Andika Ramadhani Baskara Batista DEFINISI Surviving sepsis campaign (SSC) merupakan sebuah acuan dalam penanganan sepsis. Tujuan dari SSC adalah untuk mengurangi angka kematian yang di sebabkan oleh kondisi sepsis. Definisi sepsis terus berkembang dari tahun 2002 sampai saat ini. Sepsis didefinisikan pertama kali pada tahun 1991 dengan definisi yang luas dan kriteria sytemic inflamatory response system (SIRS). Pada tahun 2016 beberapa organisasi dan peneliti infeksi mendefiniskan ulang sepsis dengan sebuah panduan SEPSIS-3. Panduan ini merubah definisi dan beberapa pendekatan penanganan pasien sepsis yang tertuang di SSC 2016 dan 2018. DIAGNOSIS. Diagnosis Sepsis adalah kondisi disfungsi organ yang mengancam nyawa diakibatkan oleh disregulasi respon tubuh terhadap infeksi. (rhodes, 2016) Disfungsi organ di identifikasi sebagai perubahan cepat pada Sequential Organ Failure Assessment score (SOFA score) yang berhubungan dengan infeksi dengan nilai lebih dari sama dengan 2. untuk menilai pasien Non ICU (IGD maupun rawat inap) secara cepat dapat dilakukan identifikasi awal dengan menggunakan qSOFA score. QSOFA SCORE SOFA SCORE SSC GUIDELINE Ssc guideline terus berkembang dari tahun ke tahun. SSC dimulai pada tahun 2002 dan diperbaharui setiap 4 tahun, namun pada 6 tahun kebelakang terjadi perubahan dalam 2 tahun sekali. SSC 2012 = 6 hour bundles SSC 2016 = 3 hour bundles SSC 2018 = 1 hour bundles SSC 2012 6 hour bundels atau tindakan pada 6 jam pertama, hal ini memjelaskan tentang penanganan sepsis yg harus segera dilaksanakan 6 jam pertama sejak pasien terkena sepsis. Resusitasi 1. Pada 6 jam pertama , pasien dengan hipotensi atau laktat > 4 mmol/l sesegera mungkin dengan cairan 30ml/kgbb. Target cvp 8-12 mmhg, map >65, urin output > 0.5ml/kgbb/jam dan Scvo2 70% 2. Evaluasi hemodinamik secara dinamik (pulse pressure, stroke volume) dan statis (nadi , arterial pressure). Antibiotik dan kultur 1. Pengambilan kultur darah <45 menit, menggunakan 2 tabung (aerob dan Anaerob) dengan darah dari perkutaneus dan alat akses vaskular. 2. Antibiotik spektrum luas masuk dalam 1 jam pertama pada kondisi sepsis berat dan syok sepsis. 3. Disarankan pemberian antibitik lebih dari satu sesuai empiris. 4. Penanganan sumber infeksi kurang dari 12 jam. 5. Dapat diberikan antiviral pada spesis syok akibat virus. 6. Pemberian antibiotik lebih dari 7 hari dan selalu dilakukan penilain untuk melihat efektivitas. 7. Cek bio marker seperti procalcitonin. 8. Tindakan radiologis dapat dilakukan untuk mengetahui sumber infeksi. 9. Infeksi yang bersumber dari alat akses vaskular harus segera dilepas Cairan 1. Kritaloid menjadi cairan pilhan untuk resusitasi 2. Dapat ditambahkan dengan albumin apabila memerlukan. 3. HES tidak boleh diberikan Vasopressor 1. Norepinefrin menajdi pilihan utama. 2. Epinefrin sebagai pengganti dan tambahan. 3. Vasopresin digunakan hanya sebagai tambahan. 4. Dopamin dapat diberikan pada pasien bradikardi. 5. Phenylephrine tidak direkomendasikan. 6. Dobutamine dapat diberikan sebagai tambahan pada pasien gangguan kontraksi jantung. Steroid 1. I.V hydrocortisone tidak disarankan ,kecuali resusitasi gagal. 2. ACTH stimulation test tidak boleh dilakukan. 3. Dilakukan tapering off 4. Tidak diberikan pada sepsis tanpa syok. 5. Diberikan secara continous, bukan bolus. Produk darah 1. Berikan PRC pada hb < 7 setelah resustasi dan tidak ada KI 2. Tidak disarankan penggunaan eritropietin. 3. FFP diberika untuk perbaikan faktor pembekuan. 4. Trombosit dapat diberikan apabila < 10.000 tanpa perdarahan, <20.000 dengan perdarahan dan <50.000 apabila akan di operasi. Glukosa 1. Berikan insulin apabila gula >180. target <110 mg/dl 2. GDS dicek setiap 1-2 jam. Renal 1. Disarankan Hemodialisa dan continous renal replacement terapu pada pasien sepsis dengan gagal ginjal akut. 2. Gunakan continous therapi dalam manajemen cairan pasin syo sepsis. 3. Tidak diberikan natrium bikarbonat. Profilaksis VTE 1. Diberikan LWMH atau UFH setiap harinya. 2. Pasien dengan KI, diberikan terapi profilaksis mekanik. Nutrisi 1. Berikan makanan sedikit tapi sering. 2. Gunakan kombinasi enteral dan parenteral SSC 2016 Perubahan yang paling mendasar dari SSC 2016 adalah redefinisi sepsis menggunakan SEPSIS-3 sehinggan istilah SIRS dan Sepsis berat tidak lagi digunakan perubahan 1. Resusitasi dilakukan dalam 3 jam pertama ( 3 hour bundles) 2. Jumlah cairan dapat ditambah sesuai kebutuhan, berikan albumin 4% pada hipotensi refrakter. 3. Target 6 jam pada SSC 2012 tidak lagi digunakan 4. Antibiotik harus berdasar kultur bukan empiris selam 7-10 hari. 5. Norepinefrin 2-12mcg/menit SSC 2018 Perubahan pada SSC 2018 adalah di tetapkanya 1 hour bundles, yaitu langkah2 yang perlu diselesaikan dalam 1 jam. DAFTAR PUSTAKA Dellinger RP, Levy MM, Rhodes A, et al: Surviving Sepsis Campaign: International guidelines for management of severe sepsis and septic shock, 2012. Intensive Care Med 2013; 39: 165–228 Rhodes A, Evans L, Alhazzani W, et al: Surviving sepsis campaign: International guidelines for management of sepsis and septic shock: 2016. Crit Care Med 2017; 45:486–552 Levy MM,Evans E, Rhodes A, et al : The Surviving Sepsis Campaign Bundle: 2018 Update, 2018. Intensive Care Med 2018.