Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ENDOKRINOLOGI

Diabetes Insifidus

Disusun oleh :

Yuni Saputri
216201446040

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Menurut


sebuah konsorsium European partner, menyatakan ini merupakan penyakit langka
yang terdapat 1 tiap 2.000 orang.

Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu


mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan
tubuh dalam menkonversi air. Gejala dari diabetes insipidus adalah poliuria dan
polidipsia, hal ini dapat terjadi karena defisiensi ADH atau disebut diabetes
insipidus sentral dan tidak sensitifnya vasopresin pada ginjal atau disebut juga
diabetes insipidus nefrogenik. Kedua jenis diabetes insipidus ini dapat terjadi
akibat defek congenital (kehamilan) atau bisa terjadi pada saat awal
kelahiran.Diabetes insipidus sentral sering terjadi akibat mutasi gen autosomal
dominan pada awal 5 tahun kehidupan anak-anak sedangkan diabetes insipidus
nefrogenik sering terjadi pada neonatus atau awal beberapa minggu kehidupan,
dan lebih dari 50 persen kasus adalah idiopatik. gambaran klinis dan gejala jangka
panjang dari kekacauan ini sebagian besar tak tergambarkan. metode yang dipelajari
dari 79 pasien dengan diabetes insipidus sentral yang diteliti pada empat pusat
endokrinologi anak antara tahun 1970 dan 1996. Terdiri 37 laki-laki dan 42
pasien wanita dengan rata rata umur 7 tahun. Kebanyakan kasus-kasus yang
pernah ditemui merupakan kasus idiopatik yang dapat bermanifestasi pada
berbagai tingkatan umur dan jenis kelamin.

BAB II

ISI

1
2.1 Definisi

Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan


hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi)
dan pengeluaran sejumlah besar air kemih (poliuri). Yang disebabkan oleh 2 hal,
antara lain :4

1. Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik


(vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air
kemih yang terlalu banyak (diabetes insipidus sentral).
2. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik
normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap
hormon ini (diabetes insipidus nefrogenik).

2.2 Penyebab

Diabetes insipidus secara umum dapat disebabkan oleh karena beberapa


faktor dari dalam maupun luar tubuh, yaitu :

Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormon


antidiuretik

1. Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah


2. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan
3. Cedera otak (terutama patah tulangdi dasar tengkorak) –Tumor
4. Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak

Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis Sedangkan Diabetes Insipidus


Nefrogenik dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu

1. Penyakit ginjal kronikSeperti penyakit ginjalpolikistik, medullary cystic


disease, pielonefretis, obstruksi ureteral, gagal ginjal lanjut.
2. Gangguan elektrolit
3. Obat–obatanSeperti Amfoterisin B, Litium, Demoksiklin, Asetoheksamid,
Tolazamid, Glikurid, Loop Diuretic , Methoxyflurane, Propoksifen.
4. Penyakit sickle cell, kehamilan, multiple mieloma, serta gangguan diet.

2.3 Mekanisme Terjadinya Gangguan

2
Vasopresin dibuat oleh sel-selhipotalamus (terletakdi otak) dan disimpandan
disekresi oleh bagian laindariotak yang disebut kelenjar hipofisis posterior. Hormon
anti diuretik kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dimana hal itu
menyebabkan tubulus ginjal menyerap air. Air yang tidak dapat diserap kembali
dilewatkan keluar dari tubuh dalam bentuk urin. Penurunan sekresi vasopresin
menyebabkan sedikit air diserap kembali dan lebih banyak urin yang akan
dibentuk. Ketika vasopresin hadir pada tingkat normal, lebih banyak air diserap
kembali dan urin kurang terbentuk.

Ada dua jenis diabetes insipidus. Sedangkan gejaladari keduagangguanyang


serupa, penyebab berbeda. Klasifikasi tersebut antara lain diabetes insipidus sentral
dan diabetes insipidus nefrogenik.

Diabetes insipidus sentral terjadi apabila terdapat gangguan pada proses


sintesis, transpor dan sekresi dari AVP. Sekresi AVP dari pituitary posterior
utamanya tergantung pada informasi tonisitas yang disampaikan oleh sel
osmoreseptor pada hypothalamus anterior. AVP dan protein pembawanya,
neurophysin II, disintesis sebagai precursor oleh neuron magnoselular pada
nuclei supraoptik dan paraventrikular dari hypothalamus. Precursortersebut
kemudian dikemas dalam bentuk neurosecretory granule dan ditranspor melalui
serabut saraf (axonally) menuju pituitary posterior. Saat menuju neuro hypophysis
precursor tersebut. kemudian diproses menjadi hormoneaktif. AVP kemudian
disimpan pada pituitary posterior dalam bentuk vesikel, dan akan disekresikan secara
eksositosis apabila terdapat peningkatan dari osmolalitas serum.

Gangguan pada proses sintesis, transpor dan sekresi dari AVP dapat
disebabkan oleh:

1. Kerusakan pada hypothalamo-neurophyseal region karena adanya trauma


kepala, operasi atau kanker metastasis. Kanker yang sering adalah
craniopharyngioma, kanker payudara dan kanker paru-paru yang
bermetastasis menuju pituitary.
2. Karena adanya mutasi pada neurophysin II codingregion dari gen AVP,
yaitu ekson 2 dimana thymin disubstitusi oleh guanine pada nucleotide
ke-1884 menyebabkan perubahan molekul asam amino dari glycine menjadi

3
valine pada molekul AVP.Yang rentan untuk menginduksi kematiandari
sel magnoselular.7
3. Idiopatik

Pada Nephrogenic diabetes insipidus (NDI) terjadi hiperstimulasi dari


pituitary posterior akibat peningkatan osmolalitas plasma dalam memproduksi
AVP, namun ginjal tidak dapat memproduksi urine yang pekat sebagai respons
dari sekresi AVP. Pengikatan AVP pada reseptornyapada membran basolateral
dari sel collecting ductyang menyebabkan peningkatan dari aktivitas
adenylatecyclase dan mengkatalisasi pembentukan cAMPdari adenosine
triphosphate (ATP). cAMP kemudian akan mengaktivasi serinthreoninkinase ,
protein kinase A. Vesikelsitoplasmik yang membawa protein kanal air
(aquaporin-2 / AQP-2) kemudian bermigrasi dan mengalami fusi dengan
membran apical sehingga akan meningkatkan permeabilitas air pada sel-sel
collecting duct.

Pada NDI terjadi 3 mekanisme yang dapat mengganggu keseimbangan dari proses
diatas, yaitu:

1. Gangguan dalam mempertahankan corticomedullary osmotic gradient.


Gradien tersebut dipertahankan melalui 2 mekanisme, yaitu: a)
reabsorpsi aktif NaCl pada ascending limb lengkung Henleyang
diperantarai oleh Na-K-2Cl transporter; b) reabsorpsi pasif pada inner
medullary collecting duct yang disebabkan oleh adanya konsentrasi tinggi
urea pada medullaryinterstitium.8,9
2. Adanya defek pada komponen proksimal dari ADH-cyclic adenosine
monophosphate system.8,9
3. Osmotikdiuresis

4
Gambar.1 Diabetes Insipidus

Peningkatan osmolalitas plasmanormal menstimulasi pelepasan ADH.Jika


urinosmolalitas tetap lebih rendah dari plasma osmolalitas selama restriksi cairan,
pasien tersebut mengalami diabetes insipidus central adalah poliuria dan polidipsia.
Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin dalam 24 jam sangat banyak dan
dapat mencapai 5 –10 liter sehari. Berat jenis urin biasanya sangat rendah , berkisar
antara 1001 –1005 atau 50 –200 mOsmol/kg berat badan. Selain poliuria dan
polidipsia , biasanya tidak terdapat gejala –gejala lain kecuali jika ada penyakit
lain yang menyebabkan timbulnya gangguan pada mekanisme neurohypophyseal
renal reflex.(2) Jika merupakan penyakit keturunan, maka gejala biasanya mulai
timbul segera setelah lahir.

2.4 Gejala-gejala Diabetes insipidus


 Dehidrasi
 Rasa haus yang berlebihan (polidipsia)
 Volume urine yang terlalu banyak, terutama pada malam hari (poliuria).
Tergantung dari beratnya kondisi, pengeluaran urine dapat mencapai 15
liter/hari jika mengonsumsi banyak cairan. Orang dewasa biasanya
mengeluarkan urine <3 liter/hari.
 Nokturia, istilah medis untuk bangun di malam hari karena harus buang air
kecil
 Lemah dan lesu
 Nyeri otot
2.5 Diagnosis

5
Diagnosis BandingDiagnosis diabetes insipidus ditegakkan berdasarkan gejala
klinik, laboratorium (urinalisis fisis dan kimia dan tes deprivasi air). Untuk
mendiagnosa penyebab suatu poliuria adalah dengan menjawab tiga pertanyaan
yang dapat kita ketahui dengan anamnesa dan pemeriksaan.
1. Apakah yang menyebabkan poliuria tersebut adalah pemasukan
bahan tersebut (dalam hal ini air) yang berlebihan ke ginjal atau
pengeluaran yang
Gambar1. patogenesis diabetes insipidus
2. berlebihan. Bila pada anamnesa ditemukan bahwa pasien memang minum
ban yak, maka wajar apabila poliuria itu terjadi
3. Apakah penyebab poliuria ini adalah faktor renal atau bukan. Poliuria
bisa terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada periode diuresis
ketika penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena penyakit
gagal ginjal akut, maka akan ada riwayat oliguria (sedikit kencing).

Apakah bahan utama yang membentuk urin pada poliuria tersebut adalah
air tanpa atau dengan zat-zat terlarut. Pada umumnya poliuria akibat diabetes
insipidus mengeluarkan air murni, namun tidak menutup kemungkinan
ditemukan adanya zat-zat terlarut. Apabila ditemukan zat-zat terlarut berupa
kadar glukosa yang tinggi (abnormal) maka dicurigai bahwa poliuria tersebut akibat
diabetes melitus yang merupakan salah satu diagnosis banding dari diabetes
insipidus.

Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap


hormon antidiuretik: (1)pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti; (2)
tekanan darah naik ; dan (3) denyut jantung kembali normal.

Adapun diagnosis banding dari diabetes insipidus ini adalah :

Kelainan ginjal(penyakit polikistik, pielonefritis kronis)

1. Hipokalemia dan hiperkalsemiayang bisa menyebabkan poliuria dengan


berat jenis urin yang rendah.
2. Insufisiensi adrenal(salt-losing syndrome)

6
3. Polidipsia psikogenik yang disebut juga compulsive water drinkers.
Dalam keadaan ini terdapat kelainan jiwa seperti neurosis yang
mempunyai latar belakang keinginan memperoleh perhatian.

2.6 Pengendalian

Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:

1. Fluid deprivation menurut martin Goldberg Sebelum pengujian dimulai,


pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencingnya kemudian
ditimbang berat badannya, diperiksa volum dan jenis atau osmolalitas
urin pertama. Pada saat ini pasien diambil sampel plasma untuk diukur
osmolalitasnya. Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin paling
sedikit setiap jam. Pasien ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari
300ml/jam atau setiap 3 jam bila dieresis kurang dari
300ml/jam.Setiapsampel urin sebaiknya diperiksa osmolalitasnya dalam
keadaan segar atau kalau hal ini tidak mungkin dilakukan semua sampel
harus disimpan dalam botol yang tertutup rapat serta disimpan dalam lemari
es. Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badanmenurun 3-4%
tergantung mana yang terjadi lebih dahulu.(13)
2. Hickey Hare atau Carter-Robbins testCairan NaCl hipertonis diberikan
intravena dan akan menunjukkan bagaimana respon osmoreseptor dan daya
pembuatan ADH.
a) Infuse dengan dextrose dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit
b) Infuse diganti dengan NaCl 2,5 % dengan jumlah 0,25 ml/menit/kgbb
c) Urin ditampung selama 15 menit.

Penilaian: kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.

Perhatian: pemeriksaan ini cukup berbahaya.

1. Uji haus
Dilihat berapa lama penderita bisa bertahan tanpa minum. Biasanya tidak
lama anak akan menjadi gelisah, banyak kencing dan terjadi dehidrasi.
Berat jenis urin tetap rendah, sedangkan pada compulsive water drinker
berat jenis urin akan naik.
Masukan air Diukur jumlah minum kalau diberi kesempatan bebas.

7
2. Uji nikotin
Produksi vasopressin oleh sel hipotalamus langsung dirangsang oleh
nikotin. Obat yang dipakai adalah nikotin salisilat secara intravena. Efek
sampingnya adalah mual dan muntah.

Penilaian: kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.

Perhatian: pemeriksaan ini cukup berbahaya.

3. Uji Vasopresin

Pemeriksaan ini untuk membuktikan bahwa ginjal dapat memberikan respons


terhadap ADH. Obat yang dipakai adalah pitresin.a.Untuk intravena diberikan
pitresin dalam air 5 ml unit/menit dalam infus lambat selama 1 jam. Untuk
pemberian intramuscular diberikan vasopressin tanat dalam minyak 5 U.

4 Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes
insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan
ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena
itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah. sakit atau tempat praktek
dokter.Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat
badan diukur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan
darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat
badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon
antidiuretik.

2.7 Pengobatan

Pengobatan diabetes insipidus harus disesuaikan dengan gejala yang


ditimbulkannya. Pada pasien diabetes insipidus sentral parsial dengan rasa haus
tidak diperlukan terapi apa-apa selama gejala nokturia dan poliuria tidak
mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Tetapi pasien dengan gangguan pada
pusat rasa haus, diterapi dengan pengawasan yang ketat untuk mencegah
terjadinya dehidrasi. Ini juga berlaku bagi penderita diabetes insipidus sentral.
arsial yang masih belum menunjukkan gejala klinis, tetapi pada suatu saa t
kehilangan kesadaran atau tidak dapat berkomunikasi.

8
Pada diabetes insipidus sentral yang komplit biasanya diperlukan terapi hormon
pengganti (hormonal replacement). DDAVP (1-desamino-8-d-arginine
vasopressine)merupakan obat pilihan utama untuk diabetes insipidus sentral.

Selain terapi hormon pengganti dapat juga dipakai terapi adjuvantyang secara
fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara :(1) Mengurangi jumlah air ke
tubulus distal dan collecting duct, (2) Memacu penglepasan ADH endogen, (3)
Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada tubulus ginjal.14

Obat-obatan yang biasa dipakai adalah antara lain:15

1. Diuretik tiazidObat ini dapat dipakai pada diabetes insipidus baik


sentral maupun nefrogenik. Obat ini menyebabkan suatu antineuresis
sementara, deplesi ECF ringan dan penurunan GFR. Terjadi peningkatan
reabsorbsi Na+dan air pada nefron proksimal sehingga menyebabkan
berkurangnya air yang masuk ke tubulus distal dan collecting duct. Tetapi
penurunan EAVB (effective arterial blood volume) dapat menyebabkan
terjadinya hipotensi ortostatik.
2. KlorpropamidObat ini tidak dapat dipakai pada diabetes inipidus sentral
komplit atau diabetes insipidus nefrogenik. Hal ini disebabkan karena
obat ini bekerja dengan cara meningkatkan efek ADH yang masih ada
terhadap tubulus ginjal dan mungkin pula dapat meningkatkan penglepasan
ADH dari hipofisis. Efek samping yang harus diperhatikan adalah
timbulnya hipoglikemia. Obat ini dapat dikombinasi dengan tiazid untuk
mencapai efek maksimal.
3. KlofibratKlofibrat juga meningkatkan pelepasan ADH endogen.
Klofibrat harus diberikan 4 kali sehari, akan tetapi tidak menimbulkan
hipoglikemia. Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna, miositis,
gangguan fungsi hati. Dapat dikombinasi dengan tiazid dan klorpropamid
untuk dapat memperoleh efek maksimal dan mengurangi efek samping
pada diabetes insipidus sentral parsial.
4. KarbamazepinSuatu anti konvulsan yang terutama efektif dalam pengobatan
tic douloureux, mempunyai efek seperti klofibrat tetapi hanya mempunyai
sedikit kegunaan dan tidak dianjurkan untuk dipakai secara rutin.

2.8 Komplikasi

9
1. Retardasi mentalDiabetes insipidus nefrogenik primer disertai dengan
retardasi mental. Retardasi tersebut lebih mungkin merupakan akibat dari
episode dehidrasi hipertonik berulang daripada akibat penyakitnya sendiri.14
2. Gagal tumbuh Biasanya, kegagalan pertumbuhan diduga diakibatkan oleh
masukkan kalori yang tidak cukup karena masukan cairan yang berlebihan,
tetapi sekarang tampaknya kegagalan pertumbuhan tersebut bersifat intrinsic
karena keadaan homozigot.14

2.9 Prognosis

Diabetes insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit seumur hidup dengan


prognosis baik jika dehidrasi hipernatremik dapat dihindari. Konseling genetic harus
diberikan pada keluarganya. Prognosis bentuk penyakit sekunder tergantung pada
sifat gangguan primer. Sindrom ini dapat sembuh sesudah koreksi lesi obstruktif.

2.10 Pencegahan
 Pemeriksaan teratur terhadap volume urine pasien, terutama jika pasien
menderita tumor otak atau penyakit ginjal
 Pemantauan diri secara teratur untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi
 Menjaga makanan dengan diet rendah garam
 Melakukan aktivitas fisik atau yoga secara teratur untuk menjaga kesehatan
secara keseluruhan.

10
BAB III

PENUTUP

2.11 Kesimpulan

Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon


antidiuretik(ADH) yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan
pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Diabetes Insipidus
dibagi menjadi dua yaitu diabetes insipidus sentral dan diabetes insipidus nefrogenik.
Etiopatogenesis pada diabetes insipidus dibagi menjadi 2, antara lain: (1)
Diabetes Insipidus Sentralis ( DIS ) disebabkan olehpengangkutan ADH/AVP
yang tidak bekerja dengan baik akibat rusaknya akson pada traktus
supraoptikohipofisealis, sintesis ADH terganggu, kerusakan pada nucleus
supraoptik paraventricular, Gagalnya pengeluaran Vasopresin. (2) Diabetes
Insipidus Nefrogenik ( DIN ) disebabkan oleh ginjal yang tidak responsive
terhadap ADH eksogen.

Keluhan dan gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia.
Diagnosis untuk menegakkan Diabetes insipidus adalah dengan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan. Adapun diagnosis banding pada diabetes inipidus antara
lain : Kelainan ginjal, hipokalemia dan hiperkalsemia, insufisiensi adrenal,
diantaranya yaitu salt-losingsyndrome, dan polidipsia psikogenik.Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diabetes insipidus adalah Fluid
deprivation menurut martin Goldberg, Hickey Hare atau Carter-Robbins test,
uji haus, masukan air, uji nikotin, dan uji Vasopresin. Komplikasi pada Diabetes
insipidus nefrogenik primer dapat disertai dengan retardasi mental. Pengobatan
diabetes insipidus harus disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkannya.

Daftar Pustaka

11
Askep Diabetes Insipidus.2009. from http//www.medikastrore.com diakses 6
november 2011

Asman Boedi Santoso. Diabetes Insipidus. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta, FK


UI, hal 816

C.B. Pender dan Clarke Fraser. 2009. Dominant Inheritance Of DiabetesInsipidus: A


Family Study. American Academy of Pediatrics ournal, 15 : 246-254

Endokrinologi Anak. Dalam : Manual textbook of Nelson’s Pediatrics12.Gardner, D


G. Shoback, D M. Greenspan, F S. 2007.Greenspan's Basic &
Clinical,Endocrinology.McGraw-Hill,Medical.13.Abdelaxis
Elamin,2009,Diabetes Insipidus. Deparment ofChild Health and Pediatric
Endocrinologist Sultan Quaboos University

Fujiwara, T M. Bichet, D G. 2005.Molecular Biology of Hereditary Diabetes


Insipidus.J Am Soc Nephrol16: 2836–2846

https://www.google.com/search?q=gambar+diabetes+insipidus&sxsrf=APq-
WBvQRVEnRWajjv7yu4yy4dmERgIG7A:16505049

James R West dan James G. Kramer. Nephrogenic Diabetic Insipidus, AAPJ, 15 ;24-
432 15.Amgad N.Makaryus,MD.2006.Diabetes Insipidus : diagnosis and
treatment of a complex disease. Clinic Journal of Medicine volume 73.no 1

Mahmud.2009. Definisi dan Etiologi Diabetes Insipidus. From


http://www.perisaihusada.net. Diakses 6 November 2011

Makaryus, A M. McFarlane, S I. 2006.Diabetes Insipidus: Diagnosis and


Treatment of Complex Disease. Cleaveland Clinic Journal Of Medicine.
73(1): 65-71

www.sehatq.com/penyakit/diabetes-insipidus

12

Anda mungkin juga menyukai