Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODOLOGI KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES INSIPIDUS

DISUSUN OLEH

NAMA : JULISTISYA VINNY KANAKANG

NIM : 1901030

KELAS : KEPERAWATAN IIIA

JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui konsep
dasar keperawatan pada klien gangguan sekresi hormone antidiuretik dengan diabetes
insipidus.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tahuna, 27 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................................


B. RUMUSAN MASALAH .........................................................
C. TUJUAN …………………………………………………………..

BAB II KONSEP TEORI


A. DEFINISI ..............................................................................
B. ETIOLOGI .............................................................................
C. KLASIFIKASI ........................................................................
D. PATOFISIOLOGIS ..................................................................
E. MANIFESTASI KLINIS ...........................................................
F. PENATALAKSANAAN ............................................................
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ......................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ........................................................................
B. SARAN ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes insipidus merupaan suatu penyakit kelainan pada kelenjar endokrin yaitu
kelenjar hipofisis. Diabetes insipidus masih jarang sekali ditemukan di Indonesia. Penyakit
ini menyebabkan kegagalan dalam mengkonversi air. Kelenjar hipofisis berada di
hipotalamus sendiri terdiri dari hipofisis peterior dan anterior. (Dewi purnana, 2017).
Diabetes Insipidus akibat defisiensi ADH disebut sebagai sentral, untuk
membedakannya dengan diabetes insipidus nefrogenik akibat tidak responsifnya tubulus
ginjal terhadap ADH dalam darah. Gambaran klinis keduannya serupa dan berupa ekskresi
urine encer dalam jumlah besar disertai berat jenis yang terlalu rendah. Natrium serum dan
osmolalitas meningkat, karena pengeluaran air bebas dalam jumlah besar melalui ginjal,
sehingga timbul rasa haus dan polidipsia. Pasien yang dapat minum air umumnya dapat
mengompensasi pengeluaran urine, pasien yang tidak sadar, tidak dapat bangun, atau
terhambat dalam memperoleh air, dapat mengalami dehidrasi yang mengancam nyawa
(Kumar, 2007).
Di Zaman sekarang ini, khususnya Indonesia masyarakat awam masih belum
mengenal dan mengetahui tentang diabetes insipidus dan sering disalah artikan dengan
diabets melitus, padahal tidak ada keterkaitannya antara dua kasus tersebut. Oleh karena itu
menarik buat kami kelompok untuk membahas kasus ini agar teman-teman mahasiswa
keperawatan mengetahui dan memahami tentang diabetes insipidus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari diabetes insipidus?
2. Bagaimana etiologi diabetes insipidus?
3. Apa saja klasifikasi dari diabetes insipidus?
4. Bagaimana patofisiologi diabetes insipidus?
5. Apa saja manifestasi klinis dari diabetes insipidus?
6. Bagaimana penatalaksanaan diabetes insipidus?
7. Bagaimana asuhan keperawatan diabetes insipidus?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Keperawatan
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Untuk mengetahui definisi dari diabetes insipidus
b. Untuk mengetahui etiologi diabetes insipidus
c. Untuk mengetahui klasifikasi diabetes insipidus
d. Untuk mengetahui patofisiologi diabetes insipidus
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis diabetes insipidus
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan diabetes insipidus
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan diabetes insipidus
BAB II

KONSEP TEORI

A. DEFINISI
Diabetes insipidus adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan polidipsi
dan poliuri. Dua mekanisme yang mendasari adalah gangguan pelepasan ADH oleh
hipotalamus atau hipofisis (sentral) dan gangguan respons terhadap ADH oleh ginjal
(nefrogenik). (Kusmana, Felix. Diabetes Insipidus–Diagnosis dan Terapi. CDK-246/
vol. 43 no. 11 th. 2016)
Diabetes insipidus (DI) merupakan kelainan di mana terjadipeningkatan output
urin abnormal, asupan cairan dan sering haus. Inimenyebabkan gejala seperti
frekuensi kemih, nokturia (sering terbangun dimalam hari untuk buang air kecil) dan
enuresis (buang air kecil disengajaselama tidur atau "ngompol") Urin output.
ditingkatkan karena tidakterkonsentrasi biasanya,. Akibatnya bukannya warna kuning,
urin yangpucat, tidak berwarna atau berair tampilan dan konsentrasi
diukur(osmolalitas atau berat jenis) rendah.
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik
normaltetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon
ini(diabetes insipidus nefrogenik).(Mahmud.2009. Definisi dan Etiologi Diabetes
Insipidus. From http://www.perisaihusada.net.Diakses 22 Agustus 2020)
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapatKekurangan hormon
antidiuretic yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran
sejumlah besar air kemih yang sangatencer (poliuri).

B. ETIOLOGI
Diabetes insipidus bisa merupakan penyakit keturunan. Gen yang
menyebabkan penyakit ini bersifat resesif dan dibawa oleh kromosom X, karena itu
hanya pria yang terserang penyakit ini. Wanita yang membawa gen ini bisa
mewariskan penyakit ini kepada anak laki-lakinya. Diabetes insipidus secara umum
dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1.Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
antidiuretik
2. Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
3. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan
4. Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)
5. Tumor
6. Sarkoidosis atau tuberkulosis
7. Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
8.Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis

Berdasarkan etiologinya, Diabetes Insipidus dapat dibedakan menjadi dua,


antara lain:
1. Diabetes Insipidus Central atau Neurogenik.
Adanya masalah di bagian hipotalamus (nucleus supraoptik, paraventikular,
dan filiformis hipotalamus) yang mana sebagai tempat pembuatan ADH/vasopresin,
menyebabkan terjadi penurunan dari produksi hormone ADH. Kelainan hipotalamus
dan kelenjar pituitari posterior karena familialatau idiopatik, disebut Diabetes
Insipidus Primer. Kerusakan kelenjar karenatumor pada area hipotalamus – pituitary,
trauma, proses infeksi, gangguanaliran darah, tumor metastase dari mamae atau paru
disebut DiabetesInsipidus Sekunder.Pengaruh obat yang dapat mempengaruhi sintesis
dan
sekresi ADH seperti phenitoin, alkohol, lithium carbonat.

2. Diabetes insipidus Nephrogenik


Ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon antidiuretik sehingga ginjal
terus-menerus mengeluarkan sejumlah besar air kemih yang encer. Padadiabetes
insipidus lainnya, kelenjar hipofisa gagal menghasilkan hormone antidiuretik.
Diabetes Insipidus Nefrogenik dapat disebabkan oleh beberapahal yaitu :
1.Penyakit ginjal kronik : ginjal polikistik, medullary cystic disease,pielonefretis,
obstruksi ureteral, gagal ginjal lanjut.
2.Gangguang elektrolit : Hipokalemia, hiperkalsemia.
3.Obat-obatan :litium, demoksiklin, asetoheksamid, tolazamid, glikurid,propoksifen.
4.Penyakit sickle cell
5.Gangguan diet
C. KLASIFIKASI

Diabetes insipidus Menurut (Kusmana, Felix,2016) diklasifikasikan berdasarkan sistem yang


terganggu:

1. Diabetes insipidus sentral.

Pada dewasa penyebab yang sering antara lain karena kerusakan kelenjar hipofisis atau
hipotalamus akibat pembedahan, tumor, inflamasi, cedera kepala, atau penyakit (seperti
meningitis). Sedangkan pada anak-anak, penyebabnya karena kelainan genetik. Kerusakan ini
mengganggu pembuatan, penyimpanan, dan pelepasan ADH.

2. Diabetes insipidus nefrogenik.

Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan ginjal tidak berespons baik terhadap
ADH. Beberapa obat juga menyebabkan kelainan ini.

3. Diabetes insipidus gestasional

Kelainan akibat degradasi ADH oleh vasopressinase yang dihasilkan berlebihan oleh
plasenta. Keadaan ini berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi pada kehamilan,
seperti pre-eklampsia.

4. Diabetes insipidus dipsogenik (polidipsi primer)

Kelainan akibat asupan cairan berlebihan yang merusak pusat haus di hipotalamus. Asupan
air berlebihan jangka panjang dapat merusak ginjal dan menekan ADH, sehingga urin tidak
dapat dikonsentrasikan.

D. PATOFISIOLOGIS
Vasopresin arginin merupakan suatu hormon antidiuretik yang dibuat dinucleus
supraoptik, paraventrikular , dan filiformis hipotalamus, bersamadengan pengikatnya
yaitu neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut daribadan sel neuron (tempat
pembuatannya), melalui akson menuju ke ujungsaraf yang berada di kelenjar hipofisis
posterior, yang merupakan tempatpenyimpanannya. Secara fisiologis, vasopressin dan
neurofisin yang tidakaktif akan disekresikan bila ada rangsang tertentu. Sekresi
vasopresin diaturoleh rangsang yang meningkat pada reseptor volume dan
osmotic.Peningkatan osmolalitas cairan ekstraseluler atau penurunan volumeintravaskuler
akan merangsang sekresi vasopresin. Vasopressin kemudianmeningkatkan permeabilitas
epitel duktus pengumpul ginjal terhadap airmelalui suatu mekanisme yang melibatkan
pengaktifan adenolisin danpeningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih
meningkat danosmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya
dipertahankankonstan dengan batas yang sempit antara 290 dan 296 mOsm/kg H2O.
Gangguan dari fisiologi vasopressin ini dapat menyebabkan pengumpulan airpada
duktus pengumpul ginjal karena berkurang permeabilitasnya, yangakan menyebabkan
poliuria atau banyak kencing.Selain itu, peningkatan osmolalitas plasma akan
merangsang pusat haus,dan sebaliknya penurunan osmolalitas plasma akan menekan
pusat haus.Ambang rangsang osmotic pusat haus lebih tinggi dibandingkan
ambangrangsang sekresi vasopresin. Sehingga apabila osmolalitas plasmameningkat,
maka tubuh terlebih dahulu akan mengatasinya denganmensekresi vasopresin yang
apabila masih meningkat akan merangsangpusat haus, yang akan berimplikasi orang
tersebut minum banyak(polidipsia).
Secara patogenesis, diabetes insipidus dibagi menjadi 2 yaitu diabetesinsipidus
sentral, dimana gangguannya pada vasopresin itu sendiri dandiabetes insipidus
nefrogenik, dimana gangguannya adalah karena tidakresponsifnya tubulus ginjal terhadap
vasopresin.Diabetes insipidus sentral dapat disebabkan oleh kegagalan pelepasanhormone
antidiuretik ADH yang merupakan kegagalan sintesis ataupenyimpanan. Hal ini bisa
disebabkan oleh kerusakan nucleus supraoptik,paraventrikular, dan filiformis hipotalamus
yang mensistesis ADH. Selain itu,DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan ADH
akibat kerusakan padaakson traktus supraoptikohipofisealis dan aksin hipofisis posterior
di manaADH disimpan untuk sewaktu-waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi
jikadibutuhkan.DIS dapat juga terjadi karena tidak adanya sintesis ADH, atau sintesis
ADHyang kuantitatif tidak mencukupi kebutuhan, atau kuantitatif cukup tetapitidak
berfungsi normal. Terakhir, ditemukan bahwa DIS dapat juga terjadikarena terbentuknya
antibody terhadap ADH.

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Kowalak, 2011) manifestasi klinik dari diabetes insipidus yaitu:
a. Polidipsia (tanda utama), asupan cairan 5 hingga 20L/hari
b. Poliuria (tanda utama), haluan urin yang encer sebanyak 2 hingga 20 L dalam
periode 24 jam.
c. Nokturia yang menimbulkan gangguan tidur dan rasa lelah
d. Berat jenis urin yang rendah
e. Demam
f. Kurang kesadaran
g. Hipotensi
h. Takikardi
i. Sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat gangguan elektrolit dan dehidrasi
j. Anoreksia dan penurunan berat badan akibat konsumsi cairan yang terus
menerus.
F. PENATALAKSANAAN
1.Terapi cairan parenteral
Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan dalamjumlah
yang cukup ketika mereka merasa haus karena penyakit diabetesinsipidus merupakan
suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormone antidiuretic yang menyebabkan
rasa haus yang berlebihan dan pengeluaransejumlah besar air kemih yang sangat encer
sehingga penderita bayi dananak-anak harus sering diberi minum.
Jika hanya kekurangan ADH, dapat diberikan obat Clorpropamide,
clofibrateuntuk merangsang sintesis ADH di hipotalamus.
Jika berat diberikan ADH melalui semprotan hidung dan diberikanvasopressin
atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik).Pemberian beberapa
kali sehari berguna untuk mempertahankanpengeluaran air kemih yang normal.
Terlalu banyak mengkonsumsi obat inidapat menyebabkan penimbunan cairan,
pembengkakan dan gangguanlainnya.
Obat-obat tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid
(misalnyahidrochlorothiazid/HCT) dan obat-obat anti peradangan non-steroid
(misalnyaindometacin atau tolmetin).
Pada DIS yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone
pengganti(hormonal replacement) DDAVP (1-desamino-8-d-arginine vasopressin)
yangmerupakan pilihan utama. Selain itu, bisa juga digunakan terapi adjuvantyang
mengatur keseimbangan air, seperti: Diuretik Tiazid, Klorpropamid,Klofibrat, dan
Karbamazepin.
2. Pemeriksaan Diagnostik
Jika dicurigai penyebab poliuria adalah Diabetes Insipidus, maka
harusdilakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dan untuk
membedakanapakah jenis Diabetes Insipidus yang dialamikarena penatalaksanaan
daridua jenis diabetes insipidus ini berbeda. Ada beberapa pemeriksaan padaDiabetes
Insipidus, antara lain:
a. .Hickey Hare atau Carter-Robbins
Hickey-Hare tes adalah uji endokrin untuk menyelidiki osmoregulasi.Cairan
NaCl hipertonis diberikan IV dan akan menunjukkan bagaimana respon
osmoreseptor dan daya pembuatan ADH.
b. Infus dengan dexrose dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit (biasanya 8-10
ml/menit).
c. Infuse di ganti dengan NaCl 2,5% dengan jumlah 0,25 ml/menit/kgBB di
pertahankanselama 45 menit
d. Urin ditampung selama 15 menit.
Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok
Perhatian : pemeriksaaan ini cukup berbahaya
3. Fluid deprivation
Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untukdiabetes
insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalanipemeriksaan ini penderita
tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasiberat. Oleh karena itu pemeriksaan ini
harus dilakukan di rumah sakit atautempat praktek dokter. Pembentukan air kemih,
kadar elektrolit darah(natrium) dan berat badan diukur secara rutin selama beberapa
jam. Segerasetelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau
terjadipenurunan berat badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan
diberikansuntikan hormon antidiuretik.
4. Uji nikotin
Produksi vasopressin oleh sel hipotalamus langsung dirangsang oleh nikotin.
Obat yang di pakai adalah nikotin salisilat secara IV. Akibat sampingnya adalah mual,
muntah.
Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok
Perhatian : pemeriksaan ini cukup berbahaya
5. Pemeriksaan laboratorium
Menunjukkan kadar natrium yang tinggi dalam darah dan air kemih
yangsangat encer. Fungsi ginjal lainnya tampak normal. Apapun pemeriksaannya,
prinsipnya adalah untuk mengetahui volume, beratjenis, atau konsentrasi urin.
Sedangkan untuk mengetahui jenisnya, dapatdengan memberikan vasopresin sintetis,
pada Diabetes Insipidus Sentralakan terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes
Insipidus Nefrogeniktidak terjadi apa-apa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan diabetes insipidus adalah :
Pertama, apakah yang menyebabkan poliuria tersebut adalah pemasukan bahan
tersebut (dalam hal ini air) yang berlebihan ke ginjal ataupengeluaran yang
berlebihan. Bila pada anamnesa ditemukan bahwa pasienmemang minum banyak,
maka wajar apabila poliuria itu terjadi. Kedua, apakah penyebab poliuria ini adalah
faktor renal atau bukan.Poliuria bisa terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada
periode diuresisketika penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena
penyakitgagal ginjal akut, maka akan ada riwayat oligouria (sedikit kencing). Ketiga,
apakah bahan utama yang membentuk urin pada poliuria tersebutadalah air tanpa atau
dengan zat-zat yang terlarut. Pada umumnya, polyuria akibat Diabetes Insipidus
mengeluarkan air murni, namun tidak menutupkemungkinan ditemukan adanya zat-
zat terlarut. Apabila ditemukan zat-zatterlarut berupa kadar glukosa yang tinggi
(abnormal) maka dapat dicurigaibahwa poliuria tersebut akibat DM yang merupakan
salah satu DifferentialDiagnosis dari Diabetes Insipidus.Diagnosis diabetes insipidus
semakin kuat jika sebagai respon terhadaphormon antidiuretik:
- pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti
- tekanan darah naik
- denyut jantung kembali normal.

G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
1) Biodata klien
a) Nama : tidak mempengaruhi
b) Tempat tanggal lahir : tidak mempengaruhi
c) Umur : beresiko pada usia diatas 30 tahun
d) Jenis kelamin : tidak mempengaruhi
e) Pekerjaan : tidak mempengaruhi
f) Suku bangsa :tidak mempengaruhi
g) Status perkawinan :tidak mempengaruhi
h) Pendidikan : Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah atau
minim mendapatkan pengetahuan penyakit ini maka akan
mengabaikan bahayanya penyakit ini
i) Status ekonomi : Lebih banyak dimiliki status ekonomi menegah
ke bawah
j) Alamat : tidak mempengaruhi
k) Tanggal masuk : tidak mempengaruhi
l) No. register : tidak mempengaruhi
m) Penanggung jawab
n) Nama :-
o) Alamat :-
p) Umur :-
q) Jenis Kelamin :-
r) Pendidikan :-
s) Tempat/Tanggal Lahir :-
t) Hubungan dengan klien :-

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama :Biasanya klien menyatakan bahwa klien sering haus dan
sering kencing (poliuria)
2) Riwayat penyakit sekarang :Demam klien mengalami penurunan berat
badan lebih (misalnya: sebulan yang lalu berat badan pasien 65 kg sekarang
55 kg), sering kencing output 10 liter/hari
3) Riwayat kesehatan masa lalu: Klien pernah mengalami trauma pada
kepalanya karena jatuh
4) Riwayat kesehatan keluarga :Dalam keluarga saat ini tidak ada yang
menderita diabetes insipidus
c. Pengkajian fungsional gordon
1) Pola persepsi kesehatan – pemeliharaan kesehatan :Keluarga mengatakan
kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawah ke pelayanan kesehatan terdekat
2) Pola metabolisme nutrisi
- Makan : seperti biasa 1 porsi habis
- Minum : sering minum sekitar 8 liter/hari
3) Pola eliminasi
- BAK : poliuria 10 liter/hari
- BAB : konstipasi
4) Pola aktivitas
Aktivitas yang dilakukan klien tidak banyak karena klien merasa lemas,
lemah dan mudah lelah
5) Pola istirahat – tidur
Biasanya terdapat gangguan tidur (insomnia)
6) Pola kognitif – persepsi
Klien merasa takut bila penyakitnya tidak bisa sembuh
7) Pola persepsi diri – konsep diri :Klien menyatakan ingin cepat sembuh dan
cepat pulang ke rumah
8) Pola hubungan – peran :Klien hanya berkomunikasi dengan keluarga dekat
9) Pola seksual – reproduksi :Klien berjenis kelamin laki laki tidak mengalami
gangguan genetalia/ organ reproduksi
10) Pola penanganan masalah – strees – toleransi :Mal adaptif, kalau ada
masalah klien lebih banyak diam dan menyendiri di kamar.
11) Pola keyakinan – nilai-nilai :Klien beragama islam. Keluarga yakin
semuanya sudah diatur oleh Allah.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan atau keadaan umum :Ekspresi wajah pasien pucat dan gelisah,
kesehatan tidak begitu baik, badan tubuhnya kurang baik dan panas.
2) Tingkat kesadaran :Kesadaran klien composmentis, mata : 2, Respon
Verbal : 5, Respon motor : 4, indra penciuman terganggu, ketajaman
terganggu, berjalan sempoyongan, tidak bisa seimbang.
3) Tanda-Tanda Vital
a) Suhu Tubuh : Normotermik
b) Tekanan Darah: Hipotensi postural
c) Nadi : Lemah dan hampir tidak teraba
d) RR : Menurun
4) Head to toe :
a) Kulit : terlihat kering, kebersihan kulit saat dikaji normal
b) Rambut : kotor, hitam, penyebaran merata dan mudah dicabut
c) Mata : Konjungtiva an anemis, ukuran kedua mata simetris, fungsi
penglihatan baik
d) Hidung : tidak ada polip, fungsi penciuman normal, tidak ada sekret
e) Telinga : Tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran baik, tidak
ada benjolan
f) Mulut : Tidak ada perdarahan digusi, gigi masih lengkap, kotor, bibir
kering, lidah kotor, membrane mukosa kering.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis
h) Dada : bentuk normal, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dinding dada.
i) Jantung : tidak tampak ictus cordis,perkusi pekak,tidak ada pembesaran
jantung,tidak ada suara bising, gallop.
j) Paru paru : pengembangan paru kanan-kiri simetris, sonor seluruh lapang
pandang, pernafasan vesikuler, tidak menggunakan O2, napas cepat
k) Abdomen : Tidak terasa nyeri, tampak kurus, timfani saat perkusi
l) Eksrtimitas :
- Atas : Pergerakan bebas
- Bawah : Tidak ada kelainan, pergerakan bebas
- Kulit : Kulit terlihat kering, turgor kulit tidak elastic
2. Analisa Data
No Waktu Data Etiologi Problem TTD
1. Ds:Klienbiasanya penurunan Kekurangan
mengatakan lemas dan pembentukan Volume
sering kencing ADH Cairan
Do:Biasanya adanya urine
pasien meningkat
air kemih tidak
terkontrol

poliuria
output
berlebihan
2. Ds: Pasienbiasanya Gangguan Kurangnya
menyatakan tidak ingin fungsi pengetahuan
melihat bagian tubuh hipotalamus
yang dibedah
Do: Pasien biasanya
menangis, putus asa,
marah, dan menarik Deuresis
diri dari kontak sosial osmotik

poliuri

Tidak adanya
informasi
tentang proses
penyakit

3. Ds: Pasien biasanya Cedera otak Resiko


mengatakan gampang penurunan
lelah curah jantung
Do:Biasanya adanya Penurunan
penurunan tekanan pembentukan
darah menurun. ADH

kurang
pengetahuan

Shock
hipovelemik

3. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan Volume Cairan b.d output berlebihan daripada intake, serta
menurunnya anti diuretik hormon.
b. Kurangnya pengetahuan b.d tidak adanya informasi tentang proses penyakit.
c. Resiko penurunan curah jantung b.d syok hipovolemik.

4. Rencana keperawatan
Tgl / No
Tujuan dan KH Intervensi Rasional TTD
Jam Dx
1. Tujuan :
1. Untuk
Setelah dilakukan
pemenuhan
tindakan O: Observasi
kebutuhan
keperawatan pemasukan dan
cairan dan
selama 1x24 jam pengeluaran cairan
mencegah
diharapkan tidak
adanya odem.
terjadi gangguan
keseimbangan
2. Untuk
cairan N: Anjurkan
pemenuhan
Kriteria hasil : pasien untuk
kebutuhan
K: Pasien banyak minum 
cairan
mengetahui 2,5 liter / 24 jam
3.Untuk
penyebab E: Berikan
pemenuhan
kebutuhan cairan penjelasan tentang
kebutuhan
in adekuat pentingnya
cairan yang
A:Pasien mampu kebutuhan cairan
tidak terpenuhi
mengatasi pada pasien dan
(secara
kebutuhan cairan keluarga
parenteral).
in adekuat C:Kolaborasi dengan
4. Untuk
P:Turgor kulit dokter untuk terapi
mempermudah
meningkat cairan (oral /
pemberian
P:Wajahtidaknampak parenteral)
cairan (minum)
pucat, Tanda
pada pasien.
dehidrasi
2. 1. Sebagai data
O:Observasi tingkat
dasar dalam
Tujuan : pengetahuan orang
menentukan
Setelah dilakukan tua klien tentang
intervensi
tindakan asuhan proses penyakit
selanjutnya
keperawatan dan penanganan
selama 1 x 24 jam penyakit anaknya
diharapkan N:Jelaskan dengan
keluarga klien baik kepada klien
terpajan informasi. dan orang tua
2. Menigkatkan
Kriteria Hasil: tentang proses
pemahaman
K : Keluarga klien penyakit dan
klien dan orang
mengetahui prosedur
tua klien tentang
penyebab kurang penanganannya
penyakitnya
terpajan informasi. E:Berikan
anaknya.
A : klien dapat kesempatan
3. Memberikan
memahami cara kepada klien untuk
jalan untuk
mengatasi kurang bertanya.
mengekspresika
terpajan informasi.
n perasaannya
P : klien mampu
dan mengetahui
mengatasi kurang
pemahaman
terpajan informasi
orang tua klien
dengan cara
tentang penyakit
P:
anaknya.
- Orang tua klien
4. Dukungan yang
tampak tenang
positif dapat
- Orang tua klien C:Kolaborasi dengan
memberikan
dapat menjelaskan tim medis dalam
semangat
proses penyakit memberikan
kepada orang
dan prosedur dukungan positif
tua untuk
penanganan kepada orang tua
menerima
penyakit anaknya klien dan pada
penyakit
klien
anaknya dan
membantu
proses
perawatan.
3. Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
O : observasi TTV 1. Untuk
diharapkan curah
mengetahui
jantung normal.
keadaan umum
Kriteria Hasil:
pasien
K:Klien mengetahui
penyebab
N: batasi aktifitas 2. Agar tidak
penurunan curah
klien terjadi
jantung.
peningkatan
A: Klien memahami
aktifitas jantung
cara mengatasi
3. Untuk
penurunan curah
E: ajarkan tirah baring mengurangi
jantung.
gangguan kerja
P : Klien mampu
jantung
mengatasi
C: kolaborasi dengan 4. Mengerti
penurunan curah
tim medis dalam tentang obat
jantung dengan
pemberian obat yang diberikan
cara
P:Klien mengalami
peningkatan curah
jantung.

5. Implementasi
Tgl / No Dx Implementasi Respon Pasien TTD
Waktu
Senin Ds : Klien bersedia
25/05/2015 dilakukan
07.00 Melakukan observasi observasi
pemasukan dan pengeluaran Do : Klien paham dan
1
08.00 cairan mengerti
Memberikan penjelasan
tentang pentingnya kebutuhan
cairan pada pasien dan
keluarga
09.00 1 Menganjurkan pasien untuk Ds : Klien mengatakan
banyak minum sudah agak
10.00 3 Mengajarkan pasien tirah membaik
baring Do : Klien terlihat
tenang

10.30 3 Melakukan observasi TTV Ds : Klien mengatakan


11.00 2 Memberikan kesempatan bersedia untuk
kepada klien untuk bertanya dilakukan
observasi
Do : Klien antusias dan
tenang
12.00 3 Membatasi aktifitas pasien Ds : Klien mengatakan
12.45 2 Melakukan kolaborasi dengan bersedia untuk
tim medis dalam memberikan dilakukan
dukungan positif kepada orang kolaborasi
tua pasien dan pada pasien Do : Klien mengerti

13.00 2 Menjelaskan dengan baik Ds : Klien mengatakan


kepada pasien dan orang tua mengerti tentang
tentang proses penyakit dan penyakit dan
prosedur penanganannya prosedur
13.55 1 Melakukan kolaborasi dengan penanganannya
tim dokter untuk terapi cairanDo : Klien semangat
untuk sembuh
14.00 3 Melakukan kolaborasi dengan Ds :
tim medis dalam pemberian Do : Klien sedikit
obat berkurang
keluhannya

6. Evaluasi
Tgl/Jam No Dx Evaluasi TTD
1 S : Klien mengatakan masih terasa lemas dan
sering kencing
O : Urine meningkat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan

2S : Klien biasanya tidak ingin melihat bagian


tubuh yang dibedah
O : Klien menangis, putus asa, dan marah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan

3 S : Klien mengatakan masih sering lelah


O: Adanya penurunan tekanan darah menurun
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Insipidus adalah sindroma yang ditandai dengan poliuria dan polidipsi akibat

terganggunya sekresi vasopressin oleh system saraf pusat yang dapat disebut dengan diabetes

insipidus sentral dan akibat kegagalan ginjal dalam rangsangan AVP dan ketidakmampuan

responsive tubulus ginjal terhadap vasopressin yang dapat disebut dengan diabetes insipidus

nefrogenik. Di manifestasikan dengan poliuria dan polidipsia.

B. Saran

Penulis memberi saran kepada :

1. Para pembaca pada umumnya agar lebih menjaga ginjal kita agar selalu berfungsi dengan

baik, dengan mengetahui penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tubuh kita misalnya

diabetes insipidus, SIADH, dan atau hipopituitary anterior maupun posterior seperti yang

telah dibahas dalam makalah ini diharapkan mampu menggunakan koping yang efektif dan

dapat mencegahnya serta menghubungi dokter untuk tindak lanjut berikutnya.

2. Para mahasiswa/i khususnya supaya lebih memahami konsep penyakit-penyakit dan atau

hipopituitari itu sendiri agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

hipopitutari anterior dan posterior.


DAFTAR PUSTAKA

Kusmana, Felix. Diabetes Insipidus–Diagnosis dan Terapi. CDK-246/ vol. 43 no. 11 th.
2016)

https://kupdf.net/download/askep-diabetes-insipidus_5a98b985e2b6f54a5810fa7f_pdf

https://dewipurnana2017.wordpress.com/2017/05/28/askep-pasien-diabetes-insipidus/

Mahmud.2009. Definisi dan Etiologi Diabetes Insipidus.From


http://www.perisaihusada.net.Diakses 22 Agustus 2020.

Anda mungkin juga menyukai