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit.
Komponennya terdiri dari: perawat, profil
pasien, sistem pemberian asuhan keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai profesional, fasilitas, sarana prasarana (logistik) serta dokumentasi asuhan keperawatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI, 2009). SP2KP juga bisa di artikan sebagai sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Perry, Potter. 2009). Pelaksanaan SP2KP merupakan aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan, manajemen dan pemberian asuhan keperawatan di unit ruang rawat rumah sakit dan perkembangan profesional diri (Kemenkes RI, 2010) RSUD Cideres Kabupaten Majalengka sudah menerapkan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP), dan dibentuk Pokja SP2KP yang telah disahkan oleh Direktur RSUD Cideres melalui surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Nomor 35 Tahun 2014 Pembentukan Pokja Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) Dan Pengembangan Manajemen Kinerja (Pmk) Di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka Susunan pokja Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) dan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) pada RSUD Cideres Kabupaten Majalengka.
Secara Kebijakan yang sudah disahkan susunan
pokja SP2KP terdiri dari : 1. Ketua 2. Sekretaris 3. Pokja I (Kebijakan) 4. Pokja II (Pelayanan Klinik Keperawatan) 5. Pokja III (Akses Dan Keterpaduan Pelayanan) 6. Pokja IV (Administrasi Dan Manajemen Pelayanan) 7. Pokja V (Manajemen Sumber Daya Manusia) 8. Pokja VI (Manajemen Fasilitas ) 9. Pokja VII (Manajemen Mutu) Namun pada kenyataannya setelah dibuatkan Kebijakan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) dan pembentukan Pokja SP2KP yang telah disahkan oleh Direktur RSUD Cideres pada tahun 2014 tersebut, penerapan praktik keperawatan melalui SP2KP hanya berjalan 2 tahun saja yaitu sampai tahun 2016, dan selanjutnya SK tersebut hanya secarik kertas saja, dan praktik keperawatan kembali menjadi okupasi, dan selanjutnya perawat bahkan tidak mengerti atau tidak faham apa itu SP2KP. Kebijakan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) dan pembentukan Pokja SP2KP bagus sudah ada, dalam proses pelaksanaannya seharusnya dikawal dengan baik oleh pimpinan keperawatan dan melibatkan seluruh staf keperawatan. Proses manajemen dalam mensukseskan SP2KP baik dari planing, organizing, stafing, Leading sampai evaluating perlu ditinjau kembali dan diterapkan sebaik-baiknya demi suksesnya pelaksanaan SP2KP. Edukasi staf keperawatan secara kontinyu dalam meningkatkan pemahaman pelaksanaan SP2KP Haturnuhun