TUGAS KMB I
TENTANG DIABETES INSIPIDUS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi kami para mahasiswa . Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Kelompok II
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………........2
DAFTAR ISI……………………………………………………………...........3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………..........4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….........4
1.3 Tujuan Masalah…………………………………………….........5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definis Diabetes Insipidus……………………………………..6
2.2 Etiologi Diabetes Insipidus……………………………………..6
2.3 Manifestasi Diabetes Insipidus………………………………....7
2.4Anatomi dan fisiologi……………………………………….......7
2.5Klasifikasi…………………………………………………….....7
2.6 Patofisiologi………………………………………………….....8
2.7 WOC………………………………………………………........9
2.8Penatalaksanaan…………………………………………….........9
2.9 Komplikasi…………………………………………………......10
2.10 Askep Teoritis…………………………………………….......10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………....11
3.2 Saran ……………………………………………………….....12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......13
4
BAB I
PENDAHULUAN
Diagnosis jenis dan penyebab perlu untuk menentukan terapi. Penatalaksanaan yang
tepat dapat menghindari gangguan keseimbangan elektrolit dan komplikasinya.
1.3 TujuanPenulisan
1. Mengetahui definisi dari Diabetes Insipidus
2. Mengetahui etiologi Diabetes Insipidus
5
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes insipidus sebagai gangguan metabolisme air, diabetes insipidus terjadi karna defisiensi hormon
vasopresin (yang juga dinamakan antidiuretic hormone (ADH) atau hormon antidiuretic.Diabetes
insipidus ditandai oleh asupan cairan yang berlebihan dari poliuria hipotonik.Penurununan kadar ADH
menyebabkan prubahan kontrol cairan intarsel dan ekstrasel.
Diabetes insipidus mengacu pada pasase melalui tubuh oleh sejumlah besar cairan yang terdilusi.
Keadaan kelebihan masukan cairan ini dan poliuria hipotonik dapat disebabkan oleh kegagalan
pelepasan ADH sebagai respon terhadap stimuli fisiologik normal (DI sentral atau neurogenik) atau
kegagalan ginjal untuk berespons terhadap ADH (diabetes insipidus nefrogenik).
2.2 Etilogi
Kegagalan sekresi vasopressin dalam berespon terhadap stimuli fisiologis normal
Kegagalan ginjal berespon terhadap vasopressin, yang disebut denga DI nefrogenik
Familial
Idiopatik (tidak jelas diketahui)
Infeksi
Trauma
Tumor
Lesi vascular
Psikogenik
Gangguan yang didapat (akuisita)
Obat-obat tertentu seperti litium (Duralith), fenitoin (Dilantin), atau alkohol (Diabetes insipidus
transien)
2.3 Manifestasi Klinik
Ada 4 tipe gejala klinis :
1. Tipe bertambahnya jumlah urin (excess water load)
2. Tipe solute (osmotic) dieresis
3. Tipe renal tubular yang tidak memberikan respon terdahadap ADH
4. Tipe sentral disebabkan kerusakan dari pada kelenjar hipofisis
Sebagai gangguan dari metabolisme air, diabetes insipidus terjadi karena defisiensi hormon paofresin (
yang juga di namakan atidiuretic hormone) yang beredar dalam darah. Diabtes insipidus hipofisis di
sebabkan oleh defisiensi vasopressin dan diabetes nefrogenik terjadi karena resistensi tubulus renal terhadap
vesopressin. Diabetes insipidus di tandai oleh asupan cairan yang berlebihan dan poliuria hipotonik.
Penurunan kadar ADH menimbulkan perubahan kontrol cairan intrasel dan ekstrasel sehingga terjadi
ekskresi sejumlah besar urine.
Gangguan tersebut dapat mulai pada segala usia dan sedikit lebih sering di temukan pada laki laki di
bandingkan pada wanita. Insidensinya agak lebih tinggi pada saat inidaripada di masa lalu.
Diabetes insipidus tanpa komplikasi mempunyai prognisis yang dengan terapi sulih air yang memadai,
biasanya pasien bisa dapat normal.
2.5 Klasifikasi
2. Diabetes insipidus nefrogenik. Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan ginjal tidak
berespons baik terhadap ADH. Beberapa obat juga menyebabkan kelainan ini.2
3. Diabetes insipidus gestasional. Kelainan akibat degradasi ADH oleh vasopressinase yang dihasilkan
berlebihan oleh plasenta.5,6 Keadaan ini berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi pada
kehamilan, seperti pre-eklampsia.6
4. Diabetes insipidus dipsogenik (polidipsi primer). Kelainan akibat asupan cairan berlebihan yang
merusak pusat haus di hipotalamus.2,7 Asupan air berlebihan jangka panjang dapat merusak ginjal
dan menekan ADH, sehingga urin tidak dapat dikonsentrasikan.2
2.6 Patofisiologi
Vasopresin (hormon antidiuretik) disintesis di hipotalamus dan disimpan oleh kelenjar hipofisis
posterior.
Setelah dilepaskan ke sirkulasi umum, vasopressin bertindak pada tubulus kolektivus dan tubulus
distal ginjal.
Vasopressin meningkat permeabilitas air pada tubulus dan menyebabkan reabsobsi air.
Tidak adanya vasopressin memungkinkan air difiltrasi unruk dieksresikan diurin bukan di reabsopsi.
8
2.7 WOC
2.8 Penatalaksanaan
1. Terapi
Umum
Identifikasi dan terapi penyebab yang mendasari
Control keseimbangan cairan ; pemberian cairan IV untuk menyesuaikan dengan
haluaran urine
Pencegahan dehidrasi
Akses bebas terhadap cairan oral
Pada DI nefrologenik , diet rendah natrium
2. Pengobatan
Hormone hipofisis posterior, seperti vasopressin dan desmopresin
Diuretic tiazid, seperti hidroklorotizid pada DI nefrogenik
Cairan IV :
Jika natrium serum >150 mEq/L:5 dekstrosa dalam air
Jika natrium serum <150mEq/L: larutan normal saline
3. Pembedahan
Tidak diindikasi, kecuali untuk mengatasi penyebab yang mendasari seperti tumor
2.9 Komplikasi
Hipovelemia
Hiperosmolitas
Kolaps sirkulasi
Penurunan kesadaran
Gangguan SSP
Disentri kandung kemih
Hidroureter
Dehidrasi berat
Syok dan gagal ginjal jika dehidrasi berat
A. pengkajian
a. Identitas pasien:
Identitas yang harus di ketahui meliputi nama, umur, pendidikan,agama,jenis kelamin, alamat, dll.
B. riwayat kesehatan
b. Keluhan utama
Keluhan utama pasien dengan diabetes insipidus yaitu demam, merasa haus terus menerus
(polidipsia) dan poliuria ( ingin buang air kecil terus menerus ).
c. Riwayat kesehatan sekarang.
Biasanya pasien mengeluh demam,sakit kepala dan mata berkunang (penglihatan terganggu) , berat
badan turun.
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya menanyakan apakah pasien suka mengkonsumsi alkohol, atau obat obatan seperti (litium)
dan (finitoin).
e. Riwayat kesehatan keluarga
10
Biasanya menanyakan pada pasien apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama,(
diabetes merupakan penyakit genetik).
C.Pemeriksaan fisik.
Saat dilakukan TTV terjadi penurunan tekanan darah, nadi cepat (di atas normal), napas cepat.b
1) Kepala.
Warna rambut hitam, keadaan rambut tidak rontok, kulit kepala bersih.
2) Mata
Posisi simetris kiri dan kanan,alis mata normal, kelopak mata menutupi pupil,konjungtiva normal,
sklera putih,pupil respon cahaya baik.
3) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan pernapasan cuping hidung.
4) Mulut
Terdapat sisa makanan. Bibir terlihat pucat.
5) Telinga
Simetris kiri dan kanan.
6) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjer getah bening, tekanan vena jugularis normal.
7) Dada.
Biasanya pada dada atau thoraks normal. Saat di auskultasi suara napas terdengar vesikular,saat di
palpasi premitus sama kiri/kanan, saat diperkusi terdengar sonor,
8) Jantung
Ictus terlihat dan teraba saat di perkusi terdengar sonor.
9) Abdomen.
Bentuk perut tidak membuncit (acites), tidak terdapat pembesaran, saat di perkusi terdengar
tympany,saat di auskultasi tidak terdengar suara bsing usus.
j. genita urinaria.
Terlihat lengkap,biasanya terlihat kotor,(karena produksi urine yang banyak).
k. kulit
tugor kulit jelek/ tidak elastis,( terlihat pucat), kering.
l. ekstremitas atas dan bawah
terjadi penurunan kekuatan otot.
D. Pemeriksaan diagnostik
a). Laboratorium, : darah , urinalis fisis dan kimia. Jumlah urin biasanya di dapatkan lebih dari 4-10 liter dan
berat jenis bervariasi dari 1,001 – 1,005 ( normal =1,003 – 1,03) dengan urine yang encer.
b). Radioimunnoassay untuk vesopressin, kadar plasma yang selalu kurang dari 0,5 pg/Ml menunjukan
diabetes insipidus neurgenic berat.
11
c). Rontgen cranium, dapat menunjukan adanya bukti tumor intrakarnium seperti klasifikasi, pembesaran
sella tursika, dan melebarnya sutura.
d). MRI, di indikasikan agar pada gambaran T1 dapat membedakan kelenjer pituaitary anterior dan
posterior dengan isyarat terang.
F.Intervensi keperawatan.
Diagnosa NOC NIC
1. Kurangnya Keseimbangan cairan: Intervensi yang di sarankan:
volume cairan b.d - Teakanan darah 060101 Pencegahan perdarahan.
kebutuhan air tidak - Denyut nadi radial 060122 Pengurangan perdarahan.
adekuat - Tekanan arteri rata rata 060102 Pengurangan perdarahan :
(00027) - Tekanan vena sentral 060103. uterus anterpartus
- Tekanan biji paru-paru 060104. Pengurangan perdarahan :
Defenisi :penurunan - Denyut perifer 060105. uterus postpartus.
cairan intravaskuler, - Keseimbangan intake dan output Pengurangan perdarahan luka.
interstisial, dan/atau dalam 24 jam 060107 Pemberian produkproduk
intraseluler ini - Berat badan stabil 060109 darah.
mengacu pada - Tugor kulit 060116 Perawatan jantung : akut
dehidrasi,kehilangan - Kelembaban membrane mukosa Manajemen alat akses vena
cairan saja tanpa 060117 sentral.
perubahan kadar - Serum elektrolit 060118 Manajemen diare.
natrium. - Hematokrit 060119. Manajemen eektrolit.
- Berat jenis urine 060120. Manajemen elektrolit
- Hipotensi ortostatik 060106. :hiperkalsemia.
- Suara napas adventif 060108. Manajemen elektrolit :
- Asites 060110. hiperkalemia
- Distensi vena leher 060111. Manajemen elektrolit :
- Edema perifer 060112. hipermagnesemia.
- Bola mata cekung dan lembek Manajemen elektrolit :
060113. hiperfofatemia.
12
Tingkat delirium:
- Disorientasi waktu 091601.
- Disorientasi tempat 091602.
- Disorientasi orang 091603.
- Aktivitas psikomotorik 091604.
- Gangguan kognisi 091605.
- Gangguan memori 091606.
- Kesulitan mengikuti perintah yang
13
kompleks 091607.
- Kesulitan menafsirkan rangsangan
lingkungan 091608
- Kesulitan mempertahankan fokus
091609.
- Kesulitan mempeertahankan
percakapan 091610.
- Salah menafsirkan isyarat 091611.
- Menggunakan pengungkapan yang
tidak berarti 091612.
- Perubahan tingkat kesadaran
091613.
- Berkurangnya penalaran abstrak
091614.
- Tidak dapat beristirahat 091615.
- Agitasi 091616.
- Gangguan pola tidur/bangun
091617.
- Alam perasaan labil 091618.
- Sindrom sundowning ( terjaga
sepanjang malam) 091619.
- Halusinasi 091620.
- Delusi 091621.
Keparahan gejala
Indikator:
- Intensitas gejala 210301
- Frekuensi gejala 210302
- Menetapnya gejala 210303
- Terkaitnya ketidaknyamanan
15
210304
- Terkait kegelisahan 210305
- Tingkat ketakutan 210306
- Terkait kecemasan 210307
- Gangguan mobilitas fisik 210308
- Gangguan penampilan peran
210309
- Gangguan hubungan interpersonal
210310
- Gangguan alam perasaan 210311
- Gangguan kanikmatan hidup
210312
- Tidur yang kurang cukup 210313
- Kekurangan tidur 210316
- Kehilangan nafsu makan 210314
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes insipidus (DI) merupakan penyakit yang ditandai dengan poliuri dan polidipsi dan disebabkan
oleh berkurangnya ADH.
Diabetes insipidus sebagai gangguan metabolisme air, diabetes insipidus terjadi karna defisiensi hormon
vasopresin (yang juga dinamakan antidiuretic hormone (ADH) atau hormon antidiuretic.Diabetes
insipidus ditandai oleh asupan cairan yang berlebihan dari poliuria hipotonik.Penurununan kadar ADH
menyebabkan prubahan kontrol cairan intarsel dan ekstrasel.
Diabetes insipidus mengacu pada pasase melalui tubuh oleh sejumlah besar cairan yang terdilusi.
Keadaan kelebihan masukan cairan ini dan poliuria hipotonik dapat disebabkan oleh kegagalan
pelepasan ADH sebagai respon terhadap stimuli fisiologik normal (DI sentral atau neurogenik) atau
kegagalan ginjal untuk berespons terhadap ADH (diabetes insipidus nefrogenik).
20
DAFTAR PUSTAKA