Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan

Diabetes Insipidus

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 3
 NURWAHDA (105111101120)
 FITRI (105111101520)
 A.SULHIJRAH (105111101420)
 PATYARINI (105111101320)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Diabetes Insipidus
Askep ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah KMB 1
(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH )di Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR.Dalam penyelesaian Makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan Makalah kami ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaian Makalah ini dan semoga dengan adanya
Makalah ini bisa bermanfaat bagi semua yang membacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II KONSEP DASAR TEORI..................................................................
A. Pengertian...................................................................................................
B. Etiologi......................................................................................................
C. Manifestasi Klinis......................................................................................
D. Patofisiologi.............................................................................................
E. Komplikasi...............................................................................................
F. Penatalaksaan.......................................................................................
G. Pemeriksaan Fisik................................................................................

BAB III KONSEP DASAR ASKEP.....................................................................


A. Pengkajian...............................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...........................................................................
C. Intervensi................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................


A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak. Diabetes
insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh
berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex
sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum Setelah mengikuti kuliah ini , di harapkan mahasiswa mampu
memahami mengenai konsep keperawatan klien dengan Diabetes Insipidus
2. Tujuan khusus
 Mampu membuat pengkajian pada klien dengan Diabetes insipidus
 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Diabetes
Insipidus
 Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan Diabetes
Insipidus
 Mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
Diabetes Insipidus Mampu mengevaluasi dengan benar dan tepat proses
keperawatan klien dengan Diabetes insipidus
 Mampu mendokumentasikan secara benar proses keperawatan klien DI
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak. Diabetes
insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini diakibatkan oleh
berbagai penyebab yang dapat menganggu mekanisme neurohypophyseal – renal reflex
sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air .
B. ETIOLOGI
Ada beberapa keadaan yang mengakibatkan diabetes insipidus sentral , termasuk di dalamnya
adalah tumor-tumor pada hipotalamus, tumor-tumor besar hipofisis dan menghancurkan
nucleus-nukleus hipotalamik, trauma kepala, cedera operasi pada hipotalamus, oklusi
pembuluh darah pada intraserebral, dan penyakit-penyakit granuomatosa.
C. MANIFESTASI KLINIS
Diabitus insipidus dapat terjadi secara perlahan lahan atau secara cepat setelah trauma atau
proses infeksi. Gejala utamanya adalah:
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Gejala dehidrasi
4. Hiperosmolar serum
5. Hipoosmolar urine
D. PATOFISIOLOGI
Vasopresinarginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang dibuat di
nucleussupraoptik, paraventrikular , dan filiformis hipotalamus, bersama dengan pengikatnya
yaitu neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut dari badan-badan sel neuron tempat
pembuatannya, melalui akson menuju ke ujung-ujung saraf yang berada di kelenjar hipofisis
posterior, yang merupakan tempat penyimpanannya, Secara fisiologis, vasopressin dan
neurofisin yang tidak aktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu. Sekresi vasopresin
diatur oleh rangsang yang meningkat pada reseptor volume dan osmotic. Suatu peningkatan
osmolalitas cairan ekstraseluler atau penurunan volume intravaskuler akan merangsang
sekresi vasopresin. Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas epitel duktus
pengumpul ginjal terhadap air melalui suatu mekanisme yang melibatkan pengaktifan
adenolisin dan peningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat dan
osmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya dipertahankan konstan dengan batas
yang sempit antara 290 dan 296 mOsm/kg H20.
Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan pengumpulan air pada
duktus pengumpul ginjal karena berkurang permeabilitasnya, yang akan menyebabkan
poliuria atau banyak kencing.
Selain itu, peningkatan osmolalitas plasma kan merangsang pusat haus, dan sebaliknya
penurunan osmolalitas plasma akan menekan pusat haus. Ambang rangsang osmotic pusat
haus lebih tinggi dibandingkan ambang rangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila
osmolalitas plasma meningkat, maka tubuh terlebih dahulu akan mengatasinya dengan
mensekresivasopresin yang apabila masih meningkat akan merangsang pusat haus, yang akan
berimplikasi orang tersebut minum banyak (polidipsia).
Secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetes insipidus sentral,
dimana gangguannya pada vasopresin itu sendiri dan diabetes insipidus nefrogenik, dimana
gangguannya adalah karena tidak responsifnya tubulus ginjal terhadap vasopresin. Diabetes
insipidus sentral dapat disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormone antidiuretik ADH yang
merupakan kegagalan sintesis atau penyimpanan. Hal ini bisa disebabkan oleh Kerusakan
nucleussupraoptik, paraventrikular, dan filiformis hipotalamus yang mensistesis ADH.
Selain itu, DIS juga timbul karena gangguan transportasi ADH akibat kerusakan pada akson
traktus supraoptikohipofisealis dan aksin hipofisis posterior di mana ADH disimpan untuk
sewaktu-waktu dikirim ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan. DIS dapat juga terjadi karena
tidak adanya sintesis ADH, atau sintesis ADH yang kuantitatif tidak mencukupi kebutuhan,
atau kuantitatif yang cukup tidak berfungsi normal. Terakhir, bahwa DIS dapat juga terjadi
karena terbentuknya antibodi terhadap ADH.
E. KOMPLIKASI
a) Dehidrasi berat
b) Hipernatremia
F. PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan medis
b) Penatalaksanaan 1000
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Terapi cairan parenteral
2. Jika hanya kekurangan ADH, dapat diberikan obat Clorpropamide, clofibrate untuk
mendukung sintesis ADH di hipotalamus.
3. Jika berat diberikan ADH melalui semprotan hidung dan diberikan vasopresin( larutan
pteresine.
BAB III
KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJLAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguanpolaeliminasi BAK berhubungandenganpengeluaranurin yang sangatbesar
(poliuri)
2. Gangguaneliminasi BAK berhubungandenganpenurunanasmolalitasdarahdan urine
yang diekskresikanbanyakdanencer (poliuria)
3. Resikotinggikurang volume cairandanelektrolitberhubungandengandehidrasi
4. Ansietasberhubungandenganhospitalisasi
5. Gangguankonsepdiriberhubungandenganhargadirirendah
6. Kurangpengetahuanberhubungandengankurangtercapainyasumberinformasi
C. INTERVENSI

 Dx 1: Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pengeluaran urine yang


sangat besar ( poliuri)
 K hasil Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam di
harapanklienmenunjukan :
 Penggantian vassopressin
 Tidak mengeluh haus
 Pengeluaran urine dalambatas normal
Intervensi :
1. Binahubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga
 R/ Mempermudah dalam melakukan intervensi selanjutnya
2. Kaji pola berkemih, seperti frekuensi dan jumlah. Bandingkan haluran urine dan
masukan cairan dan catat berat jenis urine
 R/ Mengidentifikasikan kandung kemih (misal pengosongan kandung kemih,
fungsi ginjal,keseimbangan cairan)
3. Jelaskan penyebab perubahan polaeliminasi
 R/ Meningkatkan pengetahuan klien agar memahamitentang penyakit
4. Memonitor intake dan output
 R/ Membandingkan keluaran output yang diantisipasi dalam evaluasi adanya
atau rusaknya ginjal
5. Kolaburasi
 Ambil urine untuk pemeriksaan kultur
 R/ Menentukan adanya ISK yang menyebabkan gejala komplikasi
6. Pasang kateter tetap
 R/ Di perlukan untuk membantu aliran urine atau pengosongan kandung
kemih
Dx 2: Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan penurunan asmołalitas
darah dan urine yang diekskresikan banyak dan encer (poliuria)
 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien akan
menunjukan tidak BAK terus menerus
K. hasil: BAK Normal
Intervensi :
1. Catat frekuensi dan karakteristik BAK
 R/ Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
 R/ Untuk mengetahui adanya perubahan warna untuk mengetahui input dan
output
3. Jelaskan penyebab gangguan eliminasi
 R/ Meningkatkan pengetahuan klien agar klien tidak bertanya tentang
penyakitnya
4. Awasi pengeluaran dan karakteristik urine
 R/Penurunan cairan urine tiba-tiba dapat mengindikasi adanya obstruksi
Dx 3: Resiko tinggi kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
dehidrasi
K. Hasil: klien akan mempertahankan cairan elektrolit yang adekuat
Tujuan: setelahdi lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan klien akan
menunjukkan:

 Kulitelastis
 Tidak mengeluh haus
 Urine dalam batas normal
 TTV dalam batas normal

Intervensi:
1. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluranurin dengan adekuat
 R/ pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi
atau mengganti masukan cairan yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
2. Pantau tanda-tanda vital catat adanya perubahan TD
 R/ Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipofensi dan
tadikardila.Perkiraan berat ringannya hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan
darah sistolik pasien turun> 10 mmHg dan posisi berbaring keposisi duduk
atau berdiri
3. Identifikasi rencana untuk meningkatkan atau mempertahankan keseimbangan cairan
yang optimal, misalnya jadwal masukan cairan
4. Pertahankan untuk memberikan cairan paling 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan
 R/ Mempertahankan dehidrasi atau volume cairan
5. Berikan cairan atau elektrolit melalui selang pemberian makanan / IV
 R/ Mendukung memperbesar volume sirkulasi jika pemasukan oral tidak
adekuat
Dx 4: Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi
Tujuan: setelah mendapatkan perawatan klien mengatakanan sietas berkurang
K. Hasil: klien tampak rileks dana tidak bingung
Intervensi :
1. Kajitingkat kecemasan klien
 R/ Membantu dalam mengidentifikasi keterampilan yang mungkin membantu
pasien mengatasi keadaan sekarang
2. Berikan informasi yang akurat
R/ Memungkin pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan atas
pengetahuannya
3. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya
 R/ Meningkatkan koping individu terhadap situasi yang sedangdihadapinya
Dx 5: Gangguan konsep diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan: mengimplementasikan pola pengamanan baru
K. Hasil: klien mampu untuk mengambil perawatan diri atau tanggung jawab peran
Intervensi :
1. Berikan suasana yang menerima dan mendukung klien
2. Anjurkan posisi untuk mengekresikan perasaanan sietas, takut, bingung, marah dan
tak berdaya
3. Kembangkan perasaan menghargai diri sendiri dengan menekankan segipositif dalam
kehidupan klien
4. Anjurkan untuk berkomunikasi dengan keluarga yang lain dan minta bantuan dari
profesi lain untuk membantu masalah klien dengan perubahan emosi.
Dx VI: Kurang pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi.
Tujuan: setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien menyatakan
pemahamannya terhadap kondisi dan penanganannya
K. Hasil: melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami – sudah mengenal
sumberi nformasi
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
 R/ Mengetahui tingkat pengetahuan tentang penyakit serta indikator dalam
melakukan intervensi
2. Berikan informasi pada pasien tentang perjalanan penyakitnya
 R/ Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi
3. Berikan penjelasan pada pasien tentang setiap tindakan keperawatan yang
diberikan
 R/ Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu kesehatan meningkatkan
kerjasama dalam menduk terapi yang digunakan
4. Berikan informasi penyakit pada klien tentang komplikasi penyakit
 R/ Membantu meningkatkan pengetahuan klien tentangung program
penyakitnya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes insipidusmerupakankelainanpadalobus posterior hipofisis yang
disebabkanolehdefisiensivasopresin yang merupakanhormonantidiuretik (ADH). Diabetes
insipidusadalahsuatukelainandimanaterdapatkekuranganhormonantidiuretik yang
menyebabkan rasa haus yang berlebihan (Polidipsi) danmengeluarkansejumlahbesar air
kemih yang sangatencer (Poliuri)
B. SARAN
Diharapakan kepada pasien dan keluarga agar lebih terbukadalam memberikan informasi
yang diperlukan serta lebih meningkatkan hubungan kerja sama terhadap tim kesehatan dan
lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi II, Jakarta: EGC, 2000
http//www.asuhan keperawatan hermia.com (drakses pada tanggal 28 September 2011
Muscori, Mary E., 2005, Panduan Belajar Pediatrik, Edisi 3, Jakart, EGC

Anda mungkin juga menyukai