Anda di halaman 1dari 32

‘’CARA MENGHITUNG TETESAN

INFUS & TRANSFUSI DARAH’’

By:
Resa Aripani,S.Kep.,Ners
Cara menghitung cairan tetes infus
• Makro = 20 ( Faktor tetes dewasa)
• Mikro= 60 (Faktor tetes anak-anak)
Jumlah cairan X standar (Faktor tetes)
Waktu (menit)

KASUS: datang OS bernama TN.F berusia 31thn


di Rumah sakit Dr.Soekardjo Tasikmalaya,
membutuhkan 500ml RL Percair, Bagaimana
cara infus itu dibutuhkan, jika kebutuhan cairan
pasien harus dicapai / habis dalam 100 menit
berapakah tetes infus yg masuk permenit!
Diket:
cairan=500ml
Waktu=100menit
Faktor tetes= 20

== 100tetes/menit
Contoh soal lain:

• Ny.R berusia 27tahun, terbaring di


Rumah Sakit membutuhkan 500ml infus
RL, dalam waktu 8jam cairan harus
masuk, Berapakah tetes infus yg masuk
permenit!

• ==21 tetes/menit
Anak F berusia 5th mendapat terapi
cairan D5% 500cc dalam 24jam,
berapa tetes/menit cairan tersebut
diberikan?

== 20,83.. =21 tetes/menit


RUMUS UNTUK ANAK
• Tetesan/Menit =
KASUS:
Anak F berusia 5th mendapat terapi cairan D5%
500cc dalam 24jam, berapa tetes/menit cairan
tersebut diberikan?

Tetesan= = 20,83.. =21 tetes/menit


Pengertian infus
 Infus cairan intravena
adalah pemberian cairan
kedalam tubuh melalui
jarum kedalam pembuluh
vena untuk mengganti
kehilangan cairan.
 Pemasangan infus
biasanya diberikan pada
pasien yang mengalami
dehidrasi atau
kekurangan cairan,
pasien yg susah makan
dll..
 Kenapa seorang perawat harus bisa
memasang infus?
 Karena apabila terjadi kesalahan dapat
berakibat rusaknya pembuluh darah/vena
pada pasien. Tidak hanya memasang infus,
harus merawat infus..
 Perawatan infus bertujuan agar tidak terjadi
infeksi akibat penusukan saat memasukan
selang infus kedalam pembuluh darah
Indikasi pemberian infus intravena secara
umum:
 Pasien tidak dapat minum obat karena muntah
 Gangguan pencernaan seperti diare berat, tukak lambung, dan
perdarahan saluran cerna.
 Dehidrasi berat
 Perdarahan dengan jumlah banyak
 Fraktur
 Keracunan
 Syok(TD turun secara drastis)
 dehidrasi
 Kanker
 Infeksi parah atau sepsis(peradangan diseluruh tubuh)
 Malnutrisi parah
 Trauma kepala
 Penurunan kesadaran atau koma.
Pemberian cairan intravena:
1. Cairan kristaloid
 Sifat: isotonik (ketika
konsentrasi zat terlarut
di dalam maupun di
luar membran semi
permeabel sama)
 Kegunaan: memerlukan
cairan segera
 Ex: RL, Dexstrose, NS
(Normal Saline).
2. Cairan koloid
 Sifat: hipertonik (ketika
konsentrasi zat terlarut
yang berada di luar
membran semi
permeable)
 Ex: albumin &
steroid, Hydroxsety
Starcher (HES), Destran,
gelatin, manitol
Cairan Kristaloid
Ringer Laktat ( RL)
Komposisi : Na 130
k 4-5
Ca 2-3
Ci 109-110
Basa 28-30 mEq/L
Kegunaan :
• K= Konduksi saraf & otak
• Mengganti cairan saat dehidrasi
• Syok hivopolemik & kandungan Na Menentukan
tekanan Osmotik pd pasien
 Dextros( Glukosa 50 gr/L)
Kegunaan : Terapi Intravena hidrasi ketika
pasien sdg dan selesai operasi
 Normal Saline (NS)
komposisi : NA I54 mmol, CL 154 mmol
Kegunaan :
 Mengganti cairan saat diare
 Mengganti cairan yang hilang di intravaskuler
 Menjaga cairan ekstraseluler & elektrolite
 Me>> nitrogen berupa ureum & kreatinin
pada penyakit gagal ginjal akut
CAIRAN KOLOID
1. Albumin
Komposisi protenin 69 kDa
Kegunaan:
 Syok hipovolemik, hipoalbuminemia, saat
operasi, trauma, gagal ginjal akut + luka bakar,
penurunan BB
2. Hidroxyetyl Stardies (HES)
Komposisi : 2 tipe polimer glukosa amilosa + amilo pektin
Kegunaan :
 Me Cc permebialitas PD saat trauma
 Me + Jumlah Volume Plasma
3.Dextran
Komposisi : Polimer glukosa
Kegunaan
 Me + plasma saat trauma, syok sepsis, iskemia cerebral, vaskuler
perifer, iskemia miokard
 Anti trombus
 Menurunkan viskositus darah
4.Gelatin
Komposisi : hidrolisi kolagen
manfaat : - antikoagulan
- me + volume plasma`
Manitol
Komposisi : C,H,O (C4 H14 06)
Manfaat :
 Me << TIK
 Me >> diuresis (gagal ginjal)
 Eksresi senyawa toksik
 Larutan irigasi genito uriner pada saat operasi
prostat atau transuretral
Tanda gejala defisit cairan:
 Haus/ kelelahan
 Kulit kering, mulut kering, turgor kulit jelek
 Sakit kepala &migrain
 Gemetar dan pucat
 BB menurun
 Output urine menurun akibat produksi urine
menurun
 Rasa lemas serta lelah
 Takikardi (detak jantung melebihi 100x/menit)
 Pd keaadaan lebih buruk terjadi syok hipovolemik
Tanda defisit elektrolit:
 detak jantung tidak beraturan atau bertambah cepat
 tubuh lesu dan tidak kunjung membaik
 Ubun-ubun cekung
 mual dan muntah
 diare atau sembelit
 Kejang
 sakit kepala
 otot tubuh kram atau terasa lemah
 mati rasa, sensasi geli pada kulit, atau timbul kedutan
 nyeri perut
 mudah marah atau mudah bingung
CONTOH : Diagnosa Kep’’
Resiko defisit volume cairan b/d intake
cairan yang tidak adekuat dan
pindahnya cairan intraseluller ke
exstraselluler ditandai dengan:
• Intake dan output tidak seimbang
• Bibir kering dan pecah-pecah
• Muntah-muntah
• Perubahan denyut nadi dan TD
Tujuan& Kriteria Hasil:
• Intake dan output simbang/
kebutuhan cairan terpenuhi
• Mukosa bibir tidak kering
• Muntah tidak ada/ berkurang
• Vital sign normal
Intervensi
1. Awasi TTV tiap 1jam
2. Observasi intake dan output
3. Anjurkan untuk sering minum
4. Kolaborasi untuk pemberian cairan intra-vena
5. Ukur berat badan 2x/hari dan bandingkan
cairan dalam 24jam
6. Berikan perawatan mulut dan kulit
7. Observasi tingkat dehidrasi perubahan turgor
kulit dan membran mukosa
8. Atur suhu lingkungan
Rasionalisasi
1. TTV membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan
intravaskuller
2. Penurunan pengeluaran urine pekat dengan peningkatan BJ
3. Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah
terjadinya sypaselenic
4. Indikasi kekuatan sirkulasi perifer
5. Perubahan berat badan tidak secara akurat mempengaruhi
penyembuhan
6. Kulit dan membran mukosa kering dengan penurunan
elastisitas karena vasokonstriksi dan penurunan air
intraseluler.
7. Untuk mengidentifikasi kekurangan cairan dan elektrolit
8. Suhu ruangan yang panas mempercepat kehilangan cairan
Tranfusi Darah
Tranfusi darah: Tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang
membutuhkan darah dengan cara
memasukan darah melalui vena dgn
menggunakan set tranfusi, dan
digunakan untuk memenuhi volume
sirkulasi darah/ memperbaiki kadar
hemoglobin yg rendah.
TUJUAN TRANSFUSI DARAH
• Memelihara dan mempertahankan kesehatan
donor.
• Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah
pembedahan, trauma atau perdarahan
• Meningkatkan jumlah sel darah merah dan
untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien yang mengalami anemia berat.
• Meningkatkan oksigenasi jaringan.
• Tindakan terapi kasus tertentu.
Contoh Indikasi pasien:
Pasien dengan kehilangan darah
dalam jumlah besar (operasi besar,
perdarahan postpartum, kecelakaan,
luka bakar hebat, penyakit
kekurangan kadar Hb atau penyakit
kelainan darah).
 Pasien dengan syok hemoragi.
Kontraindikasi:
Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit
pasien yang tidak normal.
Pasien yang memiliki tekanan darah
rendah
 Transfusi dengan golongan darah yang
berbeda.
 Transfusi dengan darah yang
mengandung penyakit, seperti HIV/AIDS,
Hepatitis B.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Kondisi pasien sebelum ditranfusi
2. Kecocokan darah yang akan dimasukkan
3. Label darah yang akan dimasukkan
4. Golongan darah klien
5. Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau
tidak)
6. Homogenitas (darah bercampur semua atau
tidak).
• SEL DARAH MERAH : Sel Darah Merah Pekat :
Diberikan pada kasus kehilangan darah yang
tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif
atau anemia kronik dimana volume plasmanya
normal.
• LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT
Diberikan pada penderita yang jumlah
leukositnya turun berat, infeksi yang tidak
membaik/ berat yang tidak sembuh dengan
pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit
menurun.
 TROMBOSIT : Diberikan pada
penderita yang mengalami gangguan
jumlah atau fungsi trombosit.
 PLASMA dan PRODUKSI PLASMA :
Untuk mengganti faktor pembekuan,
penggantian cairan yang hilang.
Contoh : Plasma Segar Beku untuk
prnderita penderita Hemofilia
Thankyou atas perhatiannya…..

Anda mungkin juga menyukai