Macam-macamnya :
a.Oksigenasi untuk mengatasi hipoksia dengan
upaya meningkatkan saturasi oksigen darah,
meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki
utilisasi oksigen di jaringan.
b.Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous
return, dehidrasi, pendarahan dan kebocoran plasma
mengganggu transpor oksigen dan nutrisi dan
dapat mengakibatkan syok.
Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi
sebagai koloid.
Transfusi SDM diperlukan pada pendarahan aktif
hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan
kondisi klinis pasien.
c.Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi
atau disfungsi miokard.
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin
0,1-0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase
inhibitor (amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum
bikarbonat < 9 meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori,
protein (asam amino ), asam lemak, cairan
vitamin dan mineral perlu diberikan sedini
mungkin.
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu
parenteral.
Perlu pengendalian kadar gula darah.
f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin
Intensif
Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory,
anti koagulan, dan antiapoptotik.
g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan
Syok Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan
(Dopamin dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau
ketat.
Terapi Kuratif
a. Gangguan koagulasi
Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC
berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan
mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik
terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi
fibrinolisis kegagalan organ.
Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan subtitusi
faktor pembekuan.
ACTIVATED PROTEIN C
Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru-paru,
dan terapi antibiotik
Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin
generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi
intravascular.
Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan risiko
kematian
b. Kortikosteroid
Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi
adrenal.
Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama
7 hari pada pasien syok septik terbukti
menurunkan mortalitas dibanding kontrol.