Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

Survival Sepsis Campaign

Pembimbing :
dr. Malayanti, Sp.An KIC

Penyusun :
M Fachry Rahman
2017730022

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
kenikmatan kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga pada kesempatan ini penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas referat dengan judul “Survival Sepsis Campaign”. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan
yang akan datang penulis dapat membuatnya lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada dr.
Malayanti, Sp.An KIC selaku pembimbing serta berbagai pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan referat ini. Demikian tugas ini penulis buat sebagai tugas dari
kepaniteraan Stase Ilmu Anestesi serta untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Semoga referat ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, Maret 2022

M Fachry Rahman
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan
Rekomendasi dalam dokumen ini dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi
dokter yang merawat pasien dewasa dengan sepsis atau syok septic dalam pengaturan
rumah sakit. Rekomendasi dari pedoman ini tidak dapat menggantikan kemampuan
pengambilan keputusan klinisi ketika disajikan dengan cara yang unik variabel klinis
pasien. Pedoman ini dimaksudkan untuk mencerminkan praktik terbaik
B. Sepsis

Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh
disregulasi respon host terhadap infeksi. Ketika kuman penyebab infeksi masuk ke dalam
aliran darah, atau terjadi sistem imun bereaksi berlebihan dengan melepas zat kimia ke
dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit.

C. Patofisiologi
D. Skrining Sepsis

Skrining sepsis :
Kriteria SIRS (Systemic Inflammatory Response Kriteria qSOFA (Quick Sequential Organ
Syndrome) Failure Score)

Suhu tubuh > 38oC atau < 36oC Skor Koma Glasgow < 15

Denyut jantung > 90x/menit Frekuensi pernapasan ≥ 22x/menit

Frekuensi napas > 20x/menit Tekanan darah sistolik ≤ 100 mmHg

Hasil hitung sel darah putih < 4.000 sel/mm 3 atau >
12.000 sel/mm3

Kriteria SOFA (Sequential Organ Failure Assessment


Kriteria NEWS (National Early Warning Score)

C. Alur Diagnosis Sepsis


D. 1-Hour Bundle Resusitasi Awal Sepsis
D. Resusitasi Awal
• Resusitasi cairan sangat penting untuk stabilitas hipoperfusi jaringan yang diinduksi
sepsis dan syok septik
• Rekomendasi : minimal 30 ml/kgBB cairan kristaloid intravena (IV)
• Parameter dinamis → mengangkat kaki pasif dikombinasikan dengan pengukuran
Cardiac Output (CO), pengukuran Stroke Volume (SV), pengukuran peningkatan
denyut nadi
• Peningkatan kadar laktat merupakan penanda adanya hipoperfusi jaringan →
pemberian resusitasi untuk menormalkan kadar laktat pasien
• Direkomendasikan target awal MAP 65 mmHg pada pasien dengan syok septik yang
membutuhkan vasopressor

E. Diagnosa Infeksi

Direkomendasikan bahwa pemeriksaan kultur mikrobiologi (termasuk


pemeriksaan darah) harus diperoleh sebelum memulai terapi antimikroba pada pasien
dengan suspek sepsis atau syok sepsis jika tidak menghasilkan penundaan substansial
dalam memulai antimikroba

F. Terapi Antimikroba

• Direkomendasikan segera mungkin memberikan antimikroba IV setelah didiagnosis


sepsis dan syok sepsis dalam 1 jam
• Pasien dengan sepsis atau syok septik dengan risiko tinggi MRSA (Methicillin
Resistant Staph Aureus) → merekomendasikan penggunaan antimikroba empiris
dengan cakupan MRSA daripada penggunaan antimikroba tanpa cakupan MRSA
• Pasien dengan sepsis atau syok septik dan berisiko tinggi untuk MDR (Multi Drug
Resistant) → menggunakaan dua antimikroba dengan cakupan gram negatif untuk
pengobatan empiris
• Pasien dengan sepsis atau syok septik dan berisiko rendah untuk MDR (Multi Drug
Resistant) → menggunakaan satu agen gram negatif (agen tunggal) untuk pengobatan
empiris

G. Kontrol Sumber
• Direkomendasikan bahwa diagnosis dari infeksi yang memerlukan kontrol sumber
yang muncul pada pasien dengan sepsis atau syok sepsis dapat diidentifikasi secepat
mungkin, dan bahwa setiap intervensi pengendalian sumber yang diperlukan harus
dilakukan segera secara medis dan praktik setelah diagnosis dibuat
• Direkomendasikan bahwa pelepasan segera alat intravaskular yang kemungkinan
merupakan sumber dari sepsis atau syok sepsis setelah alat tersebut digunakan
• Untuk orang dewasa dengan diagnosis awal sepsis atau syok septik dan kontrol
sumber yang memadai → menyarankan menggunakan durasi terapi antimikroba yang
lebih pendek

H. Terapi Cairan
• Direkomendasikan bahwa cairan kristaloid dapat digunakan sebagai resusitasi awal
dan penggantian volume intravaskular pada pasien sepsis dan syok sepsis
• Pemberian dengan teknik fluid challenge dapat dilanjutkan selama hemodinamik
pasien terus membaik
• Direkomendasikan penggunaan albumin dapat diberikan jika pasien menerima
resusitasi dengan cairan kristaloid yang besar
• Penggunaan cairan kristaloid atau saline dalam resusitasi harus seimbang
I. Agen Vasoaktif

Dosis obat vasoaktif pada syok

Agen  Dosis 

Norepinefrin  0,05-2 µg/kgBB/menit

Dopamin 2-20 µg/kgBB/menit

Dobutamin  2-20 µg/kgBB/menit

Vasopresin  0,01-0,04 unit/menit


J. Ulcer Control
 Untuk orang dewasa dengan sepsis atau syok septik, dan yang memiliki faktor
risiko perdarahan gastrointestinal (GI), kami menyarankan penggunaan
profilaksis stress ulkus.
 Ulkus stres berkembang di saluran gastrointestinal (GI) pada pasien sakit kritis
dan dapat dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan
 Profilaksis ulkus stres dianggap relatif murah, membutuhkan sumber daya yang
sedikit dan berlaku untuk negara-negara dengan ekonomi berpenghasilan
rendah.

K. Ventilasi
• Gagal napas hipoksemia akut dapat terjadi akibat penyebab sepsis seperti
pneumonia yang menyebabkan ARDS
• Pasien dengan hipoksia tanpa hiperkapnia diobati dengan konsentrasi tinggi
oksigen inhalasi melalui masker wajah dengan reservoir atau masker venture
• Intervensi lanjutan untuk pasien dengan hipoksia yang membutuhkan eskalasi
dukungan termasuk Non Invasive Ventilation (NIV) atau oksigen aliran tinggi
• High Flow Nasal Cannula (HFNC) adalah Non Invasive, pengiriman oksigen
konsentrasi tinggi. Inspirasi tunggal HFNC memungkinkan aliran udara
mengalir setinggi 60 L per menit untuk mencapai FiO2 setinggi 95 – 100%
• Volume tidal yang tepat untuk suatu pasien ARDS memerlukan penyesuaian
untuk faktor-faktor seperti : plateau pressure, positive end expiratory pressure
(PEEP), komplians torakoabdominal dan usaha nafas pasien
• Direkomendasikan target penggunaan volum tidal 6 ml/kgBB dan plateau
pressure 30 cmH2O
• Direkomendasikan pada pasien ARDS yang disebabkan oleh sepsis dapat
menggunakan agen neuromuskuler selama < 48 jam pada pasien dewasa dan
rasio PaO2/FiO2 < 150 mmHg, ventilasi mekanik dipertahankan dengan posisi
kepala yang elevasi 30-45 derajat
N. Kontrol Glukosa

• Hiperglikemia, hipoglikemia, peningkatan variabilitas glikemik dikaitkan


dengan peningkatan kematian pada pasien sakit kritis
• The American Diabetes Association, untuk kontrol glikemik sakit kritis pada
pasien, merekomendasikan inisiasi terapi insulin untuk hiperglikemia > 180
mg/dL dan setelahnya kisaran glukosa target 140-180 mg/dL
• Hipoglikemia (< 40 mg/dL) → glukosa darah ditargetkan 80 – 110 mg/dL

O. Nutrisi

Direkomendasikan bahwa pemberian nutrisi dengan rute enteral lebih dipilih


dibandingkan rute parenteral pada pasien kritis dengan sepsis atau syok septik →
memiliki keuntungan yang terkait dengan pemeliharaan integritas usus, peredam
respon inflamasi dan modulasi metabolisme yang dapat mengurangi resistensi
isulin
Nutrsisi enteral dimulai dalam waktu 72 jam setelah masuk ICU

P. Edukasi

Untuk orang dewasa dengan sepsis atau syok septik dan mereka keluarga,
disarankan untuk memberikan edukasi sepsis secara tertulis dan juga verbal
(diagnosis, pengobatan, dan sindrom post ICU / pasca sepsis) sebelum pasien
keluar dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Evans, L., Rhodes, A., Alhazzani, W. et al. Surviving sepsis campaign: international
guidelines for management of sepsis and septic shock 2021. Intensive Care
Med 47, 1181–1247 (2021). https://doi.org/10.1007/s00134-021-06506-y
2. Singer M, Deutschman CS, Seymour CW, et al. The Third International Consensus
definitions for sepsis and septic shock (Sepsis-3) JAMA. 2016;315(8):801–810. doi:
10.1001/jama.2016.0287.
3. Fleischmann-Struzek C, Mellhammar L, Rose N, et al. Incidence and mortality of
hospital- and ICU-treated sepsis: results from an updated and expanded systematic
review and meta-analysis. Intensive Care Med. 2020;46(8):1552–1562. doi:
10.1007/s00134-020-06151-x.
4. Fleischmann C, Scherag A, Adhikari NK, et al. Assessment of global incidence and
mortality of hospital-treated sepsis. Current estimates and limitations. Am J Respir Crit
Care Med. 2016;193(3):259–272. doi: 10.1164/rccm.201504-0781OC.
5. Seymour CW, Liu VX, Iwashyna TJ, et al. Assessment of clinical criteria for sepsis: for
the third international consensus definitions for sepsis and septic shock (Sepsis-3) JAMA.
2016;315(8):762–774. doi: 10.1001/jama.2016.0288.

Anda mungkin juga menyukai