Anda di halaman 1dari 25

Co-Asistensi Bidang Reseptir

CENTRAL DIABETES INSIPIDUS PADA ANJING

MIRNA MUALIM
C024 182 016

PEMBIMBING

Abdul Wahid Jamaluddin, S.Farm, M.Si, Apt

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN Co-Asistensi BIDANG RESEPTIR

Co-Assistensi Bidang : Reseptir


Angkatan : IV
Tahun Ajar : 2019/2020
Nama Mahasiswa : Mirna Mualim
NIM : C024 182 016

Makassar, 1 Maret 2019

Menyetujui,

Pembimbing Koordinator Bidang Reseptir

(Abdul Wahid Jamaluddin., S. Farm, M.Si, Apt) (Abdul Wahid Jamaluddin., S. Farm, M.Si, Apt)
NIP.19880828 201404 1 002 NIP.19880828 201404 1 002

Menyetujui,
Ketua Program Profesi Dokter Hewan

(Drh. A. Magfira Satya Apada, M.Sc)


NIP. 198508072010122008

2
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, Tuhan Seluruh alam., Masha Allah
atas nikmat-Mu yang penulis rasakan hingga saat ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Central diabetes insipidus pada Anjing ”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad
Shallahu’alaihi wa Sallam, keluarga serta sahabat-sahabat beliau.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Reseptir di
Program Profesi Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Penyusunan laporan ini tak lepas dari bantuan, motivasi, bimbingan berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi, mau pun analisisnya.
Sehingga, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Makassar, 1 Maret 2019

Mirna Mualim

3
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi air dan produksi urin dikendalikan oleh interaksi yang kompleks
antara osmolalitas plasma, pusat haus , ginjal, kelenjar pituitari, dan hipotalamus.
konsumsi air normal pada anjing dan kucing bervariasi dari 20 hingga 70ml/kg/
hari, dan output urin normal pada hewan bervariasi antara 20 hingga
45ml/kg/hari. Jika konsumsi air lebih besar dari 100 ml/kg /hari dan produksi urin
lebih dari 50ml/kg /hari maka terjadi disfungsi pada salah satu interaksi kompleks
tersebut dan mengahsilkan beberapa penyakit diantaranya diabetes insipidus
(Nelson, 2002).
Diabetes insipidus sering dikelirukan dengan penyakit diabetes mellitus
karena mempunyai gejala klinis yang hamper sama yaitu polidipsia (haus yang
berlebihan) dan poliuria (produksi urin berlebih). Perbedaan kedua penyakit ini
adalah penyebab terjadinya penyakit tersebut dan urin yang dikeluarkan. Pada
diabetes mellitus urin yang dikeluarkan akan mengandung glukosa sedangkan
pada diabetes insipidus urin yang dikeluarkan tidak mengandung glukosa atau
hambar. Diabetes insipidus juga sering diistilahkan sebagai “diabetes air”
(Nelson, 2002; Squires, 2007).
Diabetes insipidus merupakan gangguan kemampuan untuk mengendalikan
produksi air dalam tubuh dan konsentrasi urin, dengan produksi volume urin lebih
besar dan rasa haus yang sering sehingga terjadi dehidrasi disebabkan kekurangan
hormon antidiuretik yang disekresikan oleh ginjal, atau karena ketidakmampuan
ginjal untuk merespon ADH (Anti Diuretic Hormone) / arginine vasopressin
(AVP) tersebut. Arginine vasopressin (AVP) dimana berperan dalam
mengendalikan air dalam reabsorpsi ginjal, produksi dan konsentrasi urin, serta
keseimbangan air. Air sangat penting bagi hewan peliharaan dengan diabetes
insipidus tanpa air, anjing atau kucing dapat mengalami dehidrasi dalam waktu 4-
6 jam (Squires, 2007; Feldman and Nelson, 2004; Tiley and Smith, 2011).
Diabetes Insipidus pada anjing dan kucing dibagi menjadi dua yaitu diabetes
insipidus neurogenik atau diabetes insipidus central dan diabetes insipidus

4
nefrogenik. Adapun diabetes insipidus sentral sering ditemukan pada anjing
(MerkManual, 2018). Oleh karena itu, tulisan ini akan memberikan informasi
mengenai cara penanganan dan pengobatan diabetes insipidus sentral.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosa dan terapi yang tepat untuk penyakit Diabetes


Insipidus ?

1.3. Tujuan

Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyakit dari


Diabetes Insipidus dan penanganan yang tepat pada kasus tersebut.

5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Etiologi Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh dua


hal yaitu (1) kekurangan hormon antidiuretik atau ADH (Anti Diuretic Hormone)
yang disekresikan oleh ginjal, atau (2) ketidakmampuan ginjal untuk merespon
pada ADH (Anti Diuretic Hormone). Hormon ini bekerja merangsang otot-otot
kapiler dan mengurangi aliran urin, secara efektif menyalurkan air pada bagian
fungsi tubuh (Tiley and Smith, 2011).
Diabetes Insipidus yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk
merespon ADH (Anti Diuretic Hormone) atau AVP (Arginine Vasopressin)
disebut sebagai insipidus nefrogenik sedangkan diabetes Insipidus yang
disebabkan oleh berkurangnya hormon antidiuretik atau ADH (Anti Diuretic
Hormone) yang disekresikan oleh ginjal disebut diabetes insipidus neurogenik
atau diabetes insipidus central.
Nefrogenik diabetes insipidus (NDI) disebabkan ginjal tidak mampu
merespon hormon anti diuretik sehingga air yang masuk ke dalam tubuh banyak
yang keluar dalam urin. NDI diklasifikasikan sebagai primer (familial) atau
sekunder (diakuisisi). NDI primer atau familial adalah kelainan bawaan langka
pada anjing dan kucing yang merupakan hasil dari cacat bawaan yang melibatkan
mekanisme seluler yang bertanggung jawab untuk memasukkan saluran air
aquaporin-2 ke dalam membran sel luminal. Poliuria dan polidipsia biasanya
menjadi jelas pada saat anjing atau kucing berusia 8 hingga 12 minggu. (Larry and
Francis, 2011; Nelson, 2002).
Central diabetes insipidus (CDI) adalah sindrom poliuria yang dihasilkan
dari kurangnya arginin vasopresin (AVP) yang cukup untuk mengkonsentrasikan
urin untuk konservasi air. Kekurangan ini bisa bersifat absolut ataupun parsial.
Kekurangan AVP absolut menyebabkan hyposthenuria persisten dan diuresis
berat, bahkan dengan dehidrasi berat. Defisiensi parsial AVP juga menyebabkan
hyposthenuria persisten (±1,006) dan diuresis yang ditandai selama periode akses

6
tak terbatas ke air. Selama periode pembatasan air, anjing dan kucing dengan CDI
parsial dapat meningkatkan gravitasi spesifik urin mereka ke dalam rentang
isosthenuric (1,008 hingga 1,015) tetapi tidak dapat memekatkan urin di atas
1,020, bahkan dengan dehidrasi parah. Penyakit ini juga menyebabkan terjadi
kegagalan fungsi sehingga dapat terjadi cedera atau tumor pada otak (Nelson,
2002).

Gambar 1. Kelenjar pituitary, pelepasan AVP dari nulekus supraoptik dan


paraventricular (Rossi and Linda, 2008)

Arginine vasopressin merupakan hormon yang disintesis di supraoptik


nukleus dan paraventrikular nukleus di dalam hipotalamus dan disimpan di
posterior hipofisis (gambar 1.) (Vin, 2018). Ketika dikeluarkan sebagai respon
terhadap perubahan dalam homeostasis cairan, arginine vasopressin membantu
mengontrol reabsorpsi air pada ginjal, jumlah urin yang diproduksi, dan
konsentrasi urin. Stimulus utama untuk sekresi arginine vasopressin yaitu

7
peningkatan osmolalitas serum atau penurunan volume sirkulasi. Pendekatan
normal serum adalah 280-310 mOsm/kg, dan meningkat 1% atau lebih
merangsang sekresi arginine vasopressin. Dua reseptor utama untuk AVP dalam
ginjal adalah V1 dan V2. Reseptor V2 memediasi respons antidiuretik terhadap
AVP Ketika AVP berikatan dengan reseptor V2, hal itu menyebabkan
serangkaian kejadian, termasuk protein G ditambah regulasi adenylyl cyclase,
yang mengarah pada produksi lebih lanjut dari siklik adenosin monofosfat
(cAMP) dan aktivasi cAMP- kinase dependen Reseptor utama untuk arginine
vasopressin dalam ginjal yaitu V1 dan V2. Pada gilirannya mempromosikan
keluar dan masuk ke aquaporin (AQP) saluran air dalam selaput apikal duktus
koligentes mengakibatkan reabsorpsi air meningkat dari lumen tubulus.
Pengikatan AVP reseptor V2 juga menginduksi pelepasan faktor von Willebrand
dari sel-sel endotel. Sebaliknya, pengikatan AVP ginjal reseptor V1 bertanggung
jawab untuk vasokonstriksi (Rossi and Linda, 2008; Vetfolio, 2018).
Aquaporin merupakan membran protein yang berfungsi sebagai channel
pengeluaran air channel. AQP2 tampaknya menjadi yang paling penting dalam
homeostasis air. AQP3 dan AQP4 terletak di membran basolateral mengumpulkan
saluran ginjal dan bertindak untuk memfasilitasi transportasi air dari sel untuk
interstisium. AQP2 merupakan saluran air diatur argine vasopresin terletak di
apikal dan dalam intraselular vesikel mengumpulkan saluran utama sel. Ketika
AVP berikatan dengan reseptor-reseptor V2, hal itu menyebabkan penyisipan
vesikula yang mengandung AQP2 ke membran luminal, sehingga meningkatkan
permeabilitas air. Ketika tidak dapat di stimulus bagi sekresi AVP, AQP2 saluran
akan dihapus dari membran luminal oleh endositosis (VetFolio, 2018).
Kasus diabetes insipidus idiopatik (penyebab yang belum diketahui)
merupakan yang paling umum, muncul pada usia berapa pun, jenis apapun dan
mempengaruhi jenis kelamin. Penyebab paling umum yang biasa ditemukan dari
diabetes insipidus central pada anjing maupun kucing yaitu trauma kepala,
neoplasia dan malformasi pituitari (PetMed, 2018).

8
2.2. Gejala Klinis Diabetes Insipidus

Gejala klinis yang paling nampak dari diabetes insipidus ialah peningkatan
rasa haus (polidipsia) lebih memilih air daripada makanan sehingga memengaruhi
berat badan. Peningkatan produksi urin atau berkemih berlebihan (poliuria)
Konsumsi air dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan terjadinya vomit
atau muntah. Apabila terjadi poliuria yang parah dapat menyebabkan nokturia
dan inkontinensia urin yang tak terkontrol. Sedangkan abnormalitas neurologi
biasanya pada anjing ditandai dengan adanya tumor dan trauma hebat di
]hipofisis atau hipotalamus (Ettinger et al., 2017; Ward and Robin, 2015).

Gambar 2. Poliuria pada anjing (cliniciansbrief, 2018)

Tanda-tanda lain dari diabetes insipidus yaitu dehidrasi hipertonik dapat


ke dehidrasi seluler dan berkembang menjadi anoreksia, lemah, ataksia, kejang-
kejang dan kematian. dehidrasi hipertonik mungkin juga penyebab perkembangan
dari osmotik demyelination (Ettinger et al., 2017).
2.3. Diagnosa

Pemeriksaan diagnostik awal anjing atau kucing dengan diabetes insipidus


dimulai dengan memverifikasi bahwa poliuria dan polidipsia dialami oleh anjing

9
atau kucing tersebut dan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Poliuria
dan polidipsia adalah gejala klinis dari beberapa penyakit sehingga harus
dilakukan diagnosa yang spesifik untuk mengetahui penyebab munculnya gejala
tersebut sehingga dilakukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan untuk hewan
dengan poliuria dan polidipsia dilakukan pengujian laboratorium (pemeriksaan
darah, serum biokimia, pemeriksaan urin. Adapun hasil tes laboratorium biasanya
dalam batas normal untuk anjing dan kucing dengan CDI, NDI konginetal, dan
polydipsia fisogenik untuk Spesifik Grafik Urin, biasanya kurang dari 1.006
dalam beberapa kasus parsial kekurangan AVP, Spesifik Grafik Urin bervariasi
antara 1,008 dan 1.020 (PetWave, 2018; Rossi and Linda, 2008; Rijnberk, 2005).
Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosa CDI yaitu
apakah hewan memiliki riwayat trauma pada kepala serta poliuria dan polidipsia
yang meningkat, hipernatremia, dan hyposthenuria. Sedangkan pada hewan yang
tua intrakranial neoplasia harus dipertimbangkan dalam pemeriksaan pasien,
dengan tanda-tanda neurologis dan anamnesa poliuria dan polidypsia. Gejala -
gejala klinis akan mendorong dokter hewan untuk mempertimbangkan
meakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti CT atau MRI. Jika hasil laboratorium
awal dalam batas normal, diagnostik tambahan, seperti radiografi bagian perut,
ultrasonografi, tes hyperadrenocorticisme, dan pada khusus kucing dilakukan
pengukuran kadar serum tiroid, agar dapat mengeliminasi penyebab lainnya
terjadinya PU PD (Ettinger et al., 2017; Rossi and Linda, 2008).

2.4. Differensial Diagnosa

a. Diabetes mellitus
Gejala klinis dari diabetes mellitus adalah poliuria dan rasa haus yang
berlebih atau polidpsia. Perbedaan antara dibetes mellitus dan diabetes
insipidus yaitu pada kadar glukosa darah yang tinggi sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi berat pada sel diseluruh tubuh. Kadar glukosa tinggi
pada urin karena glukosa tidak dapat dengan mudah berdifusi melewati pori –
pori membran sel, dan naiknya tekanan osmotik dalam cairan ekstrasel yang
menyebabkan timbulnya perpindahan air secara osmosis keluar dari sel. Selain

10
efek dehidrasi sel langsung akibat glukosa yang berlebihan, keluarnya glukosa
kedalam urin akan menimbulkan keadaan diuresis osmotik. (Tiley and
Francis, 2011).

b. Hiperadrenokortisme

Hiperadrenokortisme atau cushing's sindrom ditandai oleh peningkatan


kortikosteroid (glukokortikoid). Kortikosteroid produksi oleh kelenjar adrenal
mengikuti urutan peristiwa. Hipotalamus menghasilkan corticotropin-
releasing hormon (CRH), yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk
mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang pada gilirannya
merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortikosteroid. Ketika
tingkat kortikosteroid rendah, lebih CRH dan ACTH diproduksi. Ketika
tingkat kortikosteroid tinggi, kurang CRH dan ACTH diproduksi. Dalam
kondisi normal, kortikosteroid tingkat dan tingkat CRH ACTH berada dalam
keseimbangan dinamis. Penyakit Cushing terjadi ketika keseimbangan
terganggu. Kortikosteroid terjadi produksi berlebih dapat disebabkan oleh
tumor di kelenjar pituitari, yang menghasilkan ACTH kelebihan, dengan
demikian merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan kelebihan
kortikosteroid. Kondisi ini disebut penyakit Cushing karena asal dalam sistem
hipofisis hipotalamus. Gejala dari cushing sindrom sama seperti diabetes yaitu
menyebabkan poliuria, polidipsia (Emedicinehealth, 2018).

c. Polidipsia fisikogenik
Polidipsia disebabkan oleh disfungsi pusat haus belum dilaporkan dalam
anjing atau kucing. Polidipsia fisikogenik telah dilaporkan di anjing, tanpa
berkembang biak spesifik atau kecenderungan jenis kelamin; itu tidak telah
didokumentasikan dalam kucing. Polidipsia primer atau fisikogenik adalah
diferensial diagnostik lain untuk dipertimbangkan dalam pasien dengan
dugaan diabetes insipidus. Penyakit ini ditandai sebagai kompulsif konsumsi

11
air lebih dari ginjal sehingga adanya keinginan mengeluarkan. (VetFolio,
2018).

2.5. Terapi
2.5.1 Jenis Pengobatan, Lama pengobatan dan Alasan pemilihan obat

Pada penyakit diabetes insipidus central terapi pengobatan yang dapat


diberikan yaitu pemberian hormon antidiuretik (ADH) untuk menstimulasi
produksi atau sekresi hormon antidiuretik (ADH). Adapun sediaan obat sintesis
ini yang biasa diberikan yaitu dalam bentuk tablet, eye drop (kantung
konjungtiva) dan spray (intranasal). Desmopressin asetat dengan merk dagang
DDAVP adalah obat yang biasa diberikan pada anjing atau kucing dengan
diabetes insipidus central namun tidak cocok untuk pengobatan diabtes insipidus
nefrogenik atau polydipsia filogenik karena tidak akan berefek sebab tingkat
sirkulasi hormon antidiuretic rendah. Semua pilihan pengobatan ini harus
didiskusikan secara menyeluruh dengan dokter hewan (Vin, 2018)
Desmopressin ialah salah satu obat yang paling umum diresepkan
untuk mengobati diabetes insipidus. Desmopressin pada anjing, juga dikenal
dengan nama merek DDAVP dan Stimate adalah obat terutama digunakan untuk
mengobati pusat diabetes insipidus. Obat ini adalah pengganti sintetis vasopresin,
juga dikenal sebagai hormon antidiuretik atau ADH, yang merupakan suatu
hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anjing yang membantu mengatur
produksi urin oleh ginjal, serta mempertahankan jumlah air dalam tubuh (Dog
Times, 2018).
Desmopressin untuk anjing, terutama digunakan untuk mengobati
diabetes insipidus sentral, suatu kondisi dimana kelenjar pituitari anjing tidak
melepaskan vasopresin yang cukup, hormon antidiuretik. Efek sekunder dari
desmopressin adalah dapat menyebabkan efek jangka pendek dalam pembekuan
darah. Dosis dari desmopressin untuk anjing dengan diabetes insipidus central
adalah 1 sampai 2 tetes diberikan untuk mata atau hidung dua kali sehari. Obat ini
tersedia dalam bentuk tablet, meskipun kurang umum untuk diberikan kepada
anjing secara oral, sehingga hal yang paling sering diresepkan dalam bentuk 10

12
mikrogram solusi yang dapat diberikan melalui nasal atau mata. Desmopressin
juga tersedia dalam bentuk injeksi, yang diberikan pada dosis 1 sampai 2
mikrogram per anjing untuk diabetes insipidus sentral. Lama waktu pengobatan
tergantung pada kondisi hewan penderita, namun biasanya diresepkan untuk 1-2
minggu pemakaian obat (Dog Times, 2018).
Anjing dengan diabetes insipidus mengalami kegagalan fungsi pada
bagian otak sehingga memerlukan suplemen untuk membantu fungsi sistem saraf
pusat dan sebagai suport fungsi otak pada anjing menguatkan sinyal Aktivait
membantu untuk menghindari kerusakan radikal bebas dan memperkuat sinyal
otak. Aktivait mengandung Phosphatidylserine-fosfolipid, yang membantu untuk
mempertahankan fungsi normal membran sel, Omega 3 asam lemak-asam
eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) L-karnitin yang
penting untuk metabolisme seluler dan fungsi mitokondria yang sehat, Co-enzim
Q10 yang digunakan untuk membantu produksi energi, juga memiliki efek
antioksidan yang kuat, Selenium sebagai antioksidan dan mineral yang penting
dalam mempertahankan fungsi kognitif yang alami, Vitamin E sebagai
antioksidan yang sangat ampuh dan vitamin larut lemak dengan melindungi sel,
Vitamin C sebagai antioksidan vitamin larut dalam air, Alpha Lipoic asam
merupakan koenzim yang digunakan dalam metabolisme mitokondria, juga
memiliki efek antioksidan (VetPlus, 2018).

13
2.5.2 Tata Laksana

DESMOPRESSIN ACETATE Keterangan


Indikasi Pengobatan CDI pada hewan kecil.
Hipersensitivitas terhadap
Kontraindikasi
desmopressin
Anjing dan Kucing :
 Nasal spray: 2-4 spray (2
mcg) q12-24h intranasal.
Dosis
Anjing
 Injeksi : 0.5-2 mcg/ dog q12-
24h IV atau SC
 Oral : 0.1-0.2 mcg/kg PO
Rute Intra nasal, PO, IV atau SC
Frekuensi q12h-24 h
4-mcg/mL (injeksi) acetate nasal
Sediaan solution 100-mcg/mL (0.01%) dan
0.1 dan 0.2-mg tablet
Nama paten Desmopressin Acetate/ DDAVP

AKTIVAIT Keterangan
Indikasi Mempertahankan fungsi otak
Anjing: 1 kapsul (< 10 kg)
: 1 kapsul (10-20 kg)
Dosis
: 2 kapsul (21-40 kg)
: 3 kapsul (> 40 kg)
Dosis
1 kapsul
Pemberian
Rute PO
Frekuensi q24h

14
Sediaan Kapsul
Nama paten Aktivait

2.5.3 Mekanisme Kerja Obat

Gambar 2. Desmopressin Acetate Nasal Solution 0,01% (Papich, 2017)

Desmopressin adalah hormon antidiuretik (ADH) tiruan atau sintetis


peptida. DDAVP memberikan efek yang sama sebagai ADH alami dan digunakan
untuk mengobati diabetes insipidus (DI) pada hewan. Tindakan ini berkaitan
dengan stimulasi permeabilitas terhadap air untuk meningkatkan reabsorpsi air di
tubulus distal ginjal. Perbedaan antara DDAVP dan ADH alami adalah bahwa
efek dari DDAVP yaitu bekerja lebih lama dan menghasilkan efek vasokonstriksi
yang lebih sedikit. Selain mempunyai efek sebagai hormon, pada manusia,
administrasi DDAVP dapat meningkatkan plasma pada Von Willebrand. Hal
tersebut dapat menyebabkan peningkatan 50% faktor Von Willebrand dalam
beberapa hewan. (Papich, 2007).

15
Gambar 3. Kapsul Aktivait (VetPlus, 2018)

Kapsul Aktivait merupakan suplemen pertama untuk anjing dan


kucing untuk menggabungkan semua nutrisi yang diperlukan untuk
mempertahankan fungsi otak yang optimal selama proses penuaann. Usia tua
memiliki efek signifikan pada fungsi otak. Pada anjing, dapat mengakibatkan
disorientasi, hilangnya house training , pola tidur yang tidak biasa dan interaksi
berkurang (VetUK, 2018)

2.5.4 Interaksi Obat

Desmopressin terkait secara struktural dengan arginine vasopressin.


Desmopressin meningkatkan reabsorpsi air oleh saluran dengan mengumpulkan di
ginjal, sehingga meningkatkan osmolalitas urin dan penurunan produksi urin.
Interaksi obat ini telah dilaporkan atau teoritis untuk manusia atau hewan:
klorpropamid, fludrocortisone, urea, dapat meningkatkan efek antidiuretik
Desmopressin (Plumb, 2008).
Kapsul Aktivait yang dapat dibuka dan dicampur dengan makanan,
atau diberikan keseluruhan pada anjing. Ukuran yang berbeda tersedia tergantung
pada ukuran anjing. Untuk hasil yang optimal, Aktivait harus diberikan sebagai
tanda-tanda penurunan kognitif yang terlihat. Dapat juga diberikan kepada anjing
dari usia menengah dan seterusnya untuk membantu mempertahankan fungsi
normal otak. Hasil perbaikan dari Aktivait telah dilaporkan sedini 3-4 minggu
setelah dimulainya suplementasi, tetapi ini akan bervariasi dengan usia, jenis dan

16
tingkat keparahan perubahan hadir. Pengguna Aktivait telah melaporkan melihat
peningkatan yang signifikan dalam enam minggu. (VetUk, 2018).

2.5.4 Kegagalan Terapi

Pada pengobatan dengan DDVP jarang terjadi komplikasi, hal yang


paling umum terjadi hiponatremia dan kegagalan untuk mengurangi asupan air
sekunder untuk merusak penghambatan komponen mekanisme saat haus. Jika
hewan mengalami hiponatremia, DDAVP harus diberikan hanya ketika poliuria
kembali. Administrasi melalui kantung konjungtiva dapat menyebabkan iritasi di
beberapa anjing (MerckVetManual, 2018).
Jika poliuria dan polidipsia kambuh meskipun sudah melakukan
pengobatan dengan DDAVP, beberapa kemungkinan harus dipertimbangkan,
termasuk masalah dengan kepatuhan pemilik atau teknik pemberian, dosis tidak
memadai atau tanggal kadaluarsa DDAVP, atau pengembangan dari gangguan
bersamaan menyebabkan poliuria dan polydipsia (Feldman and Nelson, 2004)

2.6 Managemen perawatan

Prognosis penyakit ini umumnya baik, tergantung seberapa besar


gangguan. Menyediakan air selalu untuk minum anjing karena dapat mengalami
dehidrasi sewaktu-waktu. Diabetes insipidus umumnya akan terjadi permanen,
kecuali adanya kasus tidak biasa, seperti adanya kondisi trauma.. Melakukan
monitoring fungsi ginjal secara berkala dianjurkan (Vet Times, 2017).

17
3. PEMBAHASAN
Kasus
Seekor anjing jantan german sheperd berumur 5 tahun dengan berat 20 kg
dan suhu tubuh 38º C, anjing sering minum dan berkemih selama 8 bulan setelah
mengalami benturan keras di kepala karena ditabrak kendaraan. Ketika dilakukan
insepksi anjing terlihat aktif dan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan tugor
kulit normal, refleks pupil normal. Berdasarkan hasil urinalisis spesifik grafik
1006, glukosa dan keton negatif. Anjing tersebut di diagnosa mengalami Diabetes
Insipidus Central (CDI).
Pengobatan
Treatment pengobatan yang digunakan untuk kasus diabetes insipidus
central pada anjing antara lain desmopressin, vasopressin, hydrochlortiazide. yaitu
Desmopressin. Desmopressin dipilih sebagai pengobatan yang tepat karena
memiliki durasi yang panjang dalam aksinya, tidak memiliki efek vasokontriksi
dan dalam beberapa peneiitian lebih aman dan lebih disukai digunakan. Obat ini
adalah pengganti sintetis vasopresin, juga dikenal sebagai hormon antidiuretik
atau ADH, yang merupakan suatu hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari
anjing yang membantu mengatur produksi urin oleh ginjal, serta mempertahankan
jumlah air dalam tubuh. Dosis dari desmopressin untuk anjing dengan diabetes
insipidus central adalah 1- 4 semprot melalui hidung dua kali sehari. Obat ini
diberikan selama 10 hari pemakaian atau sekitar 1 botol. (Dog Times, 2018).

DESMOPRESSIN
Keterangan
ACETATE
Indikasi Pengobatan diabetes insipidus sentral pada hewan kecil.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap desmopressin
Dosis 1-4 kali semprot dari nasal spray
Dosis Pemberian 2 kali semprot
Rute Intra nasal

18
Frekuensi q12h
Sediaan solution 100-mcg/mL (0.01%) (1 botol= 5 ml)
Nama paten Desmopressin Acetate/ DDAVP Nasal Solution

Perhitungan
1 kali semprot = 0,1 ml
Dosis pemberian = 2 kali semprot = 0,2 ml
Dosis perhari =2 x 0,2 ml = 0,4 ml
Dosis 10 hari pengobatan = 10 x 0,2 ml = 4 ml (1 botol)
Pemberian aktivait merupakan suplemen nutrisi untuk membantu fungsi
sistem saraf pusat dan sebagai support fungsi otak pada anjing (VetMed, 2018).
AKTIVAIT Keterangan
Indikasi Mempertahankan fungsi otak
Anjing: 1 kapsul (< 10 kg)
: 1 kapsul (10-20 kg)
Dosis
: 2 kapsul (21-40 kg)
: 3 kapsul (> 40 kg)
Dosis Pemberian 1 kapsul
Rute PO
Frekuensi q24h,
Sediaan kapsul
Nama paten Aktivait

* Perhitungan
Dosis Pemberian = 1 kapsul
Dosis per hari = 1 × 1 kapsul = 1 kapsul
Dosis 10 hari pengobatan = 10 × 1 kapsul = 10 kapsul
Jumlah obat yang dibutuhkan = 10 kapsul

Resep Pemilihan obat

19
KLINIK HEWAN PENDIDIKAN UNHAS
Drh. Mirna Mualim
Jl. Al Markas Al Islami Kompleks Perum Dosen Unhas blok IX
Telp. (0411) 242424
SIP: 031/161012/SIP/XVI/2019

No. 001 Makassar, 22 Februari 2019

R Desmopressin 0,01 % nasal spray Fls. No. I


s. b.d.d nasal puff II

R Aktivait Caps. No.X


s. s.d.d caps 1

Pro : Miko (20 kg)


milik : Wowo
Alamat : Jl. Cenderawasih. 32

20
4. KESIMPULAN

4.1 Anamnesa serta pemeriksaan fisik sangat penting dilakukan agar tidak
mengalami diagnostic false kemudian untuk memastikan diagnosa dilakukan
pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan lab dan pemeriksaan yang berkaitan
setelah mendapatkan hasil pemeriksaan disesuaikan dengan gejala klinis yang
dialami penderita yang kemudian diberikan terapi yang cocok untuk pasien.
4.2 Terapi untuk diabetes insipidus central yaitu demopressin yang akan
meningkatkan reabsorpsi air oleh saluran pengumpul di ginjal, sehingga
meningkatkan osmolalitas urin dan penurunan produksi urin. Pemberian
suplemen baik pada pasien seperti pemberian aktivait, untuk membantu
menjaga fungsi saraf pusat dan memelihara fungsi otak pada anjing.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dog Times. 2018. Desmopressin For Dogs: Uses, Dosage, & Side Effects.
https://dogtime.com/dog-health/58541-desmopressin-dogs-uses-dosage-
side-effects (Diakses 19 februari 2019)
EmedicineHealth. 2018. Cushing Syndrom.
https://www.emedicinehealth.com/cushing_syndrome/article_em.htm#fact
s_on_cushings_syndrome (Diakses 19 februari 2019).
Ettinger, Stephen J., Feldman, Edward C, Cote, Ettienne. 2017. Textbook of
Veterinary Internal Medicine Disease of The Dog and The Cat : Eighth
Edition. Elseveir Science. USA
Feldman and Nelson. 2004. Canine and Feline Endocrinology and Reproduction,
3 rd Edition. Elsevier Science. USA.
MerckVetManual. Diabetes Insipidus. https://www.merckvetmanual.com/
(Diakses 21 februari 2019)
MSD Manual. Central Diabetes Insipidus. https://www.msdmanuals.com/
(Diakses 2 september 2018).
Nelson, Richard. 2002. Polyuria, polydipsia and insipidus diabetic.
https://www.vin.com/apputil/content/defaultadv1.aspx?meta=&pId=11147&id=38
46170 (Diakses 20 Februari 2019)
Papich, M.G., 2007. Saunders Handbook of Veterinary Drugs. 2th edition.
Saunders Elsevier : United States of America

PetMed. 2018. Water Diabetes in Dog. https//www.petmd.com/ (22 februari


2019)

PetWave. 2018. Diabetes Insipidus. https://www.petwave.com/ (Diakses 19


februari 2019)
Rijnberk A. 2005. Diabetes insipidus. In: Ettinger SJ, Feldman EC,eds. Text book
of Veterinary Internal Medicine. St. Louis : Elsevier Saunders:1502-
1507.
Rossi, Tracey., Linda. 2008. Diabetes insipidus.
CummingsSchoolofVeterinaryMedicineatTuftsUniversity : 4-9
Squires, Richar. 2007. Diabetic in dog and cat. journal of Veterinary Internal
Medicine. 20(3): p. 727-727
Tilley and Francis W. K. Smith, Jr. 2011. Blackwell’s Five Minute Veterinary
onsult : Canine and Feline 6th Edition. John Wiley & Son, Inc : USA

22
VetFolio. 2018. Diabetes Insipidus In Dog. http://www.vetfolio.com/ (Diakses 22
februari 2019)
VetPlus. Aktivait. 2018 http://www.vetplusglobal.com/. (Diakses 22 februari
2019).
Vin. Polyuria, Polydypsia and Diabetes Insipidus. http://www.vin.com/ (Diakses
22 februari 2019).

23
LAMPIRAN

 Etiket obat
KLINIK HEWAN PENDIDIKAN UNHAS
Jl. Al Markas Al Islami Kompleks Perum Dosen Unhas blok
IX
Telp. (0411) 242424
Apoteker : Hardianti S.farm, Apt.
No. 001 Makassar, 22 Februari 2019
Desmopressin
2 × 2 semprot
Pro : Miko (20 kg)
milik : Wowo
Alamat : Jl. Cenderawasih 32.

KLINIK HEWAN PENDIDIKAN UNHAS


Jl. Al Markas Al Islami Kompleks Perum Dosen Unhas blok IX
Telp. (0411) 242424
Apoteker : Hardianti S.farm, Apt.
No. 002 Makassar, 22 Februari 2019

Aktivait
1 × 1 kapsul

Pro : Miko (20 kg)


milik : Wowo
Alamat : Jl. Cenderawasih 32

24
25

Anda mungkin juga menyukai