Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN TRANSFUSI


DARAH

OLEH
NANIK WIYATI AMK
STAF PERAWAT ICU RS EMANUEL
BANJARNEGARA
Pasien ini datang dengan berlumuran darah
Tekanan darah 80/40, Nadi 140, tangan dingin
Seorang wanita 25 tahun masuk IGD dengan darah berceceran
Pasien ini melahirkan 2 jam yang lalu ditolong dukun
• TRANSFUSI DARAH ----> LIVE SAFING
diberbagai situasi tertentu : perdarahan
masif
• TRANSFUSI DARAH juga digunakan
untuk perawatan anemia, trombositopenia
hemofilia.
• TRANSFUSI DARAH adalah terapi medik
yang terbanyak penyulitnya dan paling
tinggi resikonya.
• Maka pertimbangan RISK dan BENEFIT
PENGERTIAN
• Transfusi darah adalah proses
pemindahan darah atau produk darah dari
seseorang (donor) kedalam sistem
sirkulasi orang lain (resipien).
• Merupakan suatu hemoterapi yaitu
memasukkan darah atau komponen –
komponennya secara intra vena untuk
tujuan pengobatan.
TUJUAN TRANSFUSI
• Meningkatkan kemampuan darah dalam
mengangkut oksigen.
• Memperbaiki volume darah tubuh.
• Memperbaiki kekebalan.
• Memperbaiki masalah pembekuan.
INDIKASI TRANSFUSI
• Anemia dengan perdarahan akut setelah
didahului penggantian volume dengan
cairan.
• Anemia kronis jika Hb tidak dapat
ditingkatkan dengan cara lain.
• Gangguan pembekuan darah karena
defisiensi komponen.
• Plasma loss atau hipoalbuminemia.
JENIS-JENIS TRANSFUSI
• Transfusi Masif :
• Transfusi Darurat :
• Transfusi topping up :
• Transfusi tukar :
KOMPONEN KOMPONEN DARAH
• WHOLE BLOOD ( DARAH LENGKAP)
• Berisi : sel darah merah, leukosit,
trombosit dan plasma.
• 1 unit WB = 250 350 ml darah dengan 37
ml antikoagulan.
INDIKASI :
• Hemoraghia masif seperti pada trauma
gastro intestinal
• Pada perdarahan aktif
• Kehilangan darah > 25% dari total volume
darah
• Operasi mayor dengan perdarahan > 1500 cc
• Syok hemovolemik
• KONTRA INDIKASI = sebaiknya tidak
diberikan pada pasien dengan anemia
normovolemik.
• DOSIS DAN CARA PEMBERIAN =
tergantung klinis pasien. Dewasa 1 unit
WB meningkatkan Hb sekitar 0.5 gr/dl
atau Hematokrit 3-4%. Sebaiknya melalui
filter darah, kecepatan tergantung klinis,
diberikan dalam 4 jam.
• Fungsi transfusi darah lengkap : Untuk
memelihara kapasitas angkut oksigen oleh
eritrosit dan penambah volume darah
• Perhatian khusus: Pemberian harus sesuai
golongan dan faktor koagulasi labil akan rusak
dalam 24 jam setelah pengambilan
• Bahaya : Alergi, reaksi febril, kelebihan beban
sirkulasi, infeksi, sepsis
• Kecepatan pemberian: untuk kehilangan masif
secepat yang dapat ditoleransi pasien.
PACKED RED CELL (PRC)
• Berisi eritrosit, trombosit, lekosit dan
sedikit plasma.
• Merupakan darah lengkap yang diambil
plasmanya.
• Mengandung hematokrit 70 - 80 %.
• Volume 150 – 300 ml.
• Disimpan dalam suhu 1 – 6 derajat C.
• Daya angkut oksigen = WB
• INDIKASI :
• - Anemia normovolemik.
• - Kelainan jantung dan anemia kronis.
• - Gagal ginjal dan karsinoma.
• KONTRA INDIKASI : dapat menyebabkan
hipervulemia jika diberikan cpt & singkat.
• 1 unit PRC meningkatkan Hb 1 gr/dl, hmt
3-4%, harus dengan filter.
• PRC diberikan untuk pemeliharaan
kapasitas angkut oksigen.
• Perhatian khusus : harus sesuai dengan
golongan ABO.
• Bahaya : infeksi, septik, reaksi alergi,
febris.
• Kecepatan pemberian : sesuai toleransi
pasien, tidak boleh dari 4 jam.
WRC = WASHED RED CELL
• PRC yang dicuci dengan NaCl, memiliki
Hmt 70 – 80%, dgn volume 180 ml.
• INDIKASI : Pada orang dewasa dengan
reaksi alergi yang berat atau berulang,
transfusi neonatal atau intrauteri.
• Hati-hati : kontaminasi. Transfusi dgn filter.
FFP = FRESH FROZEN PLASMA
• BERISI : plasma, semua faktor pembekuan
stabil dan labil, komplemen dan protein plasma.
CRYOPRECIPITATE
• Diperoleh dengan mencairkan FFP pada
suhu 4 derajat C selama 12-14 jam, atau
circulating waterbath 4 derajat C selama
75 menit, dan dipisahkan dengan
sentrifugasi.
KONSENTRAT TROMBOSIT
• Diperoleh dari darah lengkap dengan
proses sentrifugasi.
• Setiap 300 ml darah rata-rata
menghasilkan 25-40 ml/unit
• Dapat disimpan hingga 72 jam pada suhu
20-24 derajat C dengan digoyang pelan
dan teratur
• Penyimpanan pada suhu 1 – 6 derajat C
tahan 48 jam.
• Bahaya : penyakit infeksi, reaksi
septik, toksik, alergi, febril
• Fungsi transfusi Trombosit :
memperbaiki homeostasis
• Kecepatan pemberian : kurang dari 4
jam
INDIKASI :

• Perdarahan karena trombositopenia atau


trombositopati
• Pasien dengan trombosit < 20.000/ul,
misalnya karena : Invasi tumor, Aplasia
primer, Hipoplasia sumsum tulang
• Untuk persiapan operasi jantung terbuka
perlu 3-5 unit.
• DOSIS DAN CARA PEMBERIAN :
• - Perdarahan krn trombositopenia : 1 unit/
10 kgBB atau 5 – 7 unit dewasa.
• 1 unit 450 ml meningkatkan AT 9-11 ribu.
KONSENTRAT GRANULOSIT
• Berisi : granulosit, limfosit dan trombosit.
• Dibuat dengan sentrifugasi leukoferesis
dari donor tunggal.
ALBUMIN
• Merupakan derifat plasma yng diperoleh
dari darah lengkap atau plasmaferesis,
terdiri dari 96% albumin dan 4 % globulin.
• Dipanaskan pada suhu 60 derajat C
selama 10 jam dapat menghilangkan
virus.
• Bisa disimpan sampai 3 tahun.
• Setiap 1 ml albumin 25% dapat menarik 3
– 4 ml cairan dari rongga interstitial.
• Disimpan pada suhu ruang tahan 1 tahun.
• Disimpan pada suhu 2 – 8 derajat C tahan
5 tahun
• Albumin yang tersedia : albumin 5% untuk
hipovolemia, dan 25% untuk
hipoproteinemia.
INDIKASI :

• Hipoproteinemia, hipovolemia
• Pertukaran plasma/dialisis untuk
mendukung tekanan darah
• Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
untuk mengikat bilirubin indirek
• Nepropati/enteropati dengan disertai
kehilangan protein untuk menginduksi
diuresis kelebihan cairan
• Luka bakar lebih dari 24 jam dengan
hipoproteinemia
• Gagal hati akut/kronis untuk menginduksi
diuresis dan menaikkan tekanan darah
• Ascites, untuk hipotensi setelah
paracentesis
• Renjatan dng protein total < 5,2gr/ml
REAKSI TRANSFUSI
• A. REAKSI TRANSFUSI CEPAT : timbul
• selama transfusi dan 48 sesudahnya.
• B. REAKSI TRANSFUSI LAMBAT : timbul
• > 48 jam.
• C. CIRCULATORY OVERLOAD
• D> PENULARAN PENYAKIT
A. REAKSI TRANSFUSI CEPAT
• 1. REAKSI TRANSFUSI PANAS
• - Paling sering terjadi akibat transfusi
• berulang. 75% disebabkan leukosit
• donor, atau masuknya bahan pirogen
• kedalam sirkulasi.
• - Gejala timbul ½ - 3 jam setelah dimulai
• demam, suhu naik 1 derajat C, N cepat,
• suhu turun kembali 2 – 12 jam.
• PENGELOLAAN :
• - Segera hentikan transfusi dan ganti
• dengan NaCl 0,9%.
• - Berikan antipiretika.
• - Setelah demam mereda dan terbukti
• bukan reaksi hemolitik atau septik,
• transfusi dilanjutkan, KP unit drh lain.
• 2. REAKSI TRANSFUSI ALERGI
• - Reaksi yang ringan berupa urtikaria,
• reaksi yang berat berupa anafilaksis
• yang berakibat fatal.
• - Timbul bercak di kulit dan gatal, dapat
• disertai bronkhospasme dan sesak
• nafas.
• PENGELOLAAN :
• - Transfusi di stop, ganti dengan infus
• NaCl 0.9%.
• - Berikan antihistamin.
• 3. REAKSI TRANSFUSI ANAFILAKTIK
• Gejala yang timbul : bronkhospasme,
• shock.
• PENGELOLAAN :
• - Tinggikan tungkai
• - Hentikan transfusi, ganti NaCl 0.9%.
• - Berikan adrenalin 0,1-0,2 mg, IV ulang
• tiap 5-15 menit sampai sirkulasi baik.
• - Oksigenasi
• - Bila perlu pemberian inotropik.
• - Berikan antihistamin.
• - Steroid.
• - Aminophilin 5 mg/kgBB setelah tekanan
• darah membaik.
• - Bila terjadi cardiac arrest : RJP
• 4. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
• - Gejala yang terjadi : panas, mual,
• muntah, nyeri pinggang.
• - Bisa terjadi shock.
• - Pada pasien dalam anestesi terjadi
• hipotensi yang sukar dikoreksi,
• perdarahan operasi yang terus .
• PENGELOLAAN :
• - Stop transfusi, ganti NaCl 0,9%.
• - Atasi shock.
• - Vasopressor.
• - Berikan antipiretika.
• - Bila urine 1 ml/kgBB/jam, berikan
• Furosemid 1-2 mg/kgBB untuk
• mempertahankan urine > 100 ml/jam.
• 5. REAKSI TRANSFUSI BAKTEREMIA/
• SEPTIC
• - Disebabkan darah donor yg tercemar
• bacteria.
• - Bakteri tumbuh & berkembang pada
• suhu 4 derajat C ex: E Coli, pneumonia
• - Gejala krisis timbul meski darah baru
• masuk 50 ml.
• - Gejala krisis : menggigil, demam tinggi.
• TD menurun, Shock berat, mual, muntah
• nyeri seluruh tubuh, tahap lanjut : DIC
• PENGELOLAAN :
• - Stop transfusi, ganti NaCl 0,9%.
• - Shock : koreksi dgn inotropik & cairan.
• - Antibiotika.
• - KP kortikosteroid.
B. REAKSI TRANSFUSI LAMBAT
• Hemolisis yang lambat dapat terjadi 3-21 hari
setelah transfusi.
• Penyebab adalah antibodi yang terbentuk oleh
rangsangan yang berulang dan tidak terdeteksi
pada reaksi silang.
• Gejala yang menyertai : demam, badan terasa
sakit, ikterus, anemia, bilirubin serum naik dan
urobilinogen urine ++
• Kelainan ini bisa sembuh dengan sendirinya.
C. CYRCULATORY OVERLOAD

• Gejala meliputi : sesak nafas, batuk-batuk,


CVP meningkat seperti dijumpai pada
payah jantung kiri dengan edema paru.
• PENGELOLAAN :
• Hentikan transfusi.
• Posisi pasien setengah duduk dan beri O2
• Furosemid 1-2 ml/kgBB IV, dan beri
digitalis secara cepat.
• Pertimbangkan plebotomi, darah
dikeluarkan kurang lebih 500 ml.
• Pada odema paru berat (pink frothy
sputum), perlu diberikan morphin IV
dengan titrasi pelan-pelan, diulang setiap
10 menit sampai sesak nafas mereda.
D. PENULARAN PENYAKIT
• Pada transfusi dapat terjadi penularan
berbagai macam penyakit antara lain :
hepatitis paska transfusi, malaria, syphilis,
AIDS, CMV.
• Perlu Screening sebelum transfusi.
PERSIAPAN PASIEN
• Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
atau keluarga
• Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi
pada pasien atau keluarga yang mungkin
terjadi dan anjurkan untuk melapor bila
mengalami.
• Cocokkan darah donor dgn keterangan
pada formulir darah dan label, double cek
dengan perawat lain.
TATA CARA TRANSFUSI
• INFUS NaCl 0,9% sebelum dan sesudah
transfusi, jarum besar 18 – 20 G/
• Kantong darah dari lemari es jangan di
guncang.
• Jika lapisan plasma diatas berwarna
coklat kehitaman , tanda hemolisis, darah
jangan diberikan.
• Infus set memakai filter 170 mikron.
Normal dapat dipakai untuk 2-4 unit darah
• Sebelum mulai transfusi, ukur dulu TD, N,
RR, suhu pasien.
• Darah diteteskan pelan, 100 ml pertama
jangan lebih cepat dari 10 menit.
• 15 menit pertama harus ditunggu
disamping pasien, awasi keluhan, TD, N,
RR, S adakah rasa gatal, sesak nafas,
demam, mual, nyeri pinggang.
• Evaluasi diulang tiap jam sampai 2 jam
setelah transfusi berakhir.
• Setiap selesai transfusi 1 unit, infus set
dibilas dengan NaCl sebelum transfusi
berikutnya.
• Jika tak ada hipovolemia, kecepatan
transfusi = 1 ml/kgBB/jam, 1 unit dalam 3
jam atau 1000 ml/24 jam.
• 1 unit jangan lebih dari 5 jam agar tidak
tumbuh kuman dalam kantong darah.
• Tidak perlu obat antihistamin, antipiretika,
• Atau diuretika sebelum transfusi karena
obat mungkin menutupi tanda-tanda awal
reaksi transfusi yang lebih berbahaya.
• Jangan transfusi pada malam hari jika
tidak sangat mendesak.
Macro-filter Plasma dan trombosit
JANGAN di filter
140-170 micron
Ada filter mikro Kosong tanpa filter
merusak eritrosit dan trombosit
HAL2 YG HRS DIPERHATIKAN
• Mengapa perlu sarung tangan?
• Jangan meletakkan kantong darah
dimana-mana.
• Letakkan kantong darah di lemari es
dengan posisi tegak. Suhu 4-10 derajat C
• Plasma harus jernih kekuningan.
• Waspada ada kontaminasi kuman bila :
plasma keruh hitam, darah menggumpal.
• Dokumentasi :
• Ceklist transfusi
• IC px / klg : TTD persetujuan pemasangan transfusi
• Double cek dg staf lain  waktu jangan
bersamaan, tak boleh bersamaan
• Resiko  TRALI
• Pemberian CA Gluconas  mengurangi resiko
hipokalsemi karena sitras >>  darah encer terus
 HATI2 irama jantung
• Hasil cross match 
• Mayor +  transfusi tak boleh masuk
• Minor + transfusi boleh masuk dg
persetjuan medik & klg  pre transfusi beri
kortiko steroid
• Pemakaian rotator
• Kolf darah tak boleh di bentur benturkan / di
goyang2 kan resiko sel sel darah rusak
• Pemberian furos pre transfusi 
mengurangi K dlm transf terutama px g3 jtg
• Masuk obat saat transfusi  spoel nacl 
obat  spoel nacl
• Transfusi jangan di campur cairan infus lain
• Px febris ≤ 38 transf boleh masuk , if febris
ery rusak  beri anti piretik
• If ada reaksi transf padahal darah blm habis
 kembalikan darah ke PUTD / di buang ??
• Chamber jangan terlalu rendah resiko timbul
gelembung2
• Pemberian transf terlalu cepat 
• Monitor suara nafas
• ECG
• Pantau klinis  udema pulmo
Mengapa perlu sarung tangan ?
Virus HIV melekat ke leukosit
Jangan meletakkan kantong darah dimana-mana
Letakkan kantong darah di lemari es dalam posisi tegak
Suhu harus 4-10 Celcius
Plasma harus jernih kekuningan
waspada ada
kontaminasi darah
kuman bila : menggumpal

plasma keruh
hitam
Setelah transfusi habis :

1. Buang semua alat yang tercemar


darah ke kantong sampah khusus
(bio-hazard waste)

2. Kerjakan semua dengan sarung tangan

3. Sampah seharusnya di-incinerasi atau


disterilkan sebelum dibuang ke TPA
Komponen apa yang diberikan ?

Plasma
 Anemia + hipovolemia = WB
WB
 Anemia + normovolemia = PRC

PRC

Thrombocytes
Leukocytes
Coagulation factors tertentu
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Kaji riwayat penyakit
• Kaji apakah pasien pernah mendapat
transfusi sebelumnya dan apakah pernah
terjadi reaksi alergi, pyrogenik
• Kaji tanda vital : status pernapasan, nadi,
tekanan darah, suhu, capillary refill
• Kaji terapi medis yang sedang dijalani dan
apakah berpengaruh pada sistem
hematologi dan sistem imun pasien.
• Lakukan pengkajian hematologi dan
sistem imunologi
• Cek program dokter : jumlah komponen
darah, darah yang dibutuhkan, jenis dan
kecepatan pemberian
• Cek hasil cross test darah pasien
• Tanyakan agama pasien apakah menolak
terapi transfusi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kerusakan pertukaran gas b/d penurunan
kapasitas pembawa oksigen darah
• Ketidakseimbangan cairan kurang dari
kebutuhan tubuh b/d peningkatan kebutuhan
cairan
• Penurunan kardiag output b/d defisit cairan,
perpindahan cairan
• PK hipertermia b/d reaksi transfusi
• Risiko infeksi b/d pertahan sekunder tidak
adekuat
Mathur tengkyu

Anda mungkin juga menyukai