LEMBAR PENGESAHAN
Kasus Seminar
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MERAUKE
Oleh:
Kelompok II
Telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada seminar kasus PKK I
Hari : Rabu
Tanggal : 12 Desember 2018
Mengetahui
Ketua program Studi Diploma III keperawatanMerauke
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan kasus seminar dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny.K, Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Cairan
dan Elektrolit Di ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Merauke”.
1. Bapak Mohammad Saljan S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma
III Keperawatan Merauke.
2. Ibu Laili Nur Hidayati, S.Kep,Ns,M.Kes, Bapak Ade Ragil Agung Wibowo
S.Kep,Ns, selaku dosen pembimbing seminar.
3. Bapak I Nyoman Patra S.Kep.Ns dan kakak Patry Anyely Sandy AMK
4. Ny. K selaku pasien dan Ny.L selaku keluarga pasien.
5. Teman-teman mahasiswa/i Program Studi Diploma III Keperawatan Merauke
yang telah banyak memerikan banyak dukungan dan saran dalam penyusunan
kasus seminar ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
perlancaran dalam pembuatan kasus seminar ini.
Penyusun
iv
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian .......................................................................................... 36
B. Klasifikasi Data .................................................................................. 44
C. Analisa Data ....................................................................................... 45
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan ........................................................ 46
E. Asuhan Keperawatan ......................................................................... 47
F. Catatan Keperawatan ......................................................................... 52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .......................................................................................... 64
B. Diagnosa Keoerawatan....................................................................... 65
C. Rencana Keperawatan ........................................................................ 66
D. Implementasi ...................................................................................... 67
E. Evaluasi .............................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
iv vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : ..................................................................................................... 4
Gambar 2 : ..................................................................................................... 5
Gambar 3 : ..................................................................................................... 5
Gambar 4 : ..................................................................................................... 6
Gambar 5 : ..................................................................................................... 6
Gambar 6 : ..................................................................................................... 7
Gambar 7 : ..................................................................................................... 7
vi viii
DAFTAR SKEMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asites adalah satu kondisi dimana terdapat akumulasi cairan berlebih yang
mengisi rongga peritoneal. Diperkirakan sekitar 85 % pasien asites adalah
pasien sirosis hati atau karena penyakit hati lainnya yang parah. “Hampir 60 %
pasien sirosis hati akan menjadi asites dalam masa 10 tahun.Namun,sekitar 15%
pasien asites tidak disebabkan oleh gangguan fungsi hati retensi cairan. Asites
yang terjadi dapat berupa asites transudatif atau eksudatif. Asites pada sirosis
merupakan prognosis yang buruk karena menyebabkan kematian sebesar 50%
dalam waktu tiga tahun jika tanpa transplantasi liver.Dari prevalensi ascites,10%
nya adalah asites refraktori yang umumnya diterapi dengan pemberian
diuretika.“Asites dikategorikan refraktori bila tidak bisa dimobilisasi atau
dicegah dengan terapi medis.Gejala umum pada asites refraktori adalah asites
mengalami kekambuhan sesudah tindakan paracentesis, meningkatnya risiko
sindroma hepatorenal, dan prognosis yang buruk.
Dalam melakukan terapi pada asites refraktori perlu diperhatikan
mengenai durasi pengobatan, respon yang lambat, kekambuhan asitesyang
cepat, serta komplikasi yang dipicu oleh pemberian diuretika. Pilihan terapi
untuk asites refraktoriadalah, terapi paracentesis, TIPS (transjugular intrahepatic
portosystemic shunting), peritoneovenus shunts, dan transplantasi hati. Terapi
paracentesis merupakan pengobatan lini pertama untuk asites refraktori karena
penerimaannya yang luas di kalangan medis. Prosedur ini merupakan
pengulangan pemberian large volume paracentesis (LVP) ditambah albumin.
Pemberian LVP 5 L/hari dengan infus albumin (6-8 g/l ascites yang dibuang)
lebih efetif mengeliminasi asites dan menghasilkan komplikasi yang minimal
jika dibandingkan dengan terapi diuretika.
B. Tujuan Penulisan
1
1. Tujuan umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan
dasar cairan dan elektrolit
C. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam membuat seminar ini adalah metode diskriptif
yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.
1. Tinjuaan studi kasus
Untuk kasus asuhan keperawatan maka pendekatan yang digunakan
adalah proses keperawatan komprehensif yang meliputi pengkajian
data, analisa data dan penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Asuhan keperawatan yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pengkajian dapat
digunakan teknik observasi dan wawancara
2. Kepustakaan
Mengumpulkan data yang dilakukan dengan mencari buku sumber dan
literatur yang diperoleh dari referensi-referensi yang berkaitan dengan
masalah pasien untuk memperoleh data dasar yang komprehensif
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulis Dapat Menambah Pengetahuan Dan Menambah Keterampilan
Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan, Khususnya Pada Pasien Dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Cairan Dasar Elektrolit
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi Bahan Bacaan Yang Dapat Digunakan Sebagai Bahan
Perbandingan Untuk Meningkatkan Mutu Ilmu Keperawatan.
3.Bagi Lahan Pratik
Dapat Menjadi Bahan Masukan Bagi Pihak Rumah Sakit Untuk
Mengambil Langkah-Langkah Kebijakan Dalam Rangka Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan.
4
E. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan praktik
mahasiswa ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, metode, manfaat dan
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari anatomi dan fisiologi, konsep dasar
medis dan konsep dasar asuhan keperawatan.
Bab III : Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, klasifikasi data, analisa
data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Bab IV : Pembahasan tentang perbandingan antara konsep teori dengan kasus.
Bab V : penutup yang berisikan simpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Etiologi
Menurut teori underfilling : hipertensiportahipoalbuminemia yang
mengakibatkan volume cairan plasma menurun.
Menurut teori overfilling : peningkatan aktivitas hormone anti-deuretik (ADH )
dan penurunan aktivitas hormone natriutik mengakibatkan ekspansi cairan
plasma dan reabsorpsi air di ginjal.(sudoyo Aru,dkk)
c. Patofisiologi
Penurunan tekanan
osmotic koloid Penumpukan cairan Menekan hepar
=
mM
Peningkatan hormone Penurunan sirkulasi darah
aldosteron dan renin ke ginjal
Resiko ketidakefektifan
Penekanan diafragma Kelebihan volume cairan perfusi ginjal
d. Manifestasi Klinis
1. perut membucit seperti perut katak
2. umbilicus seolah bergerak kearah kaudal mendekati simpisis os pubis
3. pada perkusi,pekak samping meningkatkan dn terjadi shifting dullness
Tanda-Tanda Asites
penemuan fisik
1. demam
2. distensi perut
3. distensi vena
4. ensafalopati
5. hernia umbilikalis
6. kulit kekuningan
7. pembengkakan penis dan skrotum
8. pembesaran hati/hepar
9. pembesaran limpa
10. pembesaran system pencernaan
11. perut membesar
8
pemeriksaan laboratorium
Penatalaksaaan
1. nutrisi
membatasi pemasukan sodium ( garam ) makanan kurang dari 2 gram per
hari.konsultasi dengan ahli nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian
dapat sangat bermanfaat untuk pasien dengan asites
2. diuretic
pemberian diuretic dapat meningkatkan ekskeri air dan garam dari
ginjal.regimen diuretic yang direkomendasikan kombinasi air spironolactone
(aldactone ) dan furosemide
( Lasix ).dosis tunggal harian dari 100mg spironolactone dan 40mg
furosemide adalah dosis awal yang biasanya direkomendasikan.ini dapat
ditingkatkan secara berangsur angsur untuk spironolactonedan 160mg
furosemide,sepanjang pasien dapat mentolerir peningkatan dosis tanpa efek
samping
3. therapeutic paracentesis
untuk pasien yang tidak merespon dengan baik pada regimen
diatas,therapeutic paracentesis dapat dilakukan untuk mengeluarkan jumlah
cairan yang banyak.sekitar 4 sampai 5 liter dari cairan dapat dikeluarkan
secara aman dengan prosedur ini setiap waktu.untuk pasien dengan
malignant ascites,prosedur ini mungkin juga adalah lebih efektif dari pada
penggunaan diuretic.
4. Operatif
Untuk kasus yang lebih berat,prosedur operasi mungkin perlu untuk
mengontrol ascites.transjugular portosystemic shunts (TIPS) adalah
prosedur yang dilakukan melalui internal jugular vein dibawah pembisiuan
local oleh interventional radiologist.shunt di tempatkan diantara portal
venous system dan systemic venus system sehingga mengurangi tekanan
portal .prosedur ini dicadangkan untuk pasien yang mempunyai respon yang
minimal pada perawatan medis yang agresif.
9
5. Transplantasi hati
Transplantasihati melibatkan proses yangsangat sulit dan
berkepanjangan pengamatan dan manajemen yang sangat ketat oleh spesialis
transplantasi
e. Discharge planning
1. Tirah baring
2. Diet membatasi asupan narium (garam),diet untuk < 2g / hari dan
penggunaan diuterik (pil air)
3. Terapi deuretik
4. Kenali gejala dan penyebab yang ditimbulkan penyakit
5. Transplantasi hatipatofisiologi
6. Menghindari minuman alcohol
Obat-obat anti peradangan nonsteroid (ibubrofen (advil,motrinn,dll).juga
harus dibatasi pada pasien dengan cirrhosis karena mereka mungkin
mengurangi aliran darah ke ginjal-ginjal,jadi,membatasi ekskresi
(pengeluaran) garam dan air.
2) Pola nutrisi
Meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk
mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan
kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama dirawat.
Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit.
Keadaan umum dapat lemah akibat kurangnya asupan nutrisi serta
meningkatnya metabolisme.Penilaian status nutrisi menggunakan
rumus indeks masa tubuh (IMT) yakni:
Rumus indeks masa tubuh (IMT) = Berat badan (dalam kilogram)
(tinggi dalam meter)2
Panduan Evaluasi Indeks Massa Tubuh
Tabel 1 panduan evaluasi indeks massa tubuh (Fundamental
Keperawatan 2013)
Hasil Keterangan
< 16 Malnutrisi
17 - 19 Berat badan kurang
20 - 25 Normal
26 - 30 Berat badan lebih
31 - 40 Kegemukan sedang sampai berat
> 40 Kegemukan yang tidak wajar
f. Pola eliminasi
keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed rest
sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada
struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot traktus
degestivus.
g. Pola aktivitas dan latihan
o. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
5) Sistem Neurologis
Meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran. Adakah refleks
patologis dan bagaimana dengan refleks fisiologisnya. Selain itu
fungsi-fungsi sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
6) Sistem Muskuloskeletal
8) Pemeriksaan Penunjang
3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami infamasi hati dan
3. Intervensi
22
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
1) Tanggal masuk : 19 November 2018
2) No. Register : 197916
3) Ruang / kamar : Penyakit Dalam
4) Tanggal pengkajian : 20 November 2018
5) Jam pengkajian : 09 : 00 WIT
6) Diagnosa medis : Asites
7) Nama : Ny. K
8) Umur : 63 tahun
9) Jenis kelamin : Perempuan
10) Status : Menikah
24
B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama
kurang lebih 14 tahun, mula-mula ukuran perutnya normal tetapi hari ke hari
25
Merauke, pasien mengatakan hanya di beri obat dan tidak rawat inap. Pada
4. Riwayat Keluarga
tidak tahu tentang penyakitnya tersebut dan hanya tahu bahwa perutnya
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x/hari dan selama sakit tetap
makan 3x/hari tetapi dengan porsi 3-4 sendok, pasien mengatakan suka
semua makanan dengan makanan selingan buah-buahan, Pasien tampak
makan banyak dan tidak ada alergi atau pantangan dalam makan, pasien
mengatakan tidak ada diet atau penggunaan obat sebelum makan, pasien
mengatakan tidak ada keluhan juga saat makan dan pasien nampak diet
rendah garam, pasien mengatakan sebelum sakit minum 3-4x/hari dan
selama sakit minum 2-3x/hari, pasien mengatakan jumlah minumnya 3-
4gelas/hari, pasien mengatakan tidak ada keluhan dan pantangan dalam
minum, Lila 13 cm (status gizi sangat kurang)
3. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAK 5-6x/hari sebelum sakit dan selama sakit pasien
kuning jernih, pasien mengatakan baunya seperti bau normal urine seperti
biasanya dan tidak ada keluhan saat BAK, pasien mengatakan sebelum
sakit BAB 1x/hari dan selama sakit pasien terpasang popok/diapers, pasien
normal seperti biasanya dengan warna feses kuning dan konsistensi lembek,
27
pasien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB dan tidak perneh memakai
Pasien mengatakan jarang tidur siang terutama saat sakit pasien hanya
sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan sering terjaga karena nyeri
pasien sesuai dengan respon yang diberikan, pasien tampak ansietas ringan,
pasien bagus saat diajak berbicara, pasien tampak kurus, pasien tampak
cemas
dengan penyakit, reproduksi pasien pun sudah menurun karena sudah tua.
Pasien mengatakan bosan di rumah sakit dan ingin cepat sembuh sehingga
dapat pulang ke rumah, pasien untuk mengatasi sakitnya ditemani anak dan
dan leher pasien selalu miring ke kanan karena pernah terkena lemparan
bola kasti.
D. Pemeriksaan Fisik
29
Kesadaran pasien compos mentis, berat badan pasien sebelum sakit 40 Kg,
selama sakit 45 Kg, tinggi badan 158 cm, IMT 18,02 Kg/m², tekanan darah
1. Kepala
Bentuk kepala oval, tidak ada jejas, rambut hitam dan tipis, serta tidak ada
benjolan.
2. Muka/wajah
Warna kulit normal, bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan dahi ataupun
edema.
3. Mata
Sisi mata simetris, kelopak mata normal tidak ptosis, pergerakkan bola mata
4. Hidung
Sisi hidung simetris tidak ada tanda-tanda radang, tidak ada abses ataupun
5. Telinga
Daun telinga normal tidak ada lesi dan bentuk simetris, telinga tidak ada
6. Mulut
Keadaan bibir dan mulut lembab, tampak bersih, dan tidak ada benjolan
atau pembengkakan.
7. Leher
Warna sama dengan kulit normal, integritas kulit baik, bentuk leher lebih
8. Thorak
9. Abdomen
Abdomen membesar, tidak ada lesi, tidak ada radang atau edema, gerakan
peristaltik usus terdengar 6x/menit, pekak, tidak ada nyeri tekan, teraba
keras.
10. Genetalia
Vagina normal dan tidak ada kelainan atau penyakit dan terpasang kateter.
11. Ekstremitas
Terpasang infus pada tangan kiri, tangan tampak bersih, tidak ada luka,
Pasien nampak udem pada paha sampai kaki sebelah kiri dengan pitting
edema +2 detik
4 4
31
3 3
12. Kulit
Warna kulit normal, tidak ada lesi, kulit tidak berminyak, kulit tampak
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Terapi
G. DIIT
B. KLASIFIKASI DATA
C. ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. K
Ruang Rawat : Penyakit Dalam
Tabel 14. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. DS :
1. Pasien mengeluh perut Gangguan Kelebihan volume
membesar mekanisme cairan
2. Pasien mengeluh sesak regulasi
3. Pasien mengatakan gelisah
4. Pasien mengatakan suka
makan
DO :
1. TD: 110/70 mmHg
2. RR : 28x/menit
3. Hb : 6,9 mg/dL
4. Pasien tampak udem pada
paha sampai kaki sebelah
kiri
5. Pasien tampak makan
banyak
6. Urine pasien tampak
sedikit (±300 cc/ hari)
34
7. Pasien mengalami
peningkatan BB 5 Kg
2.2 DS:
1. Pasien selama sakit makan Asupan tidak Ketidakseimbangan
3x/ hari tetapi dengan porsi adekurat nutrisi kurang dari
3-4 sendok kebutuhan tubuh
2. Pasien mengatakan cepat
kenyang setelah makan
DO:
1. LILA 13 cm(status gizi
sangat buruk)
2. IMT: 18,02 kg/m2
3. Berat badan: 45 kg
4. Pasien tampak kurus
5. Peristaltik usus 6x/Menit
DO:
1. Pasien mengeluh nyeri
(O: rasa nyeri dirasakan
selama menderita penyakit
acites, P: nyeri dirasakan
setiap saat, Q: seperti
tertusuk-tusuk, R: di daerah
bokong, S: nyeri skala
numerik 4 (0-10), T: nyeri
dirasakan hilang timbul
selama 1 menit)
2. Pasien nampak meringis
kesakitan
3. RR:28x/menit
4. DS :
35
DO :
1. Pasien nampak beraktifitas
di atas tempat tidur
2. Pasien terpasang kateter
3. Pasien terpasang
popok/diapers
4. Aktifitas sehari-hari harus
di bantu
5. DS:
1. Pasien mengatakan kuatir Status kesehatan Ansietas
tentang penyakitnya
2. Pasien mengatakan tidak
mengetahui penyakit yang
diderita
DO:
1. Pasien tampak sesekali
bertanya tentang penyakit
yang dia derita
2. Pasien tampak gelisah
6. DS:
1. Pasien mengatakan sesak Ventilasi perfusi Gangguan pola
2. Pasien mengatakan sakit nafas
kepala
DO:
1. Pasien terlihat gelisah
2. Pernafasan pasien tampak
cepat
3. Pasien tampak pucat
4. RR: 28x/menit
5. N: 98x/ menit
ASUHAN KEPERAWATAN
DO : Tekanan darah pasien dalam diafragma, Hasil : Pasien dan keluarga 120/80 mmHg
TD: 110/70 minimal 120/70 posisi yang memaksimalkan bersedia untuk mengurangi dan frekuensi
mmHg
mmHg dan nyaman, ekspansi paru asupan cairan dan makanan pasien pernafasan
RR :
28x/menit maksimal dalam posisi 9. Dapat Jam 18.00 24x/menit
Hb : 6,9 140/80) duduk atau mengurangi 3. Memberikan pasien posisi
Pasien
semifowler akumulasi semi fowler A: Kelebihan volume
tampak
udem pada 9. Batasi cairan/edema Hasil: Pasien mengatakan ebih cairan belum
paha masukkan 10. Dapat membantu nyaman teratasi
sampai kaki
sebelah cairan menyeimbangkan Jam 19.00
kanan 10. Kolaborasi cairan 4. Menganjurkan pasien dan P: intervensi 1,2,3,4
Pasien pemberian keluarga untuk membatasi dilanjutkan
tampak
makan deuretik sesuai cairan pasien
banyak intruksi Hasil: pasien dan keluarga
Urine pasien bersedia untuk membatasi cairan
tampak sedikit
(±300cc/ hari)
Pasien
mengalami
peningkatan
BB 5 Kg
39
Selasa, 20 4. Ketidaksei Kebutuhan nutrisi 9. Beri motivasi 10. Untuk Dinas sore Jam 21:10 wit
November mbangan terpenuhi dalam tentang mengubah Jam 20:40 S : pasien
nutrisi
2018 berhubunga waktu 3x24 jam pentingnya kebiasaan 1. Memberi motivasi tentang mengatakan :
n dengan dengan kriteria hasil: nutrisi makanan dan pentingnya nutris atau makan - Cepat kenyang
asupan
6. Pasien dapat 10. Timbang pengetahuanny Hasil: Pasien mengatakan suka setelah makan
tidak
adekuat menghabiskan 1 berat badan a tentang makan terutama buah-buahan - Tidak enak
DS: porsi makanan tiap hari pada pentingnya Jam20:45 makan
yang diberikan waktu yang nutrisi bagi 2. Menimbang berat badan
3. Pasien
selama sakit 7. Berat badan sama tubuh pasien O : pasien nampak:
makan 3x/ dalam rentang 11. Beri makanan 11. Memantau Hasil : 45 kg - Menghabiskan
hari tetapi
dengan ideal dalam porsi status gizi, 3. Memberikan makan dalam 3-4 sendok
porsi 3-4 Pasien dapat kecil namun meninambang porsi kecil tapi sering makanan yang
sendok
melaporkan sering pada saat yang Hasil : pasien hanya memakan 3-4 diberikan
4. Pasien
mengatakan tingkat energi Dukung sama untuk sendok makanan yang diberikan - BB = 45 kg
cepat yang adekuat anggota mendapatkan Jam 20:50 - Pasien tampak
kenyang
keluarga untuk data yang 4. Mendukung anggota kurus
setelah
makan membawa akurat keluarga untuk membawa
makanan 12. Makanan makanan kesukaan dari
DO:
6. LILA13 kesukaan dalam porsi rumah A:ketidakseimbanga
cm(status pasien dari kecil tidak Hasil: Keluarga bersedia n nutrisi kurang
gizi sangat
40
Selasa, 9. Nyeri akut Nyeri akut teratasi 12. Lakukan 14. Dapat Dinas sore Jam 21:10 wit
20 berhubungan dalam waktu 3x24 pengkajian mempermudah Jam 19.30 S : pasien
november dengan agen jam dengan kriteria nyeri dalam 1. Melakukan pengkajian nyeri mengatakan :
2018 cedera fisik hasil: 13. Observasi menentukan Hasil: Pasien mengatakan - Masih nyeri di
DS: pasien 8. Pasien mampu reaksi intervensi nyeri daerah bokong seperti daerah bokong
mengeluh: mengontrol nonverbal dari selanjutnya tertusuk-tusuk dengan skala
Nyeri nyeri ketidaknyama 15. Mengetahui 4, nyeri yang dirasakan setiap O : pasien nampak:
Bokong 9. Melaporkan nan tingkat nyeri saat dan hilang timbul selama - Menahan rasa
Gelisah
41
Susah tidur bahwa nyeri 14. Pilih dan yang dirasakan 1 menit nyeri
Tidur berkurang lakukan pasien Jam 19.45 - RR: 24x/menit
malam ± 5
10. Mengatakan penanganan 16. Membantu 2. Mengobservasi reaksi
jam
DO: rasa nyaman nyeri megurangi nonverbal pasien terhadap
Pasien setelah nyeri nonfarmakolo nyeri nyeri
nampak berkurang gi 17. Membantu Hasil : Pasien tampak A: nyeri akut belum
meringis
kesakitan 15. Tingkatkan mengalihkan meringis kesakitan teratasi
(O: rasa nyeri istirahat rasa nyeri Jam 19.50
dirasakan 16. Kolaborasi 18. Untuk 3. Mengajarkan teknik P : intervensi 2, 3. 4
selama
menderita dengan dokter membantu relaksasi/distraksi dilanjutkan
penyakit acites, dalam mengurangi Hasil : pasien mampu
P:nyeri
pemberian nyeri mengikuti teknik relaksasi
dirasakan setiap
saat, analgesic yang diajarkan
Q:seperti Jam 20.10
tertusuk-tusuk,
R:didaerah 4. Menganjurkan pasien dan
bokong, keluarga untuk
S: nyeri skala memperhatikan pola itirahat
numerik 4 (0-
10), pasien
T:nyeri Hasil: Pasien dan keluarga
dirasakan
bersedia untuk meningkatkan
hilang timbul
selama 1 menit)
42
Selasa 20 10. Intoleransi Setelah dilakukan 6. Bantu pasien 16. Mampu Dinas sore Jam 21:15 wit
November aktifitas tindakan untuk memba Jam 20:16 S : pasien
2018 berhubungan keperawatan mengidentifik ntu 1. Mengkaji aktifitas yang dapat mengatakan
kelemahan umu Intoleransi aktifitas asi aktifitas klien dilakukan pasien - Masih
Ditandai dengan: teratasi dalam waktu yanga mampu dalam Hasil : pasien mengatakan makan beraktifitas di
DS: pasien 3x24 jam, kriteria dilakukan berakti dan minum hanya di tempat tidur atas tempat
mengeluh: hasil: 7. Bantu untuk vitas saja tidur saja
Lemah 3. Mampu mengidentifik 17. Mening Jam 20:21 O : pasien nampak :
Letih melakukan asi aktifitas katkan 2. Mengkaji kebiasaan yang di - Lemah
akatifitas sehari- yang disukai klien sukai pasien - letih
DO::
hari secara 8. Bantu pasien dalam Hasil : pasien mengatakan
Pasien
mandiri atau keluarga berakti aktifitas yang disukai yaitu makan A : intoleransi
nampak
beraktifitas 4. Tingkat untuk vitas Jam 20:26 aktifitas belum
di atas kelemahan mengidentifik 18. Memba 3. Mengkaji kekurangan pasien teratasi
tempat tidur
berkurang asi ntu dalam beraktifitas
Pasien
terpasang kekurangan klien Hasil : Pasien hanya bisa P : intervensi 1,3, 4
kateter dalam dalam beraktiftas di tempat tidur dengan di lanjutkan
Pasien
43
Selasa 20 11. Ansietas Setelah dilakukan 6. Gunakan 6. Membuat klien Jam Jam
November berhubunga tindakan pendekata nyaman 1. Melakukan pendekatan S : pasien
2018 n dengan keperawatan 1x16 n yang 7. Mengetahui terapeutik kepada pasien mengatakan
jam ansietas teratasi, menenang tingkat Hasil: Pasien tampak - Sudah tidak
status
kriteria hasil: kan kecemasan nyaman dalam terlalu cemas
kesehatan
3. Klien mampu 7. Identifika pasien berinteraksi seperti di awal
mengidentifikasi si tingkat 8. Dapat 2. Menentukan tingkat tadi
dan kecemasa mengurangi kecemasan klien O : pasien nampak :
mengungkapkan n kecemasan Hasil: Pasien tampak - Masih gelisah
gejala cemas 8. Dorong dalam diri ansietas ringan
4. Postur tubuh, pasien pasien 3. Memotivasi pasien agar A : ansietas belum
ekspresi wajah, untuk 9. Membantu dapat mengungkapkan teratasi
bahasa tubuh dan mengung pasien perasaan cemasnya
tingkat aktivitas kapkan mendapatkan Hasil: Pasien mengatakan P : intervensi 2,3, 4
menunjukkan perasaan, kenyamanan cemas akan penyakitnya di lanjutkan
berkurangnya ketakutan lewat teknik dan selalu memikirkan
kecemasan , persepsi relaksasi anaknya yang sudah
9. Intruksika 10.Membantu meninggal
n pasien dalam 4. Mengajarkan pasien
menggun mengurangi teknik relaksasi
45
h
tinda
kan
untuk
meng
etahui
hasiln
ya
15. Kolab
orasi
pemb
erian
oksig
en
48
BAB IV
PEMBAHASAAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi dan kesehatan. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
kebutuhan individu. Selama proses pengkajian kami mendapatkan data dari
keluarga pasien, perawat ruangan, dokter, catatan medic dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Kami tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan data
primer karena klien pada saat pengkajian sangat kooperatif, kami juga
mendapatkan data sekunder melalui dengan cara wawancara langsung dengan
keluarga pasien. Data lainnya yang didapatkan adalah melalui perawat ruangan
dan tenaga kesehatan lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Keperawatan
1. Implementasi
2. Evaluasi
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan disusunnya kasus seminar ini kami mengharapkan kepada
semua pembaca agar dapat memahami apa yang telah tertulis dalam kasus seminar
ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga kami bisa
berorientasi lebih baik pada kasus seminar selanjutnya.
55
DAFTAR PUSTAKA