CAIRAN INTRAVENA
A. Pengertian
Pemberiancairanintravenaadalahpemberiansejumlahcairankedalamtubuhkedala
m pembuluh vena untuk memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan
elektrolit, darah, maupunnutrisi (Perry & Potter, 2006).
Pemberiancairanintravenadisesuaikan dengan kondisi kehilangan cairan pada
klien,seberapabesarcairantubuhyanghilang.Pemberiancairanintravenamerupaka
nsalahsatu tindakaninvasifyangdilakukanoleh perawat.
B. Tujuan
Tujuanterapiintravena(Rhoad,J,&Bonnie,J.,M,2008):
1. Mempertahankanataumengganticairantubuhyangmengandungair,
elektrolit,vitamin,protein,lemak,dankaloriyangtidak dapatdipertahankan
melalui oral.
2. Mengoreksidanmencegahgangguancairandanelektrolit.
3. Memperbaikikeseimbanganasamdanbasa.
4. Memberikantranfusidarah.
5. Menyediakanmediumuntukpemberianobatintravena.
6. Membantupemberiannutrisisecaraparenteral.
Kompetensidasarlainyangharusdimilikiuntukmelakukantindakan tersebut
Perawat harus mengetahui jenis dan ukuran kanula infuse, jenis cairan yang
akan
diberikan,caramenghitungtetesaninfuse.Kanulainfuseyangdigunakanharusyang
mudahdimasukkan,menggunakantraumayangsedikit(gunakanyangterkecil),dan
alirannyalancar.Ukurankanulyangdigunakantergantungdaritujuanpemberian
infuse, tipe cairan dan ukuran atau kondisi vena.
- 18Gauge(ungu)untukdarahataumemasukkanbanyakcairan.
- 20Gauge(pink)untukpemberianobatyanglamaataupemberian2-
3liter cairan/hari.
- 22Gauge(biru)untukpemberianobatyanglama,klienkankerdanvenakecil.
- 24Gauge(kuning)untukbayi,anakataudewasayangvenanyakecil/rapuh.
Caramenghitungtetesaninfuse
Rumus=
C. Cairaninfus
1. Berdasarkanosmolalitasnyadibagimenjadi:
2. Pembagiancairanberdasarkankelompoknya:
a. Kristaloid
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan
(volumeexpanders)kedalampembuluhdarahdalamwaktuyangsingkat,
danbergunapadapasienyangmemerlukancairansegera.Contohnya,ringer
laktat.
b. Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak
akan
keluardarimembrankapiler,dantetapberadadalampembuluhdarah,maka
sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh
darah. Contohnya,albumindansteroid.
*Setiapkenaikansuhu1oCdiberitambahan12-15%
2. Berdasarkankebutuhankalori/hari
Rumus:Kebutuhanenergi/hari(kkal)x1ml= ............ml/hari
Caramenghitungtetesaninfus
a. Jumlahcairan:waktupemberian=………ml/jam
ml/jamxdriptetes=..................tetes/menit
60 menit
E. Indikasi,kontraindikasi,dankomplikasi
1. Indikasi
c. NaCl0,45%:kliendenganhipovolemikdenganhiponatremia
d. NaCl0,9%:rehidrasi,meningkatkanvolumecairanintraselulardandiberik
an jika RL tidak cocok (alkalosis, retensi K +), untuk klien yang
mengalami trauma kepala serta mengencerkan eritrosit sebelum
transfusi, serta klien yang mengalami kehilangan Na > Cl, misal
diare.
f. Dekstrosa5%denganNaCl0,45%:sebagaicairanawaluntukhidrasi
h. KA-EN 1B: sebagai larutan awal bila status elektrolit belum diketahui
seperti
padakasusemergensi(dehidrasikarenaasupanoraltidakmemadai,demam
), <24jampascaoperasi,
i. KA-EN3Adan3B:rumatanuntukkasuspascaoperasi(>24-
48jam),larutanrumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air
dan elektrolit dengan
kandungankaliumcukupuntukmenggantiekskresiharian,padakeadaanasu
panoralterbatas.
j. KA-EN 4A: larutan rumatan untuk bayi dan anak, tepat digunakan
untuk dehidrasi hipertonik.
k. Amiparen:infeksiberat,kwashiorkor,pascaoperasi,totalparenteralnutritio
n Aminovel-600: nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita
GI yang dipuasakan, kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka
bakar, trauma, dan pasca operasi.
2. Kontraindikasi
a. Daerahyangmemilikitanda-tandainfeksi,infiltrasiatauthrombosis.
b. Daerahyangberwarnamerah,kenyal,bengkakdanhangatsaatdisentuh
c. Venadibawahinfiltrasivenasebelumnyaataudibawahareaflebitis
d. Venayangsklerotikataubertrombus
e. Lengandenganpiraiarteriovenaataufistula
f. Lenganyangmengalamiedema,infeksi,bekuandarah,ataukerusakan kulit
g. Lenganpadasisiyangmengalamimastektomi(aliranbalikvenaterganggu)
h. Lenganyangmengalamilukabakar
3. Komplikasi
a. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat
pecahnya pembuluhdarah arteri vena,atau kapiler, terjadiakibat
penekanan yangkurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan”
berulang pada pembuluh darah.
b. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluhdarah), terjadi akibat ujungjarum infus melewati
pembuluhdarah.
c. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
d. Emboliudara,yaknimasuknyaudarakedalamsirkulasidarah,terjadiakibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
e. Syokringan:tubuhbereaksiterhadapzatyangdiinjeksikankedalamsistem
sirkulasiyangterlalucepat.Tanda:sakitkepala,nadicepat,pingsan,dan
dyspnea.
f. Kelebihanvolumecairan:kondisiyangdisebabkanketikaterlalubanyakvolu
me cairan yang dimasukkan ke dalam sistem sirkulasi. Tanda:
meningkatnya tekanan darah, kesulitan bernapas (dyspnea).
a. Venametacarpal:terdapatdipunggungtelapaktangan.
PemasanganIVdidaerahiniterasalebihnyerikarena banyakujung saraf. Pada
orang tua, vena metacarpal lebih mudah pecah.
c. Venabasalika:nyeri
Ignatavicius,D.D.danWorkman,M.L.(2006).Medical-SurgicalNursing:Critical
Thinking for Collaborative Care. Vol.1. 5th Ed.USA:Elsevier.
McCann,J.A.S.
(2004).NursingProcedures.4thEd.Philadelphia:LippincottWilliams&Wilkin
s.
Phillips,L.D.(2005).IVTherapyNotes:Nurse’sClinicalPocketGuide. China:Imago.
Potter,P.A.&Perry,A.G.(1997). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and
Practice.4thEd.St.Louise,MI:ElsevierMosby,Inc.
.
(2005).ClinicalNursingSkill&Technique.6thEd.St.Louise,MI:Elsevi
er Mosby, Inc.
Rhoad,J.&Bonnie,J.,M.(2008).ClinicalNursingSkill.USA:F.A.DavisCompany.
SOP PEMASANGAN INFUS
Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan
waktu yang lama, dengan menggunakan infus set.
Tujuan :
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh makan melalui
mulut
Prosedur :
1. a. Standart infus.
b. Cairan infus.
c. Infus set.
d. Alkohol swab.
e. Transparan dresing.
f. Gunting.
g. Plester.
h. Pengalas dan perlak.
i. Bengkok.
j. Sarung tangan on steril.
2. Pelaksanaan :
E. Pengambilan Darah
1. Oleh petugas yang berwenang.
2. Menggunakan peralatan sekali pakai.
3. 250-350 ml, tergantung berat badan.
4. Mengikuti Prosedur Kerja Standar.
5. Informed Consent : Darah diperiksa terhadap IMLTD (Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah) ; Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Sifilis).
SOP TRANSFUSI DARAH
Pengertian :
Pemberian darah dari kantung darah kedalam tubuh melalui pembuluh vena
Tujuan:
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter.
Indikasi:
1. Perdarahan akut sampai Hb<8gr% atau Ht < 30%
2. Klien dengan penyakit kelainan darah tertentu (misalnya anemia, leukemia)
Komplikasi:
1. Reaksi transfusi hemolitik a.Reaksi hemolitik ekstravaskuler b.Reaksi hemolitik
intravaskuler
2. Infeksi a.Bakteri (stapilokok, citobakter) b.Virus (hepatitis, AIDS, CMV) c.Parasit
(malaria)
3. Lain-lain Demam, urtikaria, anafilaksis, hiperkalemia, asidosis
Persiapan Alat :
- Transfusi set
- Cairan NaCl
- Persediaian darah yang sesuai dengan golongan darah klien, sesuai dengan kebutuhan
- Sarung tangan 1 pasang
- Perlak dan pengalas
- Penunjuk waktu
Prosedur Kerja Dan Rasionalisasi :
A. Tahap Pra interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada untuk menjamin ketepatan pasien,
tindakan dan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan mengurangi transmisi mikro organisme
3. Menempatkan alat didekat pasien memudahkan untuk melakukan tindakan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien agar klien/keluarga
mengerti tunjuan tindakan yang akan dilakukan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan pasien siap terhadap
prosedur tindakan
C. Tahap kerja
1. Melepaskan selang infuse dan flabote dan memindahkan ke kantung darah
2. Menghitung jumlah tetesan sesuai program mempertahankan kecepatan tetesan darah
yang tepat
3. Memperhatikan reaksi pasien waspada terhadap reaksi alergi dari transfusi
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien menciptakan suasana nyaman pasien
2. Berpamitan dengan klien klien mengetahui tindakan telah selesai di lakukan
3. Membersihkan alat mengurangi transmisi mikroorganisme
4. Mencuci tangan mengurangi transmisi mikroorganisme.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Mencatatkan pemberian
transfusi sesuai pesanan dokter.
LAPORAN PENDAHULUAN ELEKTROKARDIOGRAM(EKG)
B. TujuanTindakan
TujuanmelakukanpemasanganEKG adalahuntukmenentukankelainanseperti:
1. Gangguaniramajantung(disritmia)
2. Pembesaranatriumatau ventrikel
3. Iskemikatauinfark miokard
4. Infeksilapisanjantung(perikaraditis)
5. Efekobat-obatan
6. Gangguanelektrolit
7. Penilaianfungsipacu jantung
C. KompetensiDasaryangHarusDimiliki
SebelumkitamembahasmengenaipenggunaanEKG,terlebihdahulukitamengetahu
i sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang
terdiridari :
4. Serabut Purkinje. Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-
selventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat
sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker
(impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40
kali/menit.
Setelah mengetahui sistem konduksi pada jantung, sangat penting juga bagi
kita untukmemahamiinterpretasidariEKGyangtermanifestasikandalamgelombang-
gelombang yang tercatat dari aktivitas EKG itu sendiri. Gelombang-gelombang yang
terdapat pada EKG antara lain:
3. GelombangTmenggambarkanrepolarisasiotot ventrikel.
4. GelombangUmenggambarkanrepolarisasiseratPurkinje.
D. AnatomiDanFisiologi
Anatomi daerah yang menjadi target pemeriksaan elektrokardiogram terkait dengan
pemasangan ke 12 sadapannya. Setiap sadapan memiliki area pemeriksaan yang berbeda-
beda.
1. SadapanBipolar
Sadapan ini terdiri dari dua elektroda, yaitu positif dan negatif. Istilah “bipolar”
berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari dua elektroda yang
diletakkan pada tubuh dalam hal ini anggota badan. Sadapan ini diletakkan pada
pergelangan-pergelangan tangan atau kaki sehingga terbentuk tiga sadapan
ekstremitas bipolar untuk mencatat potensial bioelektrik jantung. Sadapn ini terdiri
dari:
a. Lead I: merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right Arm/RA)
dan lengan kiri (Left Arm/LA), di mana lengan kanan bermuatan (-) dan lengan kiri
bermuatan (+).
b. Lead II: merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right
Arm/RA) dan kaki kiri (Left Foot/LF), di mana lengan kanan bermuatan(-) dan kaki
kiri bermuatan (+).
c. Lead III: merekam perbedaan potensial dari elektrodadi lengan kiri (LA)dan kaki kiri
(LF), di mana lengan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
2. SadapanUnipolar
a. SadapanUnipolar Ekstremitas
Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, di mana
elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan
elektroda-elektroda pada ekstremitas lain membentuk elektroda indiferen
(potensial 0). Sadapan ini terdiri dari:
1. Lead aVR: merekam potensial listrik pada lengan kanan (RA), di mana
lengan kanan bermuatan (+), lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LF)
membentuk elektroda indiferen.
2. Lead aVL: merekam potensial listrik pada lengan kiri (LA), di mana lengan
kiri bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF) membentuk
elektrodaindiferen.
3. Lead aVF: merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), di mana lengan
kiri bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA) membentuk
elektroda indiferen
3. SadapanUnipolarPrekordial
1. LeadV1:ElektrodaditempatkanpadaICSIV,garissternumkanan
2. LeadV2:ElektrodaditempatkanpadaICSIV,garissternumkiri
3. LeadV3:ElektrodaditempatkanpadapertengahanantaraV2danV4
4. LeadV4:ElektrodaditempatkanpadaICSV,garismidklavikulakiri
5. LeadV5:ElektrodaditempatkansejajardenganV4,garisaksiladepan
6. LeadV6:ElektrodaditempatkansejajardenganV4,garisaksilatengah
4. Sandapantambahan
Sadapaninidipakaidalankeadaantertentusaja. Terdiri dari:
1. V7 :garisaksilabelakangsejajardenganV4
2. V8 :garisskapulabelakangsejajardenganV4
3. V9 :bataskindankolumnavertebrasejajardenganV4
4. V3R-V9Rposisinya samadengan V3 -V9,tetapipadasebelah kanan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Price, S. A. and Wilson, L.M. (1995). Fisiologi: Proses-Proses Penyakit Ed 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. and Bare B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner
&Suddartf Ed. 8. Jakarta : EGC
Sudoyo et al (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PPIPD FK UI
SOP PEMASANGAN ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Pengertian :
Suatau tindakan melaksanakan pemeriksaan jantung dengan alat elektrokardiogram (EKG)
Tujuan :
Didapat hasil pemeriksaan EKG yang baik
Indikasi :
1. Adanyaanamnesispenyakitjantung
2. TerlihatnyaTTVyangberbedadariTTVnormal:
3. Pergerakandada yangtidakseimbang
4. Bunyijantung3dan4
5. Nyeripadadada
6. Intoleransi aktifitas
Alat dan bahan :
1. Elektrokardiogram
2. Elektroda ekstremitas
3. Elektrodaisap(“suctionelectrode”)
4. Kabelpenghubungkliendan kabelpenghubungtanah(“grounding”)
5. Kapasdan alkohol
6. Elektrolitjelly
Prosedur :
1. PersiapanPasien:
- PasiendiberitahutentangtujuanperekamanEKG
- Pakaianpasiendibukadandibaringkanterlentangdalamkeadaantenangselama
perekaman.
2. CaraMenempatkanElektrode
- Elektrodeekstremitasatasdipasangpadapergelangantangankanandankirisearah
dengan telapak tangan.
- Padaekstremitasbawahpadapergelangankakikanandankirisebelahdalam.
- Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang
sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
- Kemudiankabel-kabeldihubungkan:
1. Merah(RA/R)lengankanan
2. Kuning(LA/L)lengankiri
3. Hijau(LF/F)tungkaikiri
4. Hitam(RF/N)tungkaikanan(sebagai ground)
- Hubungkankabeldenganelektroda:
1. Kabelmerahdihubungkanpadaelektrodadi pergelangantangankanan
2. Kabelkuningdihubungkanpadaelektrodadi pergelangantangankiri
3. Kabelhijaudihubungkanpada elektrodadipergelangankakikiri
4. Kabelhitamdihubungkanpadaelektrodadipergelangankakikanan
- Bersihkan pula permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang elektroda
prekordial dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap elektroda, pasangkan
pada tempat yang telah dibersihkan.
- Hubungkan kabel dengan elektroda:
1. C1 : untuk Lead V1 dengan kabel merah
2. C2 : untuk Lead V2 dengan kabel kuning
3. C3 : untuk Lead V3 dengan kabel hijau
4. C4 : untuk Lead V4 dengan kabel coklat
5. C5 : untuk Lead V5 dengan kabel hitam
6. C6 : untuk Lead V6 dengan kabel ungu
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I
dan II.
3. Cara Merekam EKG
- Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
- Periksa kembali standarisasi EKG antara lain :
Kalibrasi 1 mv (10 mm)
Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
- Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-
turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah
pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah
itu matikan mesin EKG
- Rapikan pasien dan alat-alat.
- Dibawahtiaplead,diberitandalead berapa
LAPORAN PENDAHULUAN HAETING/ GANTI BALUTAN LUKA
A. Definisi Luka
Luka adalah terganggunya intergitas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya.
Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka atau tertutup,
bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. Luka dapat digambarkan sebagai
gangguan dalam kontinuitas sel-sel, kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang
merupakan pemulihan kontinuitas tersebut (Brunner & Suddart, 2004).
Ketika terjadi luka, beragam efek yang dapat terjadi:
a. Kehilangan segera semua atau sebagian fungsi organ
b. Respon stress simpatis
c. Hemoragi dan pembekuan darah
d. Kontaminasi bakteri
e. Kematian sel
B. Klasifikasi Luka
a. Luka bersih
Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada
infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital. Kondisi luka tertutup dan tidak
ada drainase.
b. Luka terkontaminasi
Dalam luka pembedahan ditemukan peradangan non purulen
c. Luka kotor/terinfeksi.
Luka yang terdapat pus, pervorasi visera, luka yang mengalami traumatic dan sudah lama
atau terinfeksi dari sumber lain.
D. Penyembuhan luka
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel.
Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan
dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda
asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses
penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan
dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi
area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan
a. Prinsip Penyembuhan Luka
a. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh
luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang,
b. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetapdijaga,
c. Respon tubuh secara sistemik pada trauma,
d. Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka,
e. Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme,
f. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh
termasuk bakteri. Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk
melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang
rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler
bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal
tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka
bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan
E. Perawatan Luka
1. Defenisi luka post operasi
Luka post operasi merupakan luka yang sengaja dibuat oleh ahli bedah, oleh karena
itu dibutuhkan penanganan secara khusus karena saat ini banyak luka post operasi yang
terkena infeksi. (Brunner & Suddarth,2002)
2. Penatalaksanaan Perawatan Luka
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah
sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi
dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien.
Perawatan luka adalah suatu metode yang efektif dan efisien yang digunakan untuk
merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan terjadinya resiko
infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. (Brunner & Sudarth, 2002)
Tindakan perawatan luka akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu
mengacu pada protap yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan dahulu, begitu pula
dengan alat-alat yang akan digunakan harus disterilkan dulu sebelum digunakan pada
klien. Perawatan luka yang baik akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan serta
kepuasan bagi penerima pelayanan keperawatan dan dapat berpengaruh timbulnya
timbulnya infeksi paska bedah terutama bila perawatan luka post operasi tidak dilakukan
sesuai prosedur. Diharapkan dengan penerapan perawatan luka secara teoritis dapat
mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi luka. Dalam proses
penyembuhan luka pasien tidak terlepas dari peran perawat sebagai tenaga kesehatan,
khusunya yang bertugas dirumah sakit. Sebagai salah satu sarana kesehatan dalam
memberikan perawatan baik dalam bentuk fisik maupun psikologis, perawatan yang
khusus serta persiapan alat yang baik dan didukung dengan kinerja yang baik sangat
penting dalam proses penyembuhan luka pasien salah satunya perawatan luka. Untuk
mempercepat penyembuhan luka harus dilakukan perawatan luka yang baik yaitu dengan
persiapan alat-alat steril dan ganti balutan. Dimana tujuan perawatan luka adalah untuk
membersihkan atau menghindari luka dari kotoran, membantu mempercepat timbulnya
sel sel epitel, mencegah atau mengurangi kemungkinan cacat atau jaringan parut.
Dalam perawatan luka balutan pertama diganti ahli bedah setelah 2 hari dilakukannya
pembedahan baru perawat ruangan yang menggantikan balutan atau melakukan
perawatan luka dalam 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore. (Brunner & Suddarth,
2002).
3. Balutan Luka
a. Untuk memberikan lingkungan yang sesuai untuk penyembuhan luka
b. Untuk menyerap drainase
c. Untuk membebat dan mengibolisasi luka
d. Untuk melindungi luka dan jaringan epitel baru dari cidera mekanik
e. Untuk melindungi luka dari kontaminasi bakteri dan pengotoran oleh fases, muntahan,
dan urin
f. Untuk meningkatkan hemostasis, seperti pada balutan tekan
g. Memberikan kenyamanan mental dan fisik bagi klien. Pada beberapa kasus balutan
dieliminasi selama periode segera. Contohnya keadaan dimana balutan tidak
diperlukan adalah laserasi wajah, flaps pedikel, atau tandur kulit pada permukaan
yang rata. Ketika balutan pertama pada insisi luka yang bersih, kering diangkat,
seringkali tidak diganti. Umumnya, balutan pertama pada insisi bersih dan kering
dibiarkan ditempatnya sampai tepi luka merapat dan luka menyembuh (biasanya 24
jam).
F. DAFTARPUSTAKA
Kusmiyati, Yuni, SST.2007. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan.Fitramaya. Yogyakarta.
novianurjayanti.Ganti Baluta.2015
SOP GANTI BALUTAN LUKA DAN HEATING
Pengertian :
Ganti balut yaitu mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih. Heating
up itu sendiri yaitu mengangkat/membuka jahitan pada luka yang di jahit.
Tujuan:
Tujuan HeatingUp
1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
2. Mencegah tertinggalnya benang
Indikasi :
Indikasi pada ganti balut :Pada balutan yang sudah kotor.
Indikasi padaHeatingUp
1. Luka jahit yang sudah waktunya di angkat jahitanya
2. Luka jahitan yang infeksi
Prosedur :
Prosedur ganti balut :
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4. Merespon terhadap reaksi klien
5. Menjaga privasi klien dengan bersifat sopan
6. Menyiapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien
7. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
8. Mencuci tangan dengan 7langkah
9. Memasang pengalas di bawah daerahluka
10. Memakai sarung tangan (perhatikan prinsip steril dan pencegahan infeksi)
11. Mengolesiplasterdengankapasalcohol,agarmudahdantidaksakitsaatplasterdi
buka
12. Membuka plaster dan kasa dengan menggunakan
13. Mengkaji luka apakah luka tersebut masih basah apa sudah kering
14. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik dengan menggunakan kasa
terpisah untuk setiap usapan, membersihkan luka dari area yang kurang
terkontaminasi kearea terkontaminasi gerakan dalam keadaan menjauh dari
tepiluka
15. Membuang kasa yang sudah digunakan ke dalambengkok
16. Mengeringkan luka dengan kasa yang baru
17. Memberikan salepantiseptik
18. Tutup luka dengan kasa steril dan memasang plaster
19. Merapikan pasien dan membereskan alat
20. Lepas sarung tangan, merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10menit
21. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Prosedur HeatingUp :
1. Memberitahu pasien tindakan yang akan di lakukan
2. Menyiapkan alat dan mendekatkan kepada pasien
3. Memasang sampiran atau penutup tirai
4. Mengatur posisi pasien senyamanmungkin
5. Memasang perlak di bawah daerah yang akan di lakukanperawatan
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
denganhandukbersih
7. Memakai sarungtangan
8. Mengolesi plaster dengan kapas alcohol, agar mudah dan tidak sakit saat
plasterdibuka
9. Membuka plaster dan kassa menggunakan pinset
10. Mengkaji luka (menyakinkan lukakering)
11. Membersihkan luka dengan larutan antiseptic atau betadine
12. Membuang kassa yang sudah digunakan kedalambengkok
13. Mengangkat dan menahan bagian luar jahitan dengan pinset denga
menggunakan tangan nondominan
14. Memotong benang dibawah simpul dengan gunting
15. Mencabut benang dari kulit secaraperlahan
16. Melakukan tindakan antiseptic dan membuang kassa kedalambengkok
17. Menutup luka dengan kassa dan di plaster
18. Merapikanpasien
19. Membereskan alat yang digunakan
20. Melepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMASANGAN KATETER
A. Pengertian
Kateter merupakan suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui utetra ke dalam
kandungkemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin. Kateter urin dapat
dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau
kronis dan lingkungan rumah.
B. Tujuan
2. Mendapatkan spesimenurine
Indikasi:
a. Inkontinensia urin
b. Retensiurin
Komplikasi:
1. Trauma
2. Infeksi
3. Sepsis
4. Bola pecah atau tidak dapatkempis
5. Alergi atau sensitive terhadaplatex
Ukuran kateter
Ukuran kateter
Wanita dewasa Kateter no 14/16
F. Daftar pustaka
Pengertian :
Suatu tindakan pemasangan selang kateter. Kateter atau foley adalah alat medis yang
digunakan untuk melancarkan pengeluaran urin.
Tujuan :
Untuk melancarkan eliminasi (pengeluaran urin) seseorang.
Indikasi :
1. Pada pasien post operasi
2. Pada yang mengalami gangguan eliminasi
3. Pemeriksaan urin
Prosedur :
a. Kaji status klien: waktu terakhir berkemih, tingkat kesadaran, keterbatasan mobilisasi
dan fisik, usia, alergi, kondisi patologis yang dapat merusak jalan masuk kateter
b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Jelaskan prosedur , Pertahankan privasi klien
d. Tinggikan tempat tidur sampai posisi yang nyaman untuk melakukan tindakan
e. Cuci tangan
f. Atur posisi klien
1. Wanita : bantu untuk mengambil posisi dorsal rekumben (telentang dengan lutut
ditekuk) atau posisikan klien dalam posisi berbaring miring (Sims) dengan
menekuk lututnya.
2. Pria : bantu untuk mengambil posisi dengan paha sedikit diabduksi
g. Pasang sarung tangan
h. Lakukan vulva hygiene atau perinealhygiene
i. Buka set kateter da berikan jelly di ujung kateter
j. Masukkan kateter sampai urin mengalir. Ketika urin mengalir pindahkan
tangan yang dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2 cm dari meatus
untuk menahan kateter agar tidak terdorong ke luar. Tangan yang dominan
menghubungkan ujung kateter dengan urinebag
k. Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-
kira 2,5cm
l. Lepas sarung tangansteril
m. Plesterkateter
- Pria : ke abdomen bagianbawah
- Wanita:kearahpaha
n. Bantu klien pada posisinyaman
o. Cucitangan
p. Dokumentasi
1) Tanggal dan waktutindakan
2) Tipe dan ukuran kateter
3) Specimen atau bahan urin yangdidapat
4) Jumlahurin
5) Deskripsiurin
6) Respon pasien terhadapprosedur
LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara mela
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga kon
oksigen meningkat dalam tubuh.
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian dengan
menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan (suction).
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase p
clapping, dan vibrating pada klien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penya
obstruksi kronis (bronchitis kronis, asma, dan emfisema) Tindakan drainase postural mer
tindakan dengan menempatkan klien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan secret di
pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepuka
vibrasi.
B. Tujuan
Tujuan pemberian oksigen adalah :
1. Untuk menyediakan dan merawat keamanan jalan udara.
2. Untuk memastikan adanya oksigenasi (oxygenation) dan ventilasi yang adekuat.
3. Untuk menghindari terjadinya aspirasi (aspiration).
4. Untuk melindungi spinal servikal (cervical spine).
Hidayat,A.A.(2007).PengantarKonsepDasarKeperawatan.Edisi2.Jakarta: Mardika.
Hyatt,dkk.(2003). InterpretationofPulmonaryFunctionTests:APracticalGuide
Philadelphia:LippincottWilliamsandWilkinsPublishers.
Tarwoto,W.(2006).KebutuhanDasarManusiadanProsesKeperawatan.Edisi3.
SalembaMardika.
Louis,Missouri:ElsevierSaunders.
Wilkins,Robert,etal.(2000).ClinicalAssessmentinRespiratoryCare,2ndEd.St Mosby.
Wilkins,Robert,etal.(2003).Egan'sFundamentalsofRespiratoryCare,8thEd.St Mosby.
Yutsis,P.I.(2003).OxygentotheRescue:OxygenTherapiesandHowTheyHelpO
Disease,PromoteRepair,andImproveOverallFunction.BasicHealthPublicatio
SOP PEMASANGAN OKSIGEN
Pengertian :
Masukkan O2 kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen.
Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhanO2
2. Mencegah terjadinyaHipoksia
Prosedur :
1. Persiapan Alat:
2. Persiapan Pasien
4. Pelaksanaan
Catat dalam form pemakaian O2: Jampemakaian, Jumlah liter O2 yang dipakai
(awal dan akhir pemakaian serta jumlah yangterpakai)
LAPORAN PENDAHULUAN INJEKSI
A. Pengertian
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Pemberian
injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik
steril. Istilah injeksi berarti adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh
menggunakan jarum suntik.Cara injeksi yang biasa digunakan oleh dokter,perawat atau
pun bidan adalah IM (otot atau intramuscullar), IV (pembuluh darah atau intravena) dan
juga SC (jaringan lemak dibawah kulit atau subcutan), ID (lapisan diantara kulit atau
intradermal).
B. Tujuan
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat. Sebelum pelaksanaan berikut
yang perlu dipersiapkan:
1. Kapas alkohol
2. Disposable syiringe yang sesuai(1cc, 3cc, 5cc,atau 10cc) Sarung tangan karet
disposable
Lokasi :
- Pada daerah legan atas (deltoid) jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1
ml).
- Pada daerah dorsogluteal (gluteus maximus)
- Pada daerah ventrogluteal (gluteus medius)
- Pada daerah paha bagian depan (Rectus Femoris)
4. Suntikan Subcutan (SC)
Merupkan pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringankonektif atau lemak di bawah dermis. Pemberian obat subcutan ialah untuk
memasukkan sejumlah toksin atau obatkepada jaringan subcuta di bawah kulit untuk
proses di absorbsi.
lokasi umum untuk SC adalah:
- Perut bawah (abdomen posterior)
- Area scapula pada punggung atas
- Paha atas(Paha anterior)
- Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
Daftar Pustaka
Beyea SC, Nicholl LH (1995) Administration of medications via the intramuscular route:
anintegrative review of the literature and research-based protocol for the procedure.Applied
Nursing Research. 5, 1, 23-33.
Burden M (1994) A practical guide to insulin injections. Nursing Standard. 8, 29, 25-29.
Campbell J (1995) Injections. Professional Nurse.10, 7, 455-458.
Chaplin G et al (1985) How safe is the air bubble technique for IM injections? Not very say
these experts. Nursing. 15, 9, 59. Cockshott WP et al (1982) Intramuscular or intralipomatous
injections. New England Journal of Medicine. 307, 6, 356-358.
Covington TP, Trattler MR (1997) Learn how to zero in on the safest site for an
intramuscular injection. Nursing. January, 62-63. Dann TC (1969) Routine skin preparation
before injection. An unnecessary procedure. Lancet. ii, 96-98.
Katsma D, Smith G (1997) Analysis of needle path during intramuscular injection.
NursingResearch. 46, 5, 288-292.
Keen MF (1986) Comparison of Intramuscular injection techniques to reduce site discomfort
and lesions. Nursing Research. 35, 4, 207-210.
Koivisto VA, Felig P (1978) Is skin preparation necessary before insulin injection? Lancet. i,
1072-1073.
MacGabhann L (1998) A comparison of two injection techniques. Nursing Standard. 12, 37,
39-41. Peragallo-Dittko V (1997) Rethinking subcutaneous injection technique. American
Journal of Nursing. 97, 5, 71-72.
SOP INJEKSI INTRAMUSCULAR
Pengertian :
Pemberian obat dengan memasukkan obat kedalam jaringan otot dengan lokasi :
1. Pada otot bokong ( Musculus gluteus maximus )kanan
/ kiri yang tepat pada sepertiga bagian dari spina Iliaka Anterior Superior ( SIAS ) ke
tulang ekor ( Os cogxygis )
2. Pada otot paha bagian luar ( Musculcus quadriceps femoralis)
3. Pada otot pangkal lengan ( Musculus deltiodeus)
Tujuan :
Mempercepat absobsi obat
Prosedur :
1. Pesiapan Alat:
Kapas alkohol 70 %
Bengkok
2. Persiapan Pasien:
Identifikasipasien
Kaji riwayatalergi
Siapkan lingkungan
3. Pelaksanaan :
Cuci tangan
Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian masukkan
dalam bak injeksi.
Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasipenyuntikan)
Desinfeksi dengan kapasalkohol
Lakukan penyuntikan:
Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara meminta pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikitfleksi.
Padaventroglutealdengancaramemintapasien
miring, telungkup atau telentang dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan
disuntik dalam keadaan fleksi.
Pada dorsogluteal dengan meminta pasienuntuk
telungkup dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian
atas dan pinggul fleksi dan diletakkan didepan tungkaibawah.
Pada deltoid ( lengan atas ) denganmeminta
pasien untuk duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi
Lakukan penusukkan dengan jarum dalamposisi
tegak lurus
Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat
secara perlahan hingga habis.
Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alkohol, kemudian spuit yang telah digunakan diletakkan dibengkok
Cuci tangan
A. Penegertian
B. Tujuan
Mengeluarkancairanatauisilambungdengancara menghisapapayangadadalam
lambung
(cairan,udara,darahatauracun),untukmemasukancairan(memenuhikebutuhancaira
natau
nutrisi),untukmembantumemudahkandiagnosaklinikmelaluianalisasubtansiisilam
bung, persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia, menghisap dan
mengalirkan untuk
pasienyangsedangmelaksanakanoperasipneumonectomy,untukmencegahmuntahd
an
kemungkinanaspirasiisilambungsewakturecovery(pemulihandarigeneralanaesthes
ia), untuk mengambil specimen dari lambung untuk pemeriksaan laboratorium,
untuk memberikan obat dan makanan secara langsung pada saluranpencernaan.
C. Kompetensidasarlainyangharusdimilikiuntukmelakukantindakantersebut.
Perawatharusmengetahuitipe-tipeNGT,
jenisselangdanperencanaankeperawatanuntuk menghindari komplikasi.
A. Tipe-tipe NGT
- Selang ewald yang mempunyai diameter besar dan biasa digunakan untuk membilas
lambung. Selang ini juga bisa digunakan untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah
pada pendarahan lambung. 'arena ukuran diameternya besar, selang ini sering
dimasukkan di mulut.
- Selang Levin, merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Berlumen tunggal
terbuat dari karet atau plastik. Biasanya klien lebih tahan terhadap selang plastik
karena iritasi pada faring dan esophagus lebih sedikit. Diameter yang umum dipakai
adalah 13 Fr (0.5 mm). Selang berlumen tunggal hanya boleh dihisap secara terputus-
putus. Penghisapan yang terus-menerus akan menyebabkan mukosa lambung ikut
terhisap.
- Sump tube adalah selang berlumen ganda. Selang kedua punya diameter lebih kecil
yang memungkinkan udara masuk kedalam gaster. Secara teoritis selang ini dapat
dihubungkan dengan alat penghisap yang bekerja terus-menerus. Udara yang akan
masuk melalui selang sedikit, maka akan mencegah obstruksi selang utama dan
terhisap mukosa lambung. Namun, selang ini mudah tersumbat dan mukosa sering
terhisap.
Indikasi
d. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
Kontraindikasi
NGT tidak dianjurkan kepada beberapa pasien yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu
memasang NGT,sepert :
- Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull
fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati
criboformplate,ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.
- Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga
beresiko untuk esophageal penetration.
- Klien dengan koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT,
pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih
dahulusebelumNGT.
- Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong
lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan konstruksi bypass adalah dari
kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang
menyebabkan komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan NGT :
E. Daftar Pustaka
Staff DKKD. (2006). Panduan pratikum dasar II. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Pengertian :
Tujuan :
Prosedur :
1. Persiapan alat:
Vaselin
2. Persiapan pasien :
3. Pelaksanaan :
Cuci tangan
Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium
sampai hidung kemudiandibengkokanketelingadanberitanda pada batasnya
Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan – lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya
Tentukan apakah pipa tersebut benar – benar sudah masuk ke lambung, dengan cara
:
baskom yang berisi air ( klem dibuka ) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa
masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk kelambung setelah
itu diklem atau dilipat kembali.
Cuci tangan
LAPORAN PENDAHULUAN PENGAMBILAN DARAH VENA
A. Definisi Tindakan
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna/ vena superficial lain yang cukup besar untuk
endapatkan sampel darah.
B. Tujuan Tindakan
1. Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
melakukan pemeriksaan
2. Untuk mendapatkan specimen darah vena tanpa antikoagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
3. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seprti sel darah merah, sel darah
putih, leukosit dan trombosit.
D. Indikasi
- Pemeriksaan laboratorium
- Juka terdapat tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis pada tempat penusukan.
- Klien dengan mastektomi yang mengalami gangguan pada tangannya.
- Fistula arteriovenus
- Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan
- Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologis.
- Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan
terjadi hemokonsentrasi. Pengisapan darah yang terlalu dalam akan menyebabkan
darah membeku dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai jenis
pemeriksaan.
- Terbentuk hematoma pada tempat penusukan.
- Terjadi perdarahan pada tempat penusukan
F. Daftar Pustaka
Potter, P. A;& Perry, A. G. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik .
Edisi 4.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kurniati, A., dan Handiyani, H. (2005). Buku panduan keterampilan dasar profesi
keperawatan.
Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
SOP PENGAMBILAN DARAH VENA
Pengertian :
Suatu tindakam pengambilan darah dengan suntikan melalui intravena untuk pemeriksaan.
Tujuan :
Pengambilan sampel darah
Prosedur :
1. Persiapan alat:
- Spuit dan jarumsteril
- Kapas alkohol 70 %
- Vacuete ( tabung untuk menampung darah)
- Perlak
- Pembendung
- Bengkok
- Plester dan gunting
2. Persiapan pasien:
- Identifikasi pasien
- Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan Siapkan lingkungan
pasien
3. Pelaksanaan :
- Cucitangan
- Tentukan lokasi
- Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel yang akan diambil ( 5 – 10 cc)
- Tentukan vena yang akan diambildarahnya
- Lakukan desinfeksidengan kapas alkohol
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas vena yang akan
dilakukan pengambilan darah ( bila pengambilan dilakukan oleh satu orang)
- Lakukan penusukkan pada vena dengan jarum spuit menghadap keatas dengan
sudut 30-400terhadap kulit. Lanjutkan pengambilan darah dan saat pengambilan
karet pembendung dilepaskan lebih dahulu
- Setelah didapatkan sampel yang diperlukan lakukan penekanan pada area
penusukan selama 2 – 5 menit dan masukkan darah kedalam tabung yang telah
diberi antikoagulan ( sesuai dengan jenis pemeriksaan )
- Isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan kirimkan ke
laboratorium
- Cucitangan
- Catat tanggal prosedur, jumlah, dan jenis sempel, serta responspasien.
LAPORAN PENDAHULUAN TTV
A. Definisi
Tanda-tanda vital digunakan sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena
sangat penting, maka disebut dengan tanda vital.Tanda vital merupakan cara yang cepat
dan efisien untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi respon klien terhadap intervensi.
B. Landasn Teori
1. Suhu
Suhu yang dimaksud adalah “panas” atau “dingin” suatu substansi. Suhu tubuh
adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar.
a. Usia
b. Olah raga
c. Kadar hormone
d. Irama sirkadian
e. Stress
f. Lingkungan
2. Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat di raba di berbagai tempat pada
tubuh.Nadi merupakan indicator status sirkulasi. Karakter nadi :
a. frekuensi
b. irama
c. kekutan
d. kesamaan
3. Pernapasan/ Respirasi
4. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan dari jantung. Merupakan indicator kardiovaskuler. Kontraksi
jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum
saat terjadi ejeksi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel relaks, darah yang tetap
dalam arteri menimbulkan tekanan diastolic atau minimum. Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah:
a. usia
b. stress
c. ras
d. medikasi
e. variasi durnal
f. jenis kelamin
SOP MENGUKUR TTV
Persiapan Alat
1. Termometerdalamtempatnya(axila,oral,rektal)
2. Tigabuahbotolberisilarutansabun,desinfektan,dan air bersih
3. Bengkok
4. Tissue
5. Jamtanganberdetik
6. Tensimeterlengkap(manometer,airraksa,elektrik)
7. Stetoskop
8. Penadanbukucatatan
9. Sarungtangan
10. Vaselinedalamtempatnya
Prosedur
2. MENGKAJIDENYUTNADI
- Mencucitangan
- Membawaalat–alatkedekatpasien
- Menjelaskanprosedur padapasien
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin (duduk/ terlentang)
- Meraba/menentukanletakarteri/denyutnadiyangakan dihitung
- Memeriksa denyut nadi dengan cara meletakkan ujung
jaritelunjuk,jaritengah,danjarimanisdiatasarteri yang akan dihitung
- Biladenyutnadisudahterabateratur,pegangjam
tangandenganpenunjukdetikpadatanganyanglain
- Menghitungdenyut nadi selama¼menit(bila nadi
teratur)hasilnyadikalikan4,jikanaditidakteratur hitung selama satu menit
penuh
- Merapikan pasien kembali dan membantu pasien ke posisi yang nyaman
- Menginformasikanhasilpemeriksaankepasiendan
memberitahupasientindakansudahselesai
- Mencucitangan
- Mencatahasilpengukuransuhu padabuku catatan
3. MENGKAJIPERNAFASAN
- Mencucitangan
- Membawaalat–alatkedekatpasien
- Menjelaskanprosedur padapasien
- Mengatur posii pasien senyaman mungkin (duduk/ terlentang)
- Meletakknlenganpasienpadaposisirileks menyilangabdomen/ dada bagian
bawah dan meletakkan tangan anda pada abdomen/ dada atas pasien kemudian
amati gerakannya
- Mengobservasi satu siklus pernafasan lengkap kemudian mulai menghitung
frekuensi pernafasan danmem perhatikan kedalaman, irama, serta karakter
pernafasan selama 30 detik hasilnya dikalikan 2 bila pernafasan teratur tapi jika
pernafasan tidak teratur atau pasien bayi/ anak kecil hitung selama satu menit
penuh
- Mengatur kembali posisi pasien yang nyaman
- Mengiformasikan hasil pemeriksaan ke pasien dan memberitahu bahwa
tindakan sudah selesai
- Mencuci tangan
- Mencatat hasil pengukuran suhu pada buku catatan
4. MENGUKURTEKANAN DARAH
- Mencuci tangan
- Membawaalat–alatke dekatpasien
- Menjelaskantujuandanprosedurpadapasien
- Mendesinfeksi gagang stetoskop yang akan ditempelkan ke telinga dan juga
mendesinfeksi diafragma stetoskop
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin (duduk/ terlentang)
- Meletakkan tensimeterdisampingataslenganpasien
- Meminta/membantu pasien menggulung/membuka lengan baju yang akan
diperiksa
- Memasang manset pada lengan atas kira – kira 2,5 cm di atas fossa antecubiti
(jangan terlalu kuat) dan tanda panah pada manset sejajar dengan arteri
brakhialis
- Merabaarteribrakhialisdenganjaritengahdantelunjuk
- Memakai stetoskop pada telinga, meletakkanbagian diafragma stetoskop
diatas arteri brakhialis dan memegangganya dengan ibu jari atau beberapa jari
- Menutupklep/skruppompabalondenganmemutar searahjarumjamdan
membuka kunciairraksajika menggukana tensi air raksa
- Memompabalonudara kira – kira 30 mmHg di atastitik pulsasi hilang
- Membukaskrupbalonpelan –pelan(airraksa turun kira
– kira2–3mmHg/detik)
- Mendengarkandenganseksamasambilmembacaskala
airraksadimanasuaradenyut arteriterdengar pertama
sampaimenghilang(denyutpertamaadalahtekanan
sistolikdansuaradenyutterakhiradalahsuaratekanan diastolik)
- Mengempeskandengancepatsetelahsuaradenyutan
tidakterdengarsampaiairraksapadaangkanol(jika ingin
mengulangpemeriksaantunggu kira– kira2 menit)
- Membukamanset,digulung/dilipatyangrapikemudian manset dan balon
ditempatkan pada tempatnya, air raksa dikunci, tensimeter ditutup
- Mengaturkembaliposisipasienyangnyaman
- Menginformasikanhasilpemeriksaankepasiendan memberitahu bahwa
tindakan sudah selesai
- Mencuci tangan
- Mencatathasilpengukuransuhupadabukucatatan