SISTEM ENDOKRIN
ASUHAN KEPERAWATAN
KELOMPOK III
RUDI YULI WIDODO
ANTHONI HARIYANTO
HERI PUJIONO
DIMAS KUSRAMADHANI
SULASTRI
PIANI
TRIVENTININGTYAS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2015-2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Insipidus (DI) merupakan suatu penyakit yang jarang ditemukan.
Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu
mekanisme
neurophypophyseal-renal
reflex
sehingga
mengakibatkan
perkembangan fisik.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan Keperawatan pada Sistem
Endokrin dengan Gangguan Diabetes Insipidus.
B. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang Definisi Diabetes Insipidus.
2. Menjelaskan tentang Klasifikasi Diabetes Insipidus.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oeh kekurangan
ADH yang ditandai oleh jumlah urine yang besar. (Purnawan Junadi, 1992)
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh
berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme Neurohypophysealrena reflex sehingga mengkibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonvensi air.
(Sjaefoellah, 1996)
Diabetes insipidus adaah suatu penyakit yang ditandai oleh penurunan
produksi sekresi dan fungsi dari ADH. (Corwin, 2000)
Diabetes insipidus adalah kelainan yang disebabkan oeh ginjal yang
tidak berespon terhadap kerja ADH fisiologis.
Diabetes insipidus adalah kelainan lobus posterior dari kelenjar
hipofisis akibat defisiensi vasopresin yang merupakan hormone anti
deuretik/ADH.
2.2 Etiologi
Diabetes insipidus disebabkan oleh penurunan produksi ADH baik total
maupun parsial oeh hipotalamus atau penurunan pelepasan ADH dari
hipofisis anterior.
Berdasarkan etiologinya, diabetes insipidus dibagi menjadi dua yaitu :
1. Diabetes insipidus sentral
Penyebabnya antara lain :
a. Bentuk idiopatik
a)
b)
c)
d)
Multipel mieloma
Amiloidosis
Penyakit Sjogrens
Sarkoidosis
cairan
yang
banyak
melalui
ginjal
ini
jadi
kering.
Karena
meminum
banyak
air
untuk
urin
sampai
osmolalitas/
berat
jenis
urin
menurun
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Anamnesa
Anamnesis merupakan tahap awal dalam pemeriksaan untuk
mengetahui riwayat penyakit dan menegakkan diagnosis. Anamnesis
harus dilakukan dengan teliti, teratur dan lengkap karena sebagian
besar data yang diperlukan dari anamnesis untuk menegakkan
diagnosis. Sistematika yang lazim dalam anamnesis, yaitu identitas,
riwayat penyakit, dan riwayat perjalanan penyakit.
b. Keluhan Utama
DATA
DS : Pasien menyatakan
ETIOLOGI
Diuresis Osmotic
MASALAH
Defisit volume cairan
tubuh
haluaran urin
- Penurunan
pengisian
vena
- Kulit kering
- Membrane
mukosa
kering
- Hematokrit meningkat
- Suhu tubuh meningkat
- Frekuensi
nadi
2.
meningkat
DS : Pasien mengatakan
Anoreksia
nutrisi kurang
dari
RDA (Recomended
Daily Allowance)
- Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
- Kelemahan otot yang
digunakan
untuk
menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada
rongga mulut
- Mudah
merasa
Ketidakseimbangan
kekurangan
adanya
10
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
- Miskonsepsi
- Kehilangan berat badan
dengan makanan cukup
- Keengganan
untuk
makan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek
- Nyeri
abdominal
dengan
atau
patologi
- Kurang
tanpa
berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare
dan
atau steatorrhea
- Kehilangan
rambut
yang
cukup
banyak
(rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi
3.
DS : Paien mengatakan
Nocturia
Penurunan kemempuan
fungsi
Penurunan proporsi
tidur REM
Penurunan proporsi
pada tahap 3 dan 4 tidur.
Peningkatan proporsi
pada tahap 1 tidur
11
Perkembangan penyakit
Anxietas
- Sulit berkonsentrasi
DS : Paien menyatakan
Kurang terpapar
Kurang pengetahuan
informasi
tentang
kondisi
yang
dialaminya
DO :
- Insomnia
- Kontak mata kurang
- Kurang istirahat
- Berfokus pada diri sendiri
- Iritabilitas
- Takut
- Nyeri perut
- Penurunan TD dan denyut
nadi
- Diare, mual, kelelahan
- Gangguan tidur
- Gemetar
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut
nadi, RR
- Kesulitan bernafas
- Bingung
- Bloking dalam
pembicaraan
5.
informasi.
DO :
ketidakakuratan mengikuti
instruksi, perilaku tidak
12
sesuai
Intervensi
NIC : Fluid management
Intervensi :
1.
Pertahankan
catatan
membrane
dehidrasi, ortostatik)
membrane 4.
Monitor
masukan
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
13
Kolaborasikan
pemberian cairan IV
menujukan.
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan
NOC : Status nutrisi
dari Indicator :
5.
NIC
monitoring
Nutrition
kebutuhan
tubuh
berhubungan
1.
2.
3.
4.
dengan
anoreksia.
Tujuan
dilakukan
keperawatan
Stamina
Tenaga
Tidak ada kelelahan
Daya tahan tubuh
1. Tidak
diharapkan
2.
3.
4.
5.
pernah
menujukan
Jarang menunjukan
Kadang menunjukan
Sering menunjukan
Selalu menunjukan
Intervensi :
1. BB dalam
normal
2. Monitor
batas
adanya
penurunan BB
3. Monitor
kulit
kering
dan
perubahan
pigmentasi
4. Monitor
turgor
kulit
5. Monitor kalori dan
intake nutrisi
6. Kolaborasi dengan
ahli
gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi
3
Gangguan
pola
yang
dibutuhkan pasien.
NIC : Peningkatan tidur
berhubungan
pernah
menujukan
Jarang menunjukan
Kadang menunjukan
Sering menunjukan
Selalu menunjukan
factor
yang
menyebabkan
kurang tidur.
3. Dekatkan
pispot
agar pasien lebih
mudah saat BAK
pada malam hari.
14
4. Anjurkan
pasien
Anxietas
dengan
penyakit
keperawatan
tanda kecemasan
3. Merencanakan
strategi koping
4. Menggunakan
strategi koping yang
efektif
5. Menggunakan tehnik
relaksasi
untuk
mengurangi
Skala penilaian NOC :
2.
3.
4.
5.
Intervensi :\
1. Tenangkan klien
2. Jelaskan
seluruh
prosedur tindakan
kapada kien dan
perasaan
yang
mungkin
muncul
pada
pernah
dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
saat
dilakukan
tindakan.
3. Berikan informasi
tentang
kecemasan
1. Tidak
nyaman.
:
Penurunan
kecemasan
intensitas
cemas
2. Menyingkirkan
NIC
yang
diagnosa,
prognosis
dan
tindakan.
4. Kaji
tingkat
kecemasan
dan
Kurang
tehnik relaksasi.
pengetahuan NOC : Pengetahuan tentang NIC : Mengajarka proses
15
berhubungan
kurang
informasi.
Tujuan
proses penyakit
2. Mendeskripsikan
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan
penegtahuan
pasien
factor penyebab
3. Mendeskripsikan
factor resiko
4. Mendeskripsikan
menjadi adekuat.
2.
3.
4.
5.
Intervensi :
1. Mengobservasi
kesiapan
untuk
klien
mendengar
(mental,
kemampuan untuk
melihat,
mendengar,
kesiapan
komplikasi
1. Tidak
penyakit
pernah
dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan
emosional, bahasa
dan budaya)
2. Menentukan
tingkat
pengetahuan klien
sebelumnya.
3. Menjelaskan
proses
penyakit
(pengertian,
etiologi, tanda dan
gejala)
4. Diskusikan
perubahan
gaya
atau
mengontrol proses
penyakit.
5. Diskusikan tentang
terapi
perawatan.
16
atau
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon
antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan
pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Diabetes
insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala
usia.
Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih
yang berlebihan.
Gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia. Jumlah
produksi urin maupun cairan yang diminum per 24 jam sangat banyak. Selain
poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat gejala-gejala lain, kecuali
bahaya baru yang timbul akibat dehidrasi yang dan peningkatan konsentrasi
zat-zat terlarut yang timbul akibat gangguan rangsang haus
4.2 Saran
Jika penderita penyakit neurogenic diabetes insipidus, maka segeralah berobat
ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang
intensif. Perawatan pasien diabetes insipidus menggunakan obat sebagai
pengganti hormon. Misal jika pasien mengalami buang air kecil secara
berlebihan dan berlangsung terus menerus, maka diberikan terapi obat
desmopressin sebagai pengganti vasopressin sehingga frekuensi buang air
kecil menjadi berkurang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Eizabeth J. 2003. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Cotran, Robbin. 1996. Dasar Patologi Penyakit Edisi 5. Jakarta : EGC.
Johnson, Marion, dkk. 2000. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes
Classifcation (NOC), Second edition. USA : Mosby.
Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedoteran UI.
McCloskey, Joanne C. dkk. 1996. IOWA Intervention Project Nursing
Intervention
Classifcation (NIC), Second edition. USA : Mosby.
Oswari, E. 1985. Penyakit dan Penangguangannya. Jakarta : PT Gramedia.
Talbot, Laura, dkk.1997. Pengkajian Keperawatan Kritis, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Waspadji, Sarwono. 1996. Imu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : FK UI
18