Anda di halaman 1dari 40

Oleh: Violensia

Chrisianti

SEPSIS
Pembimbing:
dr. Dijah P. Sekarmeranti, Sp.An
Definisi

• Sepsis adalah sindrom klinis yang disebabkan respon


inflamasi terhadap infeksi

• Severe sepsis adalah sepsis diikuti dengan disfungsi


organ dan hipoperfusi jaringan
Syok septik
merupakan keadaaan dimana terjadi penurunan
tekanan darah (teanan darah sistolik kurang dari 90
mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik lebih dari
40 mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meskipun
telah dilakukan resusitasi cairan secara adekuat atau
memerlukan vasopressor untuk mempertahankan
tekanan darah dan perfusi organ.
Task force 2016
Definisi

SEPSIS IS LIFE-THREATING ORGAN DYSFUNGTION CAUSED


BY A DYSREGULATED HOST RESPON TO INFECTION

Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam nyawa ,


disebabkan oleh gangguan pengaturan respon host terhadap
infeksi
SEPTIC SHOCK IS A SUBSET OF SEPSIS IN WHICH
UNDERLYING CIRCULATORY AND CELLULAR/METABOLIC
ABNORMALITIES ARE PROFOUND ENOUGH TO
SUBSTANTIALLY INCREASE MORTALITY
syok septik adalah bagian dari sepsis dimana kelainan
peredaran darah dan sel / metabolisme yang mendasari
cukup mendalam untuk secara substansial meningkatkan
mortalitas
Slide Title
• Istilah SIRS dihapuskan
• Yang dahulu severe sepsis, sekarang
menjadi definisi sepsis itu sendiri
• Perubahan cara diagnosa
Slide Title

GCS Respirasi Tekanan


< 15 > 22/min darah
(sistol)
< 100
mmHg
Etiologi
• A.Gram-negative bacteria.
1.Escherichia coli.
2.Klebsiella spp.
3.Pseudomonas aeruginosa.
4.Proteus spp.
5.Neisseria meningitides.

• B.Gram-positive bacteria.
1.Staphylococcus aureus (including MRSA).
2.Streptococcus spp.
3.Enterococcus spp.

• 1.Fungal.
2.Viral.
3.Rickettsial.
4.Parasitic.
Patofisiologi
1. Let’s start with
the first set of
Pemeriksaan Lab slides
Cek darah lengkap
• leukosit – prediksi adanya infeksi jika hasilnya >15.000
Wbc >50.000 atau <300 (survivalrates menurun)

• Hb. = kapsitas oksigen – syok

• Trombosit= meningkat pada fase akut karena respon inflamasi.


Trombosit akan turun pada sepsis yang menetap dan
kemungkinan akan terjadinya DIC

• Koagulasi = protrombin (PT) tromboplastin (aPTT)


Meningkat pada DIC.
• Elektrolit
- Magnesium
- Calcium
- Fosfat
- Sodium dan klorida akan mengalami gangguan pada dehidrasi
berat.
- Glukosa

• Serum laktase – serum marker untuk melihat perfusi


jaringan.
(metabolisme anaerobik) – hipoksia, hipotensi, penurunan
difusi oksigen dari kapiler ke jaringan,
Bisa meningkat pada sepsis.
Laktase 2,5 mmol/L dihubungkan dengan peningkatan
mortalitas .
• Serum creatinin level
• Blood urea nitrogen (BUN)
BUN dan kreatinin naik menandakan adanya dehidrasi
berat atau gagal ginjal

• Bilirubin
• Fungsi hati (LFTs) ,ALP bilirubin ,lipase , digunakan
untuk mengavaluasi adanya disfungsi multiorgan
atau mendeteksi sumber penyakit(pancreatitis,
hepatitis,dll).
• ALT
• AST
• albumin
• Kultur darah – antibiotik terapi
Positif pada < 50% kasus sepsis

• Urinalisis kultur urin


UTI sering menjadi penyebab sepsis, khususnya
pada lansia

• Pewarnaan gram= CSF, sputum,


Mengetahui bakteri penyebab
2. Let’s start with
Penatalaksanaan the first set of
SEPSIS slides
FStabilisasi pasien

Seco Menangani syok

Prinsip
Do no additional harm
Pasien
SEPSIS
Harus dilakukan dalam 3 jam
• Cek laktat level
• Kultur darah
• Gunakan antibiotik spectrum luas
• Berikan kristaloid 30mL/kg untuk hipotensi
atau laktat >4 mmol/L
• (tetap perhatikan volum overload dari
ventrikular kanan, untuk mencegah
terjadinya acute cor pulmonale)
Harus selesai dilakukan dalam 6 jam
• Berikan vasopressor untuk hipotensi yang
tidak berespon pada resusitasi cairan
(target AMP 65 AMP atau lebih)
Resusitasi cairan
• Bisa digunakan cairan kristaloid atau koloid .
• Kristaloid yang diginakan 0,9% sodium chloride atau Ringer
laktat
• Koloid yang digunakan albumin, dextran, pentastrach.

• Volume kristaloid harus diberikan 2-4 x lbh banyak dari


pada koloid, dan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mecapai efek yang sama dibanding koloid.

• Hydroxyethyl strach /HES tidak direkomendasikan,


meningkatkan Acute Kidney Injury.
• Hes juga diasosiasikan dengan disfungsi trombosit
• Jika hipotensi tidak berespon pada bolus
kristaloid 30 mL/kg selama 30-60 menit,
jika memungkinkan bisa dipasang CVC
(central venous Catheter)

• Melihat respon dari volume cairan yang


masuk bisa dilihat dari CVP dan PAOP
(Pulmonary Artery Occlusion Pressure)
Terapi vassopresor
• Diberikan jika pasien tidak berespon pada resusitasi cairan.

• Target dari vassopresor: sebagai reverse vasodilatasi


patologis dan perubahan distribusi aliran darah, yang muncul
sebagai akibat dari aktivasi ATP-sensitive potasium channel
(K(ATP)) di pembuluh darah otot polos dan sintesis dari
dilatasi Nitric Oxide

• Vassopresor yang digunakan adalah norepinefrin , yang


merupakan Alfa- receptor agonist dan menyebabkan
vasokontriksi dari arteri perifer tanpa meningkatkan HR dan
CO
• Dosis 5-20  μg/ min
Inotropik
• Penggunaan dobutamin dengan dosis 20
mcg/kgbb/menit bisa diberikan atau
dikombinasikan dengan vasopressor bila
ada kondisi disfungsi miokard atau tanda
hipoperfusi meskipun MAP sudah adekuat
Antibiotik
1. Gunakan antibiotik spektrum luas

2. Gunakan terapi antibiotik kombinasi,


penggunaan antibiotik dibatasi 3 – 5 hari

3. Terapi diberikan 7 – 10 hari; bisa


diberikan lebih lama pada kondisi
tertentu misalnya immunodefisiensi atau
respon klinis yang lambat
Transfusi darah
1. Transfusi sel darah merah pada pasien dengan hb < 7
g/dl dengan target konsentrasi Hb 7 – 9 g/dl
2. Tidak menggunakan eritropoetin sebagai terapi spesifik
3. Tidak menggunakan ffp jika tidak ada perdarahan atau
rencana tindakan invasif
4. Tidak disarankan menggunakan antitrombin pada
pasien severe sepsis dan syok sepsis
5. Pemberian platelet bila < 10000/mm3 jika tanpa resiko
perdarahan, < 20000 bila ada resiko perdarahan, dan <
50000 bila ada perdarahan aktif atau rencana tindakan
invasif
Kontrol gula darah
1. Maintenance gula darah <180

2. Karena pemberian insulin yang intensif


akan menyebabkan peningkatan episode
dari hipoglikemia dan mortalitas pasien
ICU.
Profilaksis DVT
1. Menggunakan LWMH subkutan setiap
hari. Bila creatinine clearance < 30
ml/menit maka gunakan deltaparin atau
LWMH lain dengan resiko renal minimal
2. Pasien dengan kontraindikasi heparin bisa
dilakukan profilaksis mekanik
Profilaksis stress ulcer
1. Menggunakan H2 blocker atau PPI pada
pasien sepsis dengan resiko perdarahan
2. Diutamakan PPI dibanding H2 blocker
3. Pada pasien tanpa resiko tidak perlu
diberikan
Nutrisi
1. Berikan makanan secara oral atau enteral
dibanding puasa atau hanya pemberian glukosa
secara IV dalam 48 jam setelah diagnosis
2. Berikan makan dalam dosis rendah (maksimal 500
kalori per hari) dapat dinaikan sesuai toleransi
3. Berikan glukosa secara IV dan makan dengan jalur
enteral dibanding hanya melalui jalur parenteral
atau parenteral dan enteral dalam 7 hari setelah
didiagnosis sepsis
4. Beri nutrisi tanpa nutrisi immunomodulating yang
spesifik
Urin kateter
• Bertujuan untuk memonitori urin output
• Untuk melihat perfusi renal dan cardiac
output

• Normalnya 0,5 mL/kgBB/jam


ventilator
• Banyak pasen yang mengalami distress pernafasan
dikarenakan manifestasi sepsis/ syok sepsis

• Distensi alveolar yang berlebih dan terbuka –tertutupnya


alveoli yang berulang selama penggunaan ventilator
meningkatkan ARDS.

• Untuk itu untuk menvegah kerusakan alveoli digunakan


ventilator dengan tidal volume yang rendah (6 mL/kgBB)
dengan plateau pressure ≤ 30 mL H2O.

• PEEP (positive end respiratori pressure) juga harus ditambah


untuk mencegah collapsenya alveoli
CREDITS
Special thanks to all the people who made and released these
awesome resources for free:
• Presentation template by SlidesCarnival
• Photographs by Death to the Stock Photo (license)
WANT
BIG
IMPAC
T?
Use big
image.
TO EXPLAIN
COMPLEX IDEAS Diagram featured by
http://slidemodel.com

Sample Text
Sample Text

Sample Text

Sample Text
USE
CHAR
TS TO WHITE GRAY BLACK
EXPLA
IN
YOUR
IDEAS

Anda mungkin juga menyukai